Pengembangan dan penggunaan video untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari magnet dengan percobaan.

(1)

ABSTRAK

Ineke Ika Puspita Putri. 2016. Pengembangandan Penggunaan Videountuk

Membantu Siswa Sekolah Dasar Mempelajari Magnetdengan Percobaan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk: (1) mengembangkanvideo pokok bahasan magnet; (2) mengetahui sejauh mana keaktifan belajar siswa melalui pemanfaatan videodalam pembelajaran pokok bahasan magnetpada jenjang SD; (3) mengetahui hasil belajar siswa melalui pemanfaatan video pembelajaran; (4) mengetahui tanggapan siswa mengenai videoyang dikembangkan pada pokok bahasan magnet dalam pembelajaran.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d Juli2015 di DesaMrican dan di Pringwulung. Subyek penelitian ini adalah siswa SD yang berjumlah sembilan siswa. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari instrumen pembelajaran berupa videomagnet yang dikembangkan dan instrumen pengumpulan data berupa soal pre – test, post – test, dan wawancara tertulis.

Penelitian ini menghasilkan: (1) Video sebagai fasilitas penguatan pemahaman konsep magnet; (2) Pemanfaatanvideo dalam pembelajaran pokok bahasan magnet memiliki efek dalam proses belajar siswa SDyaitu pemahaman siswa meningkat. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan rata-rata tingkat pemahaman siswa SD dari rendah menjadi tinggi;(3) Pemanfaatan video meningkatkan keaktifan belajar siswa yang terlihat berdasarkan presentase keaktifan siswa yang terukur melalui pengamatan; (4)Siswa merasa video yang dikembangkan pada pokok bahasan magnet baik digunakan dalam pembelajaran.


(2)

ABSTRACT

Ineke Ika Puspita Putri. 2016. Development and Utilization of Video to Help

Elementary Students Learn about Magnet with Eksperiment. Thesis.

Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is a research and development which purpose to: (1) to developvideo than can be used to teach magnetism; (2) to measure thebeing active of video utilization in learning the topic of magnetic in elementary school; (3) to understandthe result of video utilization in learning the topic of magnetic in elementary school level; (4) to find out the students’ respones about videowas developed on the topic of magnetic in learning.

The research was carried out on March until July 2015 in Mrican Village and Pringwulung. The subjects of the research were nine students complaint which each of instruments of this research consists of learning instrument formmagneticvideo was developed and data collecting instruments form pre – test, post – test, and questionnaire.

This results produce: (1) Video as facilities magnetic of strengthening understand the concept of magnetic; (2) The utilization of videowas developed on the topic of magnetic have effect in the learning process of elementary school that increased student understanding. This can be seen from the level of understanding average of elementary school students from low to high;(3) The utilization of videoincreasing being active learning of student which can be seen from the precentage being active of student which can be meassure on the research;(4) Students feel the video developed on the topic of magnetic is good to be used in the learning.


(3)

i

PENGEMBANGAN DAN PENGGUNAAN VIDEO UNTUK

MEMBANTU SISWA SEKOLAH DASAR

MEMPELAJARI MAGNET DENGAN PERCOBAAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh: Ineke Ika Puspita Putri

NIM : 091424037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PENGEMBANGAN DAN PENGGUNAAN VIDEO UNTUK

MEMBANTU SISWA SEKOLAH DASAR

MEMPELAJARI MAGNET DENGAN PERCOBAAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh: Ineke Ika Puspita Putri

NIM : 091424037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan Syukur kehadirat ALLAH S.W.T

Karya kecil ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku

Susilo Raharto dan Istriniyati serta adikku tercinta

Edwin Fitriansyah dan Sita Septiana Devi

Wujud rasa syukur danterimakasih tak terhingga atas doa, cinta, perhatian, kasih sayang, dukungan serta kehidupan yang layak hinggasaat ini...


(8)

(9)

(10)

vii

ABSTRAK

Ineke Ika Puspita Putri. 2016. Pengembangandan Penggunaan Videountuk

Membantu Siswa Sekolah Dasar Mempelajari Magnetdengan Percobaan.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk: (1) mengembangkanvideo pokok bahasan magnet; (2) mengetahui sejauh mana keaktifan belajar siswa melalui pemanfaatan videodalam pembelajaran pokok bahasan magnetpada jenjang SD; (3) mengetahui hasil belajar siswa melalui pemanfaatan video pembelajaran; (4) mengetahui tanggapan siswa mengenai videoyang dikembangkan pada pokok bahasan magnet dalam pembelajaran.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d Juli2015 di DesaMrican dan di Pringwulung. Subyek penelitian ini adalah siswa SD yang berjumlah sembilan siswa. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari instrumen pembelajaran berupa videomagnet yang dikembangkan dan instrumen pengumpulan data berupa soal pre – test, post – test, dan wawancara tertulis.

Penelitian ini menghasilkan: (1) Video sebagai fasilitas penguatan pemahaman konsep magnet; (2) Pemanfaatanvideo dalam pembelajaran pokok bahasan magnet memiliki efek dalam proses belajar siswa SDyaitu pemahaman siswa meningkat. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan rata-rata tingkat pemahaman siswa SD dari rendah menjadi tinggi;(3) Pemanfaatan video meningkatkan keaktifan belajar siswa yang terlihat berdasarkan presentase keaktifan siswa yang terukur melalui pengamatan; (4)Siswa merasa video yang dikembangkan pada pokok bahasan magnet baik digunakan dalam pembelajaran.


(11)

viii

ABSTRACT

Ineke Ika Puspita Putri. 2016. Development and Utilization of Video to Help

Elementary Students Learn about Magnet with Eksperiment. Thesis.

Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is a research and development which purpose to: (1) to developvideo than can be used to teach magnetism; (2) to measure thebeing active of video utilization in learning the topic of magnetic in elementary school; (3) to understandthe result of video utilization in learning the topic of magnetic in

elementary school level; (4) to find out the students’ respones about videowas developed on the topic of magnetic in learning.

The research was carried out on March until July 2015 in Mrican Village and Pringwulung. The subjects of the research were nine students complaint which each of instruments of this research consists of learning instrument formmagneticvideo was developed and data collecting instruments form pre – test, post – test, and questionnaire.

This results produce: (1) Video as facilities magnetic of strengthening understand the concept of magnetic; (2) The utilization of videowas developed on the topic of magnetic have effect in the learning process of elementary school that increased student understanding. This can be seen from the level of understanding average of elementary school students from low to high;(3) The utilization of videoincreasing being active learning of student which can be seen from the precentage being active of student which can be meassure on the research;(4) Students feel the video developed on the topic of magnetic is good to be used in the learning.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Alloh S.W.T atas limpahanrahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama proses pengerjaan skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah berkontribusi besar. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak T.Sarkim M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, bantuan, pengarahan, serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, dan semua dosen penguji atas saran dan masukan yang berguna demi menyempurnakan skripsi ini.

4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membimbing, mendidik, membagikan ilmu, pengalaman hidup kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

5. Bapak Ngadiono selaku asisten laboratorium yang telah membantu menyediakan alat serta membantu bertukar pikiran mengenai konsep magnet.

6. Seluruh staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu memperlancar studi penulis, atas keramahan dan kesabarannya selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.


(13)

x

7. Naufal, Yudis, Zahra, Nova, Bima, Tara, Nisa, Juven dan Prima yang telah bersedia menjadi subyek penelitian sehingga membantu dalam kelancaran penelitian.

8. Bapak, ibu, Edwin, Sita, dan mas Dagmaratas segala dukungan baik materiil, spiritual, atas kasih sayang dan doa yang tiada henti kepada penulis, terlebih untuk masDagmar tersayang yang selalu memantau dan membantupembuatan video.

9. Sahabatku Yudis, Alexs, Santi, Sandra, Prada, Lendi dan Prian atas supportnya dan nasehat serta semangatnya.Love you guys..

10. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2009 atas kebersamaan dalam suka maupun duka.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis


(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Hipotesis ... 3

F. Batasan Masalah ... 4

G. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Media Pembelajaran ... 6

B. Media Pembelajaran Video ... 8

1. Karakteristik Video... 8

2. Kelebihan dan Kekurangan Video ... 9

C. Merancang Video ... 11


(15)

xii

E. Hasil Belajar Siswa ... 14

F. Pokok Bahasan Magnet ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

D. Desain Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Validitas ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 35

1. Penggunaan video pembelajaran magnet ... 35

2. Tanggapan siswa mengenai videomagnet dalam pembelajaran . ..40

BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 41

1. Pembuatan video ... 41

2. Pelaksanaan uji coba instrumen ... 43

3. Pengambilan data dan evaluasi ... 45

B. Data dan Analisis ... 48

1. Analisis dan deskripsi setiap butir soal pre – testdanpost – test .. 48

2. Penskoran hasil analisis pre – test dan post – test ... 77

3. Analisis keaktifan belajar siswa ... 80

C. Pembahasan ... 81

1. Keaktifan dan hasil belajar siswa dengan penggunaan videomagnet ... 81

2. Tanggapan siswa mengenaivideomagnet dalam pembelajaran .. ..85

D. Keterbatasan Penelitian ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN – LAMPIRAN


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Format perubahan pemahaman siswa SD dilihat dari jawaban

pre – test dan post – test ...35

Tabel 3.2 Format kategori penilaian pemahaman siswa SD terkait konsep magnet ...36

Tabel 3.3 Format pengelompokkan tingkat kesulitan konsep dalam merubah pemahaman siswa SD...37

Tabel 3.4 Format skor pre – test dan post – test siswa SD kelas IV setiap butir soal ...38

Tabel 3.5 Format kenaikan pre – test dan post – test untuk siswa SD kelas IV...38

Tabel 3.6 Klasifikasi pemahaman siswa berdasarkan skor ...39

Tabel 3.7 Format tingkat pemahaman siswa ... ...39

Tabel 3.8 Formatpenilaian keaktifan siswa ... 40

Tabel 4.1 Skor pre – test sampel uji coba ... 44

Tabel 4.2 Skor post – test sampel uji coba ... 44

Tabel 4.3 Kenaikanpre – test dan post – test sampel uji coba ... 44

Tabel 4.4 Perubahan pemahaman siswa SD dilihat dari jawaban pre – test danpost –test...52

Tabel 4.5 Kategori penilaian pemahaman siswa SD terkait konsepmagnet...63

Tabel 4.6 Pengelompokkan jumlah siswa SD yang mengalami dan tidak mengalami perubahan pemahaman konsep...76

Tabel 4.7 Skor pre – test siswa pada setiap butir soal ... 77

Tabel 4.8 Skor post – test siswa pada setiap butir soal ...78

Tabel 4.9 Kenaikan pre – test dan post – test siswa ... 78

Tabel 4.10 Tingkat pemahaman siswa ... ..79


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan tiga unsur dalam proses belajar – mengajar ... 15

Gambar 2.2 Macam – macam magnet yang digunakan dalam penelitian ... 18

Gambar 2.3 Cara menentukan kutub – kutub magnet dengan percobaan sederhana ... 19

Gambar 2.4 Hubungan antar kutub – kutub magnet ...20

Gambar 2.5 Garis gaya magnet dapat menembus benda ... .20

Gambar 2.6 Pembuatan magnet dengan cara menggosok ...21

Gambar 2.7 Pembuatan magnet dengan cara induksi ...22

Gambar 2.8 Pembuatan magnet dengan arus listrik ...23

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 29

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Pre – test dan Post – test siswa ... 48

Gambar 4.2 Diagram Batang Kenaikan Pre – test dan Post – test...48

Gambar 4.3 Diagram Batang Keaktifan Belajar Siswa ... 49

Gambar 4.4 Diagram Batang Presentase Siswa yang Mengalami Perubahan Pemahaman ... ..51

Gambar 4.5 Foto fokus belajar siswa SD kelas IV ketika belajar dengan video ...84


(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Validasi ...92

Lampiran 2 Tabel konsep, soal, aspek yang diukur, kriteria penilaian, dan skor untuk Pre – test dan Post – test ... 93

Lampiran 3 Lembar Soal Pre – test dan Post – test ... 96

Lampiran 4 Lembar Wawancara Tertulis... 100

Lampiran 5 Sampel Lembar Validasi ... 101

Lampiran 6 Sampel Hasil Pre – test Siswa ... 102

Lampiran 7 Sampel Hasil Post – test Siswa ... 106

Lampiran 8 Sampel Hasil Wawancara Tertulis Siswa ... 110

Lampiran 9 Skenario Video Magnet ... 111


(19)

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan IPTEK dewasa ini mulai dirasakan dari berbagai aspek. Hal ini terlihat dari hampir semua kegiatan, pekerjaan maupun profesi memanfaatkan teknologi sebagai sarana pemenuh kebutuhan informasi dan komunikasi yang dinamis dan fleksibel. Kegiatan pembelajaran di luar sekolah juga dapat dicapai dengan berbagai media demi mendukung perkembangan informasi, salah satu media pendukung yang baik dengan menggunakan media audio visual, yang dalam hal ini adalah video.

Menurut Suparno (2007:36), teknologi informasi dan komunikasi mau tidak mau perlu digunakan dalam proses pembelajaran sains sehingga pembelajaran sains lebih menarik, bervariasi, dan siswa dapat belajar dari mana pun. Model pembelajaran dengan simulasi komputer, lewat internet, lewat jaringat web, bahkan video dapat digunakan untuk mengembangkan pembelajaran sains. Salah satu keuntungan pembelajaran dengan komputer adalah siswa dapat mempelajari dan mengulangi sendiri, tanpa harus ditunggui guru dan juga dalam waktu yang tidak terbatas di luar kelas maka, proses pembelajaran dapat lebih banyak waktu sehingga siswa lebih mudah mengerti bahan. Media ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman baru kepada siswa untuk belajar dengan lebih menyenangkan.

Proses belajar sering kali dihadapkan pada materi yang abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari – hari, sehingga materi menjadi sulit


(21)

dipahami siswa. Menurut Sudarmawan (2007:39), belajar adalah salah satu upaya untuk meningkatkan memori jangka panjang. Setelah mempelajari sesuatu, secara bertahap informasi yang didapatkan akan disimpan dalam memori jangka panjang.

Pelajaran IPA pada jenjang sekolah dasar banyak melakukan kegiatan praktek serta pengamatan – pengamatan, sedangkan kemauan bermain siswa lebih besar daripada belajar. Tidak heran apabila materi pelajaran terkadang banyak yang terlewatkan dan kurang waktu sehingga berpengaruh juga terhadap pemahaman siswa, dalam hal ini media pembelajaran dapat membantumemfasilitasi masalah tersebut. Pendidikan tidak hanya terpaku pada kegiatan formal dengan sistem yang telah ditetapkan dan berlaku didalamnya, namun pendidikan juga dapat diterapkan dimana saja bahkan diluar sekolah dengan tetap memperhatikan aturan – aturan yang telah disepakati. Menurut Daryanto (2013:4), pada era perkembangan IPTEK yang begitu pesat, profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan mengandalkan kemampuan membelajarkan siswa, namun juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Definisi media pembelajaran sendiri merupakan satu komponen komunikasi, yaitu sebagai alat dan bahan pembawa pesan dari komunikator (guru) menuju komunikan (siswa). Mengacu pada berbagai hal yang telah diuraikan di dalam latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengembangandan Penggunaan Video untuk Membantu Siswa Sekolah Dasar Mempelajari Magnet dengan Percobaan”.


(22)

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian tersebut :

1. Media pembelajaran berbasis video meningkatkanpemahaman siswa yang diukur dari pre – test dan post-test.

2. Media pembelajaran berbasis videomengaktifkan belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sejauh mana video dapat meningkatkan pemahaman siswa yang diukur dari pre – test dan post – test ?

2. Sejauh mana video dapat mengaktifkan belajar siswa ?

D. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui sejauh manavideo dapat meningkatkan pemahaman siswa yang diukur dari pre – test dan post – test.

2. Mengetahui sejauh mana video dapat mengaktifkan belajar siswa.

E. Hipotesis

Dari tujuan yang diangkat, peneliti membuat hipotesis yaitu,

“Bahwa dengan media pembelajaran berbasis Video dapat melihat adakah peningkatan pemahaman dan keaktifan belajar siswa”.


(23)

F. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan agar penelitian tetap terfokuskan pada permasalahan yang akan dibahas dan tidak menyimpang dari tujuan awal.

Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian menitik beratkan pada penggunaan media pembelajaran video terhadap pemahaman dan keaktifan belajar siswa.

2. Penelitian ditujukan untuk kelas 4 sekolah dasar.

3. Mengenai pokok bahasan pelajaran IPA yang akan diberikan, yaitu pokok bahasan magnet.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru

- Penggunaan media pembelajaran berbasis video dapat dijadikan referensi yang mudah dan sederhana dalam mengajar IPA pada jenjang sekolah dasar.

- Sebagai media yang menumbuhkan rasa keingin tahuan dalam belajar IPA yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.


(24)

- Sebagai pengetahuan dan wacana yang nantinya diharapkan dapat membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar.

2. Bagi Siswa

- Memberikan pengalaman belajar bermediakan video sehingga siswa dapat mengalami pembelajaran yang bervariasi.

- Membantu siswa untuk lebih memahami konsep IPA dengan penggunaan media yang menarik.

3. Bagi Peneliti

- Sebagai sarana untuk mencoba menerapkan penggunaan media pembelajaran berbasis video di dalam pembelajaran nyata.

- Sebagaipenerapan ilmu yang penulis peroleh selama belajar di bangku kuliah sekaligus mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai permasalahan yang diteliti. Sehingga tidak hanya pengetahuan teoritis saja yang dimiliki.


(25)

6

BAB II DASAR TEORI

A. Media Pembelajaran

Dalam bahasa Latin, media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang artinya komponen komunikasi sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos dalam Daryanto, 2013:4). Menurut Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2006:161), media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan.

Derek Rowntree (dalam Latuheru, 1988:21) mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar anak didik. Dengan menggunakan media pembelajaran, anak didik dapat mengulangi apa yang telah mereka pelajari. Selain itu penggunaan media pembalajaran dapat merangsang belajar dengan penuh semangat dan dapat lebih mengaktifkan adanya respon dari anak didik. Dengan menggunakan media pembelajaran, dapat diharapkan adanya umpan balik dengan segera.

Dengan demikian secara umum, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, motivasi, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Adapun kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton (dalam Daryanto, 2013:6), antara lain :

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 2. Pembelajaran dapat lebih menarik.


(26)

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan dan dimanapun diperlukan.

7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.

8. Peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.

Fungsi penggunaan media pembelajaran menurut Sanjaya (2006:167), antara lain :

1. Menangkap suatu objek atau peristiwa – peristiwa tertentu

Peristiwa – peristiwa penting atau objek yang langka dapat di abadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan mana kala diperlukan. 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Untuk menampilkan objek – objek pembelajaran, guru dapat memanfaatkan film slide, foto – foto, atau gambar.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.


(27)

B. Media PembelajaranVideo

Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran massal, individual, maupun berkelompok. Juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Media pembelajaran video adalah media pembelajaran yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial (Daryanto, 2013:86).

1. Karakteristik Video

Dalam pembelajaran formal, video dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media pembelajaran yang menarik karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa dimana pada media tersebut dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan materi ajar sehingga siswa dapat tertarik untuk belajar. Berk (2001:2) mengemukakan bahwa kemampuan video dalam memvisualisasikan materi, efektif untuk membantu guru dalam menyampaikan materi yang bersifat dinamis.

Pengaruh penggunaan video pada otak menurut Gazzaniga (1992) dan Sperry (1973) dalam Berk (2001:3), manusia memiliki otak kanan dan kiri dimana otak kiri didominasi sisi logis dan analisis yang memproses informasi secara beruntun, sisi verbal yang berstruktur, faktual, terkontrol, rasional, teratur, terencana dan bertujuan. Sedangkan pada otak kanan lebih mendominasi sisi non verbal, kreatif yang spontan,


(28)

emosional, tidak teratur, eksperimental, empati, subyektif dan intuitif. Penggunaan video diproses dalam otak siswa untuk memfasilitasi belajar dengan merangsang kecerdasan verbal/linguistik, visual/spasial, dan musik berirama. Ketiga kecerdasan tersebut merupakan bagian dari profil unik kuat dan lemahnya kecerdasan yang dimiliki setiap siswa. Disisi lain, musik yang terdapat dalam video dapat menimbulkan reaksi emosional siswa, menyukai atau tidak materi yang disajikan dalam bentuk video diiringi musik dan menunjukkan gairahnya dalam belajar.

Video dapat lebih membantu siswa dalam mengimajinasikan materi ajar sehinga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang nantinya dapat diaplikasikan dalam persoalan.

2. Kelebihan dan Kekurangan Video

Berk (2001:2) mengemukakan bahwa media pembelajaran video memiliki beberapa kelebihan, yaitu (1) menarik perhatian siswa, (2) memusatkan konsentrasi siswa, (3) membangkitkan minat di kelas, (4) menciptakan rasa antisipasi, (5) memberi energi rileks atau bersantai siswa untuk latihan pembelajaran, (6) menggambarkan imajinasi pada siswa, (7) meningkatkan sikap terhadap konten dan pembelajaran, (8) membangun hubungan dengan siswa lain dan guru, (9) meningkatkan memori konten, (10) meningkatkan pemahaman, (11) menumbuhkan kreativitas, (12) merangsang aliran ide, (13) mendorong pembelajaran lebih mendalam, (14) memberikan kesempatan bagi kebebasan berekspresi, (15) menginspirasi dan memotivasi siswa, (16) membuat


(29)

belajar menjadi menyenangkan, (17) mengurangi kecemasan dan ketegangan pada topik yang menakutkan.

Mayer dalam Berk (2001:4) mengemukakan bahwa efek dan strategi multimedia pada pembelajaran berbasis multimedia biasanya mengacu penyajian materi dalam dua bentuk, yaitu auditori/verbal dan visual/bergambar dimana pembelajaran diaktifkan melalui lima langkah, antara lain :

a. Memilih kata yang relevan untuk diproses dalam memori kerja verbal

b. Memilih gambar yang relevan untuk diproses dalam memori kerja visual

c. Mengatur kata- kata yang dipilih menjadi lisan mental model d. Mengorganisir gambar yang dipilih ke dalam mentalmodel visual e. Mengintegrasi representasi verbal dan visual serta pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian Mayer menunjukkan bahwa penggunaan video paling efektif untuk pemula dan pelajar visual. Penggunaan video dalam mengajar memang paling tepat sebagai pengantar dimana dapat dengan mudah memperkenalkan topik yang kompleks pada siswa dalam kondisi apapun termasuk pada siswa yang berprestasi rendah.

Namun ada pula kekurangan penggunaan media audio visual menurut Suleiman (1981:19-20) yaitu alat-alat audio visual lebih mahal jika dibandingkan dengan kata-kata, lebih eksak dalam penggunaannya, alat-alat harus diseleksi dengan seksama, jika alat-alat dibuat sendiri akan


(30)

memakan waktu, menuntut pikiran untuk membuatnya atau mempersiapkannya, dan menuntut keterampilan dalam menggunakannya. Dengan demikian penggunaan video pembelajaran dalam penelitian ini diharapkan mampu merangsang logika serta mengolah perasaan siswa dan menimbulkan gairah dalam belajar bahkan dengan materi yang sulit.

C. Merancang Video

Videopembelajaran dikembangkan guna memfasilitasi siswa membangun pemahaman mengenai konsep magnet. Pengembangan video dilakukan dengan cara: (1) menyajikan materi magnetdengan konsep yang sederhana sesuai untuk jenjang sekolah dasar, (2) disertai dengan percobaan – percobaan sederhana mengenai sifat – sifat magnet, (3) siswa diberi pertanyaan-pertanyaan terkait konsep magnet yang diulas dalam video.

Videopembelajaran tersebut banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan ceramah guru, maka sebagai penyampai informasi kepada siswa bisa secara efektif berpengaruh terhadap pemahaman siswa dan memungkinkan konsep tersampaikan secara cepat dan efisien.

Secara teknis, pembuatan video pembelajaran sebaiknya mempertunjukkan sesuatu yang menarik sehingga siswa tertarik untuk memperhatikan. Kemudian diruntutkan secara logis yang mengarah kepada suatu kesimpulan dan rangkuman. Menurut Suparno (2007:115), dalam pembuatan video terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain: (1) video tidak terlalu panjang karena dapat membosankan kecuali yang diulas tentang suatu sejarah atau penemuan fisika, (2) diberi pertanyaan untuk


(31)

refleksi dan mengambil maknanya, (3) video sebaiknya berwarna dan disiapkan yang menarik, gambar harus jelas dan tidak kabur waktu ditayangkan, (4) sebaiknya dalam satu program hanya satu konsep yang mau ditekankan.

Rancangan pembuatan video pembelajaran magnetsebelumnya dituangkan ke dalam konsep materi yang akan diulas dan kemudian dijabarkan ke dalam skenario, sehingga akan mempermudah peneliti dalam membuat video magnet.

D. Keaktifan Belajar

Trinandinata dalam Winarti (2011:20), Harumning Tyas (2012:19) menyatakan bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Herman Hudojo dalam Endarwati (2009:12), mengemukakan bahwa keaktifan adalah suatu proses yang mengikutsertakan setiap siswa secara serempak dalam proses belajar (guru dan siswa) untuk mencapai tujuan belajar. Kartika Budi (2001:46) mengatakan hahwa ukuran dari kualitas pembalajaran tidak terletak pada baiknya guru menerangkan, tetapi pada kualitas dan kuantitas belajar siswa, dalam arti seberapa banyak dan seberapa sering siswa terlibat secara aktif. Jadi untuk merangsang keaktifan belajar pada siswa, diperlukan suatu aktivitas yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Usman (1997:21) mengatakan bahwa aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa yang sebagai subyek didik yang


(32)

merencanakan dan melaksanakan belajar. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk merangsang keaktifan siswa karena pada dasarnya tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Tentang pembelajaran yang memuat aktivitas siswa, Hamalik (2007:171) mengatakan pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.

Setiap proses pembelajaran pasti menampakkan keaktifan orang yang belajar atau siswa. Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati di antaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis seperti mengingat kembali isi pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, dan kegiatan psikis lainnya (Dimyati, 2006:114).

Menurut Nana Sudjana (1992:61), keaktifan belajar siswa dapat dilihat dalam hal :

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2. Terlibat dalam pemecahan masalah

3. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya


(33)

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru 6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil – hasil yang diperolehnya 7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi

Proses belajar dikatakan aktif apabila ditandai dengan adanya aktivitas siswa, dimana lebih menekankan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan yang timbul dari siswa mengakibatkan terbentuknya pengetahuan serta keterampilan yang mengarah pada peningkatan hasil belajar.

E. Hasil Belajar Siswa

Dimyati (2006:3) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, serta merupakan suatu puncak proses belajar. Menurut Nana Sudjana (1992:3), hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku mencakup ranah kognitif (berkenaan dengan pengetahuan), afektif (berkenaan dengan sikap), dan psikomotoris (berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak).

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar – mengajar, dan hasil belajar. Hubungan ketiga


(34)

(c)

(b) (a)

unsur tersebut digambarkan dalam bagan sebagai berikut (Nana Sudjana, 1992:2) :

Tujuan Instruksional

Gambar 2.1. Hubungan tiga unsur dalam proses belajar – mengajar

Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan hubungan tujuan instruksional dengan hasil belajar. Berdasarkan bagan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan penilaian dinyatakan oleh garis (c), yakni suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan – tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil

– hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar – mengajar). Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa. Oleh sebab itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya.

Penilaian hasil belajar menurut Nana Sudjana (1992:3) adalah proses pemberian nilai terhadap hasil – hasil belajar yang dicapai siswa dengan

Pengalaman belajar (proses

belajar –

Hasil belajar


(35)

kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian.

Dalam proses pembelajaran, pada umumnya ranah kognitiflah yang cenderung dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Maka dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah ranah kognitif berupa nilai tes.

Penggolongan ranah kognitif menurut Bloom dalam Dimyati (2006:202), terbagi dalam enam tingkatan, antara lain :

1. Pengetahuan (knowledge)

Merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip – prinsip dalam bentuk seperti mempelajari.

2. Pemahaman (comprehension)

Merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami/mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya.

3. Penerapan (aplication)

Merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi konkret dan/atau situasi baru.


(36)

4. Analisis (analysis)

Merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian – bagian yang menjadi unsur pokok.

5. Sintesis (synthesis)

Merupakan kemampuan menggabungkan unsur – unsur pokok ke dalam struktur yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud dan tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian mengenai beberapa tingkatan dalam ranah kognitif di atas, maka dalam penelitian ini soal – soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dibuat mengacu keenam tingkatan tersebut dalam ranah kognitif.

F. Pokok Bahasan Magnet 1. Pengertian Magnet

Magnet adalah suatu benda yang memiliki sifat dapat menarik partikel besi/logam yang ada disekitarnya (KBBI, 1988:542). Magnet dapat dibuat dari bahan besi, baja, dan campuran logam lainnya. Berdasarkan asalnya, magnet dibagi menjadi dua kelompok, yaitu magnet alam dan magnet buatan.

a. Magnet alam adalah magnet magnet yang ditemukan di alam dan terbentuk secara alami.


(37)

b. Magnet buatan adalah magnet yang sengaja dibuat manusia. Magnet buatan selanjutnya terbagi menjadi :

1) Magnet tetap (permanen)

Merupakan magnet yang sifat kemagnetannya tetap dan terjadi dalam waktu yang relatif lama.

2) Magnet sementara

Merupakan magnet yang sifat kemagnetannya tidak tetap atau sementara dan terjadi dalam waktu yang singkat.

Beberapa contoh magnet yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

Magnet Lingkaran Kompas

Gambar 2.2. Macam – macam magnet yang digunakan dalam penelitian


(38)

2. Sifat – sifat Magnet

Setiap magnet memiliki sifat – sifat sebagai berikut : a. Magnet menarik benda – benda tertentu

Magnet memiliki gaya tarik terhadap benda – benda yang memiliki unsur logam, namun tidak semua jenis logam dapat ditarik magnet (tergantung bahan).

b. Magnet memiliki dua kutub

Gaya tarik terbesar dalam magnet berada pada kutub magnet. Ada dua kutub magnet, yaitu utara (U) dan selatan (S). Untuk mengetahui kutub utara dan selatan dapat dengan mudah menggunakan kompas, selain itu juga dapat melakukan percobaan sederhana dengan menggunakan silet yang diletakkan diatas air atau dengan mengantung magnet menggunakan benang tipis.

Gambar 2.3. Cara menentukan kutub – kutub magnet dengan percobaan sederhana

c. Kutub magnet sejenis akan tolak menolak, dan yang berbeda jenis akan tarik menarik


(39)

Pada gambar di bawah ini memperlihatkan adanya hubungan antar kutub – kutub magnet. Pada nomor 1 dan 2 menunjukkan adanya gaya tarik antara kutub selatan dan utara, sedangkan nomor 3 dan 4 menunjukkan adanya gaya tolak menolak dari kutub yang sejenis baik dari kutub selatan – selatan maupun utara – utara.

Gambar 2.4. Hubungan antar kutub – kutub magnet

d. Garis gaya magnet dapat menembus benda

Garis gaya magnet dapat menembus benda – benda tertentu, semakin tebal benda yang ditembus maka kekuatan magnet juga harus semakin besar.

Gambar 2.5. Garis gaya magnet dapat menembus benda

4)

3) 1) 2)


(40)

3. Cara Pembuatan Magnet

Seperti yang telah diutarakan diatas, terdapat dua jenis magnet yaitu magnet alam dan buatan. Magnet buatan dapat dibuat dengan tiga cara, yaitu secara :

a. Menggosok

Besi yang semula bukan magnet, dapat dijadikan magnet dengan cara menggosok ujung magnet tetap pada besi. Arah gosokan dibuat searah agar magnet elementer yang terdapat pada besi letaknya menjadi teratur dan mengarah ke satu arah. Apabila magnet elementer besi telah teratur dan mengarah pada satu arah, dapat dikatakan besi telah menjadi magnet. Ujung – ujung besi yang digosok akan terbentuk kutub – kutub magnet, sedangkan kutub – kutub magnet yang terbentuk tergantung pada kutub magnet yang digunakan untuk menggosok. Sedangkan pada ujung terakhir besi yang digosok, akan mempunyai kutub yang berlawanan dengan kutub ujung magnet penggosoknya.


(41)

b. Induksi

Membuat magnet dengan cara induksi dengan meletakkan besi di dekat magnet tetap. Magnet elementer yang terdapat pada besi akan terpengaruh atau tereduksi magnet tetap yang menyebabkan letaknya teratur dan mengarah ke satu arah. Besi akan menjadi magnet sehingga dapat menarik serbuk besi yang ada di dekatnya. Ujung besi yang berdekatan dengan kutub magnet batang, akan membentuk kutub yang selalu berlawanan dengan kutub magnet penginduksi.

Gambar 2.7. Pembuatan magnet dengan cara induksi

c. Dialiri arus listrik (Elektromagnetik)

Besi juga dapat dijadikan magnet dengan cara dialiri arus listrik. Besi dililiti kawat yang kemudian dihubungkan dengan baterai yang dalam hal ini adalah sebagai sumber arus. Magnet elementer yang terdapat pada besi akan terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan baterai. Hal ini menyebabkan magnet elementer letaknya teratur dan mengarah ke satu arah. Besi akan menjadi magnet dan dapat menarik serbuk besi atau benda feromagnetik yang berada di dekatnya.


(42)

Gambar 2.8. Pembuatan magnet dengan arus listrik

Dalam penelitian ini pada pokok bahasan cara pembuatan magnet, penulis hanya memfokuskan pada pemahaman siswa mengenai pembuatan magnet dengan cara mengalirkan arus listrik (elektromagnetik). Dengan demikian penilaian yang digunakan juga khusus mengenai cara pembuatan magnet dengan aliran listrik.

G. Pengguanaan Media Pembelajaran Video pada Pokok Bahasan Magnet Konsep yang terdapat pada pokok bahasan magnet yang akan dibahas dalam penelitian ini, meliputi : jenis – jenis magnet, sifat – sifat magnet, serta cara pembuatan magnet dengan dialiri arus (eleltromagnetik). Konsep – konsep tersebut memerlukan media pembelajaran yang menarik dalam penyampaiannya kepada siswa karena merupakan materi pembelajaran yang kompleks untuk jenjang sekolah dasar, terlebih dalam hal ini siswa memiliki rasa keingintahuan yang kuat dan pengeksplorasian pada hal – hal baru serta membuat keadaan siswa lebih fresh dan termotivasi dalam belajar.

Penggunaan media pembelajaran yang menarik sangat mendukung dalam proses belajar mengajar sehingga diharapkan dapat mengembangkan


(43)

stimulus dan daya ingat siswa dan juga membangkitkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar. Partisipasi siswa yang aktif melalui bimbingan guru dalam pembelajaran akan membangun pengetahuan siswa sehingga pengetahuan tersebut dapat dipahami dan diaplikasikan. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka dibutuhkan media pembelajaran yang menarik agar siswa lebih bersemangat dan aktif dalam belajar. Media pembelajaran video diharapkan dapat menjadi alternatif pilihan untuk mengatasi persoalan tersebut.

Video yang digunakan oleh peneliti dibuat dan dirancang sendiri oleh peneliti. Peneliti tidak menggunakan video yang terdapat dalam internet atau pada media lain karena dengan merancang dan membuat sendiri, peneliti dapat menentukan kebutuhan materi siswa guna mendukung pencapaian hasil belajar.

Media pembelajaran video merupakan salah satu sarana agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran karena tidak hanya disuguhi dengan tayangan materi semata namun juga dapat melakukan percobaan langsung baik dalam kelompok maupun mandiri. Pembelajaran dengan media video dapat dilakukan dengan atau tanpa tatap muka dengan guru sehingga lebih mempermudah siswa mengulangi materi pelajaran dimanapun dan dengan waktu yang tidak terbatas. Alat bantu lain yang digunakan demi mendukung pembelajaran adalah dengan adanya Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS ini nantinya digunakan sebagai pedoman bagi siswa untuk lebih memahami


(44)

materi pelajaran yang tersaji dalam video yang berisi langkah – langkah percobaan serta soal latihan yang harus dikerjakan siswa.


(45)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk sebagai penelitian deskripsi kualitatif, yaitu pendekatan penelitian dengan cara mendiskripsikan dan tanpa menggunakan skor angka sehingga tidak menggunakan analisis statistik (Suparno, 2010).

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Pringwulung dan Mrican Yogyakarta, dilaksanakan pada bulan Juli 2015.

C.Populasi dan Sampel

Suparno (2010:43) mengemukakan bahwa unsur penting dalam suatu penelitian adalah bagaimana menentukan sampel dari populasi yang kita ingin teliti.

1. Populasi

Populasi adalah semua anggota grup yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas 4 SD yang bertempat tinggal di Mrican dan Pringwulung.

2. Sampel

Sampel adalah menunjuk suatu kelompok di mana informasi atau data didapatkan. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 4 SD


(46)

di desa Pringwulung dan Mrican Yogyakarta. Pemilihan sampel berdasarkan kedekatan lingkungan rumah peneliti dan kedekatan relasi dengan peneliti. Sample yang digunakan dalam penelitian diambil secara randon tanpa mengetahui tingkatan prestasi setiap siswa.

D.Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan memanfaatkan penggunaan video. Pembelajaran dengan dukungan video dilaksanakan di sebuah ruang dengan fasilitas laptop yang telah disediakan peneliti. Treatmentdalam penelitian ini berupa pembelajaran denganvideomagnet yang dibuat oleh peneliti. Pada tahap ini peneliti berperan sebagai fasilitator agar pembelajaran berjalan dengan baik, selain itu guna mendukung penelitian, peneliti mengumpulkan dokumen berupa foto. Pelaksanaan pembelajaran dengan video dilaksanakan dengan durasi yang berbeda mengingat subyek penelitian adalah siswa sekolah dasar, dengan rentang waktu antara 3 – 4 jam.

Secara teknis pada awal pembelajaran siswa diminta mengerjakan soal pre – test, kemudian peneliti memberikan treatment pada siswa dengan melihat materi pada video serta mempraktekkan secara langsung percobaan sifat – sifat magnet dan dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal post – test. Penelitian ini diahiri dengan melakukan wawancara tertulis pada siswa.

Selama proses belajar dengan video magnet, siswa diperbolehkan untuk mengulang kembali, menghentikan, dan memaju mundurkan


(47)

videoberkali-kali serta diperbolehkan untuk saling berdiskusi. Namun pada pengerjaan soal-soal pre – test dan post – test dikerjakan secara mandiri.

Penelitian ini terdiri dari lima tahapan, yaitu : (1) analisis materi dan KD, (2) penyusunan instrumen, (3) pemberian informasi awal mengenai pembelajaran video, pelaksanaan pre – test, (4) pelaksanaan pembelajaran pembelajaran media video, dan (5) post – testdan wawancara tertulis. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan desain penelitian di bawah ini :


(48)

Gambar 3.1. Desain Penelitian Tahap II

Penyusunan instrumen

Tahap III Pemberian informasi pembelajaran

video, pelaksanaan

pre - test

Instrumen pembelajaran

Video

Lembar Kerja Siswa (LKS) Instrumen pengumpulan

dan pengolahan data

Soal pre - test

Soal pos– testdan wawanca

ra siswa

Data pre-test

Tahap IV Pelaksanaan pembelajaran

media video

Tahap V Post – test dan

wawancara

ANALISIS KESIMPULAN

Tahap I Analisis materi

dan KD

Analisis materi dan tujuan pembelajaran


(49)

Berikut ini adalah uaraian dari bagan desain penelitian : 1. Tahap I : Analisis materi dan kompetensi dasar

a. Analisis Materi dan Tujuan Pembelajaran

Materi yang digunakan dalam pengembangan dan pembuatan video penelitian merupakan materi magnet yang meliputi pengertian, sifat – sifat, serta cara pembuatan magnet secara sederhana.Adapun tujuan pembelajaran dalam penelitian ini, antara lain : 1) siswa dapat mendefinisikan pengertian magnet; 2) siswa dapat menyebutkan contoh – contoh magnet; 3) siswa dapat menyebutkan benda – benda yang dapat dan tidak dapat ditarik magnet; 4) siswa dapat menyebutkan kutub – kutub magnet; 5) siswa dapat memahami peristiwa yang terjadi ketika kutub magnet yang sejenis dan yang berbeda jenis didekatkan; 6) melalui percobaan, siswa dapat menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda dengan benar; 7) siswa memahami dan dapat membuat magnet sederhana melalui percobaan secara mandiri.

b. Analisis Kompetensi Dasar

Adapun analisis kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian adalah mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Fokus dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada gaya magnet.


(50)

2. Tahap II : Penyusunan instrumen

a. Video

Video dirancang peneliti dibawah bimbingan dosen dengan menggunakan salah satu aplikasi yaitu adobe premiere 8. Video yang digunakan pada penelitian ini berisi beberapa konsep yang terdapat pada pokok bahasan magnet. Desain video disesuaikan dengan soal – soal yang diberikan terhadap siswa sehingga percobaan – percobaan di dalam video dibuat selalu berhubungan dengan soal – soal tersebut. b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (LKS) pembelajaran dengan media video dirancang oleh peneliti dibawah bimbingan dosen. Lembar ini berisi tentang alat dan bahan yang diperlukan, langkah – langkah eksperimen, serta soal – soal yang harus dijawab siswa.

c. Soal Pre test dan Post test

Soal yang terdapat pada pre – test dan post – test merupakan soal dengan isi dan jumlah yang sama. Pertanyaan yang terdapat pada soal pre – test dan post – test merupakan tes esai yang mengacu pada aspek kognitif. Sukardi (2008 : 94) mengemukakan bahwa tes esai adalah tes dengan menggunakan pertanyaan terbuka, dimana dalam tes tersebut siswa diharuskan menjawab sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.


(51)

3. Tahap III : Pre test

Pre – test diberikan pada siswa sebelum memulai pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran video. Pre – test digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal siswa mengenai materi magnet sebelum diberikan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran video.

4. Tahap IV : Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Pembelajaran

Video

Pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran video dilaksanakan di rumah peneliti. Saat pembelajaran ini, peneliti berperan sebagai fasilitator dan pengamat. Siswa diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai pedoman langkah – langkah percobaan serta berisi tugas mandiri untuk dikerjakan siswa.

5. Tahap V : Post tes dan Wawancara Siswa

Post – testdiberikan pada siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar dengan media pembelajaran video. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan video terhadap hasil belajar siswa pada materi magnet. Jumlah dan isi soal post – test sama dengan soal pada pre – test. Hasil belajar dibatasi pada hasil pre – test dan post – test pada pembelajaran menggunakan media pembelajaran video. Dengan menggunakan tes ini peneliti dapat melihat pengaruh media pembelajaran video terhadap hasil belajar siswa secara kuantitatif.


(52)

Pada akhir pembelajaran, peneliti mewawancarai siswa untuk mengetahui kesan, pesan serta saran siswa pada pembelajaran tersebut. Hasil wawancara tersebut kemudian dideskripsikan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Adapun instrumen pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Media pembelajaran berbasis video untuk pokok bahasan magnet dibuat dan dikembangkan sendiri oleh peneliti. Video ini berisi tentang pengertian, contoh – contoh magnet, sifat – sifat magnet, serta cara pembuatan magnet sederhana (CD video terlampir). Pelaku dan narator dalam video tersebut adalah peneliti sendiri.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS) berisi materi, langkah – langkah percobaan serta soal – soal yang harus dikerjakan siswa baik pre – test maupun post - test. Pre – test diberikan dengan tujuan mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa, sedangkan post – test diberikan dengan tujuan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa setelah belajar dengan media video. Penyusunan pre – test dan post – test menyesuaikan konsep konsep yang terdapat pada video dengan jumlah dan isi soal yang sama.


(53)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tersebut ada yang berbentuk tes dan non tes.

a. Instrumen berbentuk tes

Instrumen penelitian yang berbentuk tes yaitu pada pre – test dan post – test yang dibuat sendiri oleh peneliti dalam bentuk tes esai. b. Instrumen berbentuk non tes

Instrumen penelitian yang berbentuk non tes pada penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan keaktifan siswa dalam belajar serta melakukan wawancara tertulis untuk mengetahui kesan, pesan, kritik, serta pengalaman yang diperoleh siswa.

F. Validitas

1. Uji Validasi Video

Pada penelitian ini, uji validasi video dilakukan oleh dosen pembimbing. Uji validasi video dimaksudkan untuk memperoleh masukan, serta penilaian kelayakan video yang dikembangkan oleh peneliti.

2. Uji Validasi Instrumen

Instrument berupa soal pre – test dan post – test, serta wawancara tertulis yang disusun oleh peneliti. Uji validasi instrument dilakukan oleh mahasiswa non pendidikan fisika.


(54)

G. Teknik Analisis Data

1. Penggunaan Video Pembelajaran Magnet

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil pre – test dan post – test yang diujikan pada siswa. Hasil pre – test dan post – test diskoring kemudian dianalisis dan dideskripsikan kemudian dikelompokkan menurut kategori pemahaman, yang meliputi : sudah paham (SP), paham (P), dan belum paham (BP). Selanjutnya hasil diskripsi jawaban dan kategori pemahaman siswa dari pre – test dan post – test dicantumkan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1. Format perubahan pemahaman siswa SD dilihat dari jawaban pre – test dan post – test

Jawaban yang Nama

Pre – test Post - test Kategori Diharapkan Siswa

Pengertian

magnet

adalah . . .

Contoh

magnet buatan

antara lain . . .

Dst . . .

Jawaban siswa kemudian dianalisis sesuai pedoman kategori dan skoring penilaian yang terdapat dalam lampiran. Jawaban pre – test dan post – test siswa dibagi ke dalam dua kategori lagi, yaitu (1) siswa mengalami perubahan pemahaman, dan (2) siswa tidak mengalami perubahan pemahaman. Pada kategori saat siswa tidak mengalami perubahan pemahaman, dibagi menjadi dua kemungkinan, yaitu karena


(55)

konsep sudah dikuasai siswa atau konsep yang dikuasai siswa salah. Berikut adalah format kategori penilaian pemahaman siswa terkait konsep magnet :

Tabel 3.2. Format kategori penilaian pemahaman siswa SD terkait konsep magnet

Konsep

Jawaban yang Diharapkan

Nama Siswa

Kategori Pemahaman Konsep yang Dikuasai

Keterangan Sebelum belajar

dengan video magnet (pre test)

Setelah belajar dengan video

magnet (post test) Pengertian

magnet Contoh – contoh magnet

buatan Dst....

Pada tahap ini setelah menganalisis jawaban siswa, kemudian dilakukan pengelompokan berdasarkan kategori siswa mengalami perubahan pemahaman atau tidak mengalami perubahan pemahaman (mengacu pada konsep yang telah dikuasai atau konsep salah dengan pemberian treatmet pre – test dan post – test). Berikut ini adalah tabel pengelompokan perbandingan tingkat kesulitan konsep dalam merubah pemahaman mengenai materi magnet pada siswa Sekolah Dasar :


(56)

Tabel 3.3. Format pengelompokkan tingkat kesulitan konsep dalam merubah pemahaman siswa SD

Konsep dalam Kemagnetan

Jumlah Siswa

Mengalami Perubahan Pemahaman

Tidak Mengalami Perubahan Pemahaman

Total Konsep

salah

Konsep sudah dikuasai Pengertian magnet

Contoh – contoh magnet buatan

Dst....

Penskoran pre – test dan post – test dilakukan dengan menentukan skor masing – masingsoal, menghitung skor total, kemudian menghitung nilai. Pemberian jumlah total skor pada soal pre – test sama dengan pemberian jumlah total skor pada post – test. Penskoran pada setiap jawaban siswa berpedoman pada tabel konsep, soal, aspek yang diukur, kriteria penilaian, serta skor pre – test dan post – test yang terdapat dalam lampiran. Skor total yang dapat diperoleh siswa apabila menjawab seluruh soal secara sempurna sesuai kriteria yang tepat dalam pedoman adalah 40. Pada setiap soal terdapat skor masimal. Sedangkan skor total adalah jumlah skor keseluruhan yang diperoleh siswa dari masing – masing pre – test dan post – test.

Total skor pre – test dan post – test masing – masing siswa SD kelas IV untuk setiap soal dicantumkan ke dalam tabel berikut:


(57)

Tabel 3.4. Format skor pre – test dan post– test siswa SD kelas IV setiap butir soal

Nama Skor untuk Setiap Soal Total

Siswa 1 2 3a 3b 4 5a 5b 6a 6b 7 Skor

Untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu mengetahui sejauh mana manfaat penggunaanvideodalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tentang magnet pada siswa SDkelas IV, maka manfaat penggunaan video dapat dilihat melalui perubahan pemahaman siswa pada konsep pembelajaran magnet. Sedangkan perubahan pemahaman siswa diperoleh dengan mendiskripsikan jawaban siswa per butir soal yang kemudian diberi skor. Hasil skor pre – test dan post – testsiswa kemudian dihitung nilainya dan dicari persentase kenaikannya.

Adapun penghitungan nilai akhir pre – test dan post – test siswa untuk setiap soal dapat dihitung menggunakan pedoman sebagai berikut:

Nilai = Skor yang Diperoleh

Skor Total x 100%

Kemudian dicantumkan ke dalam tabel:

Tabel 3.5. Format kenaikanpre – test dan post – test siswa SD kelas IV Nama

Siswa

Nilai Persentase

Kenaikan (%) Pre – test (%) Post – test(%)

Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata (%)


(58)

Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, total skor yang diperoleh kemudian di analisis. Analisis pemahaman diadopsi dari Arikunto(2003) dengan interval skor yang dapat dilihat sebagai berikut:

- Skor tertinggi yang mungkin diperoleh siswa 40 - Skor terendah yang mungkin diperoleh oleh siswa 0

- Penilaian menggunakan 5 (lima) kategori yaitu “sangat tinggi”,

“tinggi”, “cukup”, “rendah”, dan “sangat rendah”. - Range = 40 - 0 = 40

- Pembagian interval

Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 40 : 5 = 8

Penentuan kriteria pemahaman siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Klasifikasi pemahaman siswa berdasarkan skor Interval skor Tingkat pemahaman

33 – 40 Sangat Tinggi 25 – 32 Tinggi

17 – 24 Cukup

9 – 16 Rendah

≤ 8 Sangat Rendah

Selanjutnya total skor dari pre – test dan post – test diberi keterangan tingkat pemahaman berdasarkan klasifikasi seperti pada tabel diatas. Contoh tabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7. Format tingkat pemahaman siswa Nama

Siswa Pre – test

Tingkat

pemahaman Post – test

Tingkat pemahaman


(59)

Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa ketika belajar dengan media pembelajaran video, maka dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan pada masing – masing siswa kemudian dianalisis pada tabel seperti di bawah ini :

Tabel 3.8. Formatpenilaian keaktifan siswa No Aspek Keaktifan yang Diamati

Nama Siswa A B C Dst...

Jumlah

Rata – rata

Presentase (%)

Berdasarkan hasil analisis dari tabel 3.8 dapat terlihat keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dengan menggunakan video pembelajaran, sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan video yang digunakan sudah dapat membuat siswa aktif atau belum. Aspek keaktifan yang telah diamati diskor kemudian dianalisis dengan rumus :

Presentase Keaktifan = Skor yang Diperoleh

Skor Total x 100%

2. Tanggapan Siswa Mengenai Video Magnet dalam Pembelajaran Untuk mengetahui pendapat siswa mengenai video pembelajaran yang dibuat peneliti, maka dapat dilihat dari hasil wawancara siswa yang kemudian dideskripsikan melalui uraian singkat. Peneliti hanya memberikan beberapa pertanyaan yang akan dijawab siswa kemudian menyimpulkan bagaimana perasaan siswa ketika belajar dengan video pembelajaran


(60)

41

BAB IV

DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahapan, antara lain pembuatan video magnet, uji coba instrumen, serta pengambilan data dan evaluasi. 1. Pembuatan Video Magnet

Awal November 2014 peneliti mulai menganalisis materi serta menyusun konsep materi magnet, mengingat fokus penelitian adalah siswa SD maka konsep tersebut disesuaikan dengan porsi materi siswa jenjang SD. Minggu ke 2 bulan November 2014, peneliti mencari berbagai sumber sebagai panduan dalam menyusun konsep magnet yang akan diulas di dalam video baik dari media literatur maupun melalui bimbingan dari dosen pembimbing. Pada minggu ke 2 bulan Desember 2014 peneliti mulai membuat skenario video untuk mengatur setting pengambilan gambar, perekam video, alur cerita, narasi yang diucapkan oleh narator dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh narator sebagai panduan membuat video agar pesan dapat sampai kepada sasaran belajar dengan baik.

Setelah skenario tersusun, pada minggu ke 4 bulan Januari 2015 peneliti melakukan uji coba alat dan bahan yang dipergunakan untuk menjelaskan konsep materi magnet. Uji coba alat dan bahan dilakukan sebanyak 4 kali sampai akhirnya digunakanlah beberapa magnet (batang, lingkaran, kompas, dan U), penjepit kertas, sendok, plastik, karet, kertas,


(61)

pensil, benang, silet, air, mangkok kecil, mainan bermagnet, baterai, paku, dan kawat email.

Setelah alat dan bahan yang diperlukan siap, pada minggu ke 4 Januari 2015 peneliti mulai mengambil gambar mengenai sifat – sifat magnet dan pembuatan magnet dengan dialiri arus melalui percobaan sederhana dan takevideo untuk narasi pembuka maupun penjelasan konsep magnet. Pengambilan gambar dan takevideo dilaksanakan di lab kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Setelah semua item terkumpul, dilanjutkan dengan proses edittingvideo secara utuh sesuai skenario video magnet. Dengan menggunakan adobe premiere 8, dilakukan pemotongan dan penggabungan semua item kemudian menambahkan title untuk membubuhkan sedikit teks mengenai konsep magnet yang termasuk dalam skenario. Proses selanjutnya, adalah menggabungkan media dalam satu sequence yang kemudian di export kedalam bentuk video berformat

“.mp4” sehingga file mentah yang telah melewati proses edittingdapat diputar pada media komputer. Untuk menguji kesiapan video, terlebih

dahulu dilakukan uji coba dengan menggunakan “media player clasic”

sehingga diperoleh hasil yang diharapkan.

Pada penelitian ini media digunakan sebagai fasilitas pendukung tercapainya tujuan pembelajaran yakni dengan merancang dan mengembangkan video pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa baik dari segi materi maupun intelegensi. Materi video dirancang sesuai


(62)

materi dasar pada pokok bahasan magnet, kemudian dikembangkan lagi tingkat kesulitannya sehingga pemikiran siswa dapat terasah seiring bertambahnya informasi yang diberikan. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk melatih daya tangkap siswa ditilik dari materi yang paling sederhana mengingat subyek penelitian yang diteliti adalah siswa SD, sehingga dengan demikian penting bagi peneliti menentukan konsep – konsep yang tepat digunakan dalam media tersebut.

Adapun isi materi bahasan magnet yang tertuang dalam video tersebut, antara lain :

a. Pengertian/definisi magnet.

b. Contoh – contoh magnet yang terdapat dalam kehidupan sehari – hari.

c. Sifat – sifat magnet, meliputi : magnet dapat menembus benda, magnet memiliki dua kutub, kutubyang saling tolak – menolak dan tarik – menarik, serta daya magnet yang dapat menembus benda. d. Cara pembuatan magnet secara sederhana dengan dialiri arus listrik. e. Contoh pemanfaatan magnet dalam kehidupan sehari – hari.

2. Pelaksanaan Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan pada minggu pertama bulan Maret 2015 di Yogyakarta, dengan sasaran uji pada mahasiswa non pendidikan fisika yaitu pada mahasiswa Teknik Informatika, Akutansi, dan Pendidikan Bahasa Indonesia.


(63)

Berikut hasil skoring dan total skor pre – test dan post – test pada sampel uji coba:

Tabel 4.1 Skor pre – test sampel uji coba

Nama Skor untuk Setiap Soal Total

Mahasiswa 1 2 3a 3b 4 5a 5b 6a 6b 7 Skor Edwin 5 2,5 1,5 1,5 2,5 2,5 1,5 0,5 0 3 20,5 Sita 5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3 3 0 26 Yoga 0,5 2,5 2,5 0,5 2,5 2,5 2,5 5 5 5 28,5

Tabel 4.2 Skor post – test sampel uji coba

Nama Skor untuk Setiap Soal Total

Mahasiswa 1 2 3a 3b 4 5a 5b 6a 6b 7 Skor Edwin 5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3 0,5 5 28,5 Sita 5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 5 5 5 35 Yoga 5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 5 5 7 37

Berikut perhitungan nilai akhir beserta persentase kenaikan nilai pre – test dan post – test pada mahasiswa :

Tabel 4.3 Kenaikanpre – test dan post – test sampel uji coba Nama

Mahasiswa

Nilai

Kenaikan (%) Pre –

test(%)

Post – test(%)

Edwin 51,25 71,25 20

Sita 65 87,5 22,5

Yoga 71,25 92,5 21,25

Jumlah Nilai 187,5 251,25 63,75

Nilai Rata-Rata (%) 62,5 83,75 21,25

Berdasarkan data hasil pre – test dan post – test sampel yang terlihat dalam tabel diatas, menunjukkan bahwa video yang dibuat beserta instrumen penelitian sudah baik. Dibuktikan dengan adanya peningkatan


(64)

dari nilai pre – test sebesar 62,5% menjadi nilaipost – test sebesar 83,75%. Dengan demikian, peningkatan persentase nilai rata – ratapre – test dan post – test sebesar 21,25%.

Pada uji instrumen ini mahasiswa memberikan koreksi dan saran mengenai video yang dikembangkan oleh peneliti yaitu:

a. Durasi video yang digunakan terlalu lama.

b. Sebelum masuk kepercobaan lebih baik mengawali dengan menampilkan konsep atau penjelasan terlebih dahulu.

c. Dilengkapi dengan penerapan alat – alat magnet dalam kehidupan sehari – hari.

Berdasarkan koreksi dan saran tersebut, peneliti melakukan revisi pada video yang dikembangkan yaitu dengan:

a. Mengedit kembali video dengan memotong durasi tayangan.

b. Mengedit kembali video dengan memberikan sedikit penjelasan di awal menggunakan power point.

c. Mengedit kembali video dengan memberikan contoh – contoh penggunaan magnet pada alat kehidupan sehari – hari.

3. Pengambilan Data dan Evaluasi

Pengambilan data dilaksanakan pada pertengahan bulan Juli 2015 di rumah peneliti yang bertempet di Mrican dan Pringwulung. Pemilihan sample berdasarkan kedekatan lingkungan rumah peneliti dan kedekatan relasi dengan peneliti. Sample yang digunakan berjumlah 9 orang siswa


(65)

SD kelas IV yang diambil secara randon tanpa mengetahui tingkat prestasi setiap siswa.

Proses pembelajaran video sendiri memberikan umpan balik kepada peneliti untuk melihat keaktifan dan hasil belajar yang diperoleh melalui media pembelajaran tersebut. Tercapainya tujuan penelitian tersebut ditunjukkan siswa melalui aspek pemahaman konsep magnet. Untuk mengetahui adanya perubahan pemahaman dan hasil belajar siswa dapat dilihat melalui hasil pre – test dan post – test, sedangkan tanggapan siswa mengenai pemebalajaran dengan video magnetdilihat menggunakan wawancara.

a. Pre – test

Awal pelaksanaan penelitian, peneliti memberi soal – soal untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal siswa mengenai konsep magnet. Siswa mengerjakan secara mandiri dan tanpa melihat tayangan video terlebih dahulu.

b. Pembelajaran

Ketika proses pembelajaran berlangsung, peneliti memberikan informasi terkait teknis pembelajaran video yang akan dilakukan, yaitu siswa diperbolehkan untuk mengulang kembali, menghentikan, dan memaju mundurkan video berkali-kali serta diperbolehkan untuk saling berdiskusi dan bertanya - jawab. Siswa juga melakukan percobaan – percobaan sederhana menggunakan magnet guna memperkuat pemahaman mengenai materi yang diajarkan.


(66)

c. Post – test

Post – test bertujuan untuk mengetahui perubahan pemahaman siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Post – test dilaksanakan dengan mengerjakan soal – soal yang point – point dan bobot serta jumlah yang sama dengan soal – soal pada pre – test. Post – test dikerjakan secara mandiri tanpa melihat video dan berdiskusi. Penelitian di Pringwulung dilaksanakan pada hari Minggu 12 Juli 2015 dengan 6 siswa SD dari pukul 09.15 – 12.10 WIB, sedangkan penelitian di Mrican dilaksanakan pada hari Selasa 14 Juli 2015 dengan 3 siswa SD dari pukul 18.20 – 20.55 WIB. Dalam proses belajar ini, peneliti berperan sebagai fasilitator dan pengamat yang membantu siswa agar proses belajar dengan video magnet dapat terlaksana dengan baik. Peneliti hanya menggunakan satu laptop sebagai fasilitas belajar siswa. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa sebagaimana pada informasi awal dimana siswa mengerjakan pre – test terlebih dahulu, kemudian menyimak video yang ditayangkan peneliti, dan dilanjutkan dengan mengerjakan soal post – test. Penelitian diakhiri dengan wawancaraketika siswa selesai belajar.Peran peneliti dan kegiatan yang dilakukan siswa baik di Pringwulung secara teknik sama seperti penelitian yang dilasanakan di Mrican.


(67)

B. Data dan Analisis

1. Analisis dan deskripsi setiap butir soal pre test dan post test

Data perbandingan nilai hasil pre – test dan post – test tersaji dalam

diagram di bawah ini :

Gambar 4.1. Diagram Batang Hasil Pre – test dan Post – test siswa

Gambar 4.2. Diagram Batang Kenaikan Pre – test dan Post - test

0 20 40 60 80 100

38,75 45 51,25 72,5

50

71,25 66,25

50 53,75 76,25

67,5 78,75 96,25

63,75

87,5 87,5

75 82,5

Hasil

Pre - test

dan

Post - test

Pre - test Post - test

0 5 10 15 20 25

SD kelas IV 24,03

P

RE

S

E

N

T

A

S

E

(

%

)

JENJANG


(68)

Dari gambar 4.1 di atas yang mengacu pada data tabel 4.7 dan 4.8, diperoleh kenaikan pre – test dan post – test sebesar 24,03%. Hasil tersebut merupakan selisih nilai rata – rata pre – test dan post – test dan tertera pada gambar 4.2.

Perubahan pemahaman siswa didukung oleh kemauan siswa untuk aktif mengikuti proses belajar. Dibuktikan pada uraian tabel 4.11 dimana semua siswa memiliki keaktifan diatas 50% yang artinya semua siswa melakukan kegiatan ketika proses belajar dengan video berlangsung, meliputi bertanya, mendengarkan, mencatat, berdiskusi, dan lain sebagainya. Analisis presentase keaktifan siswa mengacu pada rumusan tabel 3.8 sehingga diperoleh diagram batang keaktifan siswa ketika belajar dengan menggunakan video magnet sebagai berikut :

Gambar 4.3. Diagram Batang Keaktifan Belajar Siswa 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Naufal Yudis Zahra Nova Bima Tara Nisa Juven Prima

P

re

se

n

ta

se

(

%

)


(69)

Setiap konsep siswa SD jawabannya memiliki kategori pemahaman konsep salah menjadi kurang tepat maupun menjadi konsep yang benar dan tepat atau dari pemahaman yang kurang tepat menjadi pemahaman konsep yang benar dan tepat.

Hasil pemahaman diperjelas pada tabel 4.5 walaupun secara keseluruhan penggunaan video magnet memiliki efek dalam pembelajaran, namun dalam merubah pemahaman siswa SD kelas IV terkait pokok bahasan magnet, terdapat 1 konsep yang sama sekali belum dipahami atau diluar pengalaman siswa yaitu mengenai cara pembuatan magnet secara sederhana dengan dialiri arus listrik sehingga semua siswa mengalami perubahan pemahaman. Sedangkan pada konsep magnet dapat menembus benda, hanya 1 siswa memiliki pemahaman konsep yang salah namun setelah belajar dengan media video konsep yang siswa miliki masih kurang tepat. Pada dasarnya siswa telah menguasai konsep mengenai materi magnet yang terlihat pada tabel 4.5, namun hanya 1 konsep yang sama sekali belum dipahami siswa yaitu mengenai cara pembuatan magnet.

Berikut merupakan diagram batang jumlah siswa yang mengalami perubahan pemahaman:


(1)

diatas air. Pelan – pelan sekali jangan sampai tenggelam. Bisa dilihat ya.. ternyata silet ini juga menunjukkan arah utara sama seperti kompas, bisa dilihat pada kompasnya juga ya..

Kompas tersebut menunjukkan arah utara, namun disini tidak sepenuhnya menunjuk arah utara melainkan agak melenceng sekitar 22˚ atau yang sering disebut dengan sudut deklinasi. Jadi dengan demikian, sifat magnet yang ke-2 dapat kita simpulkan : magnet memiliki 2 kutub, yaitu kutub utara dan selatan.]

*Narator menuliskan kesimpulan percobaan mengenai sifat magnet yang ke-2 dipapan tulis*

Narator : [Kita akan melanjutkan ke percobaan selanjutnya untuk mengetahui sifat magnet lainnya.]

[Adik – adik kita sudah mengetahui kutub yang ada pada magnet ini dari percobaan sebelumnya. Untuk sifat magnet yang ke-3, kakak akan dekatkan kutub – kutub ini pada kutub – kutub pada kompas.

- Nahh.. apa yang akan terjadi?

 Adik – adik bisa melihat ketika kakak mendekatkan kutub utara yang disimbolkan dengan warna merah dan kutub selatan yang disimbolkan dengan warna hitam di dekatkan dengan kompas. Sisi kompas yang berwarna gelap menunjukkan arah utara sedangkan sisi yang lain menunjukkan arah selatan.

- Apa yang akan terjadi ketika kakak dekatkan magnet batang berkutub utara pada kompas yang menunjukkan arah utara?

 Ternyata sisi kompas arah utara yang hitam menjauhi arah utara dari magnet batang kakak. Sehingga yang berdekatan yang berdekatan dengan arah utara magnet batang kakak adalah kutub selatan kompas. Dan ketika kakak putar, kakak dekatkan arah selatan magnet batang pada kompas maka akan berdekatan dengan kutub utara pada kompas atau bisa dikatakan juga kutub selatan pada kompas menjauhi kutub selatan magnet batang.

- Lantas bagaimana ketika kakak dekatkan magnet yang tidak diketahui kutubnya (karena ditutup isolatip)? Mana yang memiliki arah utara dan mana arah selatan?


(2)

 Dengan percobaan seperti tadi kita dapat menentukan arah kutub – kutub magnet batang ini. Tadi, jika sejenis kakak dekatkan maka akan menjauhi atau tolak – menolak dan ketika berbeda jenis atau berlawanan akan tarik – menarik. Coba ini.. kita belum tahu kutub apa yang kita dekatkan pada kompas. Nah.. disini yang mendekati magnet batang adalah kutub utara pada kompas, sehingga dapat disimpulkan kutub magnet batang di depan kompas ini merupakan kutub selatan. Jadi kutub ini kita beri simbol S (ditulis dengan spidol). Sehingga sisi yang lain kutub magnet batang merupakan kutub utara dan kita beri simbol U (ditulis dengan spidol).

Kita dapat menentukan juga kutub U dan S pada magnet yang diisolatip juga, dengan cara yang sama seperti pada magnet batang sebelumnya. Begitupun untuk magnet lingkaran.]

[Dari percobaan yang ke-3, dapat kita simpulkan : kutub sejenis pada magnet akan saling tolak –menolak dan yang berbeda jenis akan saling tarik – menarik. ]

*Narator menuliskan kesimpulan percobaan mengenai sifat magnet yang ke-3 dipapan tulis*

Narator : [Oke adik – adik sekarang kita akan melihat sifat magnet yang terakhir. Kita dapat mengetahui sifat magnet yang terakhir dengan percobaan juga.]

[Disini kita memerlukan magnet, mainan plastik yang tidak ada magnetnya, dan mainan plastik yang bermagnet (biasanya pada mainan untuk tempelan kulkas), kemudian ada kertas, dan buku yang agak tebal.]

[Sebelumnya kita akan melihat apa yang akan terjadi ketika mainan yang ada megnetnya kita letakkan diatas kertas, dan dibawah kertas kita beri magnet. Mainan tersebut akan bergerak sesuai arah gerak magnet yang saya gerakkan.

- Bagaimana ketika mainan yang tidak ada magnetnya saya taruh diatas kertas yang dibawahnya saya beri magnet? Apa yang terjadi?  Ya betul.. mainan tidak dapat ditarik dan digerakkan oleh magnet

seperti pada mainan sebelumnya. Ingat ! Magnet hanya dapat menarik benda logam atau magnet yang berbeda kutub.


(3)

Sedangkan ketika saya taruh mainan bermagnet pada buku yang agak tebal, mainan bermagnet tidak dapat bergerak mengikuti magnet yang saya gerakkan. Saat magnetnya saya gerakkan, mainannya tetap diam.

- Dengan demikian apa yang dapat adik – adik simpulkan berdasarkan sifat magnet ini?

 Magnet dapat menembus benda dengan ketebalan tertentu. Magnet bisa menembus benda yang besar dengan kekuatan/daya yang besar juga.]

*Narator menuliskan kesimpulan percobaan mengenai sifat magnet yang terakhir dipapan tulis*

Narator : [Oke adik – adik itu tadi kita telah mempelajari sifat – sifat magnet. Nah sekarang kita akan belajar cara membuat magnet secara sederhana.] [Sebelumnya pembuatan magnet sendiri dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : 1. dengan cara digosok (magnet digosokkan pada logam)

2. magnet didekatkan pada logam

3. dengan cara dialiri arus atau sering disebut elektromagnetik. Kita disini akan belajar cara pembuatan magnet dengan dialiri arus. Pada percobaan ini kakak memerlukan paku yang dililiti kawat email. Kawat email sendiri adalah kawat yang dilapisi oleh bahan yang dapat dialiri arus listrik. Kemudian isi staples, silet, dan batu baterai.

Kawat email dililitkan pada paku, kemudian paku yang telah dililiti kawat email tersebut kita hubungkan dengan batu baterai. Kita tunggu sejenak dan kita lalu kita dekatkan paku tersebut dengan alat – alat ini, yaitu silet dan isi staples. Apa yang terjadi? Coba adik – adik lihat..

 Paku bisa menarik silet, paku tersebut juga bisa isi staples. - Namun apakah bisa menarik benda – benda lain, seperti kertas?

 Tidak ya.. Kertas tidak dapat ditarik paku hanya logam – logam saja yang dapat ditarik paku.

Kemudian jika kakak akan lepaskan paku dari sumber arus atau beterai. Ternyata paku masih dapat logam namun lama – lama dayanya semakin melemah kemudian akan menghilang. Sehingga pembuatan magnet


(4)

seperti ini bersifat sementara atau dapat melemah dan kemudian menghilang daya magnetnya.]

[Kita dapat menyimpulkan sifat magnet ada 4, yaitu : 1. dapat menarik benda – benda logam

2. memiliki kutub utara dan kutub selatan

3. kutub yang sejenis akan tolak – menolak dan yang berbeda jenis akan tarik – menarik

4. magnet dapat menembus benda

Proses pembuatan magnet ada 3 cara seperti yang telah kakak jelaskan di awal.]

*Closing*

Narator : [Nahh.. adik – adik juga dapat melakukan percobaan sederhana tersebut dirumah. Selamat belajar.]

*Muncul slide contoh penggunaan magnet dalam kehidupan sehari – hari* *Penutup*


(5)

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian


(6)