Fungsi-fungsi bahasa tersebut pada praktiknya jarang berdiri sendiri. Antara satu fungsi dengan fungsi yang lain saling terkait dan saling mendukung.
Dengan demikian, suatu tindakan berbahasa dapat mengandung lebih dari satu fungsi Solchan, 2009: 1.7-1.8.
2.1.2. Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa. Menurut Tarigan 2008: 18 keterampilan bahasa terdiri dari empat aspek.
Keempat aspek tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan
yang bersifat alamiah. Artinya, kedua keterampilan berbahasa tersebut didapatkan oleh seseorang melalui peniruan yang bersifat alamiah dan langsung dalam proses
komunikasi. Menyimak dan berbicara digunakan dalam komunikasi langsung dan tatap muka. Keterampilan membaca dan menulis diperoleh secara sengaja melalui
proses belajar. Oleh karena itu sering disebut juga dengan keterampilan berbahasa literer. Kedua keterampilan berbahasa tersebut digunakan dalam komunikasi
tertulis secara tidak langsung. Keempat keterampilan berbahasa saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Orang tidak akan dapat berbicara kalau tidak dapat menyimak. Demikian pula, orang tidak akan dapat menulis tanpa terlebih dahulu dapat
membaca. Keterampilan berbicara dan menulis sebagai keterampilan yang produktif didukung oelh keterampilan menyimak dan membaca sebagai
keterampilan yang reseptif. Karena erat hubungan keempat keterampilan berbahasa tersebut, keempatnya sering disebut sebagai catur tunggal. Artinya,
keempat keterampilan tersebut merupakan bentuk kompetensi bahasa Doyin 2009: 11-12.
2.1.3. Hakikat Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan
secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Berdasarkan
sifatnya, menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif Doyin, 2009: 12.
Menulis sering diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan atau komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Komunikasi atau pesan yang disampaikan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan tersebut merupakan lambang atau simbol bahasa yang
dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Pesan atau komunikasi yang disampaikan oleh penulis melibatkan empat
unsur, yaitu: 1 penulis sebagai penyampai pesan; 2 pesan atau isi tulisan; 3 saluran atau media berupa tulisan; dan 4 pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara
jenis-jenis keterampilan berbahasa yang lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan
dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Manfaat yang dapat dipetik dari menulis antara lain: 1 peningkatan kecerdasan;
2 pengembangan daya inisiatif dan kreativitas; 3 penumbuhan keberanian; dan pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Menulis pada hakikatnya menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis tulisan sesuai dengan kaidah kebahasaan,
baik informasi sastra maupun nonsastra. Adapun tujuan pembelajaran menulis
adalah: 1 mendorong siswa menulis dengan jujur dan tanggung jawab; 2 merangsang imajinasi dan daya pikir; 3 menghasilkan tulisan yang organisasinya
bagus, tepat, jelas, dan penggunaan bahasanya efektif. Sehubungan dengan “tujuan” penulisan sesuatu tulisan, Hartig dalam
Tarigan, 2008: 25-26 merangkumnya sebagai berikut: a.
Assignment purpose tujuan penugasan, tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena
ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. b.
Altruistic purpose tujuan altruistik, bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para
pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya
itu.
c. Persuasive purpose tujuan persuasif, bertujuan meyakinkan para pembaca
akan kebenaran gagasan yang diutarakan. d.
Informational purpose tujuan informasional, tujuan penerangan, bertujuan memberi informasi atau keteranganpenerangan kepada pembaca.
e. Self-expressive purpose tujuan pernyataan diri, bertujuan untuk
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca. f.
Creative purpose tujuan kreatif, bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai- nilai kesenian yang ideal.
g. Problem-solving purpose tujuan pemecahan masalah, bertujuan untuk
menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran- pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri untuk memecahkan permasalahan.
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang erat hubungannya dengan ide atau gagasan yang dituangkan oleh penulis dalam bentuk tulisan.
Tulisan yang dibuat oleh penulis memiliki tujuan-tujuan sendiri sesuai dengan ide yang dituangkan oleh penulis. Menurut Semi jaririndu.blogspot.com membagi
tujuan menulis sebagai berikut: a.
Memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, misalnya petunjuk cara menggunakan mesin, merangkai
bunga, dan sebagainya. b.
Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui orang lain, misalnya menjelaskan mengenai manfaat
lari bagi kesehatan jantung.
c. Menceritakan kejadian, yakni memberikan informasi tentang sesuatu yang
berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu, misalnya menceritakan tentang perjuangan Sultan Hasanuddin.
d. Meringkaskan, yakni membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi
lebih singkat, misalnya dari 150 halaman menjadi 10 halaman, maupun ide pokoknya tidak hilang.
e. Meyakinkan, yakni tulisan berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau
sependapat dengannya. Barangkali tujuan menulis yang paling umum digunakan adalah tujuan meyakinkan ini.
Menurut Tarigan 2008: 3-4 menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung, tidak
bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak akan datang dengan secara
otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Ada lima tingkatan menulis, tingkatan tersebut meliputi:
1. Timbulnya pemahaman baca tulis, anak mulai menyadari adanya kegiatan
baca tulis, anak mulai menyenangi jika ada orang melakukan baca tulis. Semula anak hanya memandangi tapi lama kelamaan ia akan mencoba
menirukan. Anak mulai memegang pensil,kemudian mencoret-coret pada kertas atau media lain. Tulisan yang dihasilkan pada tahap ini memang belum
bermakna, tetapi pada diri anak sudah timbul rasa menyenangi kegiatan tersebut.
2. Menulis permulaan, kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara
merealisasikan simbol- simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik.Tingkatan ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-
simbol bunyi bahasa menjadi huruf- huruf yang dapat dikenali secara konkret.
3. Pembinaan kelancaran menulis, pada tahap ini simbol-simbol bunyi bahasa
misalnya huruf-huruf yang telah dikenali secara konkret mulai dihubung- hubungkan lebih lanjut menjadi kesatuan yang lebih besar dan memiliki
makna 4.
Menulis untuk kesenangan dan belajar, sudah timbul kesenangan pada diri anak akan perlunya menulis, pada tahap ini anak melakukan kegiatan menulis
dengan tujuan-tujuan tertentu yang disengaja misalnya mencatat pelajaran, mencatat kegiatan dibuku harian,menulis surat untuk teman dan sebagainya.
Pada tingkatan ini anak sudah dapat menikmati kegiatan menulisnya 5.
Menulis matang, pada tahap ini anak sudah mampu menuangkan dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui tulisan dengan baik ia telah
mampu memilih kata dengan tepat, menyusun kalimat dengan runtut,dan mengembangkan paragraf dengan baik,tahap inilah yang memberikan
kebebasan berekspresi pada anak untuk menghasilkan tulisan-tulisan kreatif yang sangat mencengangkan hasilnya
Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya. Hal itu menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikannya yang terprogram. Program-
program dalam bahasa tulis direncanakan untuk mecapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
a. Membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat
melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan menulis;
b. Mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam
tulisan; c.
Mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis;
d. Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara
membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas. Peck dan Schulz, dalam Tarigan,
2008: 9. Keterampilan menulis di sekolah dasar pada pelajaran bahasa Jawa salah
satunya adalah keterampilan menulis aksara Jawa. Untuk mengembangkan keterampilan tersebut banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran, motivasi yang diberikan guru, media atau alat peraga yang membantu siswa mempermudah memahami materi pembelajaran.
Berdasarkan faktor-faktor di atas guru harus memiliki potensi-potensi dan keterampilan-keterampilan yang lebih untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan mereka khususnya keterampilan menulis sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dengan maksimal.
2.1.4. Aksara Jawa