15 Kantin
2 Unit 16
Koperasi 1 Ruang
17 Dapur
1 Ruang
B. Pembahasan
Ada beberapa hasil penelitian yang penting untuk dibahas lebih lanjut. Dalam pembahasan ini, hail penelitian akan dibahas dengan menganalisis
data berdasarkan kajian pustaka yang telah ada. Pembahasan tersebut sebagai berikut :
1. Suasana Proses Pembelajaran PAI Siswa MAN 16 Jakarta
Disekolah ini hubungan antara guru dengan murid tidak ada batas, sangat terlihat sekali ketika seorang siswa yang sedang belajar
khususnya belajar PAI sangat terlihat nyaman, bahkan menurut mereka guru tersebut adalah guru favorit mereka. Seperti yang telah kita
ketahui, bahwa mata pelajaran PAI di Madrasah Aliyah itu dibagi kedalam beberapa bagian, diantaranya : Fiqih, Akidah Akhlak, Al-
Qur’an, Tafsir Hadits, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Akan tetapi saat peneliti meneliti di kelas XI IPA I kebetulan pelajaran PAI kali ini
diajarkan oleh Bapak Sayudi dan beliau mengajar materi Akidah Akhlak.
Sebelum memulai pembelajaran siswa diwajibkan untuk membaca ayat-ayat al-
qur’an secara bersamaan tadarus, itu sudah menjadi rutinitas yang wajib dilakukan oleh semua warga sekolah, baik itu guru
maupun siswanya. Setiap hari siswa secara bergantian memimpin membaca al-
qur’an menggunakan microphone yang berada dikantor tata usaha, sehingga semua membaca al-
qur’an secara bersamaan. Setelah itu guru memberikan motivasi terhadap siswa, membuat siswa
bersemangat untuk
mengikuti proses
pembelajaran. Proses
pembelajaran berlangsung sangat baik, Guru membuat suasana kelas sangat nyaman, dan siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran
akidah akhlak tersebut. Pembelajaran Akidah Akhlak kali ini
membahas tentang adab bertamu, diawal pelajaran Guru memberikan umpan kepada para siswanya, ia menanyakan kepada siswanya terkait
dengan materi adab-adab bertamu, cara menjadi tamu dan menerima tamu, kemudian beliau menjelaskan materi tersebut, kemudian beliau
menugaskan siswa-siswinya untuk membuat sebuah drama sederhana mengeni materi bertamu tersebut.
Selanjutnya Guru membuat 4 kelompok, kelompok tersebut dipilih secara acak, sehingga semua dapat berbaur satu sama lain. Untuk
mengefisiensikan waktu Guru memberikan waktu kepada siswanya selama 30 menit untuk membuat sebuah drama yang sederhana
mengenai adab bertamu tersebut. Siswa terlihat sangat aktif sekali, akan tetapi tidak dapat dipungkiri ada pula siswa yang hanya
menguntungkan siswa yang lain. ketika peneliti perhatikan, ia hanya duduk santai, sedangkan yang lain sibuk mengerjakan tugas yang
diberikan oleh gurunya secara berkelompok. Selama siswa mengerjakan tugas drama sederhana tersebut, Guru
mengontrol siswa secara baik, ia menegur siswa yang malas untuk ikut serta aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok tersebut. Setelah 30
menit kemudian, Guru mengumumkan bahwa hasil kerja kelompok mereka harus segera dipraktikkan di depan kelas. Mereka mengaku
belum siap untuk menampilkan hasil kerja kelompok mereka tersebut, akan tetapi mereka harus tetap bertanggung jawab untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya. Setelah semua kelompok mempraktikannya di depan kelas, Guru memberikan
apresiasi terhadap seluruh siswamya. Kemudian beliau memberikan soal latihan untuk mengevaluasi pembelajaran kali ini.
Menurut Guru tersebut beliau memberikan tugas kelompok tujuannya agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkontruksikan pengetahuan dengan cara menemukan dan mengalami sendiri secara langsung, ini tentu sangat berkaitan dengan
metakognitif mereka. Adapun praktik langsung yang melibatkan