1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Di dalam komunikasi tersebut, guru menyampaikan
pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa. Komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar bahkan terkadang menimbulkan kebingungan bagi siswa,
salah pengertian dan salah konsep. Dalam interaksi belajar, berhasilnya proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah semata-mata untuk kepentingan
siswa. Dikatakan demikian karena tujuan dari proses belajar mengajar itu adalah untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap
mentalnilai-nilai. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, dan menyenangkan akan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan
kemandirian yang sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara formal
di sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana baik yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, keterampilan maupun
sikap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Ali 1987:13, aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada diri siswa. Namun demikian bukanlah peran guru menjadi tersisihkan,
melainkan diubah. Guru berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak sebagai director dan facilitator of learning pengaruh dan pemberi
fasilitas untuk terjadinya proses belajar. Para siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa
dalam batas-batas tertentu pembelajaran oleh rekan sebaya ternyata lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru. Metode pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lainnya dalam tugas- tugas yang terstruktur disebut metode pembelajaran kooperatif cooperative
learning. Dalam metode ini guru bertindak sebagai fasilitator. Kondisi pembelajaran di SMK BOPKRI I Yogyakarta pada umumnya
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru, walaupun para siswa diberi kesempatan untuk bertanya tetapi mereka tidak
memanfaatkan kesempatan tersebut. Kemungkinan para siswa merasa bosan mendengarkan ceramah sehingga sebagian siswa tidak tertarik, dan tidak
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Sikap siswa tersebut tampak pada saat guru mengajar, mereka merasa jenuh dan mengantuk sehingga mereka
merasa enggan untuk mengikuti pembelajaran. Dengan sikap tersebut, tentu saja akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa
Ada berbagai metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah metode pembelajaran dengan
menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Sejak tahun 2004 telah diterapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK, dan kini telah berubah
menjadi kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang menggunakan paradigma pembelajaran konstruktivistik dalam kegiatan
pembelajarannya. Esensi dari konstruksi adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mengtransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi
lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan
menerima pengetahuan. Tugas guru adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan : 1
menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, 2 memberi kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, 3
menyadarkan bagi siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar Sagala, 2005:88. Tetapi dalam praktiknya, pendidikan kita masih didominasi
oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan,
kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar lebih memperlihatkan proses transfer pengetahuan atau
konsep-konsep dari guru kepada peserta didik. Hal inilah yang mendasari pentingnya seorang guru memiliki kemampuan
dan ketepatan dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswanya. Salah satu metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang dapat diterapkan oleh guru adalah cooperative learning tipe jigsaw. Tipe ini dapat membantu guru dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dalam metode ini, para siswa tidak hanya berinteraksi dengan sesama anggota kelompok tetapi juga
berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain. Dengan kondisi pembelajaran seperti ini diharapkan para siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran. Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan menyelidiki dampaknya terhadap motivasi belajar siswa.
Penelitian ini selanjutnya dituangkan dalam judul “Penerapan Metode Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akuntansi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Penelitian ini
dilakukan pada siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta.
B. Batasan Masalah