4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui rendemen daging ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis, komposisi kimia daging ikan sapu-sapu
Hyposarcus pardalis dan konsentrasi terpilih tidak termasuk kontrol yang diperoleh melalui uji sensori yang selanjutnya akan digunakan pada penelitian
lanjutan. Konsentrasi yang digunakan pada penelitian tahap awal meliputi kontrol, penambahan daging ikan sapu-sapu sebesar 0 kontrol; 6,47 ;
12,94 ; 19,42 ; 25,89 dan 32,36 .
4.1.1 Rendemen daging ikan
Rendemen merupakan suatu parameter yang paling penting untuk mengetahui nilai efektivitas suatu produk atau bahan. Perhitungan rendemen
berdasarkan persentase perbandingan antar berat akhir dengan berat awal proses Amiarso 2003. Rendemen dapat dinyatakan dalam desimal atau persen.
Rendemen ikan yang dihitung berdasarkan persentase ikan sapu-sapu utuh terhadap daging ikan sapu-sapu yang diperoleh adalah sebesar 26,06 . Hal ini
menunjukkan bahwa ikan sapu-sapu memiliki nilai rendemen yang rendah, karena ikan tersebut memiliki kulit yang sangat keras sehingga proses pengambilan
daging sulit untuk dilakukan. Rendemen daging ikan sapu-sapu salah satunya dapat dipengaruhi oleh cara pengambilan daging yang dilakukan. Cara
pengambilan daging yang baik dapat dilihat dari sedikitnya daging ikan sapu-sapu yang masih menempel pada kulit dan tulang. Semakin baik cara pengambilan
daging yang dilakukan maka semakin tinggi nilai rendemen daging ikan yang dihasilkan.
4.1.2 Komposisi kimia daging ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis
Ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis yang digunakan berasal dari sungai Cangkurawok yang terletak di desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten
Bogor. Ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis yang digunakan mempunyai ukuran panjang ± 15 – 20 cm dengan berat ± 225 gekor. Komposisi kimia daging
ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis dari berbagai lokasi yang berbeda dan
dihitung berdasarkan berat basah adalah sebagai berikut: Tabel 7. Komposisi kimia daging ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis dari
berbagai lokasi yang berbeda Nilai
Komposisi kimia
Sungai Cangkurawok
1
Sungai Darmaga
2
Waduk Cirata
3
Air 81,89
83,16 77,50
Abu 1,07
2,51 1,01
Lemak 1,02
0,03 1,23
Protein 13,48
11,97 19,71
Karbohidrat 2,54
2,33 0,55
Keterangan : 1 hasil penelitian 2 Mahdiah 2002 3 Chaidir 2003
Hasil analisis proksimat pada tabel diatas menunjukkan bahwa besarnya kandungan gizi ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis yang digunakan pada
penelitian ini tergolong kedalam jenis ikan yang berlemak rendah dan berprotein rendah Stansby dan Olcott 1963. Besarnya komposisi kimia ikan sapu-sapu
Hyposarcus pardalis yang berasal dari Sungai Cangkurawok mempunyai perbedaan nilai terhadap komposisi kimia ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis
baik yang berasal dari Sungai Darmaga maupun Waduk Cirata. Ikan sapu-sapu yang berasal dari Waduk Cirata memiliki kadar protein yang paling tinggi
dibandingkan dengan kadar protein ikan sapu-sapu dari Sungai Darmaga maupun Sungai Cangkurawok. Ini dapat disebabkan oleh habitat tempat ikan tersebut
berada sehingga habitat ini erat sekali hubungannya dengan sumber makanan baik dalam hal jumlah maupun jenisnya. Karena makanan yang dimakan oleh ikan
akan menentukan komposisi daging dari ikan tersebut Muchtadi dan Sugiyono 1992.
Menurut Chaidir 2001, ikan sapu-sapu yang berada di Waduk Cirata mendapatkan pakan yang cukup baik, karena waduk tersebut merupakan tempat
pemeliharaan ikan tawar lainnya antara lain ikan mas sehingga akan berpengaruh terhadap komposisi kimia ikan tersebut. Sedangkan ikan sapu-sapu baik yang
berasal dari Sungai Cangkurawok maupun Sungai Darmaga hanya mendapatkan pakan dari lingkungan sekitarnya. Menurut Zaitsev et al 1969, komposisi kimia
ikan dapat berbeda-beda tergantung dari spesies ikan, tingkat umur, habitat dan kebiasaan makan ikan tersebut.
4.1.3 Uji sensori kerupuk ikan