PENUTUP Metakognitif siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam: studi kasus di MAN 16 Jakarta

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Menurut SA. Branata yang dikutip dalam buku Alisuf Sabri bahwa pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. 2 Mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri. 3 Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan ini, untuk menentukan arah laju perjalanan suatu bangsa, generasi yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan perhatian yang lebih terhadap pendidikan, sebagai bentuk upaya menghasilkan dan menyiapkan sumber daya manusia SDM yang kreatif, berkualitas, dan menjadikan manusia yang memiliki kemampuan cipta kognitif, segi rasa afektif, maupun dari segi prasa psikomotorik. Pendidikan di Sekolah Menengah Atas mempunyai empat point yaitu: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. pada point pengetahuan telah dideskripsikan bahwa siswa harus memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,seni,budaya,dan 1 UU NO 20 TAHUN 2003, Sistem Pendidikan Nasional, BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1 2 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Ciputat : UIN Jakarta Press,2005, h.6 3 Ibid.h.8 humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4 Sebagaimana yang tercantum tujuan pendidikan menurut UU No 12 Tahun 1945, yang tercantum dalam Bab II Pasal 3 yang berbunyi: “Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air”. 5 Berkenaan dengan tujuan pendidikan tersebut, diperlukannya peningkatan mutu kinerja guru dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya manusia dan memperbaiki sistem manajemen pendidikan secara mendasar. Oleh karena itu, pengembangan kinerja sumber daya manusia sangat diperlukan karena sumber daya manusia akan menjadi faktor utama sebagai penentu maju mundurnya suatu negara. Proses pembelajaran merupakan inti dari sebuah proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila semua komponen didalam suatu lembaga pendidikan terpenuhi, misalnya sarana dan prasarana yang memadai, perbaikan tenaga kerja dan guru, organisasi yang terstruktur dan adanya kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah, maka kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan optimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk mewujudkan fungsi pendidikan nasional salah satunya adalah dengan cara mengadakan proses pembelajaran disekolah. Salah satu mata pelajaran yang diberikan pada proses pembelajaran disekolah adalah Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam PAI pada saat ini masih berhadapan dengan kritik-kritik internal. Dikatakan bahwa PAI kurang mempunyai relevansi terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat atau kurang ilustrasi 4 Salinan Lampiran Permendikbud No.64 tahun 2013 tentang Standar Isi. 5 Op.cit.h.9 konteks sosial budaya dan bersifat statis akonsteksual, dan lepas dari sejarah sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian. 6 Hal yang seperti ini sangat disayangkan sekali, karena Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting untuk membangun moral dan akhlak para siswa guna meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dan meneladani sifat Nabi Muhammad SAW dan menjadi bekal dikehidupan sehari-hari. Dalam membangun dan membentuk generasi yang berkualitas diperlukan adanya semangat dan motivasi yang kuat dalam diri sendiri agar terciptanya suatu tujuan yang diinginkan. Keberhasilan seorang anak di masa depan ditentukan oleh bagaimana perkembangan seluruh aspek individu anak, yaitu perkembangan fisik, intelektual, emosi dan spiritual yang berkembang secara optimal. Perkembangan kognitif dianggap sebagai penentu kecerdasan intelektual anak, yakni bagaimana mengelola atau mengatur kemampuan kognitif tersebut dalam merespon situasi atau permasalahan. Aspek kognitif tidak dapat berjalan sendiri secara terpisah, tetapi perlu dikendalikan atau diatur. Oleh karena itu seseorang harus memiliki kesadaran tentang kemampuan berfikirnya sendiri serta mampu untuk mengaturnya. 7 Berbagai penelitian menyatakan bahwa perkembangan manusia sudah dimulai pada masa prenatal, tidak hanya aspek fisik tapi juga aspek-aspek yang lainnya seperti aspek kognitif, emosi dan bahkan spiritual. Hal ini tentunya dalam batasan-batasan tertentu sesuai dengan kondisi janin atau dapat dikatakan sebagai pembentukan karakter dasar. Seperti emosi janin dan setelah besar nanti ternyata dipengaruhi oleh kondisi emosi sang ibu. 6 Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers,2009, h.56 7 Diana Nomida, Metakognitif Dalam Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h.113 Perkembangan ini akan berlanjut terus sampai lahir dan besar nanti yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan berupa pola pengasuhan dan pendidikan. 8 Salah satu aspek pekembangan yang selalu menjadi fokus perhatian adalah perkembangan kognitif anak dengan tidak mengabaikan aspek perkembangan lainnya. Perkembangan kognitif dianggap penting karena sering dikatakan dengan kecerdasan anak. Perkembangan kognitif yang normal mengindikasikan berkembangannya kecerdasan anak. Sementara perkembangan kognitif berlaku sejak awal kelahiran atau bahkan semenjak prenatal, aspek lain seperti emosi dan spiritual mengalami perkembangan yang pesat sesudahnya, walaupun dasar-dasarnya telah mulai diberikan pendidikan sejak dini. 9 Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. 10 Sementara menurut Chaplin dijelaskan bahwa kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenal termasuk didalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga dan menilai. Secara tradisional kognisi sering dipertentangkan dengan konasi kemauan dan dengan afeksi perasaan. 11 Sementara perkembangan kognitif dianggap sebagai penentu kecerdasan intelektual anak, kemampuan kognitif terus berkembang seiring dengan proses pendidikan serta dipengaruhi oleh faktor perkembangan fisik terutama otak secara biologis. Perkembangan selanjutnya adalah berkaitan dengan kognitif adalah bagaimana mengelola atau mengatur kemampuan kognitif 8 Dindin Abdul Muiz, Psikologi Perkembangan Anak Pada Aspek Kognitif, Surabaya:Intimedia press:2001 , h.20 9 Ibid., h.21 10 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2006, H.103 11 Ibid., h.103