aspek potensi kemampuan saja yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini, peneliti mengevaluasi hasil belajar pada aspek
kognitif. Hasil belajar aspek kognitif meliputi mengidentifikasi jenis aksara panyigeg wanda dan panyigeg wyanjana, menulis kata dan kalimat beraksara
Jawa yang menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan sandhangan panyigeg wyanjana.
2.1.9. Pendekatan SAVI
2.1.9.1. Hakikat Pendekatan
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Penerapan pendekatan dalam pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
yaitu: 1 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa student centered approach dan 2 pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru mtk2012unindra.blogspot.com. Pembelajaran merupakan suatu fenomena yang kompleks dan jamak,
sehinga muncul berbagai pendekatan yang berbeda-beda. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara pandang tentang fokus dan strategi pembelajaran yang dapat dijadikan kerangka acuan dalam praktik
pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran biasanya dibangun atas dasar posisi pemahaman tertentu tentang apa hakikat, fokus yang dipentingkan, bagaimana cara-cara utama
pencapaiannya serta
asumsi-asumsi penerapannya.
Fungsi pendekatan
pembelajaran adalah memberikan suatu pemahaman tentang sesuatu atau cara pembelajaran yang dianggap efektif dan memberi panduan yang dapat diuji
kecocokannya dengan kondisi nyata. Menurut Surya
www.vilila.com , 2011 memberikan penjelasan secara
praktis mengenai fungsi pendekatan seperti berikut : a.
Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran b.
Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai c.
Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul d.
Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan 2.1.9.2.
Pendekatan SAVI Pendekatan SAVI adalah suatu pendekatan pembelajaran yang merupakan
pengembangan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran berdasar masalah. Pendekatan SAVI merupakan suatu bentuk
pendekatan pembelajaran dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera yang dapat berpengaruh besar pada
pembelajaran Meire, 2003: 91. Ada empat unsur dalam pendekatan SAVI, yaitu: a.
Somatis belajar dengan bergerak dan berbuat b.
Auditori belajar dengan berbicara dan mendengar c.
Visual belajar dengan mengamati dan menggambarkan d.
Intelektual belajar dengam memecahkan masalah dan merenung
Keempat Unsur-unsur dalam pembelajaran SAVI harus ada dalam proses pembelajaran agar pembelajaran berlangsung optimal sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. 1
Somatis belajar bergerak dan berbuat “Somatic” berasal dari Bahasa Yunani “soma” yang berarti tubuh. Jadi
belajar somatic berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh ketika belajar. Untuk
merangsang pikiran-tubuh, perlu diciptakan suasana belajar yang membuat siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu.
Tidak semua proses pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan cara berganti-ganti menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara fisik, dan guru
dapat membantu belajar siswa dalam prose pembelajaran. 2
Belajar auditory Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita
menangkap dan menyimpan informasi auditori bahkan tanpa kita sadari. Peran guru dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang
kuat dalam diri pembelajar, dapat dilakukan dengan cara mengajak peserta didik membicarakan apa yang mereka pelajari. Ajak peserta didik berbicara saat mereka
memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai kemampuan, menciptakan makna-makna pribadi bagi
diri mereka sendiri. 3
Belajar Visual
Peserta did ik lebih mudah belajar jika dapat “melihat” apa yang
dibicarakan penceramah, buku, atau program komputer. Pembelajar visual belajar visual paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram,
peta gagasan, gambar, dan gambaran segala macam hal ketika mereka sedang belajar. Untuk mendapatkan kemampuan visual yang kuat, peserta didik
mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan serta membicarakan situasi itu, menggambarkan proses, prinsip, atau makna yang dicontohkannya.
4 Belajar intelektual
Intelektual adalah menciptakan makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berpikir, menyatukan pengalaman, menciptakan
jaringan saraf baru, dan belajar Meire, 2003: 99. Intelektual menghubungkan pengalaman fisik, emosional, dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi
dirinya sendiri. Jadi Intelektual adalah sarana merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan membangun makna.
Sebuah proses pembelajaran akan optimal jika keempat unsur SAVI terdapat dalam satu proses pembelajaran secara utuh. Siswa dapat belajar sesuatu
dengan cara menyaksikan V, tetapi mereka dapat belajar lebih, jika siswa dapat melakukan sesuatu ketika proses pembelajaran berlangsung S, membicarakan
sesuatu yang sedang siswa pelajari A, dan memikirkan cara menerapkan informasi yang dipelajari siswa dalam menyelesaikan pekerjaan siswa I.
2.1.10. Media Pembelajaran