Waktu Penelitian Deskripsi Setting Penelitian
Tabel 5: Hasil Angket Pratindakan
No Pertanyaan
Sangat Setuju
Setuju Kurang
Setuju Tidak
Setuju
1 Saya tertarik dengan pelajaran
bahasa Indonesia. 6
18,75 23
71,88 3
9,37 -
2 Saya tertarik dengan proses
belajar – mengajar bahasa Indonesia.
8 25
20 68,75
2 6,25
- 3
Saya tertarik dengan pembelajaran menulis teks
diskusi pada pelajaran bahasa Indonesia.
3 9,37
5 15,63
18 56,25
6 18,75
4 Saya senang
jika mendapat
tugas menulis teks diskusi. -
5 15,63
19 59,38
8 25,00
5 Saya tahu cara menulis teks
diskusi. -
6 18,75
24 75,00
2 6,25
6 Saya bisa
menuangkan argumenpendapat dalam
menulis teks diskusi dengan mudah.
3 9,37
4 12,50
23 71,88
6 6,25
7 Saya tahu penggunaan bahasa
dan EYD yang tepat. 2
6.25 3
9,37 19
59,38 8
25 8
Pembelajaran menulis teks diskusi memerlukan banyak
latihan. 12
37,50 20
62,50 -
- 9
Saya merasa bahwa proses pembelajaran yang selama ini
dilakukan sudah membuat saya mahir dalam menulis teks
diskusi - 2
6,25 26
81,25 8
12,50
10 Menurut Anda,
perlukah penggunaan media
pembelajaran untuk mendukung keberhasilan
menulis teks diskusi? 27
84,37 5
15,63 -
-
Berdasarkan angket pada Tabel 5 tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat kegemaran siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia cukup
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang mencapai 71,88. Namun, kegemaran siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tidak sebanding
dengan kegemaran siswa terhadap pembelajaran menulis teks diskusi. Hanya
terdapat 25 siswa yang tertarik dengan pembelajaran menulis teks diskusi, selebihnya siswa tidak menyukai pembelajaran menulis teks diskusi.
Berdasarkan data angket tersebut diketahui pula bahwa siswa kurang melatih keterampilan menulis diskusi. Hal ini dapat dilihat dari angket informasi awal,
sebanyak 84,38 siswa tidak senang jika mendapat tugas menulis teks diskusi. Tabel 5 tersebut menunjukkan sebanyak 81,25 siswa menyatakan
tidak paham tentang menulis teks diskusi. Sebanyak 78,13 siswa mengalami kesulitan dalam mengemukakan gagasannya. Sedangkan, 84,38 siswa tidak
tahu penggunaan bahasa dan penerapan EYD yang tepat. Berdasarkan data tersebut pula dapat diketahui keterampilan menulis siswa masih tergolong
rendah. Siswa juga merasa bahwa pembelajaran menulis memerlukan banyak latihan. Pembelajaran yang dilakukan selama ini belum dapat membuat siswa
memiliki keterampilan dalam menulis teks diskusi yang baik. Hal ini yang mendasari sebanyak 84,37 siswa menyatakan perlu adanya penggunaan
media pembelajaran untuk mendukung keberhasilan menulis teks diskusi. Setelah mendapatkan informasi awal keterampilan siswa dalam menulis
teks diskusi, peneliti bersama kolaborator mengukur kemampuan siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 8 Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan dengan mengadakan
tes sebelum siswa dikenai tindakan pratindakan kegiatan menulis teks diskusi. Selain itu, untuk mengetahui skor rata-rata kelas pada setiap aspek
keterampilan menulis teks diskusi, peneliti menghitung jumlah skor tiap-tiap aspek dan membaginya dengan jumlah siswa pada kelas VIII-5 SMP Negeri 8