2.1.5. Formulasi Masalah
Formulasi masalah dibuat karena adanya konflik kepentingan conflict of interest diantara para stakeholder terhadap ketersediaan suatu sumberdaya dalam
mencapai tujuan system Eriyatno 2003. Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, maka dalam upaya pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, ada
permasalahan yang mengancam kelangsungan perkebunan kelapa sawit pola inti- plasma adalah:
1. Rusaknya fungsi ekologis: Rusaknya fungsi ekologis perkebunan inti rakyat kelapa sawit dapat
disebabkan oleh meningkatnya pengelolaan kesuburan tanah, kesesuaian lahan, pembakaran sisa tanaman, pengendalian hama penyakit menggunakan
racun, belum adanya daur ulang bahan organik, pola tanam monocropping. Hal ini menyebabkan rusaknya fungsi ekologis perkebunan kelapa sawit
sebagai: a Sumber plasma nuftah; b Tempat berlangsungnya siklus hidup jenis florafauna; cTempat hidup biota air dan darat; d Pengendali banjir;
e Rekreasiwisata; f Tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah
tanah; gmemelihara iklim mikro, dimana keberadaan ekosistem kelapa sawit dapat mempengaruhi kelembaban dan tingkat curah hujan setempat; h sarana
tranportasi 2. Lemahnya regulasi:
Lemahnya regulasi dalam pengelolaan perkebunan inti rakyat kelapa sawit disebabkan oleh belum ditegakkannya undang – undang, sehingga aktivitas
kerusakan lingkungan dan perambahan hutan di sekitar perkebunan terus berlangsung.
3. Lemahnya sumberdaya manusia Meningkatnya aktivitas masyarakat terhadap pengrusakan hutan dan
pencemaran di sekitar perkebunan kelapa sawit disebabkan oleh: sumber daya manusia yang tidak memiliki wawasan tentang pentingnya pelestarian
lingkungan, rendahnya tingkat pendidikan, dan lemahnya prilaku sosial kesadaran masyarakat.
2.1.6. Identifikasi sistem
Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan masalah yang harus dipecahkan dalam
rangka memenuhi kebutuhan tersebut. Tujuan identifikasi sistem tersebut adalah untuk memberikan gambaran tentang hubungan antara faktor-faktor yang saling
mempengaruhi dalam kaitannya dengan pembentukan suatu sistem. Menurut Marimin 2004, identifikasi sistem dapat digambarkan dalam bentuk diagram
sebab akibat dan diagram input output black box, seperti terlihat pada gambar 3. Diagram sebab akibat merupakan interkoneksi antar peubah – peubah penting
yang diturunkan dari identifikasi kebutuhan dan masalah yang telah diformulasikan pada suatu sistem tertutup closed-loop system untuk melihat
interaksi antar komponen sistem terkait.
Gambar 3. Diagram input output model pengelolaan perkebunan inti rakyat kelapa sawit berkelanjutan
INPUT LINGKUNGAN • UU No.32 Tahun 2009
• UU No.18 Tahun 2004 • PP No. 40 Tahun 1989
INPUT TAK TERKENDALI • Degradasi lahan
• Penggunaan pupuk kimia • Penanggulang
hamapenyakit i i
i k OUTPUT YG DIKEHENDAKI
• Perkebunan inti rakyat kelapa sawit berkelanjutan
• Pembukaan areal memenuhi standar
b
INPUT TERKENDALI •
Potensi SDM Petani,Tenaga kerja
•
Pengelolaan penanaman kelapa sawit
•
Sistem dan kapasitas kelembagaan
•
Jumlah Kelompok tani
•
Komitmen dukungan PEMDA OUTPUT YG TAK DIKEHENDAKI
• Terjadinya degradasi lahan • Penanaman replanting terhambat
• Penggunaan bahan kimia
meningkat
•
Penurunan hasil kelapa sawit
MANAJEMEN PENGELOLAAN MODEL PENGELOLAAN PERKEBUNAN INTI
RAKYAT KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN