Manajemen, karyawan juga terdiri dari 3 tingkatan management, di antaranya:
16
a. Top Management b. Middle Management
c. Low Management Berdasarkan definisi di atas, maka penulis mengklasifikasikan
karyawan pada Bank Muamalat Cabang Ciledug adalah sebagai berikut: a. Funding Manager
1 orang b. Lending Manager
1 orang Middle Management
c. Operational Manager 1 orang d. Frontliner Pembiayaan 2 orang
e. Support Pembiayaan 3 orang
f. Back Office 6 orang
g. Operator
4 orang Low Management
h. Customer Service 3 orang
i. Teller 4 orang
j. Sales 5 orang
dengan jumlah populasi karyawan sebanyak 30 orang.
17
Menurut S. Arikunto dalam buku nya Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, sampel adalah bagian dari populasi sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sampel penelitian adalah sebagian dari
16
T. Hani Handoko, Manajemen, h. 17.
17
Wawancara pribadi dengan Arfiani Aulia Sya’banu selaku personalia pada 18 April 2015.
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
18
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel.
Dalam buku yang sama, S. Arikunto menyatakan apabila sampel yang diambil kurang dari 100 orang, lebih baik sampelnya diambil semua
dari total sampling, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
19
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang karyawan, dimana populasi dijadikan sebagai responden, maka dari itu penelitian ini
merupakan penelitian populasi.
7. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data yang
penulis lakukan
adalah menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif. Di mana dalam
pelaksanaannya, penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui:
a. Library Research Studi Kepustakaan
Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Bisnis, Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah,
laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi,
18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta, 1998, h. 117
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Hal. 117.
peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.
20
Maksud dari studi ini adalah sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan teori. Adapun buku yang penulis jadikan pedoman dalam
pengembangan teori adalah: a. Kepemimpinan dalam Manajemen oleh Miftah Thoha
b.Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur, Budaya, dan Perubahan Organisasi oleh Dr. Syamsir Torang
c. Metode Penelitian Bisnis oleh Sugiyono
b. Penyebaran Kuesioner
Penyebaran kuesioner ini penulis lakukan dalam upaya untuk mengetahui informasi yang akurat dan dapat dipercaya tentang pengaruh
kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada Bank Muamalat Indonesia. Kuesioner disebarkan kepada seluruh sampel
sejumlah 30 orang.
c. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara hanya dilakukan untuk mendukung validitas-validitas data secara kuantitatif saja. Karena penelitian ini
merupakan penelitian survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat utama pengumpul data.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Bandung: Alfabeta, 2008, h. 30.
Wawancara dilakukan dengan tiga orang karyawan yang dianggap penting, di antaranya:
1 Bapak Hermansyah selaku Branch Manager Bank Muamalat Cab. Ciledug
2 Ibu Arfiani Aulia Sya’banu selaku personalia Bank Muamalat Cab.
Ciledug
3 Abdul Hayyi selaku Account Officer Bank Muamalat Cabang Ciledug 8. Teknik Pengukuran Skala
Teknik pengukuran skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala interval dengan menggunakan teknik
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
21
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun aitem-aitem instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap instrumen yang
mengandung skala likert mempunyai gradasi sangat positif hingga negatif. Alternatif pilihan yang digunakan antara lain: Sangat Setuju SS, Setuju
S, Cukup Setuju CS, Kurang Setuju KS, Tidak Setuju TS, Sangat Tidak Setuju STS. Pernyataan ragu-ragu atau jawaban tengah
dihilangkan, dengan alasan:
22
21
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Bandung: Alfabeta, 2009, h. 132.
22
Hadi, Metodologi Research, Jilid 1 Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1989 h.19-20.
a. Jawaban tengah memiliki arti ganda sebab responden belum dapat memutuskan atau memberikan jawaban yang pasti sehingga ia
memberikan jawaban netral atau ragu-ragu. b. Adanya alternatif jawaban tengah dapat menimbulkan kecenderungan
untuk memilih jawaban tersebut Central Tendency, terutama pada responden yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya.
c. Penghilangan alternatif jawaban tengah memberikan kesempatan untuk melihat kecenderungan jawaban responden ke arah positif atau negatif.
Dalam hal ini skala yang digunakan adalah 1 sampai dengan 6 dengan keterangan sebagai berikut:
SS = Jika Sangat Setuju dengan pernyataan
S = Jika Setuju dengan pernyataan
CS = Jika Cukup Setuju dengan pernyataan
KS = Jika Kurang Setuju dengan pernyataan
TS =
Jika Tidak Setuju dengan pernyataan STS =
Jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Penyusunan aitem kepemimpinan dan kinerja karyawan disusun berdasarkan aitem yang berbentuk positif favorable dan aitem yang
berbentuk negatif unfavorable.
Tabel 1.1 Skor Penilaian Kuesioner
Kategori Pernyataaan
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 5
Setuju 4
1 Cukup Setuju
3 2
Kurang Setuju 2
3 Tidak Setuju
1 4
Sangat Tidak Setuju 5
8. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: a. Kepemimpinan x
Kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau perusahaan tertentu. Dalam
penelitian ini variabel kepemimpinan diukur dengan menggunakan teori path-goal yang dikemukakan oleh Robert House. Secara pokok
teori path-goal berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan
bawahannya.
23
Teori tersebut meliputi kepemimpinan direktif, mendukung, partisipatif, dan berorientasi pada prestasi.
23
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, h. 42
b. Kinerja y Kinerja performance adalah kuantitas dan atau kualitas hasil
kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada
norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi.
24
Dalam penelitian ini, variabel kinerja diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikemukakan oleh Mitcel yaitu; kualitas kerja quality of work, ketepatan waktu pomptness, inisiatif initiative, kemampuan
capability, dan komunikasi communication.
25
Tabel 1.2 Operasional Variabel Kepemimpinan
Variabel Dimensi
Indikator Butir
Kepemimpinan x
1 Direktif
2 Supportive
3 Partisipatif
-
Mengetahui apa yang diharapkan pemimpin
- Pengarahan khusus - Memotivasi
- Perhatian - Memberikan inspirasi
- Mempertimbangkan saran
1,2,3,4
5,6,7 8,9
10,11,12 13,14,15
16,17,18, 19
24
Syamsir Torang, Organisasi Manajemen Perilaku, Struktur, Budaya, Perubahan Organisasi, h. 74
25
Soedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Bandung: Mandar Maju, 2001, h. 51
Variabel Dimensi
Indikator Butir
4 Kepemimpinan berorientasi pada
prestasi
- Menetapkan tujuan - Membangkitkan rasa
percaya diri
20,21 22,23,24
Tabel 1.3 Operasional Variabel Kinerja
Variabel Dimensi
Indikator Butir
Kinerja y 1 Kualitas kerja
2 Ketepatan waktu
3 Inisiatif
-
Kerapian pekerjaan - Kesesuaian hasil kerja
dengan tujuan organisasi
- Cermat dan teliti - Pekerjaan selesai tepat
waktu - Pemanfaatan waktu
- Pemberian ide gagasan dalam
berorganisasi - Mempunyai kesadaran
diri untuk melakukan sesuatu
1,2,3 5,6
7,8,9 10,11
12,13,14 15
16, 17,18
19,20,21 22
Variabel Dimensi
4 Kemampuan
5 Komunikasi
Indikator
- Keterampilan karyawan
- Profesionalisme - Mengkomunikasikan
pekerjaan - Meningkatkan gairah
kerja
Butir
23,24,25
26,27,28 29,30
31,32,33
9. Metode Analisis Data
1. Pengujian Instrumen
a. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang
dilakukan terhadap isi dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian.
26
Sementara Arikunto menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.
27
Terdapat tiga kategori besar validitas, yaitu content validity validitas isi
construct validity validitas konstrak
26
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Bandung: Alfabeta, 2008, h. 178
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h.163-169
criterion-related validity validitas berdasarkan kriteria. Untuk menguji validitas skala, peneliti menggunakan rumus korelasi
Pearson Product Moment, yaitu dengan rumus:
28
2 2
2 2
y y
N x
x N
y x
xy N
r
xy
Keterangan : r
xy
: koefisien korelasi antara item dengan total item ∑
xy
: jumlah penelitian item dengan total item ∑
x
: jumlah skor masing-masing item ∑
y
: jumlah skor total item N
: jumlah subjek
Perhitungan validitas pada skala penelitian ini dihitung dengan menggunakan program Statistical Packages for Social Sciences SPSS
versi 15.0. Fungsi perhitungan ini adalah untuk menyeleksi item yang layak dipakai dengan nilai batas 0,361. Apabila item mempunyai
koefisien korelasi lebih besar dari 0,361 maka item tersebut akan lolos seleksi dan digunakan sebagai bagian dari skala dalam bentuk final,
tetapi apabila koefisien korelasi kurang dari 0,361 maka item dianggap mempunyai daya diskriminasi rendah dan tidak diikutkan dalam skala
bentuk final.
28
Dwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik PT. MediaKom 2008, h.119
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah terdapatnya kesamaan data dalam waktu yang
berbeda dan menunjukkan pada suatu pengertian bahwa alat ukur tersebut cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data. Teknik
untuk mengukur
reliabilitas instrumen
dengan menggunakan skala Likert dapat menggunakan rumus koefisien reabilitas
Alpha Cronbach.
29
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach α 0,6 yaitu bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu
dan variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Tetapi sebaliknya bila alpha 0,6 maka dianggap kurang handal, artinya
bila variabel-variabel tersebut dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
Perhitungan reliabilitas pada skala penelitian ini dihitung dengan menggunakan program Packages for Social Sciences SPSS versi 15.0.
2. Pengolahan Data Uji Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.
30
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:
Y = a + bX
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h.171
30
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian Bandung: Alabeta, 2010, h.261
Dimana: Y
: Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a
: Harga Y ketika Harga X = 0 harga konstan. b
: Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila + arah garis naik, dan bila - maka arah garis turun.
X : Subyek pada variabel independen yang mempunya nilai tertentu.
Untuk mengetahui korelasi antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan, maka korelasi dilambangkan dengan nilai R= koefisien
korelasi, jika nilai R tidak lebih dari harga -1R+1, apabila R= -1 artinya korelasinya negatif sempurna, R=0 tidak ada korelasi dan R=1
berarti korelasinya sempurna positif. Selanjutnya harga R akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai R untuk mengetahui
seberapa besar tingkat hubungan, penjelasannya sebagai berikut:
31
Tabel 1.4 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah 0,40
– 0,599 Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
31
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Bandung: Alfabeta, 2008, h. 250
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sedangkan untuk koefisien determinasi di dalam penelitian ini dilambangkan dengan R square. Koefisien determinasi R square
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
3. Pengujian Hipotesis Uji t Uji Parsial
Menurut Sugiyono, uji t digunakan untuk mengetahui masing- masing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat, menggunakan uji masing-masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel
terikat.
32
Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas kepemimpinan terhadap variabel terikat kinerja secara terpisah atau
parsial. Uji t dicari dengan rumus sebagai berikut:
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD Bandung: Alfabeta, 2009, h.223
Keterangan : r : Koefisien korelasi
n : Jumlah sampel Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis kepemimpinan terhadap kinerja. Ho: Tidak ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja
karyawan Ha: Ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan
H
1
: Tidak ada pengaruh antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan
H
2
: Ada pengaruh antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan Kriteria penerimaan hipotesis:
1. Dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Apabila t hitung t tabel maka Ho diterima Ha ditolak, H
1
diterima dan H
2
ditolak. Apabila t hitung t tabel maka Ha dan H
2
diterima. 2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikasi. Apabila angka
probabilitas signifikasi 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, H
1
diterima dan H
2
ditolak. Apabila angka probabilitas signifikasi 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, H
1
ditolak dan H
2
diterima.
11. Teknik Penulisan
Teknik penulisan dalam skripsi ini disesuaikan dengan kaidah- kaidah Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi
yang diterbitkan oleh CeQDA Center for Quality Development and
Assurance Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum melakukan penelitian lebih lanjut maka penulis mengkaji terlebih dahulu terhadap penelitian sebelum nya yang
memiliki pembahasan kurang lebih seperti judul yang penulis ambil. Untuk menghindari dan membuktikan bahwa tidak terjadi penjiplakan, maka penulis
akan memberikan beberapa rujukan yang penulis jadikan sebagai acuan. Penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelum nya yang kurang lebih
pembahasan nya menyangkut kepemimpinan atau kinerja karyawan, diantaranya: 1. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ahmad Farid Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan, dan Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus pada Karyawan PT. Sari Burger Indonesia
”.
33
Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ketiga variabel terhadap kinerja karyawan. Namun, dalam
penelitian ini tidak memaparkan secara spesifik tentang pengaruh kepemimpinan karena terdapat variabel-variabel lainnya yang menjadi fokus
penelitian. 2. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Bebi Sanusi Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hi dayatullah Jakarta tahun 2002 dengan judul “Hubungan Gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PP Muhammadiyah Cabang
33
Ahmad Farid, Pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus pada Karyawan PT. Sari Burger Indonesia Jakarta: FEB UIN
Jakarta, 2012.
Kramat Jati”.
34
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, pada skripsi ini membahas gaya kepemimpinan kolektif
kolegial dimana pemimpin dihadapkan oleh pemimpin yang lain dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini tidak memaparkan secara keseluruhan
gaya dan proses dari kepemimpinan, karena hanya terbatas pada gaya kepemimpinan kolektif dan kolegial saja.
3. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Andry Cahyono Fakultas Ekonomi Universitas Neg
eri Malang tahun 2004 dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan PT.
TELKOM Cabang Tulungagung ”.
35
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Pada skripsi ini lebih membahas gaya kepemimpinan otokratif,
partisipatif, dan free rein mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja karyawan pada PT. Telkom Cabang Tulungagung. Tidak jauh berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Bebi Sanusi, penelitian ini juga hanya terbatas pada pengaruh gaya kepemimpinan yang dilakuakan oleh pimpinan PT
Telkom Cabang Tulungagung. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti hanya ingin fokus pada proses
memengaruhi yang terjadi terhadap peningkatan kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Ciledug. Maka dari itu variabel yang digunakan sebagai
variabel yang memengaruhi hanya satu yaitu kepemimpinan. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, akan diketahui seberapa besarkah
pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
34
Bebi Sanusi, Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PP Muhammadiyah Cabang Kramat Jati Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Jakarta, 2002.
35
Andry Cahyono, Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan PT. TELKOM Cabang Tulungagung Malang: FE Universitas Negeri Malang,
2004.
Selain penelitian-penelitian terdahulu, penulis juga mengambil rujukan dari berbagai buku yang menyangkut teori-teori dari variabel pada penelitian ini.
a. Kepemimpinan x Menurut Kartini Kartono, Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
36
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori
tentang kepemimpinan secara umum yang dijelaskan oleh Miftah Thoha, sebagai berikut:
37
1 Teori Sifat Menurut pendapat hasil penelitian Keith Devis menyebutkan ada empat
sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi yaitu:
a Kecerdasan, hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa
kepemimpinan mempunyai tingkat kecerdasan lebih tinggi di bandingkan dengan yang dipimpin. Namun pemimpin tidak bisa melampaui terlalu
banyak dari kecerdasan pengikutnya.
b Kedewasaan dan keluwesan hubungan social, para pemimpin cendrung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai
perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas social dan mempunyai keinginan menghargai dan dihargai.
c Motivasi dan dorongan berprestasi, para pemimpin secara relative mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi, dan berusaha
mendapatkan penghargaan yang intrinsik dibandingkan dari yang ekstrinsik.
d Sikap-sikap hubungan kemanusiaan, para pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu
berpihak kepadanya, dalam istilah penelitian universitas Ohio pemimpin itu mempunyai perhatian dan kalau mengikuti istilah penemuan Michigan,
pemimpin itu berorientasi pada produksi.
36
Dr. Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 33
37
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, hal. 32
Bedasarkan beberapa pendapat diatas tentang teori sifat maka dapat di simpulkan bahwa menjadi seseorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang
baik atau semua sifat yang baik harus ada pada pemimpin agar dapat menjadi teladan oleh orang-orang yang dipimpin dan masyarakat luas.
2 Teori Kelompok Menurut Miftah Thoha, agar suatu kelompok dapat mencapai tujuan-
tujuanya, maka harus terdapat suatu pertukaran positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Teori kelompok ini di dasar perkembangan pada psikologi sosial
3 Teori Situasional Variabel
situasional mempunyai
pengaruh terhadap
peranan kepemimpinan, kecakapan perilakunya termasuk pelaksanaan kerja dan
keputusan para pengikutnya. Beberapa variable situasional di identifikasikan, tetapi tidak semua ditarik oleh situasional ini.
4 Model Kepemimpinan Kontijensi Model teori ini berisi tentang hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan situasi yang menyenangkan dalam hubunganya dengan dimensi- dimensi empiris berikut ini: 1 Hubungan Pimpinan anggota. Variable ini
sebagai hal yang paling menentukan dalam menciptakan situasi yang menyenangkan; 2 derajat dari struktur tugas. Dimensi ini merupakan urutan
kedua dalam menciptakan situasi yang menyampaikan; 3 posisi kekuasaan pemimpin yang di capai lewat otoritas formal dimensi ini merupakan urutan
ketiga dalam menciptakan situasi yang menyenangkan.
38
b. Kinerja y Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
39
38
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, hal. 32.
39
Dr. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, hal. 67.
Definisi kinerja menurut Gomes, penilaian prestasi kerja dapat dilakukan berdasarkan deskripsi perilaku yang spesifik yaitu:
40
1. Quantity of work, jumlah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
2. Quality of work, kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.
3. Job knowledge, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan ketrampilan. 4. Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-
tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. 5. Coorporation, kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain.
6. Dependability, kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan.
7. Initiative, semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.
8. Personal qualities, menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah- tamahan dan integritas pribadi.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara sistematik, teknik penulisan dibagi dalam beberapa bab yang dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas hal-hal menjadi
permasalaha. Untuk itu penulis membagi ke dalam lima bab yang terdiri dari:
40
Faustino Cardoso Gomes
,
Manajemen Sumber Daya Manusia Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 2001, hal. 142.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan teoritis
ini berisi
tentang pengertian
kepemimpinan, teori
kepemimpinan, teknik
kepemimpinan, ciri-ciri pemimpin, etika pemimpin, fungsi kepemimpinan, kinerja karyawan, manfaat
penilaian kinerja, metode penilaian kinerja, dan penggunaan penilaian kinerja.
BAB III : PROFIL LEMBAGA
Berisi tentang tinjauan umum dari perusahaan, seperti sejarah singkat berdirinya perusahaan, profil perusahaan,
struktur organisasi, serta ruang lingkup kegiatan perusahaan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang analisis pengaruh kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja karyawan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
34
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Kepemimpinan
1. Pengertian
Menurut George R. Terry, leadership is activity of influencing people to strive willing for mutual objective, Kepemimpinan adalah suatu
proses mempengruhi aktivitas kelompok dalam upaya perumusan dan pencapaian tujuan.
1
Menurut Stoner, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan.
2
Robert Tannembaum, Irving R, Weschler, dan Fred Massarik mendefinisikan kepemimpinan sebagai pengaruh perseorangan dalam
situasi tertentu secara langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan-tujuan umum dan khusus. Hal yang sama dikemukakan oleh
Stogdill bahwa
kepemimpinan atau
leadership adalah
proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam
usaha-usaha menentukan tujuan dan mencapainya.
3
Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu, melainkan kepemimpinan terjadi dimana saja, asalkan seseorang
menunjukkan kemampuannya memengaruhi perilaku orang lain ke arah
1
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta: Bumi Aksara, 2011, h. 249.
2
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Yogyakarta: Liberty, 2008, h. 48.
3
Kartini Kartono, Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan dan Industri Jakarta: PPN press, 2002, h.35.
tujuan tertentu.
4
Berdasarkan pendapat para ahli di atas bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain,
atau seni memengaruhi perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok. Di sini kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan
atau tata krama birokrasi.
2. Teori-teori Kepemimpinan
a. Teori X dan Y Menurut Douglas Mc Gragor dalam Soedarmayanti pada bukunya
yang berjudul kepemimpinan dalam manajemen, kiat pemimpin ditentukan oleh dua perilaku manusia yang berlainan, yaitu:
5
Teori X, memandang manusia secara pesimis yang menganggap bahwa bawahan harus dipaksa, ditekan agar mereka mau bekerja.
Berkecenderungan tidak memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan diri, karena kekuasaan satu-satunya di tangan sang
“boss”. Sedangkan teori Y, unsur manusia dianggap mempunyai potensi
besar untuk dikembangkan. Pengembangan ini tergantung pada kemampuan pemimpin untuk memberi mereka motivasi kerja serta diberi
kesempatan untuk berinisiatif. b. Teori Sifat
Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali pada zaman Yunani kuno dan zaman Roma. Pada waktu itu orang percaya bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Teori The Great Man menyatakan
4
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, h. 9.
5
Soedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Bandung: PT. Rafika Aditama, 2011, h. 251.