mengontrol dan berbincang-bincang kepada guru-guru dan karyawan sekolah. hal yang sama juga dilakukan kepada para siswa nya suasana
yang harmonis dan humoris sungguh sangat jelas terlihat, tidak ada batas kepala sekolah dengan siswa melainkan seperti seorang anak
dengan orangtuanya. Kegiatan keagamaan di MAN 16 Jakarta ini sangat baik, karena
siswa setiap hari diwajibkan untuk sholat dhuha disekolah di sela-sela istirahat pertama, di istirahat kedua siswa sholat dzuhur berjamaah
yang diimami langsung oleh guru, disini sangat terlihat sekali guru menjadi suri tauladan untuk siswa-siswa nya. Sebelum memulai
pelajaran siswa dibiasakan untuk tadarus secara berjamaah yang di pimpin oleh siswa, dan yang memimpin tadarus itu diatur secara
bergantian setiap harinya. Kemudian kedisiplinan staf pengajar MAN 16 Jakarta patut
dibanggakan. Misalnya, ketika siswa terlambat datang ke sekolah dihukum sesuai dengan waktu keterlambatannya, terlambat lima menit
hukumannya membersihkan
halaman sekolah,
membersihkan perpustakaan ataupun membersihkan kamar mandi. Begitupun ketika
bel sekolah berbunyi maka guru yang satu dengan guru yang lain saling mengingatkan untuk masuk kelas dan segera menjalankan
tugasnya. tidak hanya guru tetapi siswa pun ketika bel berbunyi harus segera masuk kedalam kelas, apabila terlambat maka ada hukuman
tertentu untuk siswa tersebut. Kedisiplinan di MAN 16 Jakarta ini juga sangat terlihat pada
kedisiplinan dan kelengkaoan alat sekolah. Siswa tidak diisinkan membawa handpone, seragam sekolah diwajibkan memakai baju yang
rapih. Seluruh siswa diwajibkan memakai seragam dari sekolah, begitupun dengan jilbab sekolah untuk perempuan sudah disediakan
oleh sekolah agar seluruh siswa menjadi selaras. Untuk siswa laki-laki diwajibkan memakai dasi begitupun dengan tujuan yang sama agar
terlihat rapih dan selaras.
c. Entri
Peneliti masuk pertama kalinya saat observasi awal yakni di bulan November 2014. Kepala Sekolah MAN 16 Jakarta sangat menyambut
dengan senang hati atas kehadiran peneliti. Guru-guru serta staf-staf yang lain pun memperlihatkan sikap yang sangat ramah dan membantu
peneliti dalam proses penelitian, sehingga sangat mempermudah dalam proses penelitian untuk mengenal lebih dalam siswa dan kemudahan
dalam memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian.
C. Metode Penelitian
Didalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian dengan metode kualitatif, dan pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode
deskriptif. Yaitu penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan tentang suatu variabel gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu.
1
Adapun menurut. E Kristi Poerwandari menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif sampel tidak
diambil secara acak tetapi justru dipilih mengikuti kriteria tertentu.
2
Menurut Bodgan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J Moloeng mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
3
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya
melalui pengumpulan
data. Riset
ini tidsk
mengutamakan besar populasi atau sampling, bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas.
4
Adapun penulisan skripsi ini, penulis mengacu kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan
1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, Cet.10, h.234
2
E. Kristi Poerwanari, Pendkatan kualitatif dalam penelitian psikologi, Jakarta: LP3ES, 1998, Cet.1,h.102
3
Lexy J.Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2000, h.3
4
Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2008, h.56
oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan FITK Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014.
1. Tahap Pra Lapangan
Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah membaca situasi sekolah, kondisi yang terjadi saat ini disekolah untuk
pengamatan awal adalah, sebagian siswa dalam proses pembelajaran dan dapat mempraktikkannya dalam kehidupan
sehari-hari, serta menunjukkan prestasi yang baik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Maka dari itu peneliti tertarik
untuk meneliti tentang metakognitif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan difokuskan pada proses
pembelajaran siswa didalam kelas, dan persiapan siswa dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Aapun
beberapa tahapan yang peneliti lakukan dalam hal ini adalah : a.
Menyusun Rencana Penelitian Rencana penelitian yang akan dilakukan peneliti lakukan
sesuai dengan apa yang telah di tulis dalam bab I penahuluan yakni Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di MAN 16 Jakarta. Adapun fokus penelitian ini adalah bagaimana keadaan metakognitif siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama islam, pada pemahaman materi fakta, konsep dan prosedur dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam. b.
Memilih Lapangan Penelitian Lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah MAN 16 Jakarta,
peneliti memilih lokasi ini, karena lokasinya yang strategis dan mudah dijangkau. Selain itu sekolah ini merupakan salah satu
sekolah unggulan di Jakarta, agar memperoleh data-data dan hasil penelitian yang baik.