Pemanfaatan Ulang Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan

5.2 Pemanfaatan Ulang Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan

Hasil penelitian menunjukkan 68,2 responden menyatakan tidak bersedia mayoritas beralasan faktor kebersihan kamar mandiWC tidak bersih dan yang bersedia memanfaatkan ulang 31,8 Tabel 4.15 dengan alasan jika pelayanan dokter dan perawat sopan serta ramah. Pemanfaatan rumah sakit dominan pada kelompok umur 21-40 tahun dewasa tengah, 46,6 berpendidikan SLTA dan Akademi 44,3, bekerja sebagai pegawai swasta dan wiraswastapedagang serta 72,7 tinggal di Kota Medan Tabel 4.2, responden dengan karakteristik seperti ini lebih kritis dalam hal tuntutan pelayanan. Rendahnya minat pasien umum memanfaatkan kembali rumah sakit terkait dengan hasil penelitian yang menunjukkan persepsi pasien secara umum tentang mutu pelayanan 65,9 pada kategori tidak baik. Manajemen rumah sakit sering terfokus pada diferensiasi bentuk produk jasa, kualitas jasa, harga dan keuntungan pelayanan tambahan jaminan, servise dan bukan kearah bagaimana agar pelanggan atau pasien merasa puas. Padahal, memuaskan pasien agar tidak berpaling kerumah sakit lain adalah salah satu kiat sukses untuk membuat Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan berbeda dengan rumah sakit pesaing lainnya, namun hal ini kadang-kadang dianggap terlalu berlebihan. Membuat pelanggan atau pasien agar kembali memanfaatkan, manajemen rumah sakit harus memiliki strategi. Menurut Robert dan Provest bahwa dimensi mutu pelayanan dapat ditinjau dari penyelenggara pelayanan, penyandang dana dan pemakai jasa pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan bagi pasien, seperti ketanggapan Universitas Sumatera Utara petugas, memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas kesehatan dengan pasien, empati dan keramah tamahan petugas kesehatan dengan pasien dalam rangka kesembuhan penyakit pasien tersebut. Beberapa faktor yang mendorong pasien memanfaatkan kembali pelayanan rumah sakit adalah persepsi pasien terhadap mutu pelayanan unit rawat jalan dan inap yang diterima, apabila pelayanan yang diterima sesuai dengan kebutuhan, harapan dan keinginan konsumen, maka sebagian besar pasien akan terkesan dengan pengalaman pertamanya memanfaatkan pelayanan unit rawat jalan dan inap. Keputusan untuk memanfaatkan rumah sakit yang pertama mungkin dari orang tua atau keinginan pasien itu sendiri, keluarga terdekat, tetangga atau dari promosi rumah sakit. Tetapi lain halnya dengan pengalaman ke dua dan seterusnya, kemungkinan pasien Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan terdorong karena kesan pasien pertama kali terhadap mutu pelayanan yang dirasakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Tjiptono 2000 yang mengungkapkan bahwa pengalaman baik dalam memanfaatkan rumah sakit dijadikan dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan memanfaatkan ulang rumah sakit. Disamping itu pengalaman yang baik akan diinformasikan kepada orang lain dilingkungannya. Menurut Djauzi 2004, pelayanan yang dapat menarik minat pasien untuk memanfaatkannya kembali adalah pelayanan yang memiliki perhatian yang tinggi, yaitu : 1 Kemudahan pasien menghubungi petugas 2 Kemampuan petugas dalam berkomunikasi dengan pasien Universitas Sumatera Utara 3 Kemampuan petugas memahami keinginankebutuhan pasien 4 Kemampuan petugas membantu pasien mengatasi keluhanrasa sakit yang diderita 5 Kemampuan petugas bersikap sabar Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Persepsi pasien umum tentang mutu pelayanan administrasi dan dokter kategori kurang baik, sedangkan pelayanan perawat, sarana pelayanan, lingkungan pelayanan kategori tidak baik. 2. Persepsi pasien umum tentang mutu pelayanan administrasi, dokter, perawat, sarana pelayanan, lingkungan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan. 3. Persepsi pasien umum tentang mutu pelayanan dokter merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan. 4. Persepsi pasien umum tentang mutu pelayanan sebesar 77,1 memengaruhi pemanfaatan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, sisanya sebesar 22,9 dipengaruhi oleh faktor lain seperti gaya kepemimpinan dan lingkungan fisik. 6.2 Saran Kepada manajemen Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan sebagai provider mengupayakan perbaikan dimensi mutu pelayanan dalam rangka meningkatkan pemanfaatan disrankan untuk: Universitas Sumatera Utara