Pemberian Obat oleh Dokter Proses Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

98

2. Pemberian Obat oleh Dokter

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai tanggapan responden bahwa pemberian obat oleh dokter dalam pelayanan kesehatan telah berhasil meningkatkan kesembuhan peserta, yaitu keseluruhan responden menjawab setuju atas hal tersebut. Menurut hasil kuesioner dan wawancara peneliti dengan beberapa responden diketahui bahwa tanggapan responden yang demikian alasannya adalah karena mereka sudah pernah merasakan kesembuhan dari penyakit yang diderita setelah mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter di RSUD Lukas Hilisimaetano. Ketika diserang penyakit yang sama seperti sebelumnya, mereka menganggap hal itu terjadi karena kelalaian diri sendiri yang tidak menjaga kondisi kesehatan dengan baik, bukan karena obat yang dikonsumsi sebelumnya atas resep dokter tidak mujarab untuk menyembuhkan penyakitnya. Sehingga, responden setuju bahwa pemberian obat yang diberikan oleh dokter bermanfaat untuk memulihkan kembali atau menyembuhkan kondisi kesehatan yang sebelumnya sakit.

3. Proses Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan proses pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Lukas Hilisimaetano disajikan dalam tabel 5.16 berikut ini : 99 Tabel 5.16 Distribusi berdasarkan Proses Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta di RSUD Lukas Hilisimaetano No. Kategori Frekuensi F Persentase 1. 2. 3. Baik Kurang Baik Tidak Baik 37 1 14 71,15 1,92 26,92 Jumlah 52 100,00 Sumber : Kuesioner, 2015 Kesembuhan pasien merupakan hal yang penting dalam mengukur kualitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.14 menunjukkan bahwa terdapat 37 responden yang memberikan tanggapan baik terhadap proses pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Lukas Hilisimaetano. Indikator proses pelaksanaan pelayanan kesehatan yang baik meliputi tingginya angka kesembuhan pasien, rendahnya efek samping yang dialami, rendahnya kematian pasien, dan tingginya angka kepuasan pasien. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, sebagian besar responden berpendapat bahwa proses pelayanan kesehatan di RSUD Lukas Hilisimaetano sudah sesuai dengan indikator. Sehingga, mereka memberikan tanggapan yang baik terhadap proses pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi peserta yang dilaksanakan di RSUD Lukas Hilisimaetano. Tabel di atas juga menyajikan data dimana terdapat 1 responden yang memberikan tanggapan kurang baik. Proses pelayanan kesehatan yang kurang baik dalam hal ini maksudnya yaitu ada hal-hal yang tidak sesuai dengan indikator. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden, hal yang tidak 100 sesuai tersebut adalah rendahnya angka kesembuhan dan kepuasan pasien. Responden tidak merasakan adanya tingkat kesembuhan yang dialami setelah 3 kali melakukan proses pelayanan kesehatan di RSUD Lukas Hilisimaetano. Sehingga hal ini berpengaruh pada rendahnya tingkat kepuasan responden terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan petugas kesehatan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan responden memberikan tanggapan kurang baik terhadap proses pelaksanaan pelayanan kesehatan. Responden yang memberikan tanggapan tidak baik terhadap proses pelaksanaan pelayanan kesehatan, yaitu berjumlah 14 orang. Proses pelaksanaan pelayanan kesehatan yang tidak baik berarti secara keseluruhan tidak memenuhi indikator. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti, sikap responden yang demikian didukung alasan yang kuat yaitu alat-alat medis di RSUD Lukas Hilisimaetano masih kurang lengkap, sehingga proses pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dikerjakan tidak maksimal. Selain karena kurangnya kelengkapan alat-alat medis, alasan lainnya yaitu dalam proses pelaksanaan pelayanan kesehatan tidak tersedia dokter spesialis yang memadai untuk menangani berbagai macam penyakit. Tersedia atau tidak tersedianya dokter spesialis di setiap Rumah Sakit juga menjadi tolak ukur untuk menilai kualitas dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan.

3. Kesesuaian Pelayanan Kesehatan dengan Kebutuhan Peserta