Harta tersebut milik orang lain Adanya niat melawan hukum atau kesengajaan melakukan kejahatan

Kemudian ada pula hadis nabi yang menyatakan bahwa nisha pencurian jatuh pada sepuluh dirham atau satu dinar emas. Hadis diriwayatkan oleh Abu Dawud. JK 1 ی 2 -Lﻡ M ی ﺱ I I 3ﺱ DF O 3ﺏ1 G P ”Rasulullah saw. Memotong tangan seorang laki-laki dalam pencurian tameng perisai perang yang harganya satu dinar atau sepuluh dirham ”. 108

3. Harta tersebut milik orang lain

Dengan persyaratan ini dapat diketahui bahwa seseorang yang mengambil benda yang bukan hak milik seseorang seperti kayu dihutan dan barang temuan tidak dimasukan kedalam jarimah sariqah. Disamping itu, dengan persyaratan ini seseorang yang mengambil suatu benda yang ia sendiri mempunyai hak didalamnya, tidak dikenakan hukuman had, karena adanya syubhat. Yang dimaksud syubhat disini adalah berkumpulnya dua dalil dalam satu perbuatan, yang satu membolehkan sedangkan yang satu lagi melarang. Maksudnya adalah suatu benda yang bila diambil oleh pencuri secara sembunyi-sembunyi ternyata didalamnya terdapat hartanya karena terdapat dalil yang membolehkan namun dilain sisi terdapat pula dalil yang melarang karena disitu terdapat pula harta orang lain. Seseorang yang mencuri satu nishab harta dan dalam jumlah harta tersebut terdapat harta milik pencuri tersebut dikeluarkan dari jumlah harta yang ducurinya, berarti sisanya tidak lagi mencapai satu nishab. Atas dasar pertimbangan bahwa adanya hal yang menggugurkan hukuman had, seseorang miskin yang mencuri harta baitul mal kepunyaan orang muslim, 108 Ibid., h.86 tidak dipotong tangannya karena didalamnya terdapat haknya. Dalam hal itu pelaku akan dikenakan hukuman ta’zir. Berbeda dengan itu, Imam Malik berpendapat, seseorang yang mencuri harta baitul mal, diancam dengan hukuman had. Bila mana kita berpegang kepada pendapat Imam Malik ini sekaligus batas nishab yaitu 1,11 gram emas yang nilainya kalau diuangkan tidak lebih dari 1 juta rupiah maka sanksi bagi koruptor adalah hukuman had. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Syafi’iyah yang menyatakan jikalau harta dibaitul mal tersebut bukan merupakan hak dari kelompok pencuri maka jatuh kepadanya hukuman had. 109

4. Adanya niat melawan hukum atau kesengajaan melakukan kejahatan

Yang dimaksudkan dengan adanya kesengajaan melakukan kejahatan ialah adanya kesengajaan mengambil harta orang lain padahal si pengambil mengetahui bahwa perbuatan itu adalah terlarang. Tidak bisa mengetahui bahwa perbuatan mencuri adalah terlarang bisa jadi karena beberapa kemungkinan antara lain : pertama orang tersebut baru masuk Islam, kedua karena menganggap barang yang diambilnya adalah kepunyaanya, ketiga karena menganggap si empunya telah mengizinkan. Keempat mengangap barang tersebut sudah ditinggalkan pemiliknya. kelima mengambil barang untuk sementara dan ia bermaksud untuk mengembalikannya ketempat semula. Adanya kesengajaan mengambil milik orang lain dipertegas dengan adanya niat untuk memiliki harta yang diambil tersebut. Bilamana telah lengkap keempat unsur ini dengan segala persyaratannya pada satu perbuatan kejahatan, 109 Muhammad Amin Suma, Pidana Islam Di Indonesia h. 121. maka perbuatan tersebut dianggap kejahatan pencurian sehingga pelakunya diancam dengan hukuman had yaitu potong tangan.

5. Unsur khianat yaitu menentang kebenaran tidak amanah.