61
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
SD Negeri Nglempong yang menjadi lokasi penelitian terletak di Jalan Palagan Tentara Pelajar Km.8. Tepatnya berada di Dusun Nglempong, Desa
Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Di SD Negeri Nglempong terdapat 6 jenjang kelas yang masing-masing jenjang memiliki 2 rombongan belajar,
yaitu kelas A dan kelas B. Berikut ini adalah data mengenai SD Negeri Nglempong :
Nama Sekolah : SD Nglempong
Status Sekolah : Negeri
NPSN : 20404104
Alamat : Jln. Palagan Tentara Pelajar Km. 8 Nglempong,
Sariharjo Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581
B. Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri Nglempong tahun ajaran 20162017 yang berjumlah 62 siswa. Kelas III SD
Negeri Nglempong terdiri dari dua rombongan belajar, yaitu kelas III-A dan kelas IIII-B. Berdasarkan hasil undian, kelas yang terpilih sebagai kelas
eksperimen adalah kelas III-A dengan jumlah siswa 31 orang yang terdiri dari 14 siswa putra dan 17 siswa putri. Sedangkan kelas yang bertindak sebagai
kelas kontrol adalah kelas III-B dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang yang terdiri dari 15 siswa putra dan 16 siswa putri.
62
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Kelas Eksperimen
a. Pelaksanaan Tes Sebelum Perlakuan Pretest
Sebelum perlakuan pertama, terlebih dahulu dilaksanakan tes awal atau pretest pada hari Kamis, 01 September 2016. Tes ini
dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi kosakata dasar Bahasa Inggris yang sebelumnya pernah dipelajari di
kelas I dan II. Tes dilakukan dengan cara memberikan soal yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 15 butir dan soal isian yang
berjumlah 5 butir. Pretest ini dilakukan sesuai dengan jadwal mata pelajaran Bahasa Inggris kelas III-A yaitu pada hari Kamis, jam 10.10-
11.35.
b. Perlakuan Pertama
Perlakuan atau treatment pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 08 September 2016 pukul 10.10-11.35. Materi yang
diberikan pada perlakuan pertama adalah materi tentang buah-buahan, sayuran, dan hewan. Sebelumnya, peneliti telah melakukan seleksi
terhadap kartu pertanyaan dalam APE Square Steps English. Dalam pertemuan ini, kartu pertanyaan yang diberikan berisi materi tentang
buah-buahan, sayuran, dan hewan. Pada perlakuan pertama, siswa diberi apersepsi dengan
menggunakan beberapa gambar tentang buah-buahan, sayuran, dan hewan. Pada saat apersepsi sedang berlangsung, siswa tampak sangat
63 antusias. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa
dengan cara memilih siswa yang mengangkat tangan. Suasana yang dapat digambarkan pada saat sesi tanya jawab adalah suasana yang
riuh karena mayoritas siswa berdiri dan mengangkat tangan. Namun ada pula siswa yang hanya duduk memperhatikan teman-teman dan
guru, ada pula yang siswa yang duduk tetapi sibuk dengan kegiatan lainnya. Mayoritas siswa sudah mempunyai keberanian untuk
menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru meskipun ada yang jawabannya kurang tepat.
Selanjutnya guru membagi siswa yang berjumlah 32 orang menjadi sebanyak delapan kelompok dengan masing-masing kelompok
sebanyak 4 siswa. Hal ini dikarenakan APE Square Steps English diproduksi sebanyak 8 set. Setelah itu, peneliti dibantu dengan rekan
sejawat dan guru membagikan seperangkat Alat Permainan Edukatif APE Square Steps English kepada masing-masing kelompok. Siswa
saat menerima APE tersebut tampak sangat senang sehingga suasana menjadi riuh dan kurang kondusif. Guru dibantu dengan peneliti
menjelaskan kepada siswa tentang APE Square Steps English. Setelah diberi penjelasan dan siswa sudah paham, permainan mulai
dilaksanakan. Pertama-tama siswa melakukan hompimpa untuk mendapatkan
urutan pemain. Kemudian dilanjutkan dengan mengocok kartu pertanyaan. Setelah itu, pemain yang mendapatkan urutan pertama
64 mengocok dadu sebanyak satu kali. Kemudian pemain pertama
menjalankan bidaknya sesuai dengan nomor dadu yang telah didapat. Kemudian dilanjutkan dengan pemain urutan berikutnya dengan cara
bermain yang sama dengan pemain pertama. Pemain yang bidaknya berhenti di atas tanda tanya ? mendapatkan sebuah pertanyaan.
Pemain dengan urutan berikutnya yang mengambil kartu pertanyaan dan membacakan pertanyaan yang ada di kartu pertanyaan kepada
pemain yang bidaknya berhenti tepat di atas tanda tanya ?. Jika jawaban benar, pemain berhak memindahkan bidaknya maju satu
langkah ke nomor kotak selanjutnya. Namun, jika jawabannya salah, pemain harus memindahkan bidaknya mundur satu langkah ke nomor
sebelumnya. Selanjutnya, pemain dengan urutan berikutnya yang mengocok dadu dan menjalankan bidaknya. Pemain yang mengocok
dadu dan jatuh tepat di angka 6 berhak untuk mengocok dadu kembali. Pemain yang bidaknya tepat di pangkal anak panah berwarna hijau
kemudian naik menuju ke nomor kotak dimana ujung anak panah berada. Namun jika bidak pemain berada di pangkal anak panah
berwarna merah, pemain harus memindahkan bidak turun ke ujung anak panah berada.
Saat satu pemain sedang menjalankan tugasnya, pemain yang lain memperhatikan dengan seksama. Selain itu, terkadang pemain
lainnya juga bersorak jika ada pemain yang salah dalam menjawab pertanyaan maupun jika ada pemain yang harus turun ke ujung anak
65 panah berwarna merah. Kondisi yang tampak pada saat itu adalah
cukup kondusif, masing-masing siswa konsentrasi pada kelompoknya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, rekan
sejawat dan guru, siswa antusias dengan pembelajaran menggunakan APE. Hal ini dikarenakan selama pembelajaran sebelumnya guru
hanya menerapkan metode ceramah. Mayoritas siswa juga cepat memahami cara dan aturan permainan tersebut. Namun ada beberapa
siswa yang masih menggunakan Bahasa Indonesia dalam membaca kartu pertanyaan dan menjawab kartu pertanyaan.
c. Perlakuan Kedua
Perlakuan atau treatment yang kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 September 2016 pukul 10.10-11.35. Materi yang
diberikan pada perlakuan kedua adalah materi warna, dan benda di lingkungan sekitar. Pada saat apersepsi guru memberikan beberapa
gambar berwarna tentang benda-benda di lingkungan sekitar. Kemudian guru langsung membagi siswa menjadi delapan kelompok
masing-masing kelompok berjumlah 4 orang. Siswa kemudian bermain sesuai dengan aturan yang berlaku.
Aturannya, pemain harus bermain sesuai dengan urutan pemain. Kemudian pemain yang mendapatkan giliran bermain,
mengocok dadu dan memindahkan bidaknya sesuai dengan nomor yang telah diperoleh saat mengocok dadu. Jika ada pemain yang
bidaknya berhenti di atas tanda tanya ? akan mendapatkan
66 pertanyaan. Pemain urutan berikutnya yang bertugas mengambil kartu
dan membacakan pertanyaan. Pemain yang benar menjawab pertanyaan berhak memindahkan bidaknya maju satu langkah ke
nomor kotak selanjutnya. Namun, pemain yang salah dalam menjawab pertanyaan, harus memindahkan bidaknya mundur satu langkah ke
nomor sebelumnya. Pemain yang mengocok dadu dan jatuh tepat di angka 6 berhak untuk mengocok dadu kembali. Pemain yang bidaknya
tepat di pangkal anak panah berwarna hijau kemudian naik menuju ke nomor kotak dimana ujung anak panah berada. Namun jika bidak
pemain berada di pangkal anak panah berwarna merah, pemain harus memindahkan bidak turun ke ujung anak panah berada.
Berdasarkan hasil pengamatan, suasana yang tampak pada saat pembelajaran dengan APE pada pertemuan kedua ini lebih tenang
dibandingkan dengan pada saat perlakuan pertama. Semua siswa terlihat aktif dan asyik dengan APE Square Steps English. Pada
pertemuan perlakuan kedua ini juga masih tampak beberapa siswa yang membaca kartu pertanyaan dalam Bahasa Indonesia.
Selanjutnya pada akhir pembelajaran, beberapa siswa ditunjuk oleh guru maju ke depan untuk mengerjakan soal. Masing-masing
siswa diminta menuliskan benda yang ada di dalam kelas dengan menggunakan Bahasa Inggris dan terjemahannya. Guru juga
memberikan soal tanya jawab mengenai warna benda yang terdapat dalam APE Square Steps English.
67
d. Pelaksanaan Tes Setelah Perlakuan Posttest
Setelah perlakuan atau treatment selesai dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan pelaksaan tes setelah perlakuan
posttest. Posttest dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 September 2016 pukul 10.10 - 10.45. Soal tes yang diberikan sama
dengan soal tes yang diberikan sebelum perlakuan. Soal tes terdiri dari 20 butir, yakni 15 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal isian. Tes
ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan APE Square Steps English.
2. Kelas Kontrol
a. Pelaksanaan Tes Sebelum Perlakuan Pretest
Sebelum memberikan perlakuan, terlebih dahulu dilaksanakan tes awal atau pretest pada hari Rabu, 31 Agustus 2016. Tes ini
dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi kosakata dasar Bahasa Inggris yang sebelumnya pernah dipelajari di
kelas I dan II. Tes dilakukan dengan cara memberikan soal yang sama dengan soal yang diberikan kepada kelas eksperimen. Soal berupa soal
pilihan ganda yang berjumlah 15 butir dan soal isian yang berjumlah 5 butir. Pretest ini dilakukan sesuai dengan jadwal mata pelajaran
Bahasa Inggris kelas III-B yaitu pada hari Kamis, jam 07.00 – 08.10.
b. Perlakuan Pertama
Perlakuan atau treatment pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Rabu, 07 September 2016 pukul 07.00-08.10.
68 Materi yang diberikan pada perlakuan pertama adalah materi tentang
buah-buahan, sayuran, dan hewan. Pada kelas kontrol ini media yang digunakan dalam pembelajaran adalah kartu bergambar.
Saat pembelajaran berlangsung, guru menunjukkan beberapa kartu bergambar, sedangkan siswa menyebutkan nama gambar tersebut
dalam Bahasa Inggris. Siswa pada awalnya diminta untuk menyebutkan nama gambar tersebut secara bersama-sama. Kemudian
guru menunjuk siswa satu per satu untuk menyebutkan nama gambar yang ada di dalam kartu tersebut. Beberapa siswa juga diminta maju ke
depan untuk menuliskan nama gambar yang ada di dalam kartu. Pada akhir pembelajaran, guru menulis beberapa soal di papan tulis yang
harus dikerjakan oleh semua siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan
rekan sejawat, pembelajaran berlangsung dengan cukup kondusif. Beberapa siswa terlihat kurang aktif, terutama yang ada di barisan
paling belakang. Guru lebih banyak berada di depan kelas saat memberikan materi dengan menggunakan kartu bergambar.
c. Perlakuan Kedua
Treatment yang kedua diberikan pada hari Rabu tanggal 14 September 2016 pukul 07.00
– 08.10. Pada perlakuan kedua ini materi yang diberikan berkaitan dengan warna dan benda di lingkungan
sekitar. Media yang digunakan masih sama dengan media yang digunakan pada saat perlakuan pertama, yakni kartu bergambar.
69 Saat awal pembelajaran, guru menunjuk beberapa siswa untuk
maju menuliskan nama benda yang ada di lingkungan kelas. Kemudian siswa diminta menuliskan di buku masing-masing nama benda yang
ada di lingkungan kelas selain yang sudah ditulis di papan tulis. Guru lalu membagi siswa menjadi 4 kelompok sesuai dengan barisan tempat
duduknya. Guru kemudian menunjukkan kartu bergambar dan meminta masing-masing kelompok untuk menjawab nama benda serta
warna benda secara bergiliran. Setelah masing-masing kelompok mendapat giliran, guru bersama dengan siswa mengoreksi jawaban
yang ada di papan tulis. Berdasarkan pengamatan, pembelajaran yang berlangsung pada
saat perlakuan kedua ini berlangsung lebih kondusif dibandingkan dengan pada saat perlakuan pertama. Siswa sudah banyak yang aktif
menjawab pertanyaan dari guru.
d. Pelaksanaan Tes Setelah Perlakuan Posttest
Setelah perlakuan atau treatment selesai dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan pelaksaan tes setelah perlakuan
posttest. Posttest dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 September 2016 pukul 10.10 - 10.45. Soal tes yang diberikan sama dengan soal
tes yang diberikan sebelum perlakuan pada kelas eksperimen. Soal tes terdiri dari 20 butir, yakni 15 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal
isian. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media kartu bergambar.
70
3. Jadwal Penelitian
Berikut adalah jadwal penelitian yang dilaksanakan di SDN Nglempong Sariharjo :
Tabel 7. Jadwal Kegiatan Penelitian Kelompok
Kegiatan Tangggal
Pelaksanaan Waktu
Pelaksanaan Materi
Kelas Eksperimen
Pretest 01 September 2016
10.10-10.45 Pertemuan 1
08 September 2016 10.10-11.35
Buah-buahan, Sayuran, Hewan
Pertemuan 2 15 September 2016
10.10-11.35 Benda di
Lingkungan Sekitar,
Warna Posttest
22 September 2016 10.10-10.45
Kelas Kontrol
Pretest 31 Agustus 2016
07.00-07.35 Pertemuan 1
07 September 2016 07.00-08.10
Buah-buahan, Sayuran, Hewan
Pertemuan 2 14 September 2016
07.00-08.10 Benda di
Lingkungan Sekitar,
Warna Posttest
21 September 2016 07.00-07.35
Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali pada masing-masing kelas. Pretest adalah kegiatan yang pertama dilakukan dengan tujuan untuk
mengukur kemampuan awal siswa. Pada kelas eksperimen, pretest dilaksanakan pada tanggal 01 September 2016, sedangkan pada kelas
kontrol dilaksanakan pada tanggal sebelumnya, yakni 31 Agustus 2016. Kemudian setelah diberikan pretest, siswa diberi treatment dengan
memanfaatkan APE Square Steps English untuk kelas eksperimen dan memanfaatkan media kartu bergambar untuk kelas kontrol. Masing-
masing kelas mendapatkan treatment sebanyak dua kali dengan pembagian materi buah-buahan, sayuran, dan hewan pada pertemuan pertama.
71 Sedangkan untuk pertemuan kedua, siswa diberikan materi tentang benda
di lingkungan sekitar dan warna. Treatment pada kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 08 dan 15 September 2016. Untuk kelas kontrol
treatment diberikan pada tanggal 07 dan 14 September 2016. Posttest atau tes akhir dilaksanakan pada tanggal 22 September 2016 untuk kelas
eksperimen dan 21 September 2016 untuk kelas kontrol.
D. Deskripsi Data Penelitian
1. Deskripsi Data Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal Tes
Penelitian ini dilaksanakan setelah uji validitas instrumen dilakukan. Uji validitas instrumen dilakukan guna mengetahui apakah instrumen
tersebut layak untuk digunakan. Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan oleh expert judgement. Yang bertindak sebagai expert
judgement dalam penelitian ini adalah dosen mata kuliah Bahasa Inggris, yakni Ibu Suyantiningsih, M. Ed. Soal yang sudah divalidasi oleh expert
judgement, kemudian diujicobakan terhadap siswa kelas IV SDN Nglempong yang berjumlah 30 orang. Validasi juga dilakukan melalui
perhitungan korelasi product moment dengan bantuan komputer program SPSS 21 for Windows yang menghasilkan butir valid sebagai berikut :
72
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Tes Item
Soal Nilai
Koefisien Keterangan
Item Soal
Nilai Koefisien
Keterangan
1 0,400
Valid 11
0,631 Valid
2 0,660
Valid 12
0,127 Tidak Valid
3 0,168
Tidak Valid 13
0,617 Valid
4 0,408
Valid 14
0,631 Valid
5 0,686
Valid 15
0,197 Tidak Valid
6 0,450
Valid 16
0,578 Valid
7 0,639
Valid 17
0,475 Valid
8 0,075
Tidak Valid 18
0,420 Valid
9 0,544
Valid 19
0,520 Valid
10 0.440
Valid 20
0,509 Valid
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 4 item soal yang tidak valid, yaitu item soal no 3, 8, 12, dan 15. Soal dikatakan valid apabila nilai
koefisiennya lebih dari 0,3610 yang diperoleh dari df = N-2. Item soal yang tidak valid tersebut mempunyai nilai koefisien 0,3610. Sedangkan
berdasarkan dari perhitungan reliabilitas dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 21 for Windows, diperoleh reliabilitas instrumen
sebesar 0,772 yang dapat dikatakan dalam kategori reliabilitas tinggi.
2. Deskripsi Data Penilaian Sebelum Perlakuan Pretest
Penilaian sebelum perlakuan atau pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal dari subyek penelitian. Pretest dilaksanakan pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan menggunakan instrumen yang sama. Di bawah ini merupakan hasil analisis deskriptif data penilaian
sebelum perlakuan atau pretest dengan bantuan komputer program SPSS 21 for Windows.
73
a. Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen
Berikut ini merupakan tabel yang berisi data tentang nilai pretest kelas eskperimen :
Tabel 9. Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Kategori Skor
Rata-rata 67,10
Median 70
Modus 55
Standar Deviasi 16,521
Nilai Terendah 30
Nilai Terendah Ideal 5
Nilai Tertinggi 95
Nilai Tertinggi Ideal 100
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil analisis data pretest kelas eksperimen yaitu nilai rata-rata mean sebesar 67,10, nilai
tengah median sebesar 70, nilai yang paling sering muncul modus sebesar 55, dan simpangan baku standar deviasi sebesar 16,521.
Sedangkan nilai terendah sebesar 30, nilai terendah ideal sebesar 5, nilai tertinggi sebesar 95, dan nilai tertinggi ideal 100. Sedangkan
untuk distribusi frekuensi data pretest kelas eksperimen ditunjukan pada tabel di bawah ini :
Tabel 10. Hasil Intepretasi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Kategori Interval
Frekuensi Presentase
Rendah Nilai
≤ 36,66 2
6,4 Sedang
Nilai 36,66 – 68,33
12 38,8
Tinggi Nilai ≥ 68,33
17 54,8
Tabel di atas menunjukan bahwa terdapat nilai kategori rendah dengan kriteria di bawah 36,66 sebanyak 2 siswa atau 6,4.
Sedangkan untuk kategori sedang dengan kriteria nilai antara 36,66 –
74 68,33 sebanyak 12 siswa atau 38,8. Untuk kategori tinggi dengan
kriteria lebih dari 68,33 diperoleh sebanyak 17 siswa atau 54,8.
b. Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol
Berikut ini merupakan tabel yang berisi data tentang nilai pretest kelas kontrol :
Tabel 11. Nilai Pretest Kelas Kontrol
Kategori Skor
Rata-rata 68,39
Median 65
Modus 60
Standar Deviasi 15,620
Nilai Terendah 45
Nilai Terendah Ideal 5
Nilai Tertinggi 95
Nilai Tertinggi Ideal 100
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil analisis data pretest kelas kontrol yaitu nilai rata-rata mean sebesar 68,39, nilai tengah
median sebesar 65, nilai yang paling sering muncul modus sebesar 60, dan simpangan baku standar deviasi sebesar 15,620. Sedangkan
nilai terendah sebesar 45, nilai terendah ideal sebesar 5, nilai tertinggi sebesar 95, dan nilai tertinggi ideal 100. Sedangkan untuk distribusi
frekuensi data pretest kelas kontrol ditunjukan pada tabel di bawah ini:
Tabel 12. Hasil Intepretasi Nilai Pretest Kelas Kontrol
Kategori Interval
Frekuensi Presentase
Rendah Nilai ≤ 36,66
- -
Sedang Nilai 36,66
– 68,33 16
51,6 Tinggi
Nilai ≥ 68,33 15
48,4 Tabel di atas menunjukan bahwa tidak terdapat nilai kategori
rendah dengan kriteria di bawah 36,66. Sedangkan untuk kategori sedang dengan kriteria nilai antara 36,66
– 68,33 sebanyak 16 siswa
75 atau 51,6. Untuk kategori tinggi dengan kriteria lebih dari 68,33
diperoleh sebanyak 15 siswa atau 48,4.
3. Deskripsi Data Penilaian Setelah Perlakuan Posttest
a. Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen
Berikut ini merupakan tabel yang berisi data tentang nilai posttest kelas eskperimen :
Tabel 13. Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Kategori Skor
Rata-rata 83,23
Median 80
Modus 80 dan 95
Standar Deviasi 11,871
Nilai Terendah 50
Nilai Terendah Ideal 5
Nilai Tertinggi 95
Nilai Tertinggi Ideal 100
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil analisis data posttest kelas eksperimen yaitu nilai rata-rata mean sebesar 83,23, nilai
tengah median sebesar 80, nilai yang paling sering muncul modus sebesar 80 dan 95, dan simpangan baku standar deviasi sebesar
11,871. Sedangkan nilai terendah sebesar 50, nilai terendah ideal sebesar 5, nilai tertinggi sebesar 95, dan nilai tertinggi ideal 100.
Sedangkan untuk distribusi frekuensi data pretest kelas eksperimen ditunjukan pada tabel di bawah ini :
Tabel 14. Hasil Intepretasi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Kategori Interval
Frekuensi Presentase
Rendah Nilai ≤ 36,66
- -
Sedang Nilai 36,66
– 68,33 4
12,9 Tinggi
Nilai ≥ 68,33 27
87,1
76 Tabel di atas menunjukan bahwa tidak terdapat nilai kategori
rendah dengan kriteria di bawah 36,66. Sedangkan untuk kategori sedang dengan kriteria nilai antara 36,66
– 68,33 sebanyak 4 siswa atau 12,9. Untuk kategori tinggi dengan kriteria lebih dari 68,33
diperoleh sebanyak 27 siswa atau 87,1.
b. Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol
Berikut ini merupakan tabel yang berisi data tentang nilai posttest kelas kontrol :
Tabel 15. Nilai Posttest Kelas Kontrol
Kategori Skor
Rata-rata 76,29
Median 80
Modus 80
Standar Deviasi 13,661
Nilai Terendah 45
Nilai Terendah Ideal 5
Nilai Tertinggi 95
Nilai Tertinggi Ideal 100
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil analisis data posttest kelas kontrol yaitu nilai rata-rata mean sebesar 76,29, nilai tengah
median sebesar 80, nilai yang paling sering muncul modus sebesar 80, dan simpangan baku standar deviasi sebesar 13,661. Sedangkan
nilai terendah sebesar 45, nilai terendah ideal sebesar 5, nilai tertinggi sebesar 95, dan nilai tertinggi ideal 100. Sedangkan untuk distribusi
frekuensi data pretest kelas eksperimen ditunjukan pada tabel di bawah ini :
77
Tabel 16. Hasil Intepretasi Nilai Posttest Kelas Kontrol
Kategori Interval
Frekuensi Presentase
Rendah Nilai ≤ 36,66
- -
Sedang Nilai 36,66
– 68,33 8
25,8 Tinggi
Nilai ≥ 68,33 23
74,2 Tabel di atas menunjukan bahwa tidak terdapat nilai kategori
rendah dengan kriteria di bawah 36,66. Sedangkan untuk kategori sedang dengan kriteria nilai antara 36,66
– 68,33 sebanyak 8 siswa atau 25,8. Untuk kategori tinggi dengan kriteria lebih dari 68,33
diperoleh sebanyak 23 siswa atau 74,2.
4. Data Peningkatan Nilai Rata-Rata Penguasaan Kosakata Bahasa
Inggris
Sebelumnya telah ditampilkan data hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dari hasil pretest dan posttest,
terlihat bahwa penguasaan kosakata Bahasa Inggris mengalami peningkatan baik pada kelas eksperimen yang menggunakan APE Square
Steps English maupun pada kelas kontrol yang menggunakan media kartu bergambar. Di bawah ini merupakan hasil peningkatan penguasaan
kosakata Bahasa Inggris berdasarkan skor hasil penilaian sebelum dan setelah perlakuan masing-masing kelas penelitian.
a. Data Peningkatan Penguasaan Kosakata Kelas Eksperimen
Berikut ini merupakan tabel yang berisi data peningkatan penguasaan kosakata siswa kelas eskperimen :
78
Tabel 17. Peningkatan Penguasaan Kosakata Kelas Eksperimen Kategori
Interval Presentase
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Rendah Nilai
≤ 36,66 6,4
- Sedang
Nilai 36,66 – 68,33
38,8 12,9
Tinggi Nilai ≥ 68,33
54,8 87,1
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa terjadi peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Inggris. Hal itu terbukti dari banyaknya
jumlah presentase nilai kategori tinggi yang sebelumnya berjumlah 54,8 menjadi 87,1. Sedangkan untuk nilai kategori sedang terjadi
penurunan presentase yang awalnya berjumlah 38,8 menjadi 12,9. Begitupun dengan nilai kategori rendah juga terjadi penurunan
presentase dari yang semula 6,4 menjadi 0, artinya tidak ada siswa yang mendapat nilai dengan kategori rendah. Penurunan presentase
nilai kategori sedang dan rendah ini disebabkan karena terjadinya peningkatan yang cukup signifikan dalam nilai kategori tinggi.
b. Data Peningkatan Penguasaan Kosakata Kelas Kontrol
Berikut ini merupakan tabel yang berisi data peningkatan penguasaan kosakata siswa kelas kontrol :
Tabel 18. Peningkatan Penguasaan Kosakata Kelas Kontrol Kategori
Interval Presentase
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Rendah Nilai
≤ 36,66 -
- Sedang
Nilai 36,66 – 68,33
51,6 25,8
Tinggi Nilai ≥ 68,33
48,4 74,2
Berdasarkan tabel di atas, terlihat adanya peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Inggris. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan nilai ketegori tinggi yang sebelumnya sebesar
79 48,4 meningkat menjadi 74,2 setelah diberi perlakuan berupa
pemanfaatan media kartu bergambar. Pada nilai kategori sedang terjadi penurunan presentase yang sebelumnya 51,6 menjadi 25,8.
Penurunan ini terjadi dikarenakan adanya peningkatan presentase nilai kategori tinggi. Artinya, ada 25,8 jumlah siswa yang sebelumnya
perlakuan mendapat nilai kategori sedang dan pada saat setelah perlakuan mendapat nilai kategori tinggi. Sedangkan untuk nilai
kategori rendah tidak terjadi perubahan, artinya sebelum perlakuan tidak ada siswa yang mendapat nilai kategori rendah, begitupun
dengan setelah perlakuan.
5. Data Gain Score Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berikut ini merupakan tabel yang berisi tentang nilai peningkatan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol :
80
Tabel 19. Gain Score Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Subyek Penelitian
Kelompok Eksperimen
Peningkatan Gain Score
Kelompok Kontrol
Peningkatan Gain Score
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Nilai Pretest
Nilai Posttest
1 65
80 15
80 85
5 2
80 95
15 60
75 15
3 55
80 25
55 55
4 80
95 15
75 75
5 30
50 20
90 90
6 55
80 25
95 95
7 70
90 20
55 70
15 8
85 95
10 95
95 9
90 95
5 75
75 10
80 95
15 80
95 15
11 55
65 10
50 60
10 12
35 60
25 45
50 5
13 60
80 20
70 70
14 70
80 10
90 90
15 60
80 20
75 80
5 16
55 80
25 45
60 15
17 60
80 20
55 70
15 18
95 95
65 75
10 19
40 65
25 45
45 20
85 95
10 55
65 10
21 85
90 5
95 95
22 45
70 25
70 85
15 23
70 75
5 60
80 20
24 75
80 5
65 80
15 25
80 95
15 60
65 5
26 75
90 15
60 80
20 27
75 90
15 70
80 10
28 55
80 25
70 85
15 29
85 95
10 60
80 20
30 55
85 30
60 65
5 31
75 95
20 95
95 Total
500 Total
245 Pada tabel di atas, dapat dilihat peningkatan atau gain score kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh total nilai
81 gain score sebesar 500 sedangkan kelas kontrol memperoleh total nilai gain
score sebesar 245. Artinya peningkatan atau gain score kelas eksperimen yang memanfaatkan APE Square Steps English lebih tinggi atau lebih besar
dibandingkan dengan kelas kontrol yang memanfaatkan media kartu bergambar. Pada kelas eksperimen ada sebanyak 1 siswa yang tidak
mengalami peningkatan nilai tes, sedangkan pada kelas kontrol ada sebanyak 11 siswa yang nilainya tetap sama saat prettest dan posttest. Nilai
gain tertinggi pada kelas eksperimen sebesar 30, sedangkan nilai gain terendah adalah 0. Pada kelas kontrol nilai gain tertinggi adalah 20 dan nilai
gain terendah adalah 0.
E. Persyaratan Uji Analisis
Persyaratan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas varian. Berikut adalah hasil pengujiannya :
1. Uji Normalitas
Penggunaan uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah populasi yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal. Hasil
analisis uji normalitas data pretest dan posttest dapat dilihat pada table di bawah ini.
a. Hasil Uji Normalitas Penilaian Sebelum Perlakuan Pretest
Berikut ini merupakan tabel yang berisi tentang hasil uji normalitas sebelum perlakuan pretest :
82
Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Pretest
Kelas Kolmogrov-Smirnov Z Signifikansi Keterangan
Eksperimen 0,754
0,620 Normal
Kontrol 0,868
0,438 Normal
Berdasarkan uji
normalitas secara
sebaran dengan
menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov, diperoleh nilai signifikansi untuk kelas eksperimen sebesar 0,620 dan kelas kontrol sebesar 0,438.
Maka, dapat dinyatakan bahwa data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai sebaran normal yaitu sebesar 0,620 dan 0,438,
yang artinya lebih besar dari 0,05 atau p 0,05.
b. Hasil Uji Normalitas Penilaian Setelah Perlakuan Posttest
Berikut ini merupakan tabel yang berisi tentang hasil uji normalitas setelah perlakuan posttest :
Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Posttest
Kelas Kolmogrov-Smirnov Z Signifikansi Keterangan
Eksperimen 1,110
0,170 Normal
Kontrol 0,686
0,735 Normal
Berdasarkan asumsi uji normalitas secara sebaran dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov, diperoleh nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen sebesar 0,170 dan kelas kontrol sebesar 0,735. Maka, dapat dinyatakan bahwa data posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol mempunyai sebaran normal yaitu sebesar 0,170 dan 0,735, yang artinya lebih besar dari 0,05 atau p 0,05.
83
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dua varian nilai pretest dan posttest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji ANOVA dengan taraf
signifikansi 0,05. Hasil dari uji homogenitas dengan menggunakan uji ANOVA disajikan dalam tabel berikut ini :
a. Hasil Uji Homogenitas Penilaian Sebelum Perlakuan Pretest
Berikut ini merupakan tabel yang berisi tentang hasil uji homogenitas sebelum perlakuan pretest :
Tabel 22. Hasil Uji Homogenitas Pretest
Pretest Levene’s Signifikansi Keterangan
Kelas eksperimen dan kelas kontrol
0,200 0,657
Homogen Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh nilai signifikansi 0,657
yang berarti lebih besar dari 0,05. Artinya, kelas yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai variansi kelas yang homogen atau
kedua kelas mempunya varian yang sama.
b. Hasil Uji Homogenitas Penilaian Setelah Perlakuan Posttest
Berikut ini merupakan tabel yang berisi tentang hasil uji homogenitas setelah perlakuan posttest :
Tabel 23. Hasil Uji Homogenitas Posttest
Posttest Levene’s Signifikansi Keterangan
Kelas eksperimen dan kelas kontrol
0,597 0,443
Homogen
Berdasarkan hasil uji ANOVA data posttest diperoleh nilai signifikansi 0,443 yang berarti lebih besar dari 0,05. Artinya, kelas
84 yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai variansi kelas yang
homogen atau kedua kelas mempunyai varian yang sama.
F. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian, maka selanjutnya perlu dilakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakaan analisis
uji-t nilai gain score untuk mengetahui pemanfaatan APE Square Steps English atau media kartu bergambar yang lebih efektif dalam mata pelajaran
Bahasa Inggris. Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh APE Square Steps English dengan media kartu bergambar terhadap
penguasaan kosakata Bahasa Inggris menggunakan analisis uji-t nilai posttest. Seluruh perhitungan diselesaikan dengan bantuan komputer program SPSS 21
for Windows.
1. Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah pemanfaatan alat permainan edukatif APE Square Steps English lebih efektif
dibandingkan dengan pemanfaatan media kartu bergambar terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris di kelas III SDN Nglempong.
Pengujian hipotesis ini menggunakan uji-t gain score atau selisih nilai posttest dengan nilai pretest. Kriteria pengujiannya adalah Ho ditolak jika
t
hitung
≥ t
tabel
dan signifikasinya ≤ 0,05. Sebaliknya, Ho diterima jika t
hitung
≤ t
tabel
dan signifikansinya ≥ 0,05. Berikut adalah data hasil pengujian uji-t
85 gain score menggunakan bantuan komputer program SPSS 21 for
Windows.
Tabel 24. Hasil Uji T-test Gain Score
Gain Score Mean t
hitung
t
tabel
df Signifikansi
Kelas Eksperimen 16,13 4,319 1,670 60
0,000 Kelas Kontrol
7,90 Berdasarkan tabel diatas diketahui rata-rata mean gain score kelas
eksperimen sebesar 16,13 dan rata-rata gain score kelas kontrol sebesar 7,90, nilai t
hitung
sebesar 4,319, df = 60 sehingga dapat ditarik nilai t
tabel
sebesar 1,670. Kemudian dapat diketahui bahwa nilai t
hitung
sebesar 4,319 lebih besar daripada nilai t
tabel
1,670. Sedangkan nilai signifikansi yang diperoleh 0,000 kurang dari 0,05. Dari hasil analisis data di atas, diperoleh
kesimpulan bahwa t
hitung
4,319 lebih besar dari t
tabel
1,670 dan nilai
signifikansinya 0,000 kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
. Dari analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa Ho
yang berbunyi : pemanfaatan media kartu bergambar lebih efektif dibandingkan alat permainan edukatif APE Square Steps English
terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris di kelas III SDN
Nglempong, ditolak. Sedangkan Ha yang berbunyi : pemanfaatan alat
permainan edukatif APE Square Steps English lebih efektif dibandingkan media kartu bergambar terhadap penguasaan kosakata
Bahasa Inggris di kelas III SDN Nglempong, diterima.
Kemudian untuk mengetahui tingkat keefektifan pemanfaatan APE Square Steps English dalam pembelajaran Bahasa Inggris, maka dilakukan
86 perhitungan bobot keefektifan. Hasil perhitungan bobot keefektifan adalah
sebagai berikut :
Tabel 25. Perhitungan Bobot Keefektifan Kelas
Nilai Selisih
rata-rata peningkatan
Bobot Keefektifan
Pretest Posttest Peningkatan Mean
Eksperimen 67,10
83,23 16,13
75,16 8,23
10,24 Kontrol
68,39 76,29
7,9 72,34
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bobot keefektifan sebesar 10,24. Bobot keefektifan diperoleh dari hasil pengurangan rata-rata posttest kelas
eksperimen dikurangi rata-rata posttest kelas kemudian dibagi rata-rata pretest kedua kelas lalu dikalikan 100. Dari hasil perhitungan tersebut
diperoleh bobot keefektifan sebesar 10,24. Selain itu, diperoleh selisih nilai peningkatan yang cukup tinggi sebesar 8,23. Selisih nilai peningkatan
diperoleh dari nilai peningkatan kelas eksperimen dikurang nilai peningkatan kelas kontrol. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai bobot
keefektifan sebesar 10,24 dan selisih peningkatan sebesar 8,23. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan APE Square Steps
English lebih efektif mempengaruhi penguasaan kosakata Bahasa Inggris di kelas III dalam mata pelajaran Bahasa Inggris dibandingkan dengan
pemanfaatan media kartu bergambar.
2. Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengaruh APE Square Steps English dan media kartu bergambar terhadap
penguasaan kosakata Bahasa Inggris pada siswa kelas III SDN Nglempong. Kriteria pengujiannya, Ho ditolak jika t
hitung
≥ t
tabel
dan
87 signifikansinya ≤ 0,05. Sebaliknya, Ho diterima jika t
hitung
≤ t
tabel
dan signifikansinya ≥ 0,05. Berikut adalah data hasil perhitungan uji-t posttest
menggunakan bantuan program SPSS 21 for Windows : Tabel 26. Hasil Uji
Independent Sample T-test Posttest
Mean t
hitung
t
tabel
df Signifikansi
Kelas Eksperimen 83,23 2,134 1,670 60
0,037 Kelas Kontrol
76,29 Berdasarkan tabel diatas diketahui rata-rata mean posttest kelas
eksperimen sebesar 83,23 dan mean posttest kelas kontrol sebesar 76,29, nilai t
hitung
sebesar 2,134, df = 60 sehingga dapat ditarik nilai t
tabel
sebesar 1,670. Kemudian dapat diketahui bahwa nilai t
hitung
sebesar 2,134 lebih besar daripada nilai t
tabel
1,670. Sedangkan nilai signifikansi yang diperoleh 0,037 kurang dari 0,05. Selain itu juga terdapat perbedaan nilai
rata-rata sebesar 6,94 yang berasal dari pengurangan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dengan nilai rata-rata posttest kelas kontrol.
Dari analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa Ho yang berbunyi : tidak terdapat perbedaan pengaruh alat permainan edukatif
APE Square Steps English dan media kartu bergambar terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris pada siswa kelas III SDN
Nglempong, ditolak. Sedangkan Ha yang berbunyi : terdapat perbedaan
pengaruh alat permainan edukatif APE Square Steps English dan media kartu bergambar terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris pada siswa
kelas III SDN Nglempong, diterima.
88
G. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk : 1 mengetahui pengaruh APE Square Steps English terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa kelas III
SDN Nglempong, 2 mengetahui perbedaan pengaruh APE Square Steps English dan media kartu bergambar terhadap penguasaan kosakata Bahasa
Inggris pada siswa kelas III SDN Nglempong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa baik di kelas
eksperimen maupun kelas kontrol adalah homogen atau sama dan berdistribusi normal. Hal ini diperkuat dengan perolehan uji statistik dengan bantuan
komputer program SPSS 21 for Windows bahwa hasil uji normalitas melalui uji Kolmogrov Smirnov diperoleh nilai sebesar signifikansi sebesar 0,620
untuk kelas eksperimen dan 0,438 untuk kelas kontrol dengan menggunakan nilai pretest. Nilai posttest juga berdistribusi normal dengan perolehan nilai
signifikansi sebesar 0,170 untuk kelas eksperimen dan 0,735 untuk kelas kontrol. Selain itu, untuk uji homogenitas melalui uji ANOVA, diperoleh nilai
signifikansi pretest sebesar 0,657. Sedangkan uji homogenitas posttest sebesar 0,443. Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas dan uji homogenitas
adalah apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka kelas tersebut berdistribusi normal dan juga homogen.
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh APE Square Steps English dan media kartu bergambar terhadap penguasaan
kosakata Bahasa Inggris siswa kelas III SDN Nglempong. Hal ini dibuktikan dengan perolehan peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen yang
89 memanfaatkan APE Square Steps English sebesar 16,13. Nilai tersebut
merupakan hasil perhitungan nilai rata-rata posttest kelas eskperimen sebesar 83,23 dikurangi nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 67,10.
Sedangkan untuk kelas kontrol yang memanfaatkan media kartu bergambar memperoleh peningkatan nilai rata-rata penguasaan kosakata sebesar 7,9.
Nilai tersebut diperoleh melalui perhitungan nilai rata-rata posttest sebesar 76,29 dikurangi 68,39. Kemudian melalui perhitungan nilai rata-rata
peningkatan penguasaan kosakata kelas eksperimen sebesar 16,13 dikurangi nilai rata-rata peningkatan penguasaan kosakata kelas kontrol sebesar 7,9
diperoleh selisih nilai rata-rata peningkatan penguasaan kosakata sebesar 8,23. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen yang
memanfaatkan APE Square Steps English memperoleh peningkatan penguasaan kosakata yang lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol
yang memanfaatkan media kartu bergambar. Selain itu, melalui hasil perhitungan diperoleh pula bobot keefektifan APE Square Steps English
sebesar 10,24. Bobot keefektifan diperoleh dari hasil pengurangan rata-rata posttest kelas eksperimen dikurangi rata-rata posttest kelas kontrol kemudian
dibagi rata-rata pretest kedua kelas lalu dikalikan 100. Uji-t nilai gain score menggunakan bantuan komputer program SPSS 21 for Windows menunjukkan
bahwa nilai t
hitung
sebesar 2,134 yang artinya lebih besar daripada nilai t
tabel
1,670. Sedangkan nilai signifikansi yang diperoleh 0,037 kurang dari 0,05. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, hasil uji-t menunjukkan nilai
t
hitung
t
tabel
dan probabilitas signifikansi kurang dari 0,05 p 0,05, maka
90 APE Square Steps English memberikan pengaruh lebih besar terhadap
penguasaan kosakata Bahasa Inggris pada siswa kelas III SDN Nglempong dan lebih efektif dibandingkan dengan media kartu bergambar.
Hasil analisis data penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan pengaruh antara kelas eksperimen yang memanfaatkan APE Square Steps
English dengan kelas kontrol yang memanfaatkan media kartu bergambar dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan
uji-t yang menghasilkan nilai t
hitung
sebesar 2,134 yang lebih besar dari nilai t
tabel
1,670 serta perolehan nilai signifikansi 0,037 yang kurang dari 0,05. Selain itu juga terdapat perbedaan nilai rata-rata sebesar 6,94 yang berasal dari
pengurangan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dengan nilai rata-rata posttest kelas kontrol. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan apabila
nilai t
hitung
lebih dari t
tabel
dan nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka Ha yang berbunyi terdapat perbedaan pengaruh alat permainan edukatif APE
Square Steps English dan media kartu bergambar terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris pada siswa kelas III SDN Nglempong, diterima.
Penyampaian materi pelajaran Bahasa Inggris yang dikemas dalam APE Square Steps English memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu siswa
merasa lebih merasa senang mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris yang dahulu dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini senada dengan yang
diungkapkan oleh Badru Zaman 2006: 5-6 bahwa alat permainan edukatif sejatinya diciptakan guna memperjelas materi yang disampaikan oleh guru,
91 memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa dapat memperoleh
perasaan senang ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan alat permainan edukatif APE Square Steps English di
kelas eksperimen dapat memberikan stimulus atau rangsangan kepada siswa untuk dapat lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan
pendapat Mayke S. Tedjasaputra 2005: 81 bahwa salah satu ciri dari sebuah alat permainan edukatif adalah membuat anak terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran. Selain itu pemanfaatan APE Square Steps English yang digunakan
secara berkelompok juga memberikan efek positif terhadap kemampuan sosialisasi dan komunikasi siswa. Siswa pada saat bermain memiliki
kesempatan untuk bersosialisasi dengan lawan mainnya dan membangun komunikasi sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Badru Zaman
2006: 5-6 mengungkapkan bahwa fungsi dari alat permainan edukatif adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan teman sebayanya sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak.
Pada kelas kontrol yang menggunakan media kartu bergambar, terdapat peningkatan penguasaan kosakata meskipun tidak sebesar dengan
kelas eksperimen yang memanfaatkan APE Square Steps English. Tujuan digunakannya media kartu bergambar pada kelas kontrol sesuai dengan
pendapat Arsyad Ahzar 2011: 119 bahwa media kartu bergambar di dalam proses pembelajaran adalah untuk menjadi petunjuk dan rangsangan bagi
92 siswa untuk memberikan respon yang diinginkan, serta mempermudah
pemahaman siswa akan informasi yang terkandung dalam kartu bergambar. Namun, pada saat pembelajaran dengan media kartu bergambar berlangsung,
masih terdapat beberapa siswa yang tampak kurang bersemangat dan kurang responsif dengan apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini yang kemudian
mengakibatkan anak menjadi kurang terlibat aktif dalam pembelajaran. Baik pemanfaatan APE Square Steps English maupun media kartu
bergambar memberikan pengaruh yang positif terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan
media dapat membangkitkan motivasi serta minat belajar siswa. Selain itu metode pembelajaran dengan menggunakan media menjadikan pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan. Seperti diungkapkan Kasihani Suyanto 2010: 19 bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penguasaan kosakata seorang
anak adalah media pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian materi. Terlebih lagi media yang bersifat visual seperti halnya APE Square Steps
English dan media kartu bergambar dapat membuat siswa lebih mudah dalam memahami dan menghafal kosakata. Dalam pemanfaatannya, APE Square
Steps English lebih banyak memberikan peluang terjadinya interaksi antar siswa sehingga kosakata yang dikuasai oleh siswa lebih banyak dibandingkan
dengan siswa yang memanfaatkan media kartu bergambar. Hal tersebut juga senada dengan yang diungkapkan Kasihani Suyanto 2010: 19 bahwa
interaksi sosial akan berpengaruh pada kemampuan anak menguasai kosakata karena dalam proses interaksi sosial anak banyak menggunakan kosakata
93 dalam berbicara dan memahami pembicaraan. Situasi yang nyaman seperti
halnya bermain juga akan mendorong terjadinya proses interaksi sosial yang baik dan memungkinkan siswa untuk dapat belajar menguasai kosakata lebih
banyak.
H. Keterbatasan Penelitian