Nilai rata-rata 2. Nilai terendah Nilai tertinggi 4. Siswa yang belum Presentase ketuntasan belajar

Berikut ini disajikan diagram tentang perolehan data hasil belajar seperti dibawah ini : Gambar 4.14 Diagram batang hasil belajar data awal, siklus I, siklus II dan siklus III Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran yang telah diteliti oleh peneliti bersama observer dalam pembelajaran menulis aksara jawa menggunakan pendekatan SAVI dengan macromedia flash berhenti sampai siklus III karena indikator keberhasilan sudah tercapai dengan baik.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Pemaknaan Hasil Temuan Penelitian

Pembahasan penelitian difokuskan pada hasil observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan SAVI dengan macromedia flash pada setiap siklus. 20 40 60 80 100 Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III

1. Nilai rata-rata 2. Nilai terendah

3. Nilai tertinggi 4. Siswa yang belum

tuntas 5. Siswa yang tuntas

6. Presentase ketuntasan belajar

4.2.1.1 Siklus I 4.2.1.1.1 Pemaknaan Hasil Observasi Keterampilan Guru Keterampilan dasar mengajar teaching skills pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan professional Rusman, 2011: 80. Keterampilan mengajukan pertanyaan kepada siswa keterampilan bertanya mendapat skor 2 dengan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan guru sudah mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi yang disampaikan. Ketika siswa menjawab pertanyaan guru sudah memberikan waktu untuk berpikir. Tetapi pada siklus I dalam memberikan pertanyaan kepada siswa guru belum memberikan pertanyaan secara acak, guru masih memberikan pertanyaan kepada siswa tertentu saja. Kemudian bahasa yang digunakan guru dalam memberikan pertanyaan juga masih terlalu sulit untuk dipahami siswa. Bahasa yang terlalu sulit akan membuat siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Aktualisasi diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan cara bertanya. Bertanya sangat biasa dilakukan siswa dalam tiap kesempatan, untuk itu guru harus mampu memfasilitasi kemampuan bertanya siswa untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pertanyaan harus diberikan secara bergiliran agar tidak didominasi oleh beberapa siswa saja, hal ini dapat menyebabkan kecemburuan siswa, maka dari itu guru harus memberikan pertanyaan kepada siswa secara menyeluruh agar tidak terjadi kecemburuan antar siswa Rusman, 2011: 82-83. Maka dari itu guru harus memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa sehingga tidak ada kecemburuan antar siswa. Keterampilan menjelaskan materi pelajaran guru mendapat skor 2 dengan kategori cukup ditunjukkan dengan penggunaan media pembelajaran untuk mempermudah siswa memahami materi. Media yang digunakan akan lebih baik lagi apabila guru memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai media dan materi yang disampaikan kepada siswa. Siswa akan lebih paham lagi apabila guru memberikan penjelasan beserta contoh dari materi yang disampaikan. Tugas guru yang utama adalah mengajar. Mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu menjelaskan materi pelajaran kepada siswa secara profesional Rusman, 2011: 86. Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan dan memecahkan masalah Hasibuan, 2010: 88-89. Pada keterampilan membimbing siswa ketika berdiskusi keterampilan membimbing siskusi kelompok kecil mendapat skor 2 dengan kategori cukup ditunjukkan dengan guru sudah membimbing siswa dalam menyelesaikan lembar kerja yang diberikan. Guru juga sudah mendengarkan pendapat siswa ketika berdiskusi. Tetapi dalam hal ini guru belum menanggapi pendapat siswa dengan baik. Guru belum memberikan perhatian secara menyeluruh kepada setiap kelompok. Dan ketika diskusi selesai guru belum menutup kegiatan diskusi tersebut. Keterampilan mengelola pembelajaran mendapat skor 3 dengan kategori baik ditunjukkan dengan guru sudah memberikan penguatan kepada siswa baik verbal maupun nonverbal, guru sudah menggunakan media dalam menyampaikan materi kepada siswa dan ketika berdiskusi guru sudah membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. Menurut Hasibuan dan Moedjiono 2010: 82 tugas guru dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar optimal yang dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Bila pengelolaan pembelajaran dapat dikerjakan secara optimal maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dilakukan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi pada keterampilan mengelola pembelajaran siklus I pengkondisian kelas dan kelompok yang dilakukan guru masih kurang. Masih banyak siswa yang ramai dan tidak berpartisipasi dalam berdiskusi. Berdasarkan uraian temuan hasil penelitian keterampilan guru pada siklus I diperoleh skor 9 dan dengan kategori baik. Data tersebut menunjukkan bahwa keterampilan guru sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu keterampilan guru meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik tetapi masih perlu dilakukan pemantapan untuk siklus berikutnya karena masih ada beberapa keterampilan yang masih kurang maksimal. 4.2.1.1.2 Pemaknaan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dalam setiap indikator dijelaskan secara rinci sebagai berikut: 1 Mendengarkan penjelasan guru Hasil observasi mendengarkan penjelasan guru yang terdiri dari 4 indikator yaitu 1 menyimak pejelasan guru; 2 menyimak media pembelajaran aksara Jawa; 3 mendengarkan pertanyaan dari siswa lain; dan 4 mendengarkan penjelasan guru diperoleh jumlah skor 88 dan rata-rata skor 2,12 dengan kategori cukup. Pada siklus I masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru, masih banyak siswa yang ramai sendiri. 2 Menulis aksara Jawa Keterampilan menulis aksara Jawa yang tediri dari 4 indikator yaitu 1 berani memberikan contoh menulis aksara awa di depan kelas; 2 menuliskan hasil diskusi di lembar jawab; 3 menulis hasil diskusi di depan kelas; dan 4 mencatat materi di buku catatan masing-masing memperoleh skor 90 dengan rata-rata skor 2,22 dan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis aksara Jawa masih kurang. Dalam menulis aksara Jawa masih banyak siswa yang malu untuk menuliskan contoh di papan tulis, dan masih ada siswa yang tidak mencatat pada buku catatan masing-masing. 3 Berdiskusi dalam kelompok Kegiatan diskusi dengan kelompok yang terdiri dari 4 indikator yaitu: 1 mengerjakan LKS; 2 mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas; 3 mengeluarkan pendapat ketika berdiskusi; dan 4 menanggapi pendapat dalam dikusi memperoleh jumlah skor 90 dengan rata-rata skor 2,09 dan kategori cukup. Ketika berdiskusi masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam kelompok. Hanya beberapa siswa yang mengerjakan LKS, sedangkan siswa yang lain ramai dan bermain sendiri. 4 Mengamati media yang ditampilkan guru di depan kelas Indikator mengamati media yang ditampilkan guru di depan kelas yang terdiri dari 4 indikator yaitu: 1 mengamati media aksara jawa yang ditampilkan guru; 2 mengamati cara menulis aksara Jawa sesuai gambar yang ditampilkan: 3 siswa fokus pada media yang ditampilkan; dan 4 mengamati hasil diskusi yang dituliskan kelompok di depan kelas pada siklus I memperoleh jumlah skor 95 dan rata-rata skor 2,27 dengan kategori cukup. Siswa masih kurang dalam mengamati media yang ditampilakan guru, masih banyak siswa yang ramai sendiri dan tidak fokus dalam menyimak media pembelajaran. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang terjadi dalam satu konteks perencanaan untuk mencapai suatu perubahan tertentu serta menggunakan seluruh potensi individu sehingga akan terjadi perubahan perilaku tertentu Rusman, dkk. 2012:19. Indikator aktivitas siswa pada siklus pertama terdiri dari: 1 mendengarkan penjelasan guru; 2 menulis aksara Jawa; 3 berdiskusi dalam kelompok; dan 4 mengamati media yang ditampilkan guru. Pada siklus pertama aktivitas siswa memperoleh rata-rata 8,07 dengan kriteria cukup. Sebagian besar siswa siap menerima pelajaran diawal pembelajaran. Tetapi banyak siswa yang ketika guru menampilkan media siswa masih banyak yang berbicara dengan teman. Selain itu siswa juga kurang merespon pertanyaan dari guru. Pada saat guru menjelaskan materi dan membagi kelompok masih banyak siswa yang ramai. Akibatnya dalam pembelajaran siswa menjadi gaduh dan materi sulit dipahami sehingga ketika diberi pertanyaan siswa kesulitan untuk menjawab dan ketika mengerjakan soal evaluasi banyak siswa yang tidak percaya diri. Sebagian siswa masih banyak yang kurang aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Menurut Hamalik, 2008: 170-171 siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan perbuatan itu menuju tingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang ada pada siswa perlu mendapat kesempatan yang luas untuk berkembang tanpa terjadi penyimpangan perkembangan dari tujuan yang telah ditentukan. Maka dari itu tugas guru adalah memfasilitasi, membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa, sehingga perkembangan yang terjadi sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian temuan hasil penelitian aktivitas siswa pada siklus I diperoleh skor memperoleh 363 dan rata-rata skor 8,07 dengan kategori cukup. Data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu aktivitas siswa meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik. Maka dari itu masih perlu dilakukan perbaikan untuk siklus berikutnya. 4.2.1.1.3 Pemaknaan Temuan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar menulis aksara Jawa melalui pendekatan SAVI dengan macromedia flash pada siklus I yaitu dari 41 siswa 15 atau 36,58 siswa tuntas belajar sedangkan 26 atau 63,42 siswa belum tuntas belajar, nilai tertinggi yang diperoleh 80 dan nilai terendah 20, nilai rata-rata kelas 51,21. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar menulis aksara Jawa masih banyak siswa yang nilainya rendah. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal evaluasi, sebagian siswa masih belum hafal mengenai aksara Jawa, dan penempatan tulisan sandhangan siswa masih ada yang salah. Menurut Purwanto 2013: 46 hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Agar hasil belajar siswa mengenai menulis aksara Jawa mencapai KKM siswa harus memahami betul mengenai penulisan aksara Jawa baik menggunakan sandhangan maupun pasangan. Siswa harus lebih teliti dalam mengerjakan soal evaluasi. Berdasarkan penilaian hasil belajar siswa melalui pendekatan SAVI dengan macromedia flash akan mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar 80 dan ketuntasan belajar individual 70. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 36,58 belum mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan, maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. 4.2.1.2 Siklus II 4.2.1.2.1 Pemaknaan Hasil Observasi Keterampilan Guru Keterampilan mengajukan pertanyaan kepada siswa keterampilan bertanya memperoleh skor 3 dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan guru sudah memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan, pertanyaan dari guru sudah diberikan secara acak, tidak hanya diberikan pada siswa tertentu saja dan pertanyaan yang diberikan mudah dipahami sehingga siswa tidak kesulitan untuk menjawab. Tetapi dalam memberikan pertanyaan kepada siswa waktu yang diberikan terlalu sedikit, sehingga membuat siswa gugup dan tidak bisa menjawab pertanyaan. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenal. respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir Hasibuan, 2011: 62. Dalam hal ini guru harus memberikan waktu berpikir yang cukup kepada siswa sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Keterampilan menjelaskan guru mendapat skor 3 dengan kategori baik ditunjukkan dengan kejelasan tujuan, bahasa, dan proses penjelasan yaitu guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah diinformasikan. Penggunaan media pembelajaran akan mempermudah siswa dalam memahami materi. Macromedia flash yang digunakan berisi tentang aksara Jawa yang meliputi aksara nglegena, sandhangan dan beberapa contoh cara menulis aksara Jawa. Dalam menjelaskan materi guru perlu memberikan penekanan pada point- point materi yang disampaikan. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan adalah penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan harus bermakna bagi siswa Hasibuan, 2011: 71. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil mendapat skor 2 dengan kategori cukup ditunjukkan dengan guru memusatkan perhatian siswa yaitu guru menginformasikan tujuan, langkah-langkah, dan pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab dalam kegiatan diskusi. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi ditunjukkan dengan memberi giliran atau menunjuk siswa yang jarang berbicara untuk mengungkapkan pendapatnya dan meminta siswa mengomentari pendapat temannya. Pada keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil guru belum menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa ketika berdiskusi. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. untuk itu keterampilan guru harus dilatih dan dikembangkan, sehingga para guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil Rusman, 2011: 89. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II guru belum terlihat belum menanggapi pertanyaan dari siswa. Keterampilan mengelola pembelajaran mendapat skor 3 dengan kategori baik ditunjukkan dengan guru menunjukkan sikap tanggap antara lain guru mendekati siswa sesuai keperluan, memberikan pertanyaan, dan menanggapi pertanyan-pertanyan siswa. Memberikan penguatan pada siswa yang melakukan perbuatan positif. Memberikan perhatian secara menyeluruh kepada siswa. Pada keterampilan mengelola pembelajaran guru masih kurang dalam membimbing diskusi kelompok, siswa masih ramai sendiri, masih ada siswa yang kurang berpartisipasi dalam kelompok. Menurut Hasibuan dan Moedjiono 2008: 82 tugas guru dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar optimal yang dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bila pengelolaan pembelajaran dapat dikerjakan secara optimal maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dilakukan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi pada keterampilan mengelola pembelajaran siklus II guru masih kurang dalam membimbing dikusi kelompok. Berdasarkan uraian temuan hasil penelitian keterampilan guru pada siklus II diperoleh skor 11 kategori baik. Data tersebut menunjukkan bahwa keterampilan guru sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu keterampilan guru meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik tetapi masih perlu dilakukan pemantapan untuk siklus berikutnya. 4.2.1.2.2 Pemaknaan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dalam setiap indikator dijelaskan sebagai berikut: 1 Mendengarkan penjelasan guru Hasil observasi mendengarkan penjelasan guru yang terdiri dari 4 indikator yaitu 1 menyimak pejelasan guru; 2 menyimak media pembelajaran aksara Jawa; 3 mendengarkan pertanyaan dari siswa lain; dan 4 mendengarkan penjelasan guru diperoleh jumlah skor 122 dan rata-rata skor 2,97 dengan kategori cukup. Sebagian siswa sudah fokus pada pembelajaran, mendengarkan penjelasan guru dan menyimak media yang ditampilkan guru di depan kelas. 2 Menulis aksara Jawa Keterampilan menulis aksara Jawa yang tediri dari 4 indikator yaitu 1 berani memberikan contoh menulis aksara awa di depan kelas; 2 menuliskan hasil diskusi di lembar jawab; 3 menulis hasil diskusi di depan kelas; dan 4 mencatat materi di buku catatan masing-masing pada siklus II hanya memperoleh skor 99 dengan rata-rata skor 2,41 dan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis aksara Jawa masih kurang. Siswa masih kurang teliti dalam menulis aksara Jawa. 3 Berdiskusi dalam kelompok Kegiatan diskusi dengan kelompok yang terdiri dari 4 indikator yaitu: 1 mengerjakan LKS; 2 mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas; 3 mengeluarkan pendapat ketika berdiskusi; dan 4 menanggapi pendapat dalam dikusi pada siklus II memperoleh jumlah skor 93 dengan rata-rata skor 2,27 dan kategori cukup. Masih ada sebagian siswa yang kurang aktif dalam kelompok. 4 Mengamati media yang ditampilkan guru di depan kelas Indikator mengamati media yang ditampilkan guru di depan kelas yang terdiri dari 4 indikator yaitu: 1 mengamati media aksara jawa yang ditampilkan guru; 2 mengamati cara menulis aksara Jawa sesuai gambar yang ditampilkan: 3 siswa fokus pada media yang ditampilkan; dan 4 mengamati hasil diskusi yang dituliskan kelompok di depan kelas pada siklus II memperoleh jumlah skor 124 dan rata-rata skor 3,02 dengan kategori baik. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang terjadi dalam satu konteks perencanaan untuk mencapai suatu perubahan tertentu serta menggunakan seluruh potensi individu sehingga akan terjadi perubahan perilaku tertentu Rusman, dkk. 2012:19. Pada siklus II terdapat kenaikan dari rata-rata skor 8,07 menjadi 10,68 dengan kriteria baik. Siswa terlihat lebih antusias dalam menerima penjelasan guru. Siswa fokus pada media dan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa berani menuliskan contoh ke depan kelas, mempresentasikan hasil diskusi dengan baik. ketika siswa membahas dan menyimpulkan materi bersama guru, siswa terlihat aktif dan sungguh-sungguh. Dalam mengerjakan soal evaluasi siswa sangat mandiri karena siswa mengerjakan sendiri tanpa bantuan teman hanya ada beberapa siswa yang mengerjakan soal evaluasi melebihi waktu yang diberikan guru. Tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang berpartisipasi di kelas baik dalam bertanya, menjawab pertanyaan maupun berdiskusi. 4.2.1.2.3 Pemaknaan Temuan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar menulis aksara Jawa melalui pendekatan SAVI dengan macromedia flash pada siklus II yaitu dari 41 siswa 27 atau 65,85 siswa tuntas belajar sedangkan 14 atau 34,15 siswa belum tuntas belajar, nilai tertinggi yang diperoleh 100 dan nilai terendah 30, nilai rata-rata kelas 66,34. Menurut Purwanto 2013: 46 hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Berdasarkan indikator ketuntasan hasil belajar siswa bahwa hasil belajar siswa melalui pendekatan SAVI dengan macromedia flash akan mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar 80 dan ketuntasan belajar individual 70. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 65,85 belum mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan, maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus III. 4.2.1.3 Silkus III 4.2.1.3.1 Pemaknaan Hasil Observasi Keterampilan Guru Keterampilan dasar mengajar teaching skills pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan professional Rusman, 2011: 80. Keterampilan mengajukan pertanyaan kepada siswa keterampilan bertanya memperoleh skor 4 dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan guru sudah memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan, pertanyaan dari guru sudah diberikan secara acak, tidak hanya diberikan pada siswa tertentu saja dan pertanyaan yang diberikan mudah dipahami sehingga siswa tidak kesulitan untuk menjawab. Dalam menjawab pertanyaan guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan dengan maksimal. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenal. respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir Hasibuan, 2011: 62. Berdasarkan hasil observasi pada keterampilan guru dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa pada siklus III guru telah melakukan keterampilan bertanya dengan sangat baik. Keterampilan menjelaskan mendapat skor 4 dengan kategori sangat baik ditunjukkan dengan guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah diinformasikan. Penggunaan media yang telah disampaikan dengan baik sesuai dengan materi. Dalam menjelaskan materi guru sudah memberikan penekanan pada point-point materi yang disampaikan. Penyajian materi menggunakan media yang disertai dengan penjelasan dan contoh telah dilakukan guru dengan baik. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan adalah penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan harus bermakna bagi siswa Hasibuan, 2011: 71. Berdasarkan hasil observasi keterampilan menjelaskan pada siklus III guru telah melakukan keterampilan menjelaskan dengan sangat baik. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil mendapat skor 3 dengan kategori baik ditunjukkan dengan membimbing siswa ketika mengerjakan LKS, menyebarkan kesempatan berpartisipasi ditunjukkan dengan memberi giliran atau menunjuk siswa yang jarang berbicara untuk mengungkapkan pendapatnya dan meminta siswa mengomentari pendapat temannya. Pada keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil guru sudah menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa ketika berdiskusi. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. untuk itu keterampilan guru harus dilatih dan dikembangkan, sehingga para guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran eklompok kecil Rusman, 2011: 89. Berdasarkan hasil observasi pada siklus III guru belum terlihat belum menutup diskusi. Menurut Hamalik 2008: 127 tanggung jawab guru yang terpenting ialah merencanakan dan menuntut siswa melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Guru harus membimbing siswa agar mereka memperoleh keterampilan-keterampilan, pemahaman, perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan-kebiasaan yang baik dan perkembangan sikap yang serasi. Dalam prose pembelajaran Guru harus dapat mengebambangkan apa yang ada dalam diri siswa baik kemampaun maupun potensi. Guru harus selalu membimbing dan mengarahkan siswa sehingga perkembangan siswa tercapai sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Keterampilan mengelola pembelajaran mendapat skor 4 dengan kategori sangat baik ditunjukkan dengan guru menunjukkan sikap tanggap antara lain guru mendekati siswa sesuai keperluan, memberikan pertanyaan, dan menanggapi pertanyan-pertanyan siswa. Memberikan penguatan pada siswa yang melakukan perbuatan positif baik ketika menuliskan contoh di depan kelas maupun dalam mempresentasikan hasil diskusi. Memberikan perhatian secara menyeluruh kepada siswa, tidak mendiskriminasi siswa. Dalam membimbing diskusi kelompok guru sudah memusatkan perhatian siswa pada pokok pembahasan, memperjelas masalah, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif ketika diskusi. Menurut Hasibuan dan Moedjiono 2008: 82 tugas guru dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar optimal yang dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bila pengelolaan pembelajaran dapat dikerjakan secara optimal maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dilakukan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi pada keterampilan mengelola pembelajaran siklus III guru sudah sangat baik. Berdasarkan uraian di atas temuan hasil penelitian keterampilan guru pada siklus III diperoleh skor 15 kategori sangat baik. Data tersebut menunjukkan bahwa keterampilan guru sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu keterampilan guru meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik maka dicukupkan sampai siklus III. 4.2.1.3.2 Pemaknaan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III dalam setiap indikator dijelaskan sebagai berikut: 1 Mendengarkan penjelasan guru Hasil observasi mendengarkan penjelasan guru yang terdiri dari 4 indikator yaitu 1 menyimak pejelasan guru; 2 menyimak media pembelajaran aksara Jawa; 3 mendengarkan pertanyaan dari siswa lain; dan 4 mendengarkan penjelasan guru pada siklus III diperoleh jumlah skor 148 dan rata-rata skor 3,06 dengan kategori baik. Pada siklus ini siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik, tidak ramai sendiri dan fokus pada pembelajaran. 2 Menulis aksara Jawa Keterampilan menulis aksara Jawa yang tediri dari 4 indikator yaitu 1 berani memberikan contoh menulis aksara awa di depan kelas; 2 menuliskan hasil diskusi di lembar jawab; 3 menulis hasil diskusi di depan kelas; dan 4 mencatat materi di buku catatan masing-masingpada siklus III hanya memperoleh skor 132 dengan rata-rata skor 3,22 dan kategori baik. Hal ini menunjukkan keterampilan menulis siswa meningkat dari siklus-siklus sebelumnya. Siswa lebih aktif ketika diminta untuk menulis aksara Jawa. 3 Berdiskusi dalam kelompok Kegiatan diskusi dengan kelompok yang terdiri dari 4 indikator yaitu: 1 mengerjakan LKS; 2 mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas; 3 mengeluarkan pendapat ketika berdiskusi; dan 4 menanggapi pendapat dalam dikusi memperoleh jumlah skor 109 dengan rata-rata skor 2,65 dan kategori cukup. Ketika berdiskusi siswa lebih aktif dalam berpartisipasi dalam kelompok. 4 Mengamati media yang ditampilkan guru di depan kelas Indikator mengamati media yang ditampilkan guru di depan kelas yang terdiri dari 4 indikator yaitu: 1 mengamati media aksara jawa yang ditampilkan guru; 2 mengamati cara menulis aksara Jawa sesuai gambar yang ditampilkan: 3 siswa fokus pada media yang ditampilkan; dan 4 mengamati hasil diskusi yang dituliskan kelompok di depan kelas pada siklus III memperoleh jumlah skor 144 dan rata-rata skor 3,51 dengan kategori baik. Siswa lebih fokus dalam mengamati media yang ditampilkan guru. Aktivitas siswa siklus III memperoleh rata-rata skor 13 dengan kriteria sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan terlihat pada setiap kegiatan dalam proses pembelajaran siswa tenang, tidak ramai sendiri, kelas lebih kondusif dan siswa lebih antusias. Antusias siswa sangat terlihat ketika guru menampilkan media pembelajaran. Sebagian besar siswa mencatat hal-hal yang penting dari media kemudian bertanya ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi. Siswa lebih kondusif dalam proses pembentukan kelompok. Siswa sangat berpartisipasi dalam kelompok. Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan contoh ke depan kelas siswa sangat aktif dan antusias. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang terjadi dalam satu konteks perencanaan untuk mencapai suatu perubahan tertentu serta menggunakan seluruh potensi individu sehingga akan terjadi perubahan perilaku tertentu Rusman, dkk. 2012:19. Berdasarkan uraian hasil penelitian aktivitas siswa pada siklus III diperoleh skor 533 dan rata-rata skor 13 dengan kategori sangat baik. Data tersebut menunjukkan bahwa keterampilan guru sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu aktivitas siswa meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik maka dicukupkan sampai siklus III. 4.2.1.3.3 Pemaknaan Temuan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar menulis aksara Jawa melalui pendekatan SAVI dengan macromedia flash pada siklus III yaitu dari 41 siswa 36 atau 87,80 siswa tuntas belajar sedangkan 5 atau 12,20 siswa belum tuntas belajar, nilai tertinggi yang diperoleh 100 dan nilai terendah 50, nilai rata-rata kelas 78,78. Menurut Purwanto 2013: 46 hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Berdasarkan indikator ketuntasan hasil belajar siswa bahwa hasil belajar siswa melalui pendekatan SAVI dengan macromedia flash akan mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar 80 dan ketuntasan belajar individual 70. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus III dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 87,80 sudah mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan, maka penelitian ini dicukupkan pada siklus III.

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN MEDIA KARTU KATA SISWA KELAS IIIA SDN PETOMPON 02 SEMARANG

3 18 233

KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS IV C SDN PETOMPON 02 SEMARANG

2 20 179

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH SISWA KELAS VB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 8 248

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH KELAS VB SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 32 340

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODELING THE WAY DENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01 SEMARANG

1 32 229

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI PICTURE AND PICTURE DENGAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN PETOMPON 01 SEMARANG

6 76 295

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS IV SDN PATEMON 01 SEMARANG

0 20 237

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

1 20 370

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI CTL VARIASI SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS IVA SDN PETOMPON 02 SEMARANG

2 41 307

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN PERMAINAN Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawa Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Permainan Kartu Huruf Pada Siswa Kelas III SDN Tungg

0 4 14