Kebaruan Penelitian Novelty Konsep system Dinamik 23

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Model Pengelolaan Perkebunan Inti Rakyat. 2.1.1. Model Definisi model adalah sebuahrepresentasidarisebuahsistem yang me- mungkinkanuntukinvestigasisifatdarisistemdan, dalambeberapakasus, predik- sihasil di masadepan. SelanjutnyaDe Wit 1982 mendefinisikan model simulasi sebagai seni dalam membangun model matematik untuk mengkaji sifat-sifat di dalam sistem. Pada dasarnya tujuan utama penyusunan atau pembuatan model yang bersifat mekanistik bukan pada ketepatan model, melainkan bagaimana model tersebut dapat menjelaskan mekanisme proses yang terjadi dalam sistem yang dimodelkan. Pemecahan masalah yang kompleks tidak dapat dilakukan dengan carasederhana dengan menggunakan penyebab tunggal, tetapi dengan menerapkanpendekatan sistem yang dapat memberikan dasar untuk memahami berbagaipenyebab dari suatu masalah dalam kerangka sistem Marimin 2005.SelanjutnyaEriyatno 1999 menyatakan bahwa keunggulan pendekatan sistem adalah dapatmengidentifikasi dan memahami berbagai aspek dari suatu permasalahan dandapat mengarahkan pemecahannya secara menyeluruh.Pemecahan masalah melalui pendekatan sistem dilakukan antara lainmelalui tahap pembuatan model pemodelan dan simulasi.Model tersebut dapat

2.1.2. Sistem

diklasifikasikan sebagai model statik dan model dinamik. Dalam model statis,perubahan input memiliki pengaruh langsung terhadap output, karena tidak melibatkan waktu tunda delays atau konstanta waktu time constant .Model dinamis melibatkan umpan balik dan waktu tunda informasi untuk memahami perilaku dinamis suatu sistem yang kompleks Laurikkala et al.2001. Marimin 2005 menyatakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks. Ditinjau dari komponen input, proses, output suatu sistem dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu sistem analisis, sistem desain, dan sistem kontrol. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis. Selanjutnya Eriyatno 1999 menyatakan bahwa sistem merupakan totalitas himpunan hubungan yang mempunyai struktur dalam nilai posisional serta matra dimensional terutama dimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu,setiap pendekatan kesisteman selalu mengutamakan kajian tentang struktur sistem baik yang bersifat penjelasan maupun sebagai dukungan kebijakan. Metodologi sistem pada dasarnya melalui enam tahap analisis sebelum sintesa rekayasa, meliputi: 1 analisis kebutuhan, 2 identifikasi sistem, 3 formulasimasalah, 4 pembentukan alternatif sistem, 5 determinasi dari realisasi fisik,sosial dan politik, 6 penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan finansial. Sistem adalah suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan Manetsch dan Park 1979 dalam Eriyatno 1999. Berdasarkan sifatnya sistem dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem dinamik dan sistem statis Djojomartono 1983. Sistem dinamik memiliki sifat yang berubah menurut waktu, jadi merupakan fungsi dari waktu. Sistem dinamik ditandai dengan adanya ”time delay” yang menggambarkan ketergantungan out put terhadap variabel input pada periode waktu tertentu. Sedangkan sistem statis adalah sistem yang nilai out putnya tidak tergantung pada nilai inputnya. Secara lengkap karakteristik pendekatan sistem adalah : 1 kompleks, dimana interaksi antar elemen cukup rumit, 2 dinamis, dalam arti faktor yang ada berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan, dan 3 probabilistik, yaitu diperlukannya fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan maupun rekomendasi Eriyatno 1999. Penyelesaian persoalan melalui pendekatan sistem menekankan pada tiga filosofi dikenal dengan SHE, yaitu Sibernetik goal oriented, Holistik dan Efektivitas. Sibernetik goal oriented artinya dalam penyelesaian permasalahan tidak berorientasi pada ”problem oriented”, tetapi lebih ditekankan pada ” apa tujuan” dari penyelesaian masalah tersebut. Efektivitas maksudnya sebuah sistem yang telah dikembangkan haruslah dapat Sistem dinamis adalah suatu metode analisis masalah yang melibatkanaspek waktu sebagai faktor penting. dioperasikan.Oleh karena itu sistem haruslah merepresentasikan kondisi nyata yang sebenarnya terjadi, dan holistik mengharuskan merepresentasikan penyelesaian permasalahan secara utuh, menyeluruh dan terpadu.

2.1.3. Tahapan Pendekatan Sistem

Masalah pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan harus melibatkan banyak pihak yaitu masyarakat, petani plasma, PT.Perkebunan Nusantara VII, pemerintah, dinas perkebunan, badan pertanahan, dinas koperasi, dinas pekerjaan umum, dan LSM. Karena perkebunan kelapa sawit merupakan suatu sistem yang terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan, sumber daya dana yang merupakan satu kesatuan dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan perlu pendekatan sistem dengan memperhatikan keterpaduan dan keberlanjutan. Dalam pendekatan sistem dilakukan beberapa tahap proses yang terdiri dari analisis kebutuhan, formulasi permasalahan, identifikasi sistem, pemodelan sistem, verifikasi dan validasi model serta implementasi. Pelaksanaan semua tahapan tersebut dalam satu ketentuan kerja merupakan analisis sistem Eriyatno 1999 dan Hartisari 2007. Sistem model dinamik merupakan salah satu pendekatan sistem yang memiliki beberapa keunggulan antara lain : 1 dapat menyederhanakan model masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana, dan 2 adanya umpan balik feed back dalam model Muhamadi 2001 dan Kholil 2005. Dalam pengembangan model dinamik, penggunaan perangkat lunak soft ware toolkomputer sangat diperlukan. Melalui perangkat lunak Powersim dapat dilakukan simulasi terhadap model yang telah dikembangkan untuk melihat tren pola sistem pada masa yang akan datang seiring perubahan waktu. Sehingga perubahan perbaikan yang diperlukan untuk mendapatkan sistem model yang diinginkan dapat dilakukan. Ada dua jenis perbaikan yang dapat dilakukan : a perbaikan struktural, yakni dengan melakukan penyempurnaan model menambahmengurangi, dan b perbaikan fungsional, yakni dengan melakukan penyempurnaan unsur – unsur sistem. Ada dua pertimbangan dasar yang harus dipikirkan dalam melakukan perbaikan baik perbaikan struktural maupun

Dokumen yang terkait

Analisis Kehilangan Crude Palm Oil pada Pabrik Kelapa Sawit Bah Jambi PT. Perkebunan Nusantara IV

34 131 131

Language Disorder In Schizophrenia Patient: A Case Study Of Five Schizophrenia Paranoid Patients In Simeulue District Hospital

1 32 102

Local resource based model of peatland management on agroecology of oil palm plantations a case study on agroecology of smallholder oil palm plantations in the Regency of Bengkalis Meranti, Riau Province

1 32 201

Water resource conservation model on sustainable palm oil (Case study Sub watershed Lalindu, North Konawe, South East Sulawesi province )

1 51 197

Local resource-based model of peatland management on agroecology of oil palm plantations: a case study on agroecology of smallholder oil palm plantations in the Regency of Bengkalis-Meranti, Riau Province

0 21 387

SPATIAL PATTERN OF PALM OIL DEVELOPMENT IN NORT SUMATRA AND SOUTH KALIMANTAN A CASE STUDY OF ACTUAL UTILIZATION AND LAND HOLDING STATUS

0 3 15

Diversity and Dispersal of Amphibian in Palm Oil Agriculture Landscape Elements: Case Study PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI), Solok Selatan District, West Sumatra

2 20 273

Model Of Sustainable Fishing Management In South Sulawesi

1 6 294

Sustainable agriculture management for palm oil productivity enhancement : a case study at Felda Wilayah Mempaga.

0 2 24

Assessment of Smallholders’ Barriers to Adopt Sustainable Practices: Case Study on Oil Palm (Elaeis Guineensis) Smallholders’ Certification in North Sumatra, Indonesia

0 0 29