2. Klasifikasi dan Tingkat Kegawatan Diare
Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan diare dibagi menjadi tiga kelompok berikut:
a. Klasifikasi Dehidrasi 1 Dehidrasi berat
Apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau tidak sadar, mata cekung, serta turgor buruk sekali.
2 Dehidrasi ringan atau sedang Apabila ditandai dengan tanda gelisah, rewel, mata cekung, haus, dan
turgor buruk. 3 Diare tanpa dehidrasi
Apabila tidak cukup tanda adanya dehidrasi.
b. Klasifikasi Diare Persisten
Diare persisten memiliki tanda-tanda antara lain diare sudah lebih dari 14 hari dengan dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu diare persisten berat
apabila ditemukan adanya tanda dehidrasi dan diare persisten apabila tidak
ditemukan adanya tanda dehidrasi.
c. Klasifikasi Disentri
Klasifikasi disentri ini termasuk klasifikasi diare secara umum, tetapi pada diare jenis ini disertai dengan darah dalam tinja atau diarenya bercampur
dengan darah Depkes, 1999 dalam Hidayat, 2008. 3. Penentuan dan Tindakan Pengobatan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menentukan tindakan dan pengobatan setelah diklasifikasikan berdasarkan kelompok gejala yang ada
Hidayat, 2008. Penentuan tindakan dan pengobatan menurut Depkes 1999, dalam Hidayat, 2008 sebagai berikut:
a. Klasifikasi Dehidrasi Tindakan dapat dikelompokkan berdasarkan derajat dehidrasi.
1 Apabila klasifikasinya dehidrasi berat, maka tindakannya adalah sebagai berikut:
a Berikan cairan intravena secepatnya. Apabila anak dapat minum, berikan oralit melalui mulut sambil mempersiapkan sambil infus. Berikan
100 mlkg ringer laktat atau dengan ketentuan sebagaimana tersaji. Pada bayi di bawah usia 12 bulan pemberian pertama sebanyak 30 mlkg
selama 1 jam ulangi apabila denyut nadi lemah dan tidak teraba, kemudian pemberian berikutnya sebanyak 70 mlkg selama 5 jam. Pada
anak 1-5 tahun pemberian pertama 30 mlkg selama 30 menit ulangi apabila denyut nadi lemah dan tidak teraba, kemudian pemberian
berikutnya 70 mlkg selama 2,5 jam. b Lakukan pemantauan setiap 1-2 jam tentang status dehidrasi, apabila
belum membaik berikan tetesan intravena dengan cepat. c Berikan oralit kurang lebih 5 mlkgjam segera setelah anak mau
minum. d Lakukan pemantauan kembali sesudah 6 jam pada bayi atau pada anak
sesudah 3 jam serta tentukan kembali status dehidrasi. Selanjutnya ditentukan status dehidrasi dan lakukan tindakan sesuai dengan derajat
dehidrasi.
e Anjurkan untuk tetap memberikan ASI Tindakan di atas dilakukan bila cairan tersedia, tetapi apabila dalam waktu
30 menit cairan tersebut tidak ditemukan, maka lakukan rujukan segera dengan pengobatan intravena dan jika anak bisa minum, berikan oralit sedikit demi sedikit
dalam perjalanan rujukan. 2 Tindakan pengobatan untuk klasifikasi dehidrasi ringan atau sedang adalah
sebagai berikut: a Lakukan pemberian oralit dalam 3 jam pertama dengan ketentuan untuk
usia kurang dari 4 bulan dengan berat badan kurang dari 6 kg, maka pemberian antara 200-400 ml, usia 4-12 bulan dengan berat badan 6-10 kg,
pemberiannya adalah 400-700 ml, untuk usia 12-24 bulan dengan berat badan 10-12 kg pemberiannya adalah 700-900 ml, dan untuk usia 2-5 tahun
dengan berat badan 12-19 kg pemberiannya adalah 900-1400 ml, atau juga dapat dihitung dengan cara berat badan dikali 75, pada anak kurang dari 6
bulan dan tidak menyusu maka diberikan tambahan air matang 100-200 ml. b. Lakukan pemantauan setelah 3 jam pemberian terhadap tingkat dehidrasi,
rujuk untuk tindakan sesuai dengan tingkat dehidrasi. 3 Tindakan pengobatan dengan klasifikasi tanpa dehidrasi dapat dilakukan
sebagai berikut: a Berikan cairan tambahan sebanyak anak mau dan lakukan pemberian oralit
apabila anak tidak memperoleh ASI eksklusif. b Lanjutkan pemberian makan.