II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Model Pengelolaan Perkebunan Inti Rakyat. 2.1.1. Model
Definisi model adalah sebuahrepresentasidarisebuahsistem yang me- mungkinkanuntukinvestigasisifatdarisistemdan, dalambeberapakasus, predik-
sihasil di masadepan. SelanjutnyaDe Wit 1982 mendefinisikan model simulasi sebagai seni dalam membangun model matematik untuk mengkaji sifat-sifat di
dalam sistem. Pada dasarnya tujuan utama penyusunan atau pembuatan model yang bersifat mekanistik bukan pada ketepatan model, melainkan bagaimana
model tersebut dapat menjelaskan mekanisme proses yang terjadi dalam sistem yang dimodelkan.
Pemecahan masalah yang kompleks tidak dapat dilakukan dengan carasederhana dengan menggunakan penyebab tunggal, tetapi dengan
menerapkanpendekatan sistem yang dapat memberikan dasar untuk memahami berbagaipenyebab dari suatu masalah dalam kerangka sistem Marimin
2005.SelanjutnyaEriyatno 1999 menyatakan bahwa keunggulan pendekatan sistem adalah dapatmengidentifikasi dan memahami berbagai aspek dari suatu
permasalahan dandapat mengarahkan pemecahannya secara menyeluruh.Pemecahan masalah melalui pendekatan sistem dilakukan antara
lainmelalui tahap pembuatan model pemodelan dan simulasi.Model tersebut dapat
2.1.2. Sistem
diklasifikasikan sebagai model statik dan model dinamik. Dalam model statis,perubahan input memiliki pengaruh langsung terhadap output, karena
tidak melibatkan waktu tunda delays atau konstanta waktu time
constant .Model dinamis melibatkan umpan balik dan waktu tunda informasi untuk memahami perilaku dinamis suatu sistem yang kompleks Laurikkala et
al.2001.
Marimin 2005 menyatakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai
suatu tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks. Ditinjau dari komponen
input, proses, output suatu sistem dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu sistem analisis, sistem desain, dan sistem kontrol. Pendekatan sistem adalah suatu
pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis. Selanjutnya Eriyatno 1999 menyatakan bahwa sistem merupakan
totalitas himpunan hubungan yang mempunyai struktur dalam nilai posisional serta matra dimensional terutama dimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu,setiap
pendekatan kesisteman selalu mengutamakan kajian tentang struktur sistem baik yang bersifat penjelasan maupun sebagai dukungan kebijakan. Metodologi sistem
pada dasarnya melalui enam tahap analisis sebelum sintesa rekayasa, meliputi: 1 analisis kebutuhan, 2 identifikasi sistem, 3 formulasimasalah, 4
pembentukan alternatif sistem, 5 determinasi dari realisasi fisik,sosial dan politik, 6 penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan finansial.
Sistem adalah suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan Manetsch dan
Park 1979 dalam Eriyatno 1999. Berdasarkan sifatnya sistem dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem dinamik dan sistem statis Djojomartono 1983. Sistem dinamik
memiliki sifat yang berubah menurut waktu, jadi merupakan fungsi dari waktu. Sistem dinamik ditandai dengan adanya ”time delay” yang menggambarkan
ketergantungan out put terhadap variabel input pada periode waktu tertentu. Sedangkan sistem statis adalah sistem yang nilai out putnya tidak tergantung pada
nilai inputnya. Secara lengkap karakteristik pendekatan sistem adalah : 1 kompleks, dimana interaksi antar elemen cukup rumit, 2 dinamis, dalam arti faktor
yang ada berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan, dan 3 probabilistik, yaitu diperlukannya fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan
maupun rekomendasi Eriyatno 1999. Penyelesaian persoalan melalui pendekatan sistem menekankan pada tiga filosofi dikenal dengan SHE, yaitu Sibernetik goal
oriented, Holistik dan Efektivitas. Sibernetik goal oriented artinya dalam penyelesaian permasalahan tidak berorientasi pada ”problem oriented”, tetapi lebih
ditekankan pada ” apa tujuan” dari penyelesaian masalah tersebut. Efektivitas maksudnya sebuah sistem yang telah dikembangkan haruslah dapat
Sistem dinamis adalah suatu metode analisis masalah yang melibatkanaspek waktu
sebagai faktor penting.
dioperasikan.Oleh karena itu sistem haruslah merepresentasikan kondisi nyata yang sebenarnya terjadi, dan holistik mengharuskan merepresentasikan penyelesaian
permasalahan secara utuh, menyeluruh dan terpadu.
2.1.3. Tahapan Pendekatan Sistem
Masalah pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan harus melibatkan banyak pihak yaitu masyarakat, petani plasma, PT.Perkebunan Nusantara VII,
pemerintah, dinas perkebunan, badan pertanahan, dinas koperasi, dinas pekerjaan umum, dan LSM. Karena perkebunan kelapa sawit merupakan suatu sistem yang
terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan, sumber daya dana yang merupakan satu kesatuan dan saling berinteraksi antara
satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan perlu pendekatan sistem dengan memperhatikan keterpaduan
dan keberlanjutan. Dalam pendekatan sistem dilakukan beberapa tahap proses yang terdiri
dari analisis kebutuhan, formulasi permasalahan, identifikasi sistem, pemodelan sistem, verifikasi dan validasi model serta implementasi. Pelaksanaan semua
tahapan tersebut dalam satu ketentuan kerja merupakan analisis sistem Eriyatno 1999 dan Hartisari 2007. Sistem model dinamik merupakan salah satu
pendekatan sistem yang memiliki beberapa keunggulan antara lain : 1 dapat menyederhanakan model masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana, dan
2 adanya umpan balik feed back dalam model Muhamadi 2001 dan Kholil 2005. Dalam pengembangan model dinamik, penggunaan perangkat lunak soft
ware toolkomputer sangat diperlukan. Melalui perangkat lunak Powersim dapat dilakukan simulasi terhadap model yang telah dikembangkan untuk melihat tren
pola sistem pada masa yang akan datang seiring perubahan waktu. Sehingga perubahan perbaikan yang diperlukan untuk mendapatkan sistem model yang
diinginkan dapat dilakukan. Ada dua jenis perbaikan yang dapat dilakukan : a perbaikan struktural, yakni dengan melakukan penyempurnaan model
menambahmengurangi, dan b perbaikan fungsional, yakni dengan melakukan penyempurnaan unsur – unsur sistem. Ada dua pertimbangan dasar yang harus
dipikirkan dalam melakukan perbaikan baik perbaikan struktural maupun