94 palkohi ‘pukuli’
→ palkoh-palkohi ‘pukul-pukuli’ jagaen ‘untuk dijaga’
→ jaga-jagaen ‘untuk dijaga-jaga’ ndatessu ‘terlalau tinggi’ → ndates-ndatessu ‘terlalau tinggi-tinggi’
keteksu ‘terlalu kecil’ → ketek-keteksu ‘terlalu kecil-kecil’
d. Reduplikasi dengan simulfiks konfiks : Reduplikasi yang terjadi dengan mendapat konfiks pada kata dasar.
Contoh : mersi
tukulen ‘saling memukul’ → mersitukul-tukulen ‘saling memukuli’ mesisipaken ‘saling menyepak’ → mersisipak-sipaken ‘saling menyepaki’
pengkailen ‘pemancingan’ → pengkail-kailen ‘tempat mancing-mancing’
pen gkuraken ‘pengorekan’ → pengkurak-kuraken‘tempat mengorek-ngorek
sijopokna ‘paling pendek’ → sijopok-jopokna ‘paling pendek-pendek’
simbelgahna ‘paling besar’ → simbelgah-mbelgahna ‘paling besar-besar’
4.2.2 Distribusi Reduplikasi
Distribusi reduplikasi maksutnya adalah kemampuaan reduplikasi untuk melekat pada kelas kata. Berdasarkan hasil analisisi, perulangan dalam bahasa
Pakpak dialek Simsim dapat melekat pada kelas kata nomina, verba, adjektiva dan numeral.
Contoh : 1. reduplikasi dapat melekat pada kelas kata nomina.
Contoh : sapo ‘rumah’
→ sapo-sapo ‘rumah-rumah’ kepeng ‘uang’
→ kepeng-kepeng ‘uang-uang’ oah ‘ayunan’
→ oah-oah ‘ayun-ayunan’ cabingna ‘selimut’
→ cabing-cabing‘selimut-selimut’ 2. reduplikasi dapat melekat pada kelas kata verba
Contoh : mersi
tukulen ‘saling memukul’ → mersitukul-tukulen ‘saling memukuli’ lojang ‘lari’
→ lojang-lojang ‘lari-lari’ palkohi ‘pukuli’
→ palkoh-palkohi ‘pukul-pukuli’ bagahken ‘beritahukan’
→ bagah-bagahken‘beritahu-beritahukan’ tumabah ‘menebang’
→ tumabah-tabah ‘menebang-nebang’ 3. reduplikasi dapat melekat pada kelas kata adjektiva.
Universitas Sumatera Utara
95 Contoh :
ndatessu ‘terlalau tinggi’ → ndates-ndatessu ‘terlalau tinggi-tinggi’
keteksu
‘
terlalu kecil
’
→ ketek-keteksu
‘
terlalu kecil-kecil
’
sijopokna ‘paling pendek’ → sijopok-jopokna ‘paling pendek-pendek’
simbelgahna ‘paling besar’ → simbelgah-mbelgahna ‘paling besar-besar’
4. reduplikasi dapat melekat pada kelas kata numeral. Contoh :
mbue ‘banyak’ → mbue-mbue ‘banyak-banyak’ N
sada ‘satu’ → sada-sada ‘satu-satu’
tellu ‘tiga’ → tellu-tellu ‘tiga-tiga’
4.2.3 Fungsi Reduplikasi
Yang dimaksut Fungsi pada perulangan adalah kemampuan proses perulangan untuk mengubah kelas kata. Sesuai dengan hasil analisis, bahwa
perulangan dalam bahasa Pakpak dialek Simsim dapat mengubah kelas kata. Contoh :
1.
dapat membentuk kelas kata nomina dari kelas kata verba. Contoh :
bentir ‘lempar’ V →
bentir- bentir ‘alat untuk melempar’N
kurak ‘korek’V →
kurak- kurak ‘alat untuk mrngorek’ N
jukjuk ‘jolok’ V →
jukjuk- jukjuk ‘alat untuk menjolok’ N
palkoh ‘pukul’ V
→ palkoh-
palkoh ‘alat untuk memukul’ N
4.2.3 Nosi Reduplikasi
Yang dimaksut nosi pada perulangan ini ialah arti yang timbul setelah terjadinya perulangan. Nosi yang timbul dari perulangan kata dalam bahasa Pakpak
dialek Simsim adalah : 1.
Bila perulangan dilakukan pada kelas kata nomina, baik perulangan seluruh, perulangan sebagian, maupun perulangan dengan pembubuhan afiks, maka nosi
yang ditimbulkan adalah : a.
Menyatakan banyak tidak tentu, sesuai dengan apa yang tertulis pada kata dasar.
Contoh :
Universitas Sumatera Utara
96 Bulung
‘daun’ → bulung-bulung ‘banyak daun’
Sapo ‘rumah’ → sapo-sapo ‘banyak rumah’
Dukak ‘anak’ → dukak-dukak ‘banyak anaak’
b. Menyatakan menyerupai, seperti apa yang tertulis pada kata dasar.
Contoh : Kepeng ‘uang’
→ kepeng-kepeng ‘menyerupai uang’ Golok ‘parang’
→ golok-golok ‘menyerupai parang’ Motor ‘mobil’
→ Motor-motor ‘menyerupai mobil’ 2.
Apabila perulangan dilakukan pada kelas kata verba, maka nosi yang ditimbulkan adalah :
a. Menyatakan berulang-ulang , seperti apa yang tertulis pada kata dasar.
Contoh : Menangkih ‘memanjat’
→ menangkih-nangkih ‘memanjat-manjat’ Merdalan ‘berjalan’
→ merdalan-dalan ‘berjalan-jalan’ Mengurak ‘mengorek’
→ mengurak-ngurak ‘mengorek-ngorek’ b.
Menyatakan saling , seperti apa yang tertulis pada kata dasar. Contoh :
Mersitukulen ‘saling memukul’ → mersitukul-tukulen ‘saling memukuli’
Mersisipaken ‘saling menyepak’ →mersisipak-sipaken‘salingmenyepaki’
Mersipaguten ‘saling mematok’ →mersipagut-paguten‘salingmematoki’
c. Menyatakan alat , seperti apa yang tertulis pada kata dasar.
Contoh : palkoh
‘pukul’ V → palkoh ‘alat untuk memukul’ N
rakut ‘ikat’ V → rarakut ‘alat untuk mengikat’ N
jongkit ‘jolok’ V ’
→ jojongkit ‘alat untuk menjolok’ N 3.
Apabila perulangan dilakukan pada kelas kata adjektiva, maka nosinya adalah sebagai berikut :
a. Menyatakan keadaan, seperti apa yang tertulis pada kata dasar.
Universitas Sumatera Utara
97 Contoh :
moto ‘bodoh’ → moto-moto ‘bodoh-bodoh’
kedek ‘kecil’ → kedek-kedek ‘kecil-kecil’
mpogos ‘miskin’ → mpogos-mpogos ‘miskin-miskin’
b. Menyatakan paling, seperti apa yang tertulis pada kata dasar.
Contoh : Situk-
itukna ‘sesedikit-sedikitnya’ Adj ‘paling sedikit’Adj
Simbereng- mberengna ‘ sehitam-hitamnya’ Adj ‘paling hitam’ Adj
simbelgah- mbelgahna ‘sebesar-besarnya’ Adj ‘sangat besar’ Adj
simbara- mbarana ‘semerah-merahnya’ Adj
‘sangat merah’ Adj
4. Apabila perulangan dilakukan pada kelas kata numeral, maka nosinya adalah
sebagai berikut : a.
Menyatakan keadaan jarang, seperti apa yang tertulis pada kata dasar. Contoh :
sada ‘satu’ → sada-sada ‘satu-satu’
b. Menyatakan dengan jumlah masing-masing, seperti apa yang tertulis pada
kata dasar. Contoh :
tellu ‘tiga’ → tellu-tellu ‘masing-masing dengan jumlah tiga’
pitu ‘tujuh’ → pitu-pitu ‘masing-masing dengan jumlahtujuh’
4.3 Komposisi Kata Majemuk
Universitas Sumatera Utara