Pertimbangan majelis hakim tentang unsur ”memperkaya diri sendiri,

Penulis sepakat dengan pendapat majelis hakim karena berdasarkan fakta hukum yang terungkap dan tercatat dalam putusan pengadilan memang terlihat jelas bahwa terdakwa memiliki unsur sifat melawan hukum dengan tiga poin perting : 1. Bahwa dalam persyaratan permohonan bridging loan PT. CGN tidak ada. 2. Bahwa tidak dilakukannya pengikatan terhadap barang agunan PT. CGN. 3. Bahwa tidak dilakukan pengawasan dengan cermat terhadap kinerja Bisnis Unit PT. Bank Mandiri. Penulis beranggapan bahwa unsur sifat melawan hukum tersebut kemudian menjadi salah satu unsur pertanggungjawaban pidana dan pertanggungjawaban pidana korporasi konsp vicarious liability. Karena ketiga sifat melawan hukum tersebut masuk kedalam lingkup organisasi yang tanggungjawabnya ada diatasan, dalam hal ini para Terdakwa.

d. Pertimbangan majelis hakim tentang unsur ”memperkaya diri sendiri,

orang lain atau suatu korporasi”. Majelis hakim berusaha mencari makna yang tepat dengan istilah “memperkaya” yang ada dalam pasal 2 ayat 1 UU No. 31 Tahun 1999 dan menurut Majelis hal tersebut menjadi penting dengan tujuan agar tidak terjadi pembiasaan atau sikap apriori terhadap makna “memperkaya” itu sendiri h.220 alinea 5 terakhir. Sedangkan, menurut majelis istilah memperkaya itu sendiri tidak atau belum memiliki makna yang jelas karena UU No. 31 Tahun 1999 pada bab penjelasan hanya memberikan kata “cukup jelas” pada poin penjelasan makna “memperkaya” h.221 alinea ke-2, 3 Kemudian majelis memperjelas makna “memperkaya” dengan merujuk pada Kamus Indonesia yang memberikan arti “memperkaya” dengan makna “melakukan perbuatan yang mengakibatkan seseorang yang semula tidak memiliki suatu harta miskin menjadi memiliki harta yang banyak kaya atau melakukan perbuatan yang mengakibatkan orang yang sudah banyak hartanya kaya menjadi semakin banyak hartanya semakin kaya ; h.221 alinea ke-4. Usaha yang dilakukan oleh Majelis merupakan langkah yang tepat. Karena mau tidak mau kalau kita cari kesepakatan makna tentang satu istilah dalam pasal tentu dalam Undang-undang yang bersangkutan yang menjawabnya. Kalau dengan hal tersebut tidak terjawab maka dicari pada pendapat ahli, dalam hal ini Andi Hamzah, yang dimintai pendapatnya oleh majelis cukup kompeten Majelis Hakim menegaskan bahwa pada 22 oktober 2002 PT. CGN mengajukan Kredit 18,5 juta US dollar dengan fasilitas Bridging Loan yang nilainya sebesar Rp. 160 milyar h.221 alinea ke-6, permohonan kredit tanggal 28 oktober 2002 dan tanggal 29 oktober 2002 cair sebesar Rp. 160 milyar, Kemudian, menurut majelis hakim, pada waktu mengajukan kredit kepada PT. Bank Mandiri Tbk, modal yang dimiliki oleh PT. CGN sudah mencapai Rp. 600 juta sudah kaya h.222 alinea ke-2, namun dengan modal yang dimiliki sebesar Rp. 600 juta itu, PT CGN belum bisa atau belum mampu membeli asset PT. Tahta Medan yang harganya ditawarkan sebesar Rp.160 milyar h.222 alinea ke-3. Hal tersebut menurut majelis hakim mebuat PT. CGN tidak bisa atau tidak mampu membeli asset kredit PT. Tahta Medan, seperti tersebut diatas maka PT. CGN belum bisa memiliki atau menguasai asset kredit PT. Tahta Medan h.222 alinea ke-4. Hal tersebut kemudian berubah dengan dicairkannya Kredit Bridging Loan pada tanggal 28 dan 29 oktober 2002 yang total nilainya Rp. 160 milyar, maka PT. CGN bisa membeli, bisa menguasai dan bisa memiliki asset kredit PT. Tahta Medan menjadi semakin kaya h.222 alinea ke- alinea ke-5. o bahwa kemudian dengan dicairkannya Kredit Bridging Loan pada tanggal 28 dan 29 oktober 2002 yang total nilainya Rp. 160 milyar, maka PT. CGN bisa membeli, bisa menguasai dan bisa memiliki asset kredit PT. Tahta Medan menjadi semakin kaya ; h.222 alinea ke-5 Pertimbangan hakim dengan menyatakan bahwa perubahan PT. CGN belum kaya sebelum modalnya bertambah Rp. 160 milyar karena ketidakmampuan membeli aser PT Tahta Medan sudah sesuai dengan fakta hukum yang ada dalam putusan tersebut. Dalam pertimbangannya majelis mengatakan bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka unsur memperkaya orang lain telah terpenuhi. Menimbang bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka unsur memperkaya orang lain telah terpenuhi ; h.224 alinea ke-1.

e. Pertimbangan majelis hakim tentang unsur ”dapat merugikan keuangan