maka perbuatan tersebut dianggap kejahatan pencurian sehingga pelakunya diancam dengan hukuman had yaitu potong tangan.
5. Unsur khianat yaitu menentang kebenaran tidak amanah.
Penulis menganggap bahwa tidak cukup untuk menjatuhkan sanksi uqubah ta’zir dengan unsur jarimah dari hudud. Maka dari itu, penulis menambahkan satu
unsur lagi untuk memperjelas uqubah ta’zir. Unsur yang paling mendekati adalah khianat.
110
Khianat menurut al-Raghib al-Asfahani dalam kitab Mu’jam Mufradat al-Faz al-Quran
bahwa Khianat adalah sebuah sikap menyalahi atau menentang kebenaran dengan cara membatalkan janji secara sembunyi-sembunyi sepihak.
111
Sementara Wahbah Zuhaili dalam kitab al fiqh al –islami wa adillatuh, jilid q menjelaskan definisi khianat adalah segala sesuatu tindakan atau upaya
yang bersifat melanggar janji dan kepercayaan yang telah dipersyaratkan didalamnya atau telah berlaku didalam hukum adat kebiasaan.
112
Jika kita mengacu pada definisi diatas maka unsur khianat kita temukan dalam pasal 2 sampai dengan pasal 13 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU 20 Tahun
2001. Unsur tersebut antara lain dapat dicontohkan dengan unsur ”... menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan ...” Pasal 3 Undang-undang 31 Tahun 1999. Maka dari
110
Khianat menurut M. Nurul Irfan adalah unsur yang paling banyak digunakan pada UU No. 31 tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Khianat dipakai sebanyak 21X, risywah sebanyak
12 X, ghulul sebanyak 2 X, sedangkan ghasab, sariqah dan hirabah sama sekali tidak digunakan karena tidak cocok dengan rumusan pasal UU No. 31 Tahun 1999 jo. 20 Tahun 2001.
111
Muhammad Nurul Irfan, Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Dalam Perspektif Fiqh Jinayah
, Disertasi untuk menyelsaikan sudi S-3 di Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta per 2007-2008. h. 160-163
112
Muhammad Nurul Irfan, Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Dalam Perspektif Fiqh Jinayah
, Disertasi untuk menyelsaikan sudi S-3 di Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta per 2007-2008. h. 117
itu cukuplah dasar untuk kemudian menempatkan unsur khianat sebagai salah satu unsur dalam tindak pidana korupsi berdasarkan hukum islam.
Untuk lebih jelasnya, penulis memperbandingkan setiap unsur dalam pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 dengan unsur jarimah sariqah ditambah dengan ta’zir
khianat.
Landasan
Al-Qur’an Surat UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU
No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
Bunyi ketentuan
?1 0 7 4 =
ﻡ :
1 B -ﻡ C -ﻡ 7 ﺏ 8ﻥ :ﺏ ;
?0 +3 ی +1
;3A
”Setiap orang yang dengan tujuan
menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan
, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian
negara, dipidana dengan pidana seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 1 satu tahun
dan paling lama 20 dua puluh tahun dan atau denda paling
sedikit Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah dan paling
banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah”.
Persamaan unsur
1. Adanya mukallaf . orang yang melakukan
1. Unsur setiap orang 2. Pengambilan secara diam-
diam secara melawan hukum 2. Unsur rmelawan hukum
3. Barang yang diambil berupa harta yang dapat menambah
kekayaan. 3.Unsur
memperkaya diri
sendiri atau orang lain adanya barang atau uang atau harta
4. Harta tersebut milik orang lain milik rakyat
4. Unsur dapat merugikan keuangan negara keuangan
rakyat banyakj
Unsur Ta’zir
khianat
5. Unsur
khianat yaitu
menentang kebenaran tidak amanah.
5. Unsur
penyalahgunaan wewenang, kesempatan dan
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan
Sanksi Disesuaikan dengan keputusna Penjara 20 tahun atau denda
Hukuman
penguasa Hakim. Namun dapatlah diketahui hukuman
minimum adalah penjara dan maksimum adalah hukuman
mati. paling sedikit 50 Juta rupiah
atau paling banyak 1 milyar rupiah.
Berdasarkan tabel diatas tersebut dapatlah diketahui bahwa sebenarnya unsur dalam jarimah hudud sariqah dan ta’zir khianat bila digabungkan dapat
menyamai unsur yang ada dalam pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999. penulis beranggapan bahwa dengan demikin perdebatan tentang unsur perbuatan korupsi
dalam Islam dapatlah di berikan salah satu alternatif penawaran atau solusi. Ke depan, bukan tidak mungkin unsur tersebut di adopsi berikut uqubahnya untuk
memperberat pelaku tindak pidana korupsi.
BAB IV ANALISA PUTUSAN
A. Posisi Kasus
Kasus korupsi Bank Mandiri sebesar Rp. 160 milyar yang melibatkan direksi Bank Mandiri yaitu ECW Neloe mantan Direktur Utama, I Wayan Pugeg
mantan Direktur Manajemen Resiko dan M. Sholeh Tasripan mantan Direktur