Hasil Persepsi Efektivitas Anggota Non-organisasi
kewajiban membayar kas dengan aliran dana untuk kebersihan dan meningkatkan kenyamanan wisatawan. Koparga berkoordinasi dengan KPH Perhutani dalam
melakukan setiap kegiatan ekonominya. 6. Lembaga Masyarakat Desa Hutan Wana Lingga Mukti LMDH
Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH adalah kelompok masyarakat desa hutan yang tumbuh dari keswadayaan yang memiliki kekuatan hukum, yaitu
akta notaris, dan berkepentingan di dalam perjanjian dengan KPH. LMDH memiliki kewajiban untuk melindungi dan melestarikan sumberdaya hutan
menjaga keberlanjutan fungsi dan manfaatnya, dimana salah satu fungsinya sebagai kawasan wisata, memberikan kontribusi faktor produksi sesuai dengan
kemampuannya, dan mengoptimalkan fasilitas yang diberikan oleh pihak KPH Perhutani. LMDH berhak untuk menyusun rencana, melaksanakan, memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan pihak PHBM yang memperoleh manfaat dan hasil dari kegiatan sesuai nilai, dan proporsi faktor produksi yang dikontribusikan
untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian. 7. Masyarakat
Masyarakat sekitar kawasan wana wisata juga termasuk ke dalam masyarakat desa hutan. Masyarakat desa hutan adalah kelompok orang yang
bertempat tinggal di desa hutan dan melakukan kegiatan yang berinteraksi dengan sumberdaya hutan untuk mendukung kehidupannya. Sebagian besar masyarakat
bertindak sebagai penonton dan beberapa masyarakat ikut bergabung ke dalam organisasi yang bertindak partisipatif dalam pengembangan kawasan wana wisata.
Kepentingan masing-masing stakeholder dapat dilihat dari tupoksi masing-masing stakeholder. Sedangkan pengaruh adalah kekuasaan stakeholder
untuk mempengaruhi peraturan yang berlaku maupun kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan Wana Wisata Gunung Galungung. Kepentingan dan pengaruh
dinilai melalui skoring berdasarkan persepsi masing-masing stakeholder yang terlibat di dalam pengelolaan kawasan wana wisata. Berikut Tabel 16
menggambarkan hasil skoring yang diperoleh dari analisis stakeholder.
Tabel 16 Hasil skoring analisis stakeholder
Keterangan: S: Sumber daya Manusia F: Finansial
P: Politik Sumber: Data primer diolah 2013
Berdasarkan hasil skoring menunjukan stakeholder KPH Perhutani memiliki poin pengaruh tertinggi, yaitu 4.33. Sedangkan Dinas Pariwisata dan
Budaya Kabupaten Tasikmalaya memiliki poin pengaruh tertinggi kedua, yaitu 4. Pihak KPH Perhutani dan Disparbud masuk ke dalam kategori key players. Oleh
karena itu, stakeholder tersebut memiliki keterlibatan dalam memberi pengaruh terhadap kebijakan-kebijakan yang akan ditetapkan dalam pengelolaan wana
wisata. Hasil skoring dapat menentukan posisi stakeholder di dalam aktor grid. Posisi stakeholder digambarkan dalam empat jenis kategori, yaitu key players,
subject , context setter, dan crowd . Setiap kategori memiliki tingkat kepentingan
dan tingkat pengaruh yang berbeda-beda. Kategori key players yang memiliki tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh yang tinggi.
No Stakeholder
Kriteria evaluasi Kepentingan
Skor Kepentingan
Pengaruh Skor
Pengaruh S
F P
1 KPH Perhutani Perencanaan,
penanaman pemeliharaan,
sampai produksi hasil hutan
4 5 4 4
4.33 2 Disparbud
Perumusan kebijakan teknis mengenai urusan pariwisata
dan budaya 4 4
5 3 4
3 Pemda Kabupaten
Tasikmalaya Koordinasi kebijakan dengan
pihak disparbud 4 3
5 3 3.67
4 Koparga Koordinasi pelaku usaha di
kawasan wana wisata 4 4
3 3 3.33
5 LMDH Manfaatkan
fasilitas dan
menjaga keberlanjutan hutan lindung di kawasan wana
wisata 3 3
3 3 3
6 Dinas Pekerjaan Umum
Pengelolaan sampah
di kawasan wisata
3 2 3 2
2.33 7 Dinas
Perhubungan Pengelolaan
pakir di
kawasan Cipanas 3 3
4 3 3.33