Penskoran hasil analisis pre – test dan post – test

3. Analisis keaktifan belajar siswa

Peneliti melakukan pengamatan mengenai keaktifan belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan kemudian dianalisis. Pengamatan keaktifan tersebut diberikan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam tabel 3.8 yang kemudian hasilnya ditotal dan dianalisis. Hasil analisis dijabarkan sebagai berikut : Tabel 4.11. Keaktifan belajar siswa No Aspek Keaktifan yang Diamati Nama Siswa Naufal Yudis Zahra Nova Bima Tara Nisa Juven Prima 1. Konsentrasi dalam mengamati video yang disajikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2. Mendengarkan dengan seksama teori yang disampaikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3. Membaca dengan seksama langkah - langkah percobaan 1 1 1 1 1 4. Mengamati dengan seksama percobaan yang dilakukan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 Menulis poin - poin pokok materi yang disampaikan 1 1 1 6 Aktif dalam bertanya 1 1 7 Aktif menjawab pertanyaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Aktif dalam melakukan percobaan mandiri 1 1 1 1 1 9 Aktif melakukan percobaan dalam kelompok 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Aktif dalam berdiskusi dan memecahkan masalah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 dalam kelompok Jumlah Nilai 8 7 8 8 6 9 8 7 8 Rata – rata 0,8 0,7 0,8 0,8 0,6 0,9 0,8 0,7 0,8 Presentase 80 70 80 80 60 90 80 70 80 Berdasarkan tabel analisis di atas, terlihat bahwa semua siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar IPA dengan materi magnet menggunakan video pembelajaran. Terlihat dari presentase keaktifan belajar yang diatas 50.

C. Pembahasan

1. Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dengan Penggunaan Video

Magnet Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan mendengarkan, mengamati, menulis, membaca, tanya – jawab, melakukan percobaan, dan berdiskusi serta ditunjukkan dengan adanya aktivitas berfikir.Dorongan keinginan belajar siswa terlihat dari antusiasme dalam mengikuti kegiatan belajar sehingga mengacu pada keaktifan belajar siswa, hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti. Penggunaan media video pada penelitian ini sedikit berbeda dari model ceramah karena mereka secara langsung melakukan aktivitas belajar baik dengan praktek sederhana maupun berdiskusi. Pada kegiatan ini siswa memutar ulang video, mengulang bagian yang belum dipahami, maupun menghentikan momen tertentu untuk dipahami sesuai keinginan mereka, maka dapat disimpulkan pula bahwa dalam melakukan aktivitas – aktivitas belajar yang telah diuraikan oleh peneliti siswa memiliki dorongan belajar magnet. Jadi, melalui video magnet siswa menjalani proses belajar. Melalui penelitian ini terlihat banyak kelebihan video dalam menyampaikan informasi pengetahuan yang secara efektif berpengaruh terhadap pemahaman siswa. Kelebihan yang pertama, segala pengertian dapat disampaikan dengan cara yang lebih konkret dari pada yang dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan, dicetak, atau ditulis Suleiman. 1981:16 – 18. Kedua, dapat diputar ulang atau dihentikan pada momen tertentu tanpa mengganggu siswa lain. Ketiga mengatasi keterbatasan jarak dan waktu yaitu dapat dipelajari kapan saja di luar jam pelajaran dan keempat, menghasilkan cara yang lebih efektif dalam waktu yang lebih singkat. Faktor pendorong kebutuhan belajar menyebabkan pemanfaatan video yang dibuat pada pokok bahasan magnet memiliki efek dalam pembelajaran jenjang SD kelas IV. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yaitu adanya peningkatan pemahaman siswa SD kelas IV setelah belajar menggunakan video magnet. Peningkatan pemahaman tersebut terlihat dari jawaban siswa yang salah maupun belum sempurna ketika pre – test dan kemudian menjadi jawaban yang mengandung konsep benar dan tepat ketika post – test, melalui peningkatan pemahaman siswa secara deskripsi pada setiap butir soal. Deskripsi perubahan pemahaman siswa terbukti dalam rangkuman tabel 4.4, 4.5, dan 4.10. Dari tabel 4.4 dan 4.5terlihat pemahaman awal siswa SD kelas IV mengenai konsep magnet yang kurang benar bahkan belum diketahui pemahaman siswa menjadi lebih baik siswa memiliki konsep semakin benar dan yang tepat walaupun pada beberapa konsep siswa masih kesulitan untuk memahaminya. Pada beberapa konsep yang sama sekali tidak dipahamisiswa, setelah belajar dengan videomagnet menjadi paham dengan benar dan tepat. Berdasarkan tabel 4.10 terlihat adanya perubahan peningkatan pemahaman siswa, yaitu pada satu siswa yang sebelumnya memiliki tingkat pemahaman rendah terhadap konsep magnet, setelah belajar dengan menggunakan video magnet pemahamannya menjadi tinggi. Lima siswa lainnya yang sebelumnya memiliki pemahaman cukup menjadi tinggi, dan tiga siswa lainnya yang sebelumnya sudah memiliki pemahaman tinggi menjadi sangat tinggi. Bukti lain mengenai peningkatanpemahaman siswa SD kelas IV tentang materi magnet setelah belajar dengan video terlihat pada tabel 4.9 dimana diketahui nilai rata – rata pre – test sebesar 55,42 yang meningkat pada nilai post – test menjadi sebesar 79,44 sehingga dapat dikatakan bahwa presentase kenaikan pemahaman siswa SD kelas IV adalah sebesar 24,03. Penggunaan video pembelajaran melibatkan siswa untuk mandiri dalam belajar dan memahami konsep. Siswa terlibat langsung pada proses pembelajaran karena selain siswa melihat video, mereka juga aktif melakukan percobaan magnet secara langsung. Chikering dalam Pannen 1994:5, mengemukakan bahwa peserta didik yang memiliki kemandirian belajar adalah peserta didik yang dapat mengontrol dirinya sendiri, mempunyai motivasi belajar yang tinggi, dan memiliki keyakinan akan dirinya serta memiliki orientasi atau wawasan luas. Kemandirian belajar siswa SD tercermin dari sikap fokus memahami pengetahuan yang dijabarkan baik dalam video magnet maupun praktek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI