Pengaruh Persepsi Pasien Umum tentang Mutu Sarana Pelayanan

tersebut kurang tanggap dan kurang termotivasi dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Menurut Aditama 2004 kekurangpuasan perawat terhadap pekerjaan akan menyebabkan kurangnya motivasi kerja perawat. Keadaan ini akan menyebabkan kurangnya kualitas pelayanan yang dalam jangka panjang dapat menimbulkan keluhan pasien seperti perawat kurang ramah dan kurang sabar. Hasil uji statistik multivariat mutu pelayanan perawat berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, dengan nilai probabilitas p= 0,004 0,05, nilai ExpB= 11,807; CI For Exp B 2,246-62,059. Hal ini berarti responden yang memiliki persepsi baik tentang mutu pelayanan perawat, berpeluang 11-12 kali memanfaatkan ulang Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi tidak baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Aryanti 2010 yang mengungkapkan bahwa persepsi terhadap mutu pelayanan keperawatan tidak sesuai dengan harapan pasien. Minat pemanfaatan ulang pelayanan kurang, yaitu 37,3 . Demikian juga dengan hasil penelitian Mulyanto 2006 yang mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara persepsi pasien terhadap mutu pelayanan perawat dengan kesediaan ulang memanfaatkan pelayanan.

5.1.4 Pengaruh Persepsi Pasien Umum tentang Mutu Sarana Pelayanan

terhadap Pemanfaatan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan Mengacu kepada hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa persepsi pasien umum tentang mutu sarana pelayanan, sebanyak 50 orang 56,8 pada kategori Universitas Sumatera Utara tidak baik Tabel 4.10. Hal ini terkait dengan jawaban responden atas 5 dimensi mutu sarana pelayanan dimensi kehandalan reliability, dimensi daya tanggap responsiveness dimensi jaminan assurance, dimensi empati emphaty dan dimensi bukti fisik tangibles responden lebih banyak menyatakan tidak setuju Tabel 4.9. Manajamen rumah sakit perlu melakukan langkah-langkah untuk meminimalkan keluhan melalui peningkatan mutu sarana pelayanan kesehatan di ruang pemeriksaan dan perawatan serta perbaikan sarana yang ada, seperti jumlah bantal, tempat tidur, spray, sarung bantal, sandaran infus, pispot serta kompetensi petugas yang menggunakan peralatan kesehatan. Perlu memperbaiki dan membersihkan kamar mandi WC secara rutin, sehingga membuat pasien nyaman. Penilaian responden tentang persepsi sarana rawat inap rumah sakit ini sesuaii dengan beberapa penelitian penilaian sarana rumah sakit pada rumah sakit lain. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Mukti 2007 mengungkapkan bahwa faktor sarana pelayanan mempunyai peran yang sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien, yaitu persepsi tentang kebersihan rumah sakit secara umum, ruangan perawatan, kerapian bangunan, dekorasi ruangan dan penampilan staf rumah sakit. Hasil uji statistik multivariat mutu sarana pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, dengan nilai probabilitas p= 0,022 0,05, nilai ExpB= 6,878; CI For Exp B 21,316- 35,942. Hal ini berarti responden yang memiliki persepsi baik tentang mutu sarana Universitas Sumatera Utara pelayanan, berpeluang 6- 7 kali memanfaatkan ulang Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi tidak baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Aryanti 2010 yang mengungkapkan bahwa persepsi terhadap mutu sarana pelayanan kesehatan tidak sesuai dengan harapan pasien. Minat pemanfaatan ulang pelayanan kurang, yaitu 37,3 . Variabel admisi memberikan pengaruh yang terbesar Exp B= 4,803, diikuti oleh mutu sarana Exp B= 2,535 dan mutu pelayanan dokter rawat inap Exp B= 1,568. Demikian juga dengan hasil penelitian Mulyanto 2006 yang mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara persepsi pasien terhadap mutu sarana ra wat inap dengan kesediaan ulang memanfaatkan pelayanan. 5.1.5 Pengaruh Persepsi Pasien Umum tentang Mutu Lingkungan Pelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan Mengacu kepada hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa persepsi pasien umum tentang mutu lingkungan pelayanan, sebanyak 48 orang 54,5 pada kategori tidak baik Tabel 4.12. Hal ini terkait dengan jawaban responden atas 5 dimensi mutu lingkungan pelayanan dimensi kehandalan reliability, dimensi daya tanggap responsiveness dimensi jaminan assurance, dimensi empati emphaty dan dimensi bukti fisik tangibles responden lebih banyak menyatakan tidak setuju Tabel 4.11. Manajamen rumah sakit perlu melakukan langkah-langkah untuk meminimalkan keluhan melalui peningkatan mutu lingkungan pelayanan Antara lain penataan ruang penerimaan, kamar periksa, fasilitas parkir, kamar mandi dan WC Universitas Sumatera Utara untuk pasien. Apabila dilihat pada Tabel. 4.16, tentang keluhan pasien yang”tidak bersedia” salah satu diantaranya adalah kebersihan kamar mandi dan WC. Hasil uji statistik multivariat mutu lingkungan pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, dengan nilai probabilitas p= 0,024 0,05, nilai ExpB= 4,867; CI For Exp B 1,235- 19,176. Hal ini berarti responden yang memiliki persepsi baik tentang mutu lingkungan pelayanan, berpeluang 4- 5 kali memanfaatkan ulang Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi tidak baik. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Zeithmall et al. 1996 yang menyatakan bahwa lingkungan rumah sakit mempunyai peran yang sangat penting untuk membuat pasien mau memanfaatkan faslitas pelayanan di rumah sakit dan menjadi pertimbangan untuk kembali lagi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Aryanti 2010 yang mengungkapkan bahwa persepsi terhadap mutu lingkungan pelayanan tidak sesuai dengan harapan pasien. Minat pemanfaatan ulang pelayanan kurang, yaitu 37,3 . Variabel mutu lingkungan pelayanan dokter rawat berpengaruh terahdap minat pemanfaatan ulang rumah sakit. Demikian juga dengan hasil penelitian Mulyanto 2006 yang mengungkapkan bahwa terdapat penagruh yang bermakna antara persepsi pasien terhadap mutu lingkungan pelayanan dengan kesediaan ulang memanfaatkan pelayanan. Universitas Sumatera Utara

5.2 Pemanfaatan Ulang Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan