Tabel 2 Matriks keterkaitan antara tujuan, parameter, sumber data, dan metode analisis
Tujuan Indikator
Data yang diperoleh
Sumber data Metode
analisis a. Mengidentifikasi
proses perubahan kelembagaan
Proses Proses
perubahan kelembagaan
Data Primer Analisis
deskriptif b. Menganalisis
efektivitas kelembagaan
Efektivitas kelembagaan
Substansi kelembagaan,
persepsi terhadap
kelembagaan, dan
dampak ekologi
Data Primer Analisis
deskriptif dan dokumen
c. Menganalisis stakeholder
dalam proses
kelembagaan Tugas peran
fungsi dan wewenang
masing-masing aktor
Kepentingan dan
pengaruh masing-masing
aktor Data Primer
Analisis stakeholder
d. Menganalisis manfaat ekonomi
Tingkat pendapatan
Masyarakat sekitar
kawasan Manfaat
ekonomi yang diterima
masyarakat Data Primer
Analisis multiplier
effect
Sumber: Penulis 2013
4.4.1 Mengidentifikasi Proses Perubahan Kelembagaan
Perubahan kelembagaan yang terjadi di kawasan wana wisata dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Menurut Whitney 1960 dalam Nazir 2003,
metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Analisis deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat tata cara yang berlaku
dalam masyarakat dalam situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, dan pandangan-pandangan serta proses-proses
yang sedang terjadi sehingga memberikan pengaruh akibat dari suatu fenomena. Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau
lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Proses perubahan kelembagaan sama seperti proses terbentuknya kelembagaan. Perubahan kelembagaan menyebabkan perubahan bentuk
kelembagaan dengan tata kelola yang baru. Proses perubahan diawali dengan tahap inisiasi. Tahap inisiasi adalah tahap dicetuskan atau digagaskannya untuk
terjadinya suatu perubahan kelembagaan. Kemudian membentuk tata kelola kelembagaan yang baru. Proses terbentuknya kelembagaan baru melalui sebuah
proses pembentukan seperti tukar pendapat, diskusi, musyawarah, kepentingan golongan kuat, hukum, dan lainnya. Setelah pembentukan kelembagaan harus
disosialisasikan terhadap anggota dan masyarakat. Sosialisasi terkait dengan bagaimana menyebarluaskan informasi dan aturan kepada anggota dan
masyarakat. Tabel 3 Matriks analisis proses perubahan kelembagaan
Tujuan Indikator
Parameter Metode analisis
Proses perubahan
kelembagaan kawasan wana wisata
Inisiasi Pembentukan
Sosialisasi Pencetus dan proses
perubahan kelembagaan
Proses pembentukan kelembagaan baru
Sosialisasi terhadap masyarakat
dan anggota
kelembagaan terkait kelembagaan baru.
Melalui kuesioner
dengan wawancara mendalam terhadap
key person
dan Analisis deskriptif
Sumber: Penulis 2013
4.4.2 Menganalisis Efektivitas Kelembagaan
Efektivitas kelembagaan dapat dianalisis melalui substansi kelembagaan persepsi terhadap kelembagaan dan dampak ekologi yang dihasilkan dari proses
pengelolaan kawasan wana wisata. Suatu kelembagaan dapat berjalan dengan baik jika memiliki substansi kelembagaan yang terdiri dari struktur kelembagaan,
kelengkapan kelembagaan yang jelas dengan pembagian tugas, wewenang, peran serta fungsi setiap aktor kelembagaan jelas, aspek monitoring yang dilakukan, dan
proses penegakan hukum. Pembentukan kelembagaan baru yang melibatkan berbagai aktor harus memenuhi kriteria substansi kelembagaan sehingga
membentuk kelembagaan dengan efektivitas yang baik. Efektivitas kelembagaan menggambarkan tingkat persepsi masyarakat
terhadap kelembagaan seperti apakah kelembagaan baru menjalankan aturan yang telah ditetapkan sehingga terbentuk kelembagaan yang baik. Dampak ekologi juga
menjadi salah satu faktor efektivitas kelembagaan. Dampak ekologi dari bentuk kerjasama antara lembaga terlihat dari pengurangan lahan kritis dan penggunaan
lahan secara efektif.
Tabel 4 Matriks analisis efektivitas kelembagaan
Tujuan Indikator
Parameter Metode analisis
Efektivitas kelembagaan kawasan
wana Wisata Substansi
kelembagaan
Persepsi kelembagaan
Dampak ekologi Struktur
kelembagaan dan kelengkapan,
Aspek monitoring dan proses
penegakan hukum Apakah
substansi berjalan dengan baik.
Dampak lingkungan yang dihasilkan oleh
kegiatan kelembagaan
Melalui kuesioner
persepsi menggunakan skala
likert berdasarkan
persepsi anggota
organisasi dan
anggota non
organisasi serta
analisis deskriptif
dan dokumen
Sumber: Penulis 2013
4.4.3 Identifikasi dan Analisis Stakeholder
Penelitian pengelolaan kawasan wana wisata menggunakan analisis stakeholde
r sebagai alat analisis untuk mengetahui kepentingan dan peran masing- masing stakeholder serta wewenang dalam pengelolaan kawasan wana wisata.
Analisis stakeholder menggunakan matriks berdasarkan kepentingan dan kewenangan. Kepentingan masing-masing stakeholder dapat dilihat dari tupoksi
masing-masing stakeholder
. Sedangkan kewenangan adalah kekuasaan stakeholder
untuk mempengaruhi peraturan yang berlaku maupun kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan wana wisata Gunung Galungung. Analisis
stakeholder dapat dianalisis melalui beberapa tahapan berikut Wijayanti 2009:
1. Membuat tabel stakeholder yang berisi informasi mengenai: a. Daftar stakeholder
b. Kepentingan stakeholder, yaitu motif dan perhatiannya pada kebijakan. Untuk melihat
tingkat kepentingan
aktor dilakukan
pengkodean dengan
menggunakan skala likert yaitu antara 1 sampai 5, dimana; 5 = sangat tinggi; 4 = tinggi; 3 = cukup tinggi; 2 = kurang tinggi; 1 = rendah. Indikator tinggi
dilihat dari seberapa penting pengelolaan kawasan wisata terhadap masing- masing stakeholder.
c. Sikap stakeholder terhadap kebijakan atau program. Sikap stakeholder mengacu kepada reaksi terhadap kebijakan yang ditetapkan.
2. Mengidentifikasi dan pemetaan aktor berdasarkan kekuatan dan pengaruh dari aktor lain. Kekuatan stakeholder mengacu pada kuantitas sumberdaya yang
dimiliki stakeholder, yaitu sumberdaya manusia SDM, finansial, dan politik.