Deskripsi Penelitian HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

60

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta ini dilakukan dalam dua siklus atau dua kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 23 September 2010, dan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Oktober 2010. Sebelum penelitian tersebut dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan observasi pendahuluan pra penelitian dan diskusi dengan guru mitra yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran di kelas XI Jurusan Akuntansi tersebut. Untuk observasi pendahuluan dan pelaksanaan masing-masing siklus membutuhkan waktu 3 x 45 menit atau 3 jam pelajaran. Berikut adalah uraian hasil observasi pendahuluan dan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada masing-masing siklus: 1. Observasi Pendahuluan Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Agustus 2010 pada jam ke tujuh sampai jam ke sembilan pukul 11.30 WIB – 13.15 WIB. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Ertyn Tyas Prabandari S.Pd sebagai guru bidang studi akuntansi. Jumlah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi pada tahun ajaran 20102011 sebanyak 22 siswa yang terdiri dari 15 siswa berjenis kelamin perempuan dan 7 siswa berjenis kelamin laki-laki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada saat observasi pendahuluan ini ada 2 siswa yang absen sehingga hanya ada 20 siswa yang hadir pada saat jam pelajaran akuntansi ini berlangsung. Adapun materi yang dipelajari pada saat observasi pendahuluan ini adalah aktiva tetap, dengan standar kompetensi kemampuan mengelola kartu aktiva tetap dan kompetensi dasar kemampuan menyiapkan pengelolaan kartu aktiva tetap, mengidentifikasi data, serta mengidentifikasi penyusutan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap. Dalam observasi pendahuluan ini, ada tiga hal yang diobservasi yaitu guru, siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil observasi pendahuluan: a. Observasi guru observing teacher Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru lampiran 2a, halaman 172. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru melakukan kegiatan apersepsi dengan mengucapkan salam kepada siswanya, dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Guru justru tidak menyampaikan tujuan dari pembelajaran padahal apabila guru menyampaikan tujuan pembelajaran setidaknya akan menimbulkan motivasi yang positif dari siswanya. Guru juga melakukan pengulangan materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan tujuan untuk mengingatkan kembali ke siswa dan mendorong siswa untuk terpacu dalam mempelajari materi yang baru. Selama menjelaskan materi, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan cara memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI beberapa pertanyaan kepada siswanya. Guru juga memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan oleh siswanya. Selama pembelajaran guru menggunakan media white board sebagai sarana pembelajaran. Selama kegiatan ini guru juga berusaha membantu dan membimbing siswa jika siswanya mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihannya, sehingga tidak jarang guru berkeliling kelas untuk mengecek hasil pekerjaan siswanya. Setelah siswa mengerjakan soal latihan kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal latihan tadi untuk dibahas bersama-sama. Selama proses pembahasan soal latihan, guru terkadang memberi pertanyaan ke siswa untuk merangsang pengetahuan mereka, tetapi dalam kenyataannya hanya ada beberapa siswa saja yang mau menjawab. Guru dirasakan masih kurang bisa memotivasi siswanya selama proses pembelajaran sehingga ada beberapa siswa yang justru terlihat bosan, asyik mengobrol dengan temannya, dan ada beberapa siswa yang tidur di kelas. Guru akan menegur siswa yang membuat kegaduhan di kelas. Di akhir kegiatan pembelajaran, guru mengucapkan salam penutup. Guru tidak memberikan kesimpulan materi pelajaran kepada siswanya. Dari rangkaian kegiatan guru tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.1 Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √ 2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya √ 5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √ 6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √ 7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar √ 8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √ 9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai √ 10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa √ 11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut √ 12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi √ 13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √ 14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara √ 15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif √ 16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan √ 17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media √ 18 Guru menghasilkan pesan yang menarik √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 Guru menggunakan media secara efektif dan efisien √ 20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √ 21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran √ 22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa √ 24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √ 25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √ 26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √ 27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √ 33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar √ 34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar √ 35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa √ 37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa √ 38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi √ 39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan √ Catatan: lihat lampiran 5a halaman 178 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Observasi siswa observing student Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa lampiran 3a, halaman 174. Sebelum memulai pembelajaran, siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa memberitahukan kepada guru siapa saja yang tidak masuk pada hari itu. Kemudian siswa tampak cukup agak antusias pada awal pembelajaran dimana siswa mempersiapkan materi pelajaran dan perlengkapan lain yang diperlukan termasuk soal yang akan dibahas. Namun ada beberapa siswa yang tidak membawa soal sehingga mendapat teguran dari guru. Selanjutnya guru pun mulai menjelaskan materi. Di awal pembelajaran hampir semua perhatian siswa tertuju pada guru. Ketika di tengah-tengah pembelajaran saat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan ternyata ada beberapa siswa yang justru bersikap acuh tak acuh. Banyak siswa yang asyik dengan kegiatannya sendiri, mereka justru ‘ngobrol’ dengan teman- temannya di luar materi pelajaran dan ada juga yang justru asyik tidur- tiduran di kelas. Keadaan seperti itu menunjukkan bahwa di antara siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa mengalami kebosanan dalam mengikuti rutinitas pembelajaran dimana mereka selama ini di kelas hanya mendengarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penjelasan dari guru dan mereka diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan saja. Dari rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.2 Kegiatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Pada saat awal pembelajaran saja 3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran √ 4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugaslatihan soal dengan baik √ 6 Siswa mendapat teguran dari guru √ 7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa √ 8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran √ 9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ 10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal √ Catatan: lihat lampiran 6a halaman 181 Selain observasi secara langsung terhadap siswa, untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa maka digunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data sehingga diketahui data awal karakteristik siswa. Berikut adalah hasil analisis motivasi belajar pada pra penelitian: Tabel 5.3 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian No Indikator Skala Kategori Frekuensi Presentase 21 – 24 Sangat Tinggi 6 30 18 – 20 Tinggi 11 55 16 -17 Cukup 3 15 14 – 15 Kurang 1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil 6 – 13 Sangat Kurang Jumlah 20 100 10 – 12 Sangat Tinggi 3 15 9 Tinggi 5 25 8 Cukup 4 20 7 Kurang 7 35 2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3 – 6 Sangat Kurang 1 5 Jumlah 20 100 7 – 8 Sangat Tinggi 2 10 6 Tinggi 8 40 5 Cukup 9 45 4 Kurang 1 5 3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan 2 – 4 Sangat Kurang Jumlah 20 100 14 – 16 Sangat Tinggi 12 – 13 Tinggi 10 50 11 Cukup 5 25 10 Kurang 4 20 4 Adanya penghargaan dalam belajar 4 – 9 Sangat Kurang 1 5 Jumlah 20 100 7 – 8 Sangat Tinggi 8 40 6 Tinggi 1 5 5 Cukup 9 45 4 Kurang 2 10 5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 2 – 3 Sangat Kurang Jumlah 20 100 10 -12 Sangat Tinggi 9 Tinggi 7 35 8 Cukup 6 30 7 Kurang 4 20 6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 3 – 6 Sangat Kurang 3 15 Jumlah 20 100 Catatan: lihat lampiran 8a halaman 183 Dari tabel 5.3 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran. Pada pra penelitian ini jumlah siswa yang hadir adalah 20 siswa. Dari data di atas tampak bahwa untuk indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil diperoleh nilai mean sebesar 19,55. Pada indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 8,10. Untuk indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan diperoleh nilai mean sebesar 5,55. Kemudian untuk indikator adanya penghargaan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 11,20. Selanjutnya untuk indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 5,85. Untuk indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif diperoleh nilai mean sebesar 7,85. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada pra penelitian = 58,25. c. Observasi kelas observing classroom Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas terdapat 2 white board, 1 papan absensi siswa, 1 meja dan 1 kursi untuk guru, serta ada 24 meja dan kursi untuk para siswanya. Kelas juga memiliki ventilasi yang memadai, pencahayaan yang cukup, dan lingkungan yang cukup bersih sehingga dapat mendukung proses pembelajaran. Saat itu jumlah siswa yang hadir ada 20 siswa dan 2 siswa lainnya absen. Suasana kelas di awal pembelajaran terasa cukup kondusif dimana hampir seluruh siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran. Tetapi pada saat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan justru ada beberapa siswa yang bersikap tidak peduli sehingga hal ini membuat suasana kelas menjadi agak gaduh karena di antara siswa ada yang asyik mengobrol dengan teman-temannya di luar materi pelajaran. Setelah soal-soal latihan selesai dikerjakan, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut di white board. Dalam hal ini tidak ada kegiatan yang menarik dalam pembelajaran yang dapat membangkitkan kebutuhan siswa dalam belajar. Guru pun cukup bijaksana dalam memberi teguran bila siswa bersikap melampaui batas. Di akhir pembelajaran guru tidak memberi kesimpulan, tetapi hanya mengucapkan salam saja. Suasana serta aktivitas kelas selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan kelas lampiran 4a halaman 176. Dari rangkaian keadaan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.4 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran √ White board, meja kursi, almari 2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran √ Hanya pada awal pembelajaran 3 Siswa membuat kegaduhan √ Pada saat mengerjakan latihan soal 4 Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas √ 5 Kelas terorganisir dengan baik √ 6 Ada kegiatan menarik dalam belajar √ 7 Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan √ 8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan √ Catatan: lihat lampiran 7a halaman 182 Berdasarkan hasil observasi terhadap guru, perilaku siswa, dan suasana kelas berikut ini disajikan analisis situasi pembelajaran dari hasil observasi pendahuluan. Selama pembelajaran berlangsung, guru menggunakan metode ceramah dan diskusi.Metode ceramah merupakan suatu metode dimana guru mentransfer materi pembelajaran kepada siswa secara lisan. Selain dipandang mudah untuk diterapkan, metode ceramah juga digunakan untuk menghemat waktu dan tenaga. Sedangkan metode tanya jawab digunakan untuk merangsang pengetahuan siswa, dan biasanya metode ini digunakan pada saat menjelaskan latihan soal. Kedua metode tersebut memang sudah baik apabila diterapkan dalam proses pembelajaran, akan tetapi penggunaan metode tersebut yang secara rutin dan tidak adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran tentunya akan menimbulkan kebosanan pada diri siswa. Selain itu, pemberian soal-soal latihan secara terus menerus dalam satu jam pelajaran juga dapat menimbulkan kebosanan pada diri siswa. Tampak ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan justru ada beberapa siswa yang masih bersikap acuh tak acuh, asyik berbicara dengan teman-temannya di luar materi pelajaran. Kurangnya penghargaan oleh guru yang diberikan kepada siswa menyebabkan tidak adanya semangat dan hasrat untuk berkompetisi antar siswa dan kurangnya pengawasan menyebabkan ada beberapa siswa yang tidur-tiduran di dalam kelas. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran salah satunya yaitu kurangnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini tampak pada kurangnya hasrat dan keinginan berhasil pada diri siswa, siswa kurang memiliki sikap terhadap harapan dan cita-cita masa depan, tidak adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif untuk belajar. Peneliti menduga akar dari permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya kebosanan siswa terhadap metode yang diterapkan oleh guru yang dirasa masih kurang bervariasi dan rendahnya kebutuhan siswa akan belajar sehingga akan menghambat proses pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, alternatif pemecahannya yaitu perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar, misalnya dengan menggunakan metode dan media yang bervariasi sehingga proses pembelajaran lebih sesuai dengan materi dan kondisi kelas. Ada berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dimana masing-masing model memiliki langkah-langkah yang bervariasi. Dari permasalahan tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru mitra bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternatif selain metode ceramah dan tanya jawab, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam metode ini tugas guru sebagai fasilitator terutama ketika diskusi berjalan, sehingga guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Guru tidak perlu berceramah panjang seperti pada pembelajaran sebelumnya. Siswa diharapkan tidak merasa bosan mendengarkan ceramah dari guru karena dalam metode jigsaw ini, siswa bekerja sama dengan siswa yang lain di dalam kelompok. Kegiatan diskusi ini berbeda dengan diskusi yang biasanya. Jika diskusi pada umumnya, siswa hanya membahas suatu masalah di dalam kelompok kemudian mencatat hasil diskusi dan jika perlu ada presentasi. Sekilas siswa memang terlibat aktif dalam diskusi, namun jika dilihat lebih mendalam kemungkinan hanya ada beberapa siswa yang aktif dan bersungguh-sungguh berdiskusi sedangkan siswa yang lain justru sibuk sendiri dan bahkan bergantung pada jawaban temannya. Berbeda dengan diskusi pada umumnya, dalam metode jigsaw ini siswa berdiskusi dalam dua kelompok kelompok asal dan kelompok ahli. Semula siswa bergabung dengan kelompok asal dimana di dalamnya terdiri dari beberapa siswa yang mempunyai pertanyaanpermasalahan yang berbeda-beda. Selanjutnya siswa kemudian bergabung dengan kelompok ahli dimana terdiri dari beberapa siswa yang memiliki permasalahan yang sama. Di dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan masalah yang didapatkannya. Dengan menerapkan metode jigsaw ini siswa lebih bebas dalam mengungkapkan pendapat, pertanyaan, dan kesulitan mereka. Dalam diskusi di metode jigsaw ini, selain berdiskusi siswa juga berkewajiban untuk menjelaskan hasil diskusinya kepada siswa yang lain di dalam kelompok asal sehingga siswa mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan materi yang didapatnya kepada siswa yang lain dengan sebaik- baiknya. Dengan demikian secara tidak langsung siswa harus terdorong untuk dapat memahami materi yang didapatkannya. Tugas guru adalah sebagai fasilitator bagi siswa jika siswa menemui kesulitan baik ketika berdiskusi dalam kelompok maupun ketika presentasi. Dengan menerapkan metode jigsaw ini tidak menutup kemungkinan akan timbul pertanyaan serta perdebatan yang dikarenakan perbedaan pendapat antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga diharapkan suasana kelas akan menjadi lebih hidup dan bervariasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Siklus Pertama Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Kamis, 23 September 2010 pada jam ketujuh sampai dengan jam kesembilan. Jumlah waktu yang digunakan untuk pembelajaran adalah 3 x 45 jam pelajaran dari pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 14.15 WIB. Materi pembelajaran pada siklus pertama ini adalah aktiva tetap, dengan standar kompetensi kemampuan mengelola kartu aktiva tetap, dan kompetensi dasar kemampuan membukukan mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap serta sub pokok bahasan adalah penghentian aktiva tetap. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra yaitu Ibu Ertyn Tyas Prabandari S.Pd. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi semester gasal pada tahun pelajaran 2010-2011. Jumlah siswa pada kelas XI Jurusan Akuntansi adalah 22 siswa. Adapun metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah tipe jigsaw. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode jigsaw pada siklus yang pertama: a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus pertama ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, materi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI presentasi handout, dan kartu soal. Berikut ini disajikan uraian masing- masing perangkat pembelajaran: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti dan guru mitra bekerja sama membuat RPP. RPP ini dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan evaluasi yang semuanya telah dibuat secara rinci dan sistematis lampiran 1a halaman 125. b. Materi Presentasi Peneliti dan guru mitra bekerja sama membuat hand out dengan pokok bahasan penghentian aktiva tetap. Hand out akan dibagikan kepada masing-masing siswa. Isi hand out mencakup materi tentang penghentian aktiva tetap yang akan digunakan pada saat pembelajaran lampiran 1c halaman 151. c. Kartu Soal Peneliti bekerja sama dengan guru mitra membuat kartu soal yang memuat daftar soal-soal latihan yang harus dikerjakan siswa di dalam kelompok ahli, kemudian dijelaskan dalam kelompok asal untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas lampiran 1a halaman 135. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal yang dilakukan adalah menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya. Pemetaan tersebut digunakan sebagai dasar untuk membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang bersifat heterogen. Pada tahap ini peneliti dan guru membentuk empat kelompok asal dan lima kelompok ahli. Untuk kelompok asal diberi nama kelompok A, B, C, dan D. Kelompok asal dibentuk dengan cara siswa mengurutkan huruf A sampai dengan huruf D dari tempat duduk masing-masing. Kemudian oleh guru mitra masing-masing siswa dalam kelompok asal tadi diberi kartu soal yang berwarna merah, kuning, hijau, ungu, dan biru. Dengan demikian siswa yang mendapat kartu soal yang berwarna merah maka akan menjadi anggota kelompok ahli merah, kemudian siswa yang mendapat kartu soal berwarna kuning akan menjadi anggota kelompok ahli kuning, begitu seterusnya sehingga diperoleh lima kelompok ahli kelompok ahli merah, kuning, hijau, ungu, dan biru. 3. Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data yang meliputi: a. Instrumen kuesioner untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Kuesioner akan dibagikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran lampiran 8 halaman 164 dan lampiran 9 halaman 166. b. Instrumen observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran lampiran 5 halaman 160. c. Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran lampiran 6 halaman 162. d. Instrumen observasi terhadap keadaan kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lampiran 7 halaman 163. e. Instrumen refleksi terhadap kegiatan guru selama mengikuti proses pembelajaran lampiran 10 halaman 168. f. Instrumen refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran lampiran 11 halaman 170. b. Tindakan Pada tahap ini, peneliti dan guru mitra mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah pada tahap tindakan ini adalah sebagai berikut: 1. Penyampaian prosedur pelaksanaan Sebelum materi pelajaran mengenai penghentian aktiva tetap diberikan, guru memberikan pengantar. Hal tersebut bertujuan untuk mengantar siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari pada hari itu. Guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI materi penghentian aktiva tetap dan suasana kelas pun cukup kondusif. Pada awal pembelajaran guru terlebih dahulu menyampaikan prosedur pelaksanaan pembelajaran. Namun guru tidak secara terbuka menyampaikan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini. Kemudian guru membagi siswa ke dalam sejumlah kelompok kelompok asal, dan di dalam kelompok asal masing- masing siswa akan mendapatkan kartu soal berwarna yang berbeda- beda dimana di dalam kartu soal yang berwarna itu nantinya akan menjadi penentu untuk bergabung dalam kelompok ahli. Setelah bergabung dalam kelompok asal, selanjutnya siswa diminta untuk bergabung dengan siswa yang lain yang memiliki kartu soal yang berwarna sama yang selanjutnya akan disebut sebagai kelompok ahli. Kemudian di dalam kelompok ahli siswa diminta untuk berdiskusi membahas soal latihan yang diberikan. Selanjutnya siswa akan kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil diskusi kepada siswa yang lain di dalam kelompoknya. Selama guru menyampaikan prosedur pelaksanaan, suasana kelas sedikit kurang kondusif, hal ini disebabkan siswa masih bingung dan kurang jelas dengan prosedur pelaksanaan pembelajarannya. 2. Pembagian siswa ke dalam kelompok Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ada dua macam kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah empat kelompok dengan anggota lima sampai enam orang. Pada tahap ini guru menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut anggota- anggotanya. Selama pembentukan kelompok asal suasana kurang kondusif, ada beberapa siswa yang membuat gaduh yang mungkin dikarenakan merasa kurang puas dengan anggota kelompoknya atau bahkan sebaliknya. Setelah berkumpul dalam kelompok asal kemudian guru mempersilakan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan kelompok ahli, suasana semakin kurang kondusif dikarenakan siswa masih bingung mencari kelompok ahlinya. 3. Diskusi Setelah siswa berkumpul di dalam kelompok ahli, selanjutnya guru meminta siswa untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal latihan dalam kartu soal yang telah didapatkannya. Di sini masing-masing kelompok ahli mendapatkan soal latihan yang berbeda-beda. Untuk kelompok ahli berwarna kuning mendapatkan soal tentang pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis, kelompok ahli berwarna ungu mendapatkan soal tentang penjualan aktiva tetap yang menimbulkan laba, kelompok ahli berwarna merah mendapatkan soal tentang penjualan aktiva tetap yang menimbulkan rugi, kelompok ahli berwarna biru mendapatkan soal tentang pertukaran aktiva tetap yang sejenis, dan untuk kelompok ahli berwarna hijau mendapatkan soal tentang penghentian pemakaian aktiva tetap. Selama berdiskusi di dalam kelompok ahli suasana kelas terkendali. Sesekali ada juga beberapa siswa yang membuat kegaduhan kecil dan berbicara di luar materi diskusi. Selama diskusi ini, aktivitas guru adalah mendampingi, memotivasi, dan memantau siswa. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan, guru membantu siswa memecahkan kesulitan tersebut. Setelah berdiskusi dalam kelompok ahli, selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal untuk kemudian menyampaikan hasil diskusinya bersama kelompok ahli kepada anggota kelompok asal. Dengan demikian masing-masing siswa akan menerima dan memberikan informasi kepada siswa yang lain. 4. Pembahasan Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam forum diskusi pada masing-masing kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil jawaban dari diskusinya tadi. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya, kemudian guru juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban temannya atau menyatakan pendapat yang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Kuis Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran hari itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi pembahasan. Guru membagi soal kepada para siswa kemudian siswa diminta untuk mengerjakannya. Kuis berlangsung tertib dan siswa pun mengerjakan soal sendiri-sendiri. c. Observasi Hasil pengamatan observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Pengamatan terhadap guru Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus pertama ini disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.5 Aktivitas Guru Pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √ 2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya √ 5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √ 7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar √ 8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √ 9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai √ 10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa √ 11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut √ 12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi √ 13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √ 14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara √ 15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif √ 16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan √ 17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media √ 18 Guru menghasilkan pesan yang menarik √ 19 Guru menggunakan media secara efektif dan efisien √ 20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √ 21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran √ 22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa √ 24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √ 25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √ 26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √ 27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan kompetensi √ 32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √ 33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar √ 34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar √ 35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √ 36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa √ 37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa √ 38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi √ 39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan √ Catatan: lihat lampiran 5b halaman 193 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada tabel 5.5 menunjukkan aktivitas guru selama proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam siklus pertama ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pemeriksaan kelas, media pembelajaran, dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang alur pembelajaran berdasarkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tetapi hanya sekilas saja. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melaksanakan pembelajaran secara runtut, terkoordinasi, dan bersifat kontekstual sehingga proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Guru juga dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan menunjukkan respon positif terhadap partisipasi siswa tersebut sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru menggunakan bahasa lisan yang baik dan benar. Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa melakukan refleksi melalui lembar refleksi dan menyimpulkan proses pembelajaran. Dalam siklus yang pertama ini guru mampu mengorganisasikan proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, mulai dari presentasi materi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pelajaran, pembentukan kelompok, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pembelajaran. 2. Pengamatan terhadap siswa Pengamatan terhadap siswa dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan siswa dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.6 Kegiatan Siswa Pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ Siswa menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran √ 4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugaslatihan soal dengan baik √ 6 Siswa mendapat teguran dari guru √ 7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa √ 8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran √ 9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ 10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal √ Catatan: lihat lampiran 6b halaman 196 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada tabel 5.6 menunjukkan kegiatan siswa pada siklus yang pertama ini. Sebelum pembelajaran dimulai siswa menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang tugas dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada awal penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, siswa mengalami kebingungan terhadap alur metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena pada awal pelaksanaan pembelajaran, guru hanya sekilas saja menjelaskan prosedur pembelajaran sehingga terjadi kesalahpahaman di antara siswa dan hal ini mengakibatkan suasana kelas menjadi agak gaduh. Tetapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama karena guru memberi arahan dan waktu kepada siswa untuk memahami jalannya pembelajaran ini. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa agak sedikit ribut karena membahas soal-soal latihan yang dibahas dalam kelompok. Pada kegiatan akhir para siswa melakukan evaluasi pembelajaran dan melakukan refleksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Pengamatan terhadap kelas Pengamatan terhadap kelas dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kondisi kelas dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.7 Kondisi Kelas Pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran √ White board, meja kursi, almari 2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran √ Hanya pada awal pembelajaran 3 Siswa membuat kegaduhan √ Pada saat mengerjakan latihan soal 4 Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas √ 5 Kelas terorganisir dengan baik √ 6 Ada kegiatan menarik dalam belajar √ 7 Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan √ 8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan √ Catatan: lihat lampiran 7b halaman 197 Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran dan hal ini dapat mendukung proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Dari tabel itu menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan mendukung suasana pembelajaran menjadi lebih baik. d. Tingkat motivasi belajar siswa Motivasi belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Sebagai salah satu bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya hasrat atau keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini disajikan analisis terhadap motivasi belajar siswa pada siklus I berdasarkan data kuesioner Tabel 5.8 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I No Indikator Skala Kategori Frekuensi Presentase 21 - 24 Sangat Tinggi 5 23 18 - 20 Tinggi 12 55 16 -17 Cukup 4 18 14 – 15 Kurang 1 4 1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil 6 - 13 Sangat Kurang Jumlah 22 100 10 – 12 Sangat Tinggi 11 50 9 Tinggi 6 27 8 Cukup 3 14 7 Kurang 2 9 2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3 - 6 Sangat Kurang Jumlah 22 100 7 – 8 Sangat Tinggi 10 45 6 Tinggi 9 41 5 Cukup 3 14 4 Kurang 0 0 3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan 2 - 4 Sangat Kurang Jumlah 22 100 14 - 16 Sangat Tinggi 1 4 12 – 13 Tinggi 14 64 11 Cukup 1 4 10 Kurang 4 18 4 Adanya penghargaan dalam belajar 4 - 9 Sangat Kurang 2 10 Jumlah 22 100 7 - 8 Sangat Tinggi 4 18 6 Tinggi 13 59 5 Cukup 5 23 4 Kurang 5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 2 - 3 Sangat Kurang Jumlah 22 100 10 -12 Sangat Tinggi 6 27 9 Tinggi 11 50 8 Cukup 3 14 7 Kurang 2 9 6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 3 – 6 Sangat Kurang Jumlah 22 100 Catatan: lihat lampiran 8b halaman 198 Dari tabel 5.8 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran. Pada siklus I ini jumlah siswa yang hadir adalah 22 siswa. Dari data di atas tampak bahwa untuk indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil diperoleh nilai mean sebesar 18,63. Pada indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 9,59. Untuk indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan diperoleh nilai mean sebesar 6,45. Kemudian untuk indikator adanya penghargaan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 11,36. Selanjutnya untuk indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 5,95. Untuk indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif diperoleh nilai mean sebesar 8,95. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I = 60,86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat motivasi belajar siswa. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Refleksi dilakukan pada guru mitra maupun pada siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus pertama: 1. Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran a. Materi Ajar b. Lembar Kerja Siswa LKS c. Soal KuisTes Bab d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan a. Baik b. Cukup c. Cukup d. Baik e. Baik f. Cukup g. Baik h. Baik i. Baik 2 Selama kerja dalam kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun Dalam kelompok masing-masing siswa dapat bekerja sama dengan baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Proses kegiatan belajar mengajar berjalan lebih teratur dan baik, serta dapat membangun dan memotivasi siswa untuk rajin belajar 4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan Belum pahamnya siswa tentang prosedur pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini sehingga terjadi kesalahpahaman antara guru dan siswa 5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan Ya Catatan lihat lampiran 9b halaman 199 Tabel 5.9 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dapat dilihat dalam tabel bahwa dari 9 komponen pembelajaran sebanyak 66,67 komponen terkategorikan baik dan 33,33 termasuk ke dalam kategori cukup baik. Siswa mendukung positif kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini. Hal ini terlihat dengan cara siswa turut aktif dalam kerja kelompok, tidak mengacaukan kegiatan atau melamun sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar. Namun demikian, belum pahamnya siswa tentang prosedur pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini menjadi hambatan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus yang pertama ini. 2. Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tabel 5.10 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I Skala Penilaian No Aspek yang Diamati Sangat Senang Senang Tidak Senang Sangat Tidak Senang 1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini a. Topik Akuntansi yang Dipelajari b. Materi Ajar c. Lembar Kerja Siswa LKS d. Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan 23 18 10 32 18 23 77 82 90 68 82 77 Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat untuk Kegiatan Belajar Mengajar KBM berikutnya seperti yang telah anda ikuti 100 Ya Tidak 3 Selama kerja dalam kelompok siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-ide saya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun 100 82 68 95 14 9 18 32 5 86 91 Komentar 4 Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw • Lebih mudah memahami materi pelajaran • Kegiatan belajar mengajar tidak membosankan Komentar 5 Hambatan yang saya temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan • Kelas menjadi ramai • Kurang dapat memahami soal latihan Catatan lihat lampiran 10b halaman 200 Dari tabel 5.10 menunjukkan respon siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berkaitan dengan perangkat pembelajaran, sebanyak 77 siswa mengaku senang terhadap topik akuntansi yang dipelajari, sebanyak 82 mengaku senang terhadap materi yang dipelajari, sebanyak 90 mengaku senang terhadap Lembar Kerja Siswa LKS yang dibuat, sebanyak 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengaku senang terhadap suasana kelas selama proses pembelajaran, sebanyak 82 siswa mengaku senang pada penampilan guru, dan sebanyak 77 siswa mengaku senang terhadap keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Seluruh siswa 100 mengaku berminat untuk mengikuti penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan untuk kegiatan siswa dalam kelompok, sebanyak 100 siswa mengaku mendengarkan orang lain, sebanyak 82 siswa mengajukan pertanyaan, sebanyak 68 siswa mengorganisasikan ide-ide dalam kelompok, sebanyak 95 siswa mengorganisasikan kelompok, sebanyak 86 siswa tidak mengacaukan kegiatan, dan sebanyak 91 siswa tidak melamun ketika mengikuti proses pembelajaran. Keuntungan yang diperoleh dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut para siswa adalah lebih mudah dalam mempelajari materi pelajaran dan pembelajaran pun tidak terasa membosankan. Sedangkan hambatan yang dihadapi adalah kelas menjadi agak ramai dan sulit untuk memahami soal latihan. Berdasarkan refleksi yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa hal yang harus diperbaiki pada siklus pertama ini yaitu perlunya penjelasan yang lebih rinci dari guru tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini sehingga diharapkan para siswa tidak lagi mengalami kebingungan dalam hal pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru mitra, maka peneliti dan guru mitra berusaha untuk lebih dapat menjelaskan kepada siswa mengenai prosedur pembelajaran termasuk maksud dari pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli sehingga tidak terjadi lagi kesalahpahaman dengan para siswa pada siklus kedua nantinya. 3. Siklus Kedua Siklus kedua ini dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Oktober 2010 pada jam ketujuh sampai dengan jam kesembilan. Jumlah waktu yang digunakan untuk pembelajaran adalah 3 x 45 menit dari pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 14.15 WIB. Materi pembelajaran pada siklus kedua ini adalah pencatatan aktiva tidak berwujud dengan standar kompetensi kemampuan mengelola kartu aktiva tetap dan kompetensi dasar kemampuan melakukan inventarisasi fisik aktiva tetap secara periodik Jumlah siswa yang hadir sebanyak 22 siswa. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus kedua: a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus kedua ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dan kartu soal, sedangkan untuk materi pembelajaran menggunakan dari buku paket saja. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan evaluasi yang semuanya telah dibuat secara rinci dan sistematis lampiran 1b halaman 140. b. Kartu Soal Peneliti bekerja sama dengan guru mitra membuat kartu soal yang meliputi daftar pertanyaan yang harus dikerjakan siswa di dalam kelompok ahli, kemudian dijelaskan dalam kelompok asal untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas lampiran 1b halaman 148. 2. Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal yang dilakukan adalah menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya. Pemetaan tersebut digunakan sebagai dasar untuk membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang bersifat heterogen. Pada tahap ini peneliti dan guru membentuk empat kelompok asal dan lima kelompok ahli. Untuk kelompok asal diberi nama kelompok A, B, C, dan D. Kelompok asal dibentuk dengan cara siswa mengurutkan huruf A sampai dengan huruf D dari tempat duduk masing-masing. Kemudian oleh guru mitra masing-masing siswa dalam kelompok asal tadi diberi kartu soal yang berwarna merah, kuning, hijau, ungu, dan biru. Dengan demikian siswa yang mendapat kartu soal yang berwarna merah maka akan menjadi anggota kelompok ahli merah, kemudian siswa yang mendapat kartu soal berwarna kuning akan menjadi anggota kelompok ahli kuning, begitu seterusnya sehingga diperoleh lima kelompok ahli kelompok ahli merah, kuning, hijau, ungu, dan biru. 3 Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data yang meliputi: a Instrumen kuesioner untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Kuesioner akan dibagikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran lampiran 8 halaman 164 dan lampiran 9 halaman 166. b. Instrumen observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran lampiran 5 halaman 160. c. Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran lampiran 6 halaman 162. d. Instrumen observasi terhadap keadaan kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lampiran 7 halaman 163. e. Instrumen refleksi terhadap kegiatan guru selama mengikuti proses pembelajaran lampiran 10 halaman 168. f. Instrumen refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran lampiran 11 halaman 170. b. Tindakan Pada tahap tindakan, peneliti dan guru mitra mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah dalam tahap tindakan ini adalah sebagai berikut: 1. Penyampaian prosedur pelaksanaan Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan prosedur pembelajaran. Namun disini guru berusaha untuk secara lebih terbuka menyampaikan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kemudian guru membagi siswa ke dalam sejumlah kelompok kelompok asal, dan di dalam kelompok asal masing-masing siswa akan mendapatkan kartu soal berwarna yang berbeda-beda dimana di dalam kartu soal yang berwarna itu nantinya akan menjadi penentu untuk bergabung dalam kelompok ahli. Setelah bergabung dalam kelompok asal, selanjutnya siswa diminta untuk bergabung dengan siswa yang lain yang memiliki kartu soal yang berwarna sama yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI selanjutnya akan disebut sebagai kelompok ahli. Kemudian di dalam kelompok ahli siswa diminta untuk berdiskusi membahas soal latihan yang diberikan. Selanjutnya siswa akan kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil diskusi kepada siswa yang lain di dalam kelompoknya. Selama guru menyampaikan prosedur pelaksanaan, suasana kelas sedikit kurang kondusif, hal ini disebabkan siswa masih bingung dan kurang jelas dengan prosedur pelaksanaan pembelajarannya. 2. Pembagian siswa ke dalam kelompok Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ada dua macam kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah empat kelompok dengan anggota lima sampai enam orang. Pada tahap ini guru menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut anggota- anggotanya. Selama pembentukan kelompok asal suasana kurang kondusif, ada beberapa siswa yang membuat gaduh yang mungkin dikarenakan merasa kurang puas dengan anggota kelompoknya atau bahkan sebaliknya. Setelah berkumpul dalam kelompok asal kemudian guru mempersilakan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan kelompok ahli, suasana semakin kurang kondusif dikarenakan siswa masih bingung mencari kelompok ahlinya. 3. Diskusi Setelah siswa berkumpul dalam kelompok ahli, selanjutnya guru meminta siswa untuk mendiskusikan pertanyaan dalam kartu soal yang didapatkannya. Di sini masing-masing kelompok ahli mendapatkan pertanyaan yang berbeda-beda. Untuk kelompok ahli berwarna ungu mendapatkan pertanyaan tentang merek dagang, kelompok ahli berwarna biru mendapatkan pertanyaan tentang franchise, kelompok ahli berwarna kuning mendapatkan pertanyaan tentang goodwill, kelompok ahli berwarna hijau mendapatkan pertanyaan tentang hak paten, dan untuk kelompok ahli berwarna merah mendapatkan pertanyaan tentang hak cipta. Selama berdiskusi di dalam kelompok ahli suasana kelas terkendali, hanya saja suasana sedikit ramai dan hal ini dikarenakan selama berdiskusi dalam kelompok setiap siswa saling bertukar pendapat. Sesekali ada juga beberapa siswa yang membuat kegaduhan kecil dan ada beberapa diantaranya justru ada yang berbicara di luar materi diskusi, dan hal ini dikarenakan ada kelompok yang telah selesai terlebih dahulu berdiskusi dibandingkan dengan kelompok lain. Selama kegiatan berdiskusi ini, guru selalu mendampingi, memotivasi, dan memantau siswa. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan, guru pun berusaha membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi diskusi. Setelah berdiskusi dalam kelompok ahli, selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal untuk mengutarakan hasil diskusinya bersama kelompok ahli kepada anggota kelompok asal Dengan demikian masing-masing siswa akan menerima dan memberikan informasi. Jalannya diskusi baik dalam kelompok asal dan kelompok ahli pada siklus yang kedua ini lebih cepat bila dibandingkan dengan siklus yang pertama, karena siswa sudah terbiasa dengan metode jigsaw. 4. Pembahasan Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama dengan siswa membahas semua pertanyaan yang telah didiskusikan oleh siswa di dalam kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya, kemudian guru juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi atau memberikan pendapat yang berbeda. Reaksi dari tiap-tiap kelompok ketika ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusinya sangat beragam, ada yang dengan antusias mempresentasikan jawaban, ada yang presentasi sambil diselingi dengan gurauan, ada juga yang kaku dalam mempresentasikan jawaban. 5. Penyimpulan Setelah seluruh kelompok selesai mempresentasikan jawaban mereka, selanjutnya guru bersama siswa mencoba untuk menarik kesimpulan dari seluruh rangkaian pembelajaran. Dalam penyimpulan ini, guru mengutarakan inti-inti dari materi yang telah dibahas dalam diskusi. Guru juga mengutarakan pertanyaan-pertanyaan singkat kepada siswa untuk menguji pemahaman mereka. c. Observasi Hasil pengamatan observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Pengamatan terhadap guru Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan pada siklus kedua. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus kedua disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.11 Aktivitas Guru Pada Siklus II No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √ 2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya √ 5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √ 6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar √ 8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √ 9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai √ 10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa √ 11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut √ 12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi √ 13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √ 14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara √ 15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif √ 16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan √ 17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media √ 18 Guru menghasilkan pesan yang menarik √ 19 Guru menggunakan media secara efektif dan efisien √ 20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √ 21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran √ 22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ 23 Guru memfasilitasi terjadinya √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI interaksi guru-siswa dan siswa- siswa 24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √ 25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √ 26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √ 27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan kompetensi √ 32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √ 33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar √ 34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar √ 35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √ 36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa √ 37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa √ 38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi √ 39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan √ Catatan: lihat lampiran 5c halaman 207 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada tabel 5.11 menunjukkan aktivitas guru selama proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam siklus yang kedua ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pemeriksaan kelas, media pembelajaran, dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang alur pembelajaran berdasarkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan lancar sehingga para siswa pun tidak lagi mengalami kebingungan dalam mengikuti proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melaksanakan pembelajaran secara runtut, terkoordinasi, dan bersifat kontekstual sehingga proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Guru juga dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan menunjukkan respon positif terhadap partisipasi siswa sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru menggunakan bahasa lisan yang baik dan benar. Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa melakukan refleksi melalui lembar refleksi dan menyimpulkan proses pembelajaran. Dalam siklus yang kedua ini guru mampu mengorganisasikan proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, mulai dari presentasi materi pelajaran, pembentukan kelompok, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pembelajaran. 2. Pengamatan terhadap siswa Pengamatan terhadap siswa dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan siswa dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.12 Kegiatan Siswa Pada Siklus II No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran √ 4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ 6 Siswa mendapat teguran dari guru √ 7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa √ 8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran √ 9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ 10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal √ . Catatan: lihat lampiran 6c halaman 210 Dari tabel 5.12 menunjukkan kegiatan siswa pada siklus yang kedua menunjukkan bahwa siswa mampu melaksanakan proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara runtut dan baik. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Para siswa pun mendengarkan penjelasan dari guru tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan seksama karena mengingat pada siklus yang pertama sempat terjadi kesalahpahaman antara guru dan siswa maka disini guru mengajak siswanya untuk lebih memperhatikan penjelasannya. Siswa pun mempraktikkan prosedur pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dengan baik. Secara keseluruhan siswa justru terlihat antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran ini. 3. Pengamatan terhadap kelas Pengamatan terhadap kelas dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kondisi kelas dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.13 Kondisi Kelas Pada Siklus II No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran √ 2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran √ Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan serius 3 Siswa membuat keributankegaduhan √ . 4 Siswa mengerjakan latihan soal √ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan √ 6 Guru memberikan penghargaan verbal dan non verbal √ Pada saat siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru 7 Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran √ 8 Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran √ Sumber belajar tidak ada di kelas tetapi ada di perpustakaan Catatan: lihat lampiran 7c halaman 211 Dari tabel 5.13 menunjukkan kondisi kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa fasilitas yang ada di dalam kelas dapat mendukung proses pembelajaran Meskipun ada beberapa siswa yang membuat keributan, namun kondisi kelas masih dapat terjaga dan masih cukup kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini. d. Tingkat motivasi belajar siswa Motivasi belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Sebagai salah satu bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya hasrat atau keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini disajikan analisis terhadap motivasi belajar siswa pada siklus II berdasarkan data kuesioner: Tabel 5.14 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus II No Indikator Skala Kategori Frekuensi Presentase 21 - 24 Sangat Tinggi 12 54 18 - 20 Tinggi 7 32 16 -17 Cukup 3 14 14 – 15 Kurang 1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil 6 - 13 Sangat Kurang Jumlah 22 100 10 – 12 Sangat Tinggi 17 77 9 Tinggi 3 14 8 Cukup 2 9 7 Kurang 2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3 - 6 Sangat Kurang Jumlah 22 100 7 – 8 Sangat Tinggi 12 54 6 Tinggi 7 32 5 Cukup 3 14 4 Kurang 0 0 3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan 2 - 4 Sangat Kurang Jumlah 22 100 14 - 16 Sangat Tinggi 10 45 12 – 13 Tinggi 7 32 11 Cukup 3 14 10 Kurang 2 9 4 Adanya penghargaan dalam belajar 4 - 9 Sangat Kurang Jumlah 22 100 7 - 8 Sangat Tinggi 14 64 6 Tinggi 8 36 5 Cukup 0 4 Kurang 5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 2 - 3 Sangat Kurang Jumlah 22 100 10 -12 Sangat Tinggi 15 68 9 Tinggi 3 14 8 Cukup 3 14 7 Kurang 1 4 6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 3 – 6 Sangat Kurang Jumlah 22 100 Catatan: lihat lampiran 8c halaman 212 Dari tabel 5.14 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran. Pada siklus II ini jumlah siswa yang hadir adalah 22 siswa. Dari data di atas tampak bahwa untuk indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil diperoleh nilai mean sebesar 20,09. Pada indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 10,81. Kemudian untuk indikator adanya harapan dan cita- cita masa depan diperoleh nilai mean sebesar 6,72. Untuk indikator adanya penghargaan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 12,90. Selanjutnya untuk indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 7,00. Untuk indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif diperoleh nilai mean sebesar 9,77. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus II = 67,45. e. Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat motivasi belajar siswa. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebagai refleksi pada akhir siklus kedua. Refleksi dilakukan pada guru mitra maupun pada siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi pada siklus kedua: 1. Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Tabel 5.15 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran a. Materi Ajar b Lembar Kerja Siswa LKS c. Soal KuisTes Bab d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan a. Baik b. Cukup c. Baik d. Baik e. Baik f. Cukup g. Baik h. Baik i. Baik 2 Selama kerja dalam kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun Untuk siklus kedua ini para siswa lebih bisa bekerja sama dengan baik dibandingkan dengan siklus yang pertama 3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Proses kegiatan belajar mengajar pada siklus yang kedua ini membuat siswa untuk semakin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terlibat aktif dalam proses pembelajaran 4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan Keseriusan siswa dalam berdiskusi masih kurang 5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan Ya Catatan lihat lampiran 9c halaman 213 Tabel 5.15 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw setelah melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan perangkat pembelajaran yang diterapkan. Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 9 komponen pembelajaran sebanyak 77,78 komponen terkategorikan baik dan 22,22 komponen terkategorikan cukup baik. Siswa mendukung positif kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini. Hambatan yang masih dihadapi pada siklus kedua ini adalah berkaitan dengan masalah siswa yang terkadang saja masih ada yang tidak mau serius dalam mengikuti pembelajaran. Namun secara keseluruhan guru memberikan tanggapan positif terhadap jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus yang kedua ini. 2. Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran koperatif tipe jigsaw Tabel 5.16 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II Skala Penilaian No Aspek yang Diamati Sangat Senang Senang Tidak Senang Sangat Tidak Senang 1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini a. Topik Akuntansi yang Dipelajari b. Materi Ajar c. Lembar Kerja Siswa LKS d. Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan 18 27 14 9 14 82 73 86 91 91 86 9 Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat untuk Kegiatan Belajar Mengajar KBM berikutnya seperti yang telah anda ikuti 100 0 Ya Tidak 3 Selama kerja dalam kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-ide saya 100 86 86 14 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun 95 9 5 91 100 Komentar 4 Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw • Lebih mudah memahami materi pelajaran • Lebih bersemangat untuk belajar akuntansi Komentar 5 Hambatan yang saya temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan • Kelas menjadi ramai Catatan lihat lampiran 10c halaman 214 Tabel 5.16 menunjukkan respon siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berkaitan dengan perangkat pembelajaran, sebanyak 82 siswa mengaku senang terhadap topik akuntansi yang dipelajari, sebanyak 73 mengaku senang terhadap materi yang dipelajari, sebanyak 86 mengaku senang terhadap lembar kerja siswa LKS yang dibuat, sebanyak 91 mengaku senang terhadap suasana kelas selama proses pembelajaran, 91 siswa mengaku senang pada penampilan guru, dan sebanyak 86 siswa mengaku senang terhadap keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Seluruh siswa 100 mengaku berminat untuk mengikuti penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan untuk kegiatan siswa dalam kelompok, sebanyak 100 siswa mengaku mendengarkan orang lain, sebanyak 86 siswa mengajukan pertanyaan, sebanyak 86 siswa mengorganisasikan ide-ide dalam kelompok, sebanyak 95 siswa mengorganisasikan kelompok, sebanyak 91 siswa tidak mengacaukan kegiatan, dan sebanyak 100 siswa tidak melamun ketika proses pembelajaran. Keuntungan yang diperoleh dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut para siswa adalah lebih mudah dalam mempelajari materi dan membuat siswa menjadi lebih bersemangat untuk belajar. Sedangkan hambatan yang dihadapi adalah kelas menjadi agak ramai. Pada siklus II ini menunjukkan bahwa keseluruhan komponen pembelajaran sudah baik dan proses pembelajaran sudah berjalan dengan lancar. Terlihat bahwa motivasi belajar siswa sudah meningkat dibandingkan dengan pada saat pra penelitian dan pada siklus I.

B. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebagai Dampak Penerapan Metode

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IS-

0 0 15

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW DAN PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Metode Cooperative Learning Jigsaw dan Pemberian Motivasi Belajar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IS 3 MAN 1 Surakart

0 2 15

Penerapan cooperative learning tipe numbered head together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi SMK YPKK 2 Sleman.

1 4 217

Implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi SMK Sanjaya Pakem kelas XI akuntansi : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI akuntansi semester 1 SMK Sanjaya Pakem.

0 8 211

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XF SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

1 9 273

Penerapan metode cooperative learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak Kalimantan Barat.

0 0 260

Upaya peningkatkan motivasi belajar siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) pada mata pelajaran akuntansi : studi kasus siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta.

2 5 200

Upaya peningkatkan motivasi belajar siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) pada mata pelajaran akuntansi : studi kasus siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta - USD Repository

0 0 197

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 1 252

Penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw pada mata pelajaran akuntansi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas XI jurusan akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta - USD Repository

0 0 238