tujuan tertentu.
4
Berdasarkan pendapat para ahli di atas bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain,
atau seni memengaruhi perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok. Di sini kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan
atau tata krama birokrasi.
2. Teori-teori Kepemimpinan
a. Teori X dan Y Menurut Douglas Mc Gragor dalam Soedarmayanti pada bukunya
yang berjudul kepemimpinan dalam manajemen, kiat pemimpin ditentukan oleh dua perilaku manusia yang berlainan, yaitu:
5
Teori X, memandang manusia secara pesimis yang menganggap bahwa bawahan harus dipaksa, ditekan agar mereka mau bekerja.
Berkecenderungan tidak memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan diri, karena kekuasaan satu-satunya di tangan sang
“boss”. Sedangkan teori Y, unsur manusia dianggap mempunyai potensi
besar untuk dikembangkan. Pengembangan ini tergantung pada kemampuan pemimpin untuk memberi mereka motivasi kerja serta diberi
kesempatan untuk berinisiatif. b. Teori Sifat
Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali pada zaman Yunani kuno dan zaman Roma. Pada waktu itu orang percaya bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Teori The Great Man menyatakan
4
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, h. 9.
5
Soedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Bandung: PT. Rafika Aditama, 2011, h. 251.
bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin akan menjadi pemimpin tanpa memperhatikan apakah ia mempunyai sifat sebagai
pemimpin atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin. Sifat
umum yang
berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan menurut Keith Davis seperti yang dikutip Miftah Thoha,
yakni:
6
1 Kecerdasan, pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin.
2 Kedewasaan dan kekuasan hubungan sosial, pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil karena mempunyai
keinginan menghargai dan dihargai. 3 Sikap-sikap hubungan kemanusiaan, pemimpin-pemimpin yang
berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya.
c. Model Kepemimpinan Kontijensi Model ini berisi tentang hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan situasi yang menyenangkan. Adapun situasi yang menyenangkan ini diterangkan Fiedler dalam Miftah Thoha sebagai berikut:
7
1 Hubungan pemimpin anggota, yakni pemimpin dapat diterima oleh para pengikutnya.
2 Derajat dan struktur tugas adalah tugas-tugas dan semua yang berhubungan dengan nya ditentukan secara jelas.
6
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, h. 43.
7
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, h. 44