Tahun Pelajaran 20092010 Prestasi Non Akademik

15 Kantin 2 Unit 16 Koperasi 1 Ruang 17 Dapur 1 Ruang

B. Pembahasan

Ada beberapa hasil penelitian yang penting untuk dibahas lebih lanjut. Dalam pembahasan ini, hail penelitian akan dibahas dengan menganalisis data berdasarkan kajian pustaka yang telah ada. Pembahasan tersebut sebagai berikut :

1. Suasana Proses Pembelajaran PAI Siswa MAN 16 Jakarta

Disekolah ini hubungan antara guru dengan murid tidak ada batas, sangat terlihat sekali ketika seorang siswa yang sedang belajar khususnya belajar PAI sangat terlihat nyaman, bahkan menurut mereka guru tersebut adalah guru favorit mereka. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa mata pelajaran PAI di Madrasah Aliyah itu dibagi kedalam beberapa bagian, diantaranya : Fiqih, Akidah Akhlak, Al- Qur’an, Tafsir Hadits, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Akan tetapi saat peneliti meneliti di kelas XI IPA I kebetulan pelajaran PAI kali ini diajarkan oleh Bapak Sayudi dan beliau mengajar materi Akidah Akhlak. Sebelum memulai pembelajaran siswa diwajibkan untuk membaca ayat-ayat al- qur’an secara bersamaan tadarus, itu sudah menjadi rutinitas yang wajib dilakukan oleh semua warga sekolah, baik itu guru maupun siswanya. Setiap hari siswa secara bergantian memimpin membaca al- qur’an menggunakan microphone yang berada dikantor tata usaha, sehingga semua membaca al- qur’an secara bersamaan. Setelah itu guru memberikan motivasi terhadap siswa, membuat siswa bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung sangat baik, Guru membuat suasana kelas sangat nyaman, dan siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran akidah akhlak tersebut. Pembelajaran Akidah Akhlak kali ini membahas tentang adab bertamu, diawal pelajaran Guru memberikan umpan kepada para siswanya, ia menanyakan kepada siswanya terkait dengan materi adab-adab bertamu, cara menjadi tamu dan menerima tamu, kemudian beliau menjelaskan materi tersebut, kemudian beliau menugaskan siswa-siswinya untuk membuat sebuah drama sederhana mengeni materi bertamu tersebut. Selanjutnya Guru membuat 4 kelompok, kelompok tersebut dipilih secara acak, sehingga semua dapat berbaur satu sama lain. Untuk mengefisiensikan waktu Guru memberikan waktu kepada siswanya selama 30 menit untuk membuat sebuah drama yang sederhana mengenai adab bertamu tersebut. Siswa terlihat sangat aktif sekali, akan tetapi tidak dapat dipungkiri ada pula siswa yang hanya menguntungkan siswa yang lain. ketika peneliti perhatikan, ia hanya duduk santai, sedangkan yang lain sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya secara berkelompok. Selama siswa mengerjakan tugas drama sederhana tersebut, Guru mengontrol siswa secara baik, ia menegur siswa yang malas untuk ikut serta aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok tersebut. Setelah 30 menit kemudian, Guru mengumumkan bahwa hasil kerja kelompok mereka harus segera dipraktikkan di depan kelas. Mereka mengaku belum siap untuk menampilkan hasil kerja kelompok mereka tersebut, akan tetapi mereka harus tetap bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya. Setelah semua kelompok mempraktikannya di depan kelas, Guru memberikan apresiasi terhadap seluruh siswamya. Kemudian beliau memberikan soal latihan untuk mengevaluasi pembelajaran kali ini. Menurut Guru tersebut beliau memberikan tugas kelompok tujuannya agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkontruksikan pengetahuan dengan cara menemukan dan mengalami sendiri secara langsung, ini tentu sangat berkaitan dengan metakognitif mereka. Adapun praktik langsung yang melibatkan