32 2.
Alat perekam tape racorder yang digunakan untuk membantu merekam wawancara dengan informan, sehingga mempermudah penulis pada saat
pengolahan data.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Fase terpenting dari penelitian adalah pengumpulan data, pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data menghasilkan temuan. Pengumpulan data
dalam penelitian ilmiah adalah prosedur yang sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan.
Usaha pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode yaitu : 1.
Metode Observasi Metode observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung ke daerah
objek penelitian. 2.
Metode Wawancara Dengan cara mewawancarai informan atau dengan mengajukan pertanyaan
langsung kepada informan. Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan lebih lanjut dan terperinci mengenai Morfologi Bahasa Pakpak dialek Simsim.
3. Metode Kepustakaan
Metode ini digunakan untuk mendapatkan keterangan tentang penelitian yang pernah dilakukan terhadap bahasa-bahasa daerah, mengumpulkan buku-buku yang
berhubungan dengan judul proposal.
Universitas Sumatera Utara
33
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan cara dalam pengolahan data, fakta, atau fenomena yang sifatnya belum dianalisis. Metode analisis data juga merupakan
proses pengaturan data, kategori dari suatu uraian dasar. Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian
ini adalah : 1.
Menuliskan data yang diperoleh dari lapangan 2.
Data yang diperoleh diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia 3.
Setelah data diterjemahkan, kemudian di klasifikasikan sesuai dengan objek penelitian
4. Setelah data diklasifikasikan, kemudian dianalisis sesuai dengan kajian yang
diterapkan 5.
Membuat kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB IV ANALISIS MORFOLOGI BAHASA PAKPAK
DIALEK SIMSIM
4.4 Afiksasi 4.4.1 Prefiks
4.4.1.1 Prefiks meN-
a. Bentuk Prefiks meN-
Berdasarkan hasil analisis, bentuk prefiks meN- dalam bahasa Pakpak dialek Simsim dapat berubah bentuk menjadi men-, mem-, meng-, dan menge-, sesuai
dengan fonem awal kata dasar yang dapat dilekatinya. 1.
Prefiks meN- mengalami perubahan bentuk menjadi men-, bila melekat pada kata dasar yang berfonem awal konsonan c , d , j , s dan t . jika meN-
melekat pada kata dasar yang berfonem awal konsonan s dan t , maka fonem awal tersebut luluh.
Contoh : meN-
+ cekep ‘pegang’ → mencekep ‘memegang’
meN- + deddoh ‘pijak’
→ mendeddoh ‘memegang’ meN-
+ jaka ‘baca’ →menjaka ‘membaca’
meN- + suan ‘tanam’
→menuan ‘menanam’ meN-
+ tutu ‘tumbuk’ →menutu ‘menumbuk’
2. Prefiks meN- mengalami perubahan bentuk menjadi mem-, bila melekat pada kata
dasar yang berfonem awal b dan p . jika melekat pada kata dasar yang berawalan konsonan p , maka terjadi peluluhan, tetapi jika melekat pada kata
Universitas Sumatera Utara
35 dasar yang berawalan konsonan b , maka kata dasar tersebut dapat luluh dan
tidak luluh. Contoh :
meN- + borih ‘cuci’
→ memorih memborih ‘menyuci’ meN- +
belgang ‘rebus’ → memelgang membelgang ‘merebus’
meN- + palu ‘pukul’
→ memalu ‘memukul’ meN- +
pido ‘minta’ → memido ‘meminta’
3. Prefiks meN- mengalami perubahan bentuk menjadi meng-, bila melekat pada kata
dasar yang berfonem awal vokal a , e , i , o , u , dan berfonem awal konsonan g , k . Namun jika melekat pada kata dasar berfonem awal konsonan
k , maka fonem awal kata dasar tersebut terkadang mengalami peluluhan. Contoh :
meN- + abing ‘gendong’
→ mengabing ‘menggendong’ meN- +
etong ‘jumlah’ → mengetong ‘menjumlah’
meN- + idah ‘lihat’
→ mengidah ‘melihat’ meN- +
onjor ‘dorong’ → mengonjor‘mendorong’
meN- + uak ‘kopek’
→ menguak ‘mengopek’ meN- +
gettuk ‘cubit’ → menggettuk ‘mencubit’
meN- + koling ‘kupas’
→ mengoling pengkoling ‘mengkupas’ 4.
Prefiks meN- mengalami perubahan bentuk menjadi menge-, bila melekat pada kata dasar yang berfonem awal l dan r .
Contoh : meN- +
labang ‘paku’ → mengelabang ‘memaaku’
meN- + lanja‘pikul’
→ mengelanja ‘memikul’
Universitas Sumatera Utara
36 meN- +
roroh’sayur’ → mengeroroh ‘menyayur’
meN- + ribak ‘sobek’
→ mengeribak ‘menyobek’
b. Distribusi Prefiks meN-