belajar yang kondusif juga mengalami peningkatan pra penelitian dengan perolehan nilai mean sebesar 7,85; siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar
8,95; dan siklus II dengan perolehan nilai mean sebesar 9,77. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa
pada pra penelitian = 58,25; pada siklus I = 60,86; dan pada siklus II = 67,45. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
pada mata pelajaran akuntansi khususnya dalam materi pengelolaan kartu aktiva tetap dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Akuntansi
SMK BOPKRI I Yogyakarta.
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1.
Kurangnya komunikasi yang efektif antara antara guru mitra dan siswa yang mengakibatkan adanya perbedaan persepsi dalam pelaksanaan tindakan
khususnya pada saat pembentukan kelompok kelompok asal dan kelompok ahli sehingga sempat terjadi kesalahpahaman diantara guru dan siswa.
2. Peneliti telah berusaha untuk mengingatkan para siswa untuk mengisi
kuesioner secara mandiri berdasarkan keadaan yang mereka alami. Namun demikian ada beberapa siswa dalam mengisi kuesioner justru bekerja sama
dengan teman-temannya. Hal demikian akan berdampak pada pengukuran motivasi belajar siswa dalam penelitian ini. Gambaran motivasi belajar siswa
3. tidak tercerminkan secara utuh sebagaimana menjadi hasil atau dampak
diterapkannya penelitian tindakan kelas ini.
C. Saran
Adapun saran bagi SMK BOPKRI I Yogyakarta khususnya dan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian berikutnya pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya komunikasi yang intensif antara peneliti, guru mitra, dan para
siswa dalam mempersiapkan komponen pembelajaran serta skenario pembelajaran untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini. 2.
Pentingnya penjelasan yang sistematis dari guru kepada siswa di awal perkenalan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang merupakan
metode baru bagi siswa. Dalam hal ini guru perlu menjelaskan lebih detail tentang arti, maksud dan tujuan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
memaparkan prosedur mulai dari pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli, diskusi materi dalam kelompok, presentasi kelompok, serta penyimpulan
dan pengadaan kuis. Hal ini dilakukan agar siswa tidak mengalami kebingungan pada saat metode pembelajaran diterapkan.
122
DAFTAR PUSTAKA
Ali H. Muhammad. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Kagan, S. 1994. Cooperative Learning 10
th
ed. Sanjuan Capistrano, CA : Kagan Cooperative Learning.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: PT Grasindo. Prayitno. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Sagala, H. S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.
Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning: Theory Research, and Practice 2
nd
. Ed. Boston: Allyn dan Bacon.
Solihatin, Etin. dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning : Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Susento. 2007, “Konsep Penelitian Tindakan Kelas”. Makalah disajikan dalam Seminar Pendidikan. Program Studi Pendidikan Akuntansi, FKIP, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta, 16 Mei 2007 Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Winkel, W.S. 1984. Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Winkel, W.S.1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Wiriatmadja, Rochiati, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya Wuryani, Sri. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMK BOPKRI I Yogyakarta
Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
KelasSemester : XI1
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
Kemampuan mengelola kartu aktiva tetap
B. Kompetensi Dasar
Kemampuan membukukan mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap
C. Indikator
Siswa mampu membukukan jumlah penambahan dan penghentian aktiva tetap
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membukukan jumlah penambahan aktiva tetap
2. Siswa mampu membukukan jumlah penghentian aktiva tetap
E. Materi Pembelajaran
Penghentian Aktiva Tetap
Pemakaian aktiva tetap bisa diakhiri karena hal-hal berikut 1.
Dihentikan dari pemakaian aktiva tetap dijadikan barang tak terpakai lagi 2.
Dijual aktiva tetap dijual kepada pihak lain 3.
Ditukarkan aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain
1 Dihentikan dari pemakaian
Dengan dihentikannya aktiva tetap berarti aktiva tersebut harus dikeluarkan dari pembukuan
a.
Jika sudah habis umur ekonomisnya Contoh
Soal CV Bintang menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga
perolehan Rp 3.200.000,00. Pada saat dihentikan, akumulasi depresiasi mesin juga berjumlah Rp 3.200.000,00. Dalam hal seperti ini dikatakan
bahwa mesin tersebut telah didepresiasi penuh. Jurnal untuk mencatat penghentian mesin tersebut adalah
Akumulasi penyusutan mesin Rp 3.200.000,00 Mesin Rp 3.200.000,00
b. Jika belum habis umur ekonomisnya
Contoh Soal PT Bulan menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan
Rp 18.000.000,00. Pada saat dihentikan, mesin tersebut telah didepresiasi sebesar Rp 14.000.000,00. Jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian
mesin tersebut adalah
Akumulasi penyusutan mesin Rp 14.000.000,00 Rugi penghentian aktiva tetap Rp 4.000.000,00
Mesin Rp 18.000.000,00
2 Dijual
Dalam penjualan aktiva tetap memungkinkan timbulnya laba rugi a.
Jika timbul laba Contoh
Soal Pada tanggal 1 Juli 2006 PT Mutiara menjual sebuah mobil dengan harga
Rp 16.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 60.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2006
telah didepresiasi sebesar Rp 41.000.000,00. Biaya depresiasi selama enam bulan untuk tahun 2006 sejumlah Rp 8.000.000,00
Perhitungan laba atau rugi penjualan sebagai berikut Harga perolehan mobil Rp 60.000.000,00
Kurangi: Akumulasi depresiasi Rp 41.000.000,00 + Rp 8.000.000,00 Rp49.000.000,00
Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000,00 Hasil penjualan mobil Rp16.000.000,00
Laba penjualan mobil Rp 5.000.000,00 Jurnal untuk mencatat penjualan dan laba penjualan mobil sebagai berikut
Kas Rp 16.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000,00
Mobil Rp 60.000.000,00 Laba penjualan aktiva tetap Rp 5.000.000,00
b. Jika timbul rugi
Contoh Soal
Dengan menggunakan contoh di atas, dimisalkan PT Mutiara menjual mobil tersebut dengan harga Rp 9.000.000,00. Dalam hal ini perusahaan
menderita rugi sebesar Rp 2.000.000,00 dengan perhitungan sebagai berikut
Harga perolehan mobil Rp 60.000.000,00 Kurangi: Akumulasi depresiasi
Rp 41.000.000,00 + Rp 8.000.000,00 Rp 49.000.000,00 Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000,00
Hasil penjualan mobil Rp 9.000.000,00 Rugi penjualan mobil Rp 2.000.000,00
Jurnal untuk mencatat penjualan mobil dan kerugiannya sebagai berikut Kas Rp 9.000.000,00
Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000,00 Rugi penjualan aktiva tetap Rp 2.000.000,00
Mobil Rp 60.000.000,00
3 Ditukar dengan aktiva tetap yang baru
Jika terjadi pertukaran maka aturan umum yang harus diikuti adalah 1.
Harga perolehan aktiva baru yang diterima adalah harga pasar aktiva lama yang diserahkan ditambah kas yang dibayar
2. Laba atau rugi pertukaran adalah selisih antara harga pasar dengan nilai
buku aktiva yang diserahkan
Dalam pertukaran memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas pertukaran a.
Apabila aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap yang sejenis, maka laba atas pertukaran tidak diakui, sedangkan jika rugi atas pertukaran tersebut
harus diakui
b. Apabila aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain yang tidak sejenis
maka laba atau rugi atas pertukaran diakui
A. Pertukaran antara aktiva yang sejenis
1 Jika timbul laba
Contoh Soal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI