2 Cakra .....
Sandhangan cakra berfungsi sebagai huruf “ra”. Sandhangan cakra dibawah huruf yang akan diberi sandhangan.
Contoh: Krama
3 Keret .....
Sandhangan keret berfungsi sebagai pengganti huruf ra pepet atau” re”.
Sandhangan keret ditulis dibawah huruf yang akan diberi sandhangan. Contoh:
Kreteg
2.1.5. Pembelajaran Bahasa Jawa Di SD
2.1.5.1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam proses
pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia pembelajaran adalah proses, cara
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pada pembelajaran guru
mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya
pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya
Suprijono, 2012: 13. Jadi pembelajaran adalah upaya guru untuk mengorganisir lingkungan dan menyedikan fasilitas belajar bagi peserta didik.
Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti:
perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku over behaviour yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur
katanya, motorik dan gaya hidupnya. Berdasarkan pengertian pembelajaran dari para ahli dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah upaya atau seperangkat peristiwa yang dilakukan oleh peserta didik yang melibatkan pengetahuan profesional guru dengan semua
komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Gagne 1997 mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut: 1 menarik perhatian, 2 menyampaikan tujuan pembelajaran, 3 mengingatkan konsepprinsip yang telah dipelajari, 4 menyampaikan materi
pelajaran, 5 memberikan bimbingan belajar, 6 memperoleh kinerjapenampilan siswa, 7 memberikan balikan, 8 menilai hasil belajar, 9 memperkuat retensi
dan transfer belajar. Kegiatan pembelajaran harus dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar pada peserta didik. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud
melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan
bantuan kepada pengajar, khususnya siswa agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional.
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan
kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan konsep materi pembelajaran, dan rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa dan materi.
2.1.5.2. Pembelajaran Bahasa Jawa di SD Berdasarkan SK Gubernur No. 895.5012005 yang merupakan penegasan
dari Keputusan Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Tengah Nomor 271aIO31994, Bahasa Jawa pada Muatan Lokal Wajib mulai tingkat SD,
SMPMTs, dan SMASTMMA, adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP beban pengembangan kurikulum lebih diserahkan pada masing-masing
satuan pendidikan, termasuk di dalamnya dalam hal menentukan struktur kurikulum. Guru bidang studi bahasa Jawa mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan kurikulumnya. Upaya pemerintah untuk melestarikan bahasa Jawa salah satunya dengan
cara memasukkan bahasa Jawa dalam kurikulum pendidikan SD, SMP, maupun SMA, otomatis membutuhkan usaha guru untuk menggunakan berbagai macam
metode pembelajaran dapat menimbulkan minat siswa mempelajari bahasa Jawa
tersebut. Pelestarian aksara Jawa hendaknya dimulai sejak tingkat pendidikan awal yaitu SD.
Pembelajaran bahasa Jawa meliputi dua aspek, yaitu aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra. Setiap aspek meliputi empat
keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pada keterampilan menulis dapat dikategorikan 2 macam. Pertama, keterampilan
menulis huruf latin yang didalamnya diajarkan cara menulis huruf lepas dan menulis tegak bersambung. Kedua, adalah keterampilan menulis aksara Jawa.
Materi pembelajaran menulis dengan menggunakan huruf latin, tidak ada kesulitan bagi siswa. Namun, ketika siswa berhadapan dengan materi menulis
aksara Jawa, kebanyakan mereka merasa kesulitan. Seolah-olah mereka berhadapan dengan huruf dari negara asing. Padahal sebenarnya, aksara Jawa
inilah yang sudah lebih dahulu turun temurun dipelajari dan digunakan oleh Bangsa Indonesia, khususnya di daerah Jawa.
2.1.6. Keterampilan Guru