Perilaku tertutup convert behavior

Analisis univariat mengambarkan komponen input, proses, dan output yang sesuai dengan standar masih kurang. 3. Sri Hastuti, 2010. Pengaruh Pengetahuan Sikap dan Motivasi Terhadap Penatalaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS pada Petugas Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Boyolali dengan hasil kesimpulan bahwa ada pengaruh pengetahuan, sikap, dan motivasi petugas kesehatan terhadap penatalaksanaan MTBS di Puskesmas Kabupaten Boyolali dengan hasil penelitian menunjukkan nilai p atau signifikansi pada variabel pengetahuan adalah 0.004, variabel sikap adalah 0.02, dan variabel motivasi adalah 0.023 dan diketahui bahwa α0.05 menunjukkan ada hubungan bermakna antar variabel. 4. Alhassan, Robert Kaba et al. 2013. Association Between Health Worker Motivation and Healthcare Quality Efforts in Ghana dengan hasil bahwa situasi perawatan yang berkualitas di fasilitas kesehatan pada umumnya masih rendah, sebagian besar fasilitas tidak secara terus menerus mendokumentasikan peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Secara keseluruhan, motivasi staf masih rendah walaupun bekerja di fasilitas kesehatan swasta. Motivasi staf yang rendah berdampak pada kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan. 5. Purwanti, Sugi. 2010. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Fasilitas, Supervisi, dan Motivasi terhadap Kinerja Petugas Pelaksana Pelayanan Program MTBS di Kabupaten Banyumas tahun 2010 dengan kesimpulan bahwa responden berusia 30-40 tahun 51.5, tingkat pendidikan responden D-III kebidanan 35.4, status kepegawaian PNS 73.7. Responden mempunyai pengetahuan yang kurang 56.6, persepsi beban kerja banyak 59, tempat pelayanan memiliki fasilitas lengkap 53.5. Responden memiliki persepsi supervisi baik 67.7, memiliki motivasi tinggi 53.5, kinerja petugas pemberi pelayanan MTBS yang cukup 54.5. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel persepsi beban p=0.0001, motivasi p=0.008 berhubungan dengan kinerja petugas. Analisis multivariat menunjukkan adanya pengaruh variabel persepsi beban kerja, motivasi terhadap kinerja kerja petugas. Sumber: DepKes RI, 2008. WHO, 2008. buku Pedoman MTBS WHO 2005. Green, 1980 dalam Notoatmodjo, 2010. Notoatmodjo, 2010.

2.3. Kerangka Teori

Keterangan: Warna Ungu: Tidak Diteliti Warna Hitam: Diteliti Balita Sakit Diare Perilaku dalam Penatalaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS Petugas Kesehatan Tanda dan Gejala: - Letargis atau tidak sadar - Mata cekung - Tidak bisa minum atau malas makan - Turgor jelek - Gelisah - Rewel - Haus atau banyak minum - Adanya darah dalam tinja buku Pedoman MTBS WHO 2005 Penilaian berfokus pada: -Klasifikasi -Pengobatan -Konseling dan Tindak Lanjut DepKes RI, 2008 a. Predisposing factors pengetahuan , sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dsb. b. Enabling factors lingkungan fisik, tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana- sarana kesehatan, dsb. c. Reinforcing factors sikap dan perilaku Green, 1980 dalam Notoatmodjo, 2010 Melalui “indikator” hasil perilaku responden:

a. Motivasi

b. Kinerja c. Kepatuhan d. Partisipasi masyarakat Notoatmodjo, 2010 Etiologi: infeksi bakteri atau virus, kemiskinan, sanitasi lingkungan yang buruk WHO, 2008 46

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, variabel yang ingin diketahui yaitu pengetahuan dan motivasi sebagai variabel bebas independent variables dan perilaku petugas kesehatan dalam penatalaksanaan MTBS Diare sebagai variabel terikat dependent variable. Variabel pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Pada umumnya penelitian-penelitian perilaku kesehatan selama ini mencakup 3 domain perilaku, yakni pengetahuan, sikap, dan praktiktindakan terhadap objek kesehatan. Namun demikian masih banyak penelitian-penelitian perilaku kesehatan diluar 3 domain tersebut, salah salah satunya adalah motivasi Notoatmodjo, 2010. Di bawah ini dijelaskan mengenai kerangka konsep yang akan diteliti di puskesmas kota Cilegon. Bagan 3.1.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan Motivasi Perilaku Petugas Kesehatan dalam Penatalaksanaan MTBS Diare

Dokumen yang terkait

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS KESEHATAN DALAM PELAYANAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER

1 6 79

PENGARUH PENGETAHUAN SIKAP DAN MOTIVASI TERHADAP PENATALAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) PADA PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

0 4 84

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

4 35 113

HUBUNGAN PENERAPAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIARE DENGAN KESEMBUHAN DIARE AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS I KARTASURA.

0 0 5

Hubungan Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Oleh Petugas Kesehatan Dengan Kepuasan Ibu Balita Sakit Di Puskesmas Parit Rantang Kota Payakumbuh Tahun 2009.

0 0 12

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

0 0 19

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

1 1 9

PENGARUH KONSELING DALAM MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) TERHADAP PERILAKU IBU DALAM MERAWAT BALITA SAKIT DENGAN DIARE DI PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL

0 0 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN DAN PENATALAKSANAAN MTBS (MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT) DENGAN TINGKAT KEPUASAN ATAU KESEMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS TEUNOM KECAMATAN TEUNOM ACEH JAYA

0 0 62