Bahkan  bukan  hanya  Informan  1  dan  Informan  2  yang  merasa pelajaran dan materi-materi dalam Pendidikan Agama Islam itu sangat
bermanfat  untuk  kehidupan  sehari-harinya,  semuanya  materi  yang dipelajari  ada  didalam  kehiduapn  sehari-harinya.  Informan  3  sendiri
mengatakan bahwa ia sering mengajarkan apa yang ia dapat dari hasil belajar agamanya disekolah kemudian ia ajarkan kembali kepada anak-
anak didik di TPA di tempat ia mengajar mengaji.
9
Menurut Informan 3  hampir  semua  yang  ia  pelajari  di  sekolah  dapat  ia  jadikan  bahan
untuk mengajar di TPA tersebut, tetapi tetap ada tambahan materi yang berkaitan dengan materi tersebut.
Sedangkan  dari  hasil  wawancara  dengan  Informan  4,  ia mengatakan bahwa dengan belajar PAI disekolah itu sangat nyata ada
dalam  kehidupan  sehari-harinya.  Dengan  mempelajari  Pendidikan Agama  Islam  disekolah  ia  dapat  mengetahui  saja  yang  dilarang  dan
diwajibkan dalam islam, dan itu sangat ada didalam kehidupan sehari- harinya  karena  ia  sendiri  masih  melakukan  apa  yang  dilarang  oleh
agama islam, misalnya ia sendiri mengaku bahwa kadang ia malas bila diperintah oleh orangtuanya.
10
Dari  beberapa  uraian  diatas  dapat  diketahui  bahwa  metakognitif siswa MAN 16 khusunya pada kelas XI IPA I pada pemahaman fakta
materi  Pendidikan  Agama  Islam  mereka  sangat  baik,  sebagian  besar dari  mereka  menganggap  bahwa  belajar  agama  sangat  berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari mereka. Fakta yang ada di lapangan atau di dalam kehidupan sehari-hari dengan apa yang diajarkan dalam kelas
itu sangat sejalan dengan apa yang mereka alami.
3. Metakognitif Siswa Pada Pemahaman Konsep Dalam Materi
Pendidikan Agama Islam Materi  Pendidikan  Agama  Islam  di  MAN  16  Jakarta  ini  cukup
banyak  di  bagi  kedalam  beberapa  bagia  diantaranya,  Akidah  Akhak,
9
Op.cit.,
10
Op.cit.,
Fikih,  Hadits,  dan  lain-lain.  Oleh  karena  itu  diperlukan  konsep  atau cara  yang  dibuat  oleh  siswa  sendiri  dalam  mempelajari  Pendidikan
Agama  Islam.  Dalam  hasil  penelitian  yang  telah  dilakukan  oleh peneliti setelah dilihat di dalam kelas hampir sebagian besar dari siswa
kelas XI IPA I dapat mempunyai konsep dalam belajar PAI khususnya dalam materi Akidah Akhlak.
Selanjutnya  peneliti  mencoba  meneliti  lebih  lanjut  mengenai konsep  mereka  dalam  mempelajari  PAI  tersebut  melalui  wawancara.
Wawancara dilakukan pada saat  jam pelajaran Akidah Akhlak selesai mereka pelajari sehingga mempermudah peneliti untuk bertanya terkait
dengan  materi  yang  telah  mereka  pelajari  tersebut.  Informan  1 mempunyai  konsep  belajar  di  malam  hari  sebelum  materi  tersebut
diajarkan  oleh  Guru  Akidah  Akhlaknya  tersebut,  menurutnya  apabila ia  mempelajarinya  dimalam  hari  ia  akan  dapat  berinteraksi  dengan
baik  di  dalam  kelas  ketika  mempelajari  materi  di  keesokan  harinya. Selain  itu  ia  juga  dapat  menanyakan  kembali  terkait  materi  yang
kurang difahami kepada guru yang bersangkutan.. Begitupun  dengan  Informan  2  ia  mengatakan  bahwa  ia
mempelajari  materi  PAI  sebelum  materi  tersebut  diajarkan  didalam kelas.  Akan  tetapi  berbeda  dengan  Informan  1,  Informan  2
mempelajarinya sebelum
jam pelajaran
tersebut, jadi
ia mempelajarinya di sekolah di dalam kelas. ia mengaku bahwa kegiatan
tersebut  adalah  kebiasaan  yang  ia  miliki  itu  keinginan  dari  dirinya sendiri. Walaupun materi PAI di sekolah itu cukup banyak Informan 2
tetap mempelajarinya secara keseluruhan dengan konsep yang telah ia buat  yaitu  mebacanya  sedikit  demi  sedikit  lalu  mempraktikkannya
dalam kehidupannya sehari-hari. Ia mempunyai prndapat bahwa jika ia membaca  materi  pelajaran  sebelum  mata  pelajaran  itu  diajarkan  oleh
guru  itu  dapat  memantapkan  kesiapannya  dalam  belajar  dan  ia  lebih
mengetahui  materi  mana  yang  belum  ia  mengerti  agar  mudah  ia tanyakan didalam kelas.
11
Kemudian  peneliti  mencoba  mewawancarai  Informan  3  karena dari  awal  ia  sudah  antusias  ingin  membantu  peneliti  dalam  penelitian
ini. Dalam proses observasi didalam kelas maupun diluar kelas peneliti melihat Informan 3 adalah siswa yang sangat aktif baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Hampir sama dengan Informan 1 ia mempunyai cara atau konsep belajar sendiri dalam mempelajari Pendidikan Agama
Islam  yang  diajarkan  disekolah.  Biasanya  Informan  3  mempelajari materi  yang  akan  diajarkan  besok  dimalam  harinya  setelah  ia  selesai
mengaji dan biasanya ia belajar langsung di tempat ia mengaji, karena ia  berasumsi  bahwa  jika  ada  materi  yang  kurang  ia  pahami  ia  dapat
bertanya  kepada  guru  mengajinya  tersebut.  Tetapi  ia  lebih  menyukai belajar  pada  intinya  saja  misalnya  adab  bertamu,  ia  akan
mengembangkan  kemampuannya  untuk  memahami  apa  itu  adab bertamu,  dan  apa  saja  hal-hal  yang  berkaitan  dengan  adab  bertamu
dengan  cara  bertanya  kepada    guru  mengajinya  tersebut.  Ia  mengaku bahwa  jarang  sekali  membaca  materi  sebelum  materi  itu  dijelaskan
oleh  Guru,  maka  ia  lebih  menyukai  bertanya  langsung  kepada  guru mengajinya dirumah sebelum keesokan harinya diajarkan langsug oleh
Guru mata pelajaran yang tersebut. Dalam hal ini Informan 3 mengatakan bahwa membaca buku yang
sudah  disediakan  oleh  sekolah  itu  terkadang  kurang  lengkap,  ia  harus mencari  buku-buku  lain  di  perpustakaan.  Dengan  cara  yang  lebih
mudah biasanya ia lebih menyukai internet, ia bisa mencari apapun hal terkait  materi  yang  sekiranya  belum  terlalu  ia  pahami  di  Internet
tersebut,  menurutnya  hal  ini  sangat  membantu  dan  lebih  cepat  dan mudah.
Selanjutnya adalah Informan 4, seperti yang telah peneliti uraikan sebelumnya,  sebelum  peneliti  mewawancarai  siswa-siswi  MAN  16
11
Op.cit.