Observasi Siklus I Refleksi Siklus I

3.1.1.3 Observasi Siklus I

Tahap observasi dilakukan peneliti adalah disaat proses pembelajaran, dan perubahan perilaku berupa sikap religius dan sikap sosial siswa ketika pembelajaran berlangsung. Proses observasi ini dibantu oleh guru bahasa dan sastra Indonesia selama proses pembelajaran berlangsung. 1. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Pedoman observasi proses pembelajaran yaitu, 1 keantusiasan siswa disaat proses pembelajaran, 2 kekondusifan siswa di dalam kelompok mengidentifikasi hakikat, dan unsur pembangun puisi 3 keaktifan siswa di dalam kelompok di dalam mengidentifikasi hakikat, dan unsur-unsur pembangun puisi , 4 keintensifan siswa di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, 5 keefektifan kegiatan refleksi akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui kekurangan dan tindakan yang akan dilakukan berikutnya. 2. Pedoman Observasi Sikap Religius dan Sikap Sosial Pedoman observasi sikap berupa, sikap religius dan sikap sosial. Indikator sikap dapat diuraikan sebagai berikut. Sikap religius, yaitu berdoa sesudah dan sebelum menjalankan sesuatu, memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut, memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Adapun pedoman observasi proses pembelajaran sikap sosial yaitu, kreatif, tanggung jawab, santun, percaya diri dan gotong royong.

3.1.1.4 Refleksi Siklus I

Setelah proses pembelajaran pada siklus I berakhir, peneliti melakukan analisis hasil tes, wawancara dan observasi. Proses refleksi dapat mengetahui keterampilan siswa di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, keaktifan dan kekondusifan siswa dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, dan kendala yang dialami siswa dan guru di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap kekurangan-kekurangan pada proses pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi yang ada pada siklus I. Adapun kelebihan-kelebihan yang ada pada siklus I dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada siklus II. Pada proses pembelajaran siklus I masih ada beberapa kekurangan, diantaranya yaitu : 1 siswa masih bingung menyusun kata-kata yang ditulis menjadi bait puisi, 2 kurangnya waktu di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, 3 gambar yang digunakan sebagai media penyusunan teks hasil observasi dalam bentuk puisi masih kurang jelas sehingga siswa merasa bingung. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Cara mengatasi kekurangan tersebut yaitu, pada siklus II akan dilakukan perbaikan sebagai berikut, 1 guru mengulang penjelasan mengenai langkah- langkah pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dan unsur-unsur pembangun puisi, 2 guru lebih aktif lagi mendampingi siswa di dalam proses menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, 3 guru memberikan tambahan waktu untuk keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, sehingga siswa dapat lebih leluasa di dalam mengembangkan imajinasinya di dalam penyusunan puisi, 4 guru melakukan perbaikan gambar yang lebih jelas agar siswa tidak bingung ketika mengamati gambar yang akan disusun menjadi puisi.

3.1.2 Proses Tindakan Siklus II

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

The Effectiveness of Numbered Heads Together Technique (NHT) Toward Students’ Reading Ability on Descriptive Text A Quasi Experimental Study at the Second Grade of SMPN 2 Tangerang Selatan in Academic Year 2013/2014

1 9 128

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI DENGAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK DAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP NEGERI 1 UNGARAN

2 30 303

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15