Proses Produksi Aplikasi Simulasi Sistem Untuk Perencanaan Pembelian Bahan Dan Persediaan Produk Di PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries

2.6.6. Waste Treatment

Limbah yang dihasilkan pada pabrik ini terdiri atas limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. 1. Limbah padat Limbah padat yang dihasilkan berupa sisa hasil olahan makanan laut. Sisa tersebut berasal dari stasiun pencucian dan penyortiran bahan laut. Hasil dari limbah padat ini akan diolah menjadi bahan pakan ternak yang bisa dijual kembali ke perusahaan pakan ternak. 2. Limbah cair Limbah cari berasal dari stasiun pencucian dan pemasakan. Pada stasiun pencucian digunakan untuk membersihkan bahan olahan laut tersebut dan pencucian dilakukan sebanyak dua kali. Pada stasiun pemasakan, bahan olahan laut dimasak dengan cara direbus selama 2-3 menit. Limbah cair ini akan diolah di tempat penampungan limbah cair dan dialirkan ke tempat penampungan limbah cair pusat di KIM 1 untuk diolah selanjutnya. 3. Limbah gas Limbah gas berasal dari mesin boiler yang digunakan sebagai pembangkit energi dalam perusahaan. Limbah gas ini langsung dibuang ke udara bebas melalui cerobong asap. BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Pembelian

3.1.1. Peran dan Lingkup Pembelian

1 Akibat yang diperoleh adalah semakin beragamnya jenis produk, semakin pendek siklus kehidupan sebuah produk, dan semakin tingginya standar kualitas sejalan dengan konsumen-konsumen yang jeli. Sebaliknya, ini berarti bahwa para pembeli harus menemukan pemasok yang bisa mengembangkan jenis material dan bagian-bagian peralatan yang semakin beragam, memperpendek skala waktu pengembangannya, dan memenuhi standar kualitas yang paling ketat. Sangatlah Hampir semua orang mau mengakui bahwa tidak suka dan juga tidak hebat dalam menjual, tapi orang-orang percaya bahwa orang tersebut adalah pembeli yang baik. Orang-orang membeli barang dalam hidup mereka sehari-hari dan telah melatih keahilan mereka selama bertahun-tahun. Banyak bagian yang ditelaah dari sudut pandang manufaktur, konsepnya bisa diaplikasikan untuk organisasi publik dan pelayanan. Selama 3 dekade terakhir, bisnis-bisnis telah mengalami beberapa insiatif besar. Hasil akhirnya menyebabkan perubahan yang fundamental dalam hal bagaimana pembelian dilakukan. Tahun 1960-an dan 1970-an ketika revolusi pasar terjadi. Produk atau pelayanan dari sebuah perusahaan dibuat untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari individu-individu dalam segmen pasar. 1 Stephen Carter, Sukses Pembelian, Jakarta, Prestasi Pustaka, 2002, h. 1-6. sulit untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen dan masih tetap mendapatkan profit dengan menggunakan metode manufaktur yang tradisional yang dikembangkan untuk produk-produk pasar masal. Sebagai tambahan perubahan-perubahan ini, tekanan lainnya muncul pada tahun-tahun terakhir. Tekanan itu termasuk di antaranya: 1. Gerakan untuk kembali ke asal di banyak perusahaan yang membuat mereka menyewa pihak lain untuk menjalankan operasi-operasi yang dianggap bukan merupakan kegiatan inti. Hal ini meningkatkan jarak, nilai, dan kompleksitas produk dan pelayanan yang sekarang dibeli. 2. Kesadaran bahwa hampir semua pengeluaran biaya untuk suatu produk baru diputuskan di tahap perencanaan serta keterlibaatan pemasok di saat awal bisa sangat menurunkan biaya. Ini berakibat pada bagaimana cara menyeleksi dan mengatur pemasok. 3. Tekanan dari para aktifis lingkungan memberi garis bawah pada penggunaan ulang, preservarsi, dan daur ulang. Ini berarti bahwa para pemasok harus mengembangkan produk yang ada atau pembeli harus mencari produk baru. 4. Kesadaran bahwa lebih dari separuh biaya yang menentukan kualitas proses manufaktur disebabkan kualitas barang-barang uang dibeli dari pemasok.

3.1.2. Pengukuran Performa

Pembelian dan Peningkatan yang Berkesinambungan 2 2 Ibid., h. 102-110. Ukuran performa bisa menjadi alat yang sangat bagus untuk memotivasi kedua pihak baik pembeli dan pemasok dalam membuhi tujuan dan target perusahaan. Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa apa yang bisa diukur berarti berhasil. Walaupun demikian, harus sangat berhati-hati dalam menentukan ukuran performa karena ini akan menentukan segala hal yang dipandang sebagai prioritas oleh departemen pembelian dan pemasok. Ini bisa menjadi penghalang mendapatkan yang terbaik bagi perusahaan secara keseluruhan. Sebagai contoh, misalnya menentukan ukuran performa pembeli adalah memproses 50 permintaan pesanan dalam satu hari. Suatu ketika, pembeli menerima permintaan untuk membeli produk tertentu yang tidak sesuai dengan jumlah itu. Haruskah pembeli memproses permintaan pesanan dengan cepat agar memenuhi target atau menghabiskan waktu untuk mencari sumber yang potensial, membuat analisa biaya, dan mencari tahu apakah ada cara yang termurah dalam memenuhi persyaratan pengguna. Ada beberapa poin yang harus diingat ketika memutuskan ukuran performa yang paling sesuai bagi pembeli atau pemasok tertentu. 1. Aktivitas tersebut harus mudah diukur. Bila orang-orang tidak memahami bagaimana cara menilai ukuran performa, mereka tidak akan termotivasi untuk meningkatkan diri. 2. Ukuran performa harus kuantitatif sebisa mungkin. Akan tetapi, beberapa aktivitas karena sifatnya yang unik tetap akan subjektif. 3. Orang yang mengukur performa harus melihat korelasi antara peningkatan dalam aktivitasnya dan peningkatan dalam ukuran performa. 4. Harus ada umpan balik mengenai efek perubahan dalam aktivitas. Semakin lama jarak antara performa dan umpan baliknya, semakin sedikit kemungkinan orang yang terlibat mampu mengambil langkah positif. 5. Aktivitas yang diukur harus di bawah kontrol orang tersebut. Keahlian kunci bagi pembeli adalah memilih ukuran yang memotivasi tim eksternal maupun tim internal untuk menghasilkan performa kelas dunia. Terdapat 3 tipe dasar pembelian, masing-masing membutuhkan ukuran performa yang berbeda yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pembelian transaksional Ini adalah produk-produk yang lebih banyak pengaruhnya dalam kuadran non kritis dari portofolio pembelian. Strategi pada produk-produk seperti ini adalah membelinya dengan cara seefisien mungkin. Oleh karena itu, ukuran performa harus berfokus pada efisiensi. Pengaplikasian pendekatan ini akan memberikan beberapa rasio kunci yang akan mengukur keefisienan dari transaksi dalam proses pembelian sehingga dapat dimonitor trend dalam rasio dan menentukan target peningkatan. 2. Pembelian taktikal Kunci ukuran bagi kelompok ini haruslah merefleksikan keefektifan dari proses pembelian. Ada banyak ukuran yang bisa digunakan dan terserah pada pembeli untuk memutuskan manakah yang paling sesuai bagi kebutuhan khusus perusahaan. Waktu pengiriman adalah kunci ukuran bagi perusahaan. Tanggung jawab pembeli yang pertama adalah mendukung jalur operasi perusahaan dan memastikan bahwa persediaan tersedia saat dibutuhkan. 3. Pembelian strategis Penggantian penekanan dalam mengukur performa untuk merefleksikan