didasari oleh rasa kebersamaan, penghargaan pada sesama warga negara tanpa memandang perbedaan suku, agama dan budaya
”.
29
b. Pembelajaran PKn di SDMI
Dengan memahami akan luasnya materi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah, guru sebagai salah satu unsur pendidik diharapkan
mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang
mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta memahami tentang siswa belajar.
Perolehan informasi baru dapat terjadi dari kegiatan membaca, mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang diajarkan atau
mendengarmelihat audio visual dan lain –lain.
Belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peran penting, baik dalam kehidupan masyarakat tradisional maupun modern. Pentingnya proses
belajar dapat dipahami dari traditionallocal wisdom, filsafat, temuan penilitian dan teori tentang belajar. Traditionallocal wisdom adalah ungkapan verbal dalam
bentuk frasa, peribahasa, adagium, maksim, kata mutiara, petatah – petitih atau
puisi yang mengandung makna eksplisit atau implisit tentang pentingnya belajar dalam kehidupan manusia.
PKn merupakan materi yang fokus pada pembentukan diri yang beragam baik dari segi agama sosio-kultural,bahasa, usia dan suku bangsa, untuk menjadi
warganegara yang cerdas, terampil dan berkarakter. Materi PKn bertujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik sebagai berikut:
1 Berfiqir secara kritis, rasional dan kreatif.
2 Berfartisifasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3
Berkembang secara demokratis dan fositif tingking dan membentuk berdasar karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
bekerjasama dengan bangsa-bangsa lainya.
29
Nugroho Sarjan Agung. Pendidikan Kewarganegaraan kelas VI SD. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. hlm.
9-19
4 Berintegrasi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan teknologi informasi dan komunikasi
30
. B.
Hasil Penelitian yang Relevan
Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. Diantaranya:
Sukawati 5 Oktober 2010. Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Menerapkan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan
Latihan Pada Siswa SMK Negeri 3 Sukawati Kelas XII Tari 1. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan action research sebanyak tiga putaran. Setiap
putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3 Sukawati
kelas XII Tari 1 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar
siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I 60,71, siklus II 75,00, siklus III 89,29. Simpulan dari penelitian ini
adalah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi psikomotorik siswa di SMK Negeri 3 Sukawati
Kelas XII Tari 1 serta metode ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah merupakan titik tolak dari sebuah penelitian yang kebenarannya diakui oleh peneliti itu sendiri dan merupakan jembatan untuk
menyusun hipotesis sebagai argumentasi logis, rasional dan kritis mengenai hubungan atau keterkaitan antar variabel penelitian yang disusun oleh peneliti
berdasarkan hasil komparasi, analisis dan sintesis teori. Kerangka berpikir pun tidak disusun berdasarkan pada common sense atau akal sehat si peneliti, namun
berdasarkan pada hasil kajian yang handal.
31
30
Ine Kusuma Aryani Markum Susatim. Pendidikan Kewarganegaraan PKn Berbasis Nilai Jakarta: Depdiknas , 2003. hlm. 18.
31
Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011.hal.48
Secara sederhana peneliti merumuskan kerangka berpikir bahwa “Semakin
baik metode ceramah plus demonstrasi dan latihan, maka semakin tinggi pula tinggi pula
kompetensi psikomotorik siswa di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor
” D.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah hasil kajian pustaka atau proses rasional dari penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoretik. Dengan demikian
hipotesis dapat dianggap sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian dan masih perlu diuji kebenarannya dengan
menggunakan data empirik.
32
Secara sederhana peneliti merumuskan hipotesis bahwa: “Jika metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan diterapkan, maka akan semakin meningkat kompete
nsi psikomotorik siswa di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor”, atau “Semakin baik metode ceramah plus demonstrasi dan latihan, maka semakin
tinggi pula kompetensi psikomotorik siswa di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng
Bogor
32
Ibid. h.48