Informan II Informan Kunci .1. Informan I

5.3.2. Informan II

Nama : Devi Nukita Ramayani Alamat : Jln. Harapan Pasti Timur gg Rangkuti No. 3 Usia : 20 tahun Agama : Islam Kondisi kecacatan : tangan kanan diamputasi karena kecelakan Devi adalah anak kedua dari tiga bersaudara.Dia dibesarkan dari keluarga yang sederhana tetapi termasuk dalam kategori yang berkecukupan.Ayahnya yang bekerja sebagai mandor di sebuah pabrik minyak di daerah Tanjung Morawa sedangkan ibunya membuka usaha kecil di rumah berjualan sayur – mayur dan lainnya. Mereka memiliki kehidupan yang bahagia, dengan di temani seorang kakak dan adik perempuan devi tumbuh dan berkembang dengan baik dalam keluarga tersebut.Setelah devi menyelesaikan pendidikannya di SMA sambil – sambil mengikuti ujian masuk perguruan tinggi devi selalu menghabiskan waktunya dengan membantu ibu nya berjualan dan selalu mengantar adiknya ke sekolah. Disela – sela kesibukannya devi juga senang bermain facebook, dan sering berinteraksi dengan teman – teman facebooknya sampai ada seorang temannya mengajak devi untuk bekerja di toko ponsel di salah satu Mall yang ada di Medan. Sebelumnya devi masih ragu dengan ajakan temannya tersebut dan devi pun menanyakan pendapat semua keluarga, karena devi memiliki waktu luang dan hal yang dikerjakannya pun positif maka semua keluarganya pun memberikan izin bekerja karena juga tempat devi bekerja pun tak jauh dari rumahnya. Setelah berbulan – bulan devi menikmati aktifitasnya tersebut dan devi pun senang dapat memberikan sesuatu kepada orang tua, kakak dan adiknya dengan hasil keringatnya sendiri. Universitas Sumatera Utara Sampai pada suatu ketika ibu nya berkata bahwa devi harus melanjutkan kuliah dan dapat berhenti dari pekerjaannya tersebut. Tetapi devi merasa bahwa sudah merasa enak dengan mencari uang sendiri dan dapat membuat orangtuanya senang devi masih menolak untuk melanjutkan kuliah. Karena pekerjaannya itu sudah ditentang oleh orang tuanya devi memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan kembali melanjutkan rutinitas dengan membantu ibunya berjualan dan juga mengantar adiknya sekolah. Hari – hari yang dilalui itu pun merasa membosankan baginya karena dia sudah terbiasa dengan kesibukannya dulu dan dia pun meminta izin untuk kembali mencari pekerjaan lainnya, dengan berat hati keluarganya pun mengizinkan devi untuk mencari pekerjaan dan tanpa kebetulan ada teman devi yang sedang mencari orang yang bekerja satu tim dengannya sebagai spg produk kopi terkenal di Indonesia, dengan meminta izin terlebih dahulu kepada kedua orang taunya akhirnya devi bekerja sebagai SPG tersebut. Berbulan – bulan devi menikmati pekerjaannya tersebut keluarganya juga selalu mengantar dan menjemput devi saat bekerja. Sampai pada suatu ketika devi beserta timya di minta untuk memasarkan produknya itu di Berastagi. Dan devi pun meminta izin kepada orang tuanya untuk bekerja di berastagi selama seminggu. Orang tua nya mengizinkan devi pergi kerja di luar kota dan selalu menjemputnya saat sudah sampai Medan, begitu seterusnya dilakukan orang tuanya selama 5 hari. Pada hari terkahir devi selesai bekerja di Berastagi mobil yang di tumpangi devi beserta dengan satu timnya mengalami kecelakaan di jalan pancur batu, mobil devi berpapasan dengan sebuat truk berlawanan arah dan truk tersrbut mengenai kaca mobil tersebut hingga pecah dan pecahan kaca itu mengenai tangan devi yang sedang duduk dekat jendela. Tangan kanan devi terputus seketika dan langsung dilarikan ke rumah sakit oleh teman – teman yang ada di dalam tim nya tersebut. Pada awalnya kondisi tangannya memang sudah sangat memprihatinkan tetapi hanya seperempat yang terputus karena pihak dokter melihat keadaan tangan yang telah membusuk akhirnya tangan kanan devi harus di amputasi lebih dari separuhnya. Kejadian Universitas Sumatera Utara tersebut terjadi tepat pada 2 hari awal ramadhan tahun 2012. Sebelum keadaan itu terjadi, ibu nya devi memang sudah memiliki firasat yang tidak baik, karena devi sampai pukul 22.00 malam tidak kunjung menelepon keluarga untuk meminta mereka menjemputnya sampai pukul 02.00 pagi keluarga devi menerima kabar dari rumah sakit bahwa anaknya sedang sekarat dan akan dilakukan operasi pemotongan tangan kanannya, ibu nya sangat terkejut dan meminta kepada pihak rumah sakit bahwa untuk menunggu kedatangannya. Sangat pilu yang dirasakan ibu nya saat itu, anak perempuan yang dilahirkannya dengan keadaan normal dan membesarkannya dari kecil sampai sedewasa ini tak ada memiliki kekurangan sedikit pun tiba – tiba mengalami ujian yang sangat berat seperti ini. Sampai di rumah sakit akhirnya tangan devi pun diamputasi sampai lebih dari separuh, seluruh keluarga besar sangat terkejut dan merasa kasihan kepada devi, Devi orang yang sangat periang dan ramah kepada siapapun setiap dia menerima gaji dari hasil kerjanya dia tidak pernah lupa memberikan sesuatu kepada kakeknya. Selama 1 bulan devi menerima perawatan secara intensif, dan di rumah sakit semua keluarga bahkan teman – teman yang lain turut merasakan kesedihan yang sangat mendalam atas kejadian yang dihadapinya. Devi mengatakan ketika di rumah sakit kadang dia termimpi – mimpi bahwa tangannya yang diamputasi menangis memanggil namanya dan devi juga sering berhalusinasi memanggil namanya, keluarga devi bertanya kepada dokter yang bertanggung jawab dan dokter pun mengatakan bahwa devi sedang mengalami penyakit trauma setelah di amputasi. Setelah devi keluar dari rumah sakit, masalah utama yang paling penting adalah bagaimana dia dapat melanjutkan hidupnya keadaan kecacatan yang dideritanya sekarang. Berbagai cara dilakukan untuk mengembalikan semangat devi lagi seperti mendatangkan guru ngaji agar spiritual nya kuat bahwa kejadian yang dialaminya sekarang datangnya dari Tuhan kemudian keluarganya juga ingin devi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dengan petimbangan yang lama devi pun menyetujui untuk melanjutkan kuliah jurusan pendidikan Universitas Sumatera Utara agama kelak nanti keluarganya berharap devi bisa menjadi guru ngaji dan menjadikan dirinya motivasi kepada yang lainnya. Tetapi begitu pun devi masih merasa kan adanya tidak percaya diri dengan keadaan dia yang sekarang ini, padahal banyak teman – teman yang berusaha mendekatkan diri padanya, mereka semua selalu memberikan semangat kepada nya mereka sering mengajak devi untuk belajar bersama, jalan – jalan bersama, bahkan berkunjung ke kerumah teman yang lainnya tetapi devi selalu menolak ajakan – ajakan seperti itu devi memilih langsung pulang ke rumah ketika kuliahnya telah selesai kadang pun di kampus devi jarang sekali berinteraksi dengan yang lainnya devi hanya sendiri saat teman – teman yang lain ingin bermain bersamanya devi selalu menolaknya begitu juga hal yang sama terjadi di lingkungan rumahnya devi selalu berada di dalam kamar ketika tetangga – tetangganya ingin mengajak bermain dia selalu menolaknya, keadaan seperti itu membuat keluarga devi sangat sedih dan tidak tahu lagi berbuat apa, mereka bertanya kepada sanak saudara bagaimana yang harus dilakukan untuk membangun semangat devi lagi seperti saat keadaan normalnya, begitu banyak hal – hal yang dilakukan keluarga, sanak keluarga devi selalu dapat berkunjung dan bermain dengannya dan kemudian mengajak bermain keluarga bersama sepupu – sepupu devi, setiap minggu hal seperti itu dilakukan agar devi merasakan bahwa devi masih tetap akan sama seperti biasanya, tetapi sangat disayangkan devi tidak ingin lagi melanjutkan kuliahnya, dia hanya ingin di rumah dan membantu ibunya berjualan, keluarga devi kembali bersedih karena jika dia tidak ingin melanjutkan kuliahnya apa yang akan dilakukannya masa depan kelak. Ibunya pun kembali bercerita kepada semua saudara – saudara bahwa devi tidak mau melanjutkan sekolahnya lagi dan hanya mau di rumah saja, semua keluarga pun ikut membantu mencari – cari informasi dimana kumpulan – kumpulan anak cacat dan akhirnya sepupu devi mendapatkan informasi dari kenalan bahwa di Medan ini ada panti sosial yang khusus membina anak – anak disabilitas. Sepupunya pun memberikan informasi tersebut kepada anggota keluarga devi, dengan senang hati ibu nya Universitas Sumatera Utara melihat terlebih dahulu panti sosial yang diberitahukan kepadanya. Sampailah ibu devi ke panti sosial tersebut dan bertemu dengan salah satu pegawai disana, mereka pun memberikan banyak informasi mengenai panti tersebut bahwa anak – anak penyandang disabilitas akan dibina menurut keahlian dan bakatnya masing dan selalu diberikan motivasi – motivasi setiap harinya. Ibunya devi pun menceritakan semua informasi yang telah didapatkan ibunya kepada devi, awalnya devi menolaknya dia hanya ingin berada dirumah saja, ibunya pun merasa sangat kecewa merasa hal – hal yang diusahakan semua keluarganya tidak mendapatkan tanggapan yang baik dari devi. Seluruh keluarga besar devi selalu membujuk – bujuk devi agar mau mengikuti pembinaan di panti sosial tersebut dan hanya 1 tahun jauh dari ibu dan anggota keluargnya lainnya, sangat lama devi berpikir sangat lama sekali sampai akhirnya ibunya pun pasrah dan menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada devi tetapi setelah pertimbangan yang sangat lama akhirnya devi pun menyetujui masukan tersebut dan dia pun mendaftar diri ke Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara. Selama sebulan devi masih tidak nyaman dan hanya berdiam diri saja banyak pekerja sosial yang berusaha mendekatkan diri padanya begitu juga teman – teman yang lain, selama sebulan devi selalu meminta keluarganya untuk membawanya pulang lagi tetapi hal itu tidak disetujui pihak keluarga maupun pihak panti devi harus tetap mengikuti pembinaan selama 1 tahun. Berbulan – bulan devi tinggal di panti dan selalu mendapatkan pengawasan dari pekerja sosial yang bertanggung jawab atas dirinya dan staf – staf yang lain, lama kelamaan devi sudah mulai terbiasa berinteraksi dengan semua orang yang ada di panti dan mulai bergaul dengan teman – teman lainnya. Selama devi di dalam panti devi masih tetap berhubungan dengan keluarga khususnya dengan ibunya biasanya dua hari sekali atau kadang satu minggu sekali ibunya menelepon devi dan menanyakan bagaimana keadaannya disana. Devi sudah mulai menceritakan – ceritakan kegembiraannya selama berada di panti dan membuat ibunya merasa tenang dan senang atas perubahan sikapnya tersebut. Saat devi bersedih dan Universitas Sumatera Utara mendapatkan masalah devi selalu bercerita kepada ibunya dan ibunya selalu memberikan saran – saran untuk membantu mengurangi atau menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi devi. Saat devi masih tinggal dengan keluarganya devi selalu diajak keluarganya ke acara – acara agar devi merasa terbiasa dengan keadaaan sekitar dan tidak merasakan malu lagi dengan keadaannya tersebut, awalnya devi tidak pernah mau kalau diajak keluarganya untuk datang ke acara lain tetapi dengan bujukan keluarganya bahwa devi harus tetap berinteraksi dengan masyarakat luar paling tidak berinteraksi dengan keluarga besar lainnya. Tidak ada satu orang keluarga pun yang mengacuhkannya, Devi sangat disayangi keluarganya dan pasti diterima dalam keluarganya di rumah maupun saudara – saudara yang lainnya. Perilaku keluarga devi sangat baik terhadapnya, kapan ada waktu kosong Devi selalu diajak berlibur bersama saudara yang lainnya. Semua sepupu Devi sangat dekat padanya, bahkan mereka juga selalu mengajak Devi untuk jalan – jalan ke Mall dan hal lainnya. Semua keluargnya juga mengakui keberadaannya dari lingkungan luar, kemana pun Devi selalu dibawa dan diajak untuk diperkenalkan dengan keluarga lainnya dan masyarakat luar. Ketika ada orang lain yang mengejek – ejek kondisi tubuhnya ayah devi selalu memarahi orang itu dan juga ayahnya selalu memberikan semangat kepada Devi untuk tetap semangat dan tidak putus asa. Keluarganya juga selalu memenuhi permintaan yang benar – benar dia perlukan, keluarganya tidak mau selalu memenuhi semua permintaannya agar Devi tidak seenaknya. Perlindungan yang diberikan keluarganya terhaadapnya misalnya menjauhkan devi dari orang – orang yang belum bisa menerima keadaanya devi dan masih mengejek – ejek dirinya, saat sakit pun keluarga Devi sangat mengkhawatirkan keadaannya dan selalu cepat – cepat dibawa unutk periksa ke dokter. Devi sering meminta bantuan dengan ibu dan kakaknya, mereka tidak pernah menolak untuk membantu Devi. Seperti misalnya, saat Devi belum terbiasa melakukan hal – hal Universitas Sumatera Utara dengan satu tangan Devi selalu meminta ibu atau kakaknya untuk membantu, saat devi membutuhkan transportasi juga semua keluarga devi mau mengatarkan Devi ke tujuannya itu. Sewaktu Devi mengalami kecelakaan, dia mendapatkan asuransu kerja dari perusahaannya tersebut. Devi terbebas dari biaya rumah sakit dan juga mendapatkan tangan palsu yang semuanya di tanggung oleh perusahaannya tersebur. Dari pemerintah sendiri pernah mendapatkan sejumlah uang untuk semua penyandang cacat. Bantuan – bantuan seperti itu sangat membantu Devi. Hubungan keluarganya antara dirinya sendiri sangat lah dekat. Dia selalu menceritakan keluh kesahnya dengan ibu nya, dan ibu nya sangat sabar mendengarkan semua cerita – cerita anaknya itu. Misalnya devi memiliki masalah dengan temannya dia selalu bercerita dengan ibunya dan menanyakan solusi kepada ibunya. Devi sangat nyaman menceritakan semua masalah dengan ibunya. Tak ada satu pun hal yang disembunyikan Devi dari ibunya. Apalagi keluarga nya sangat perhatian dengan dirinya. Setelah Devi menjadi klien di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara devi mendapatkan banyak hal seperti mendapatkan keterampilan kerja, mendapatkan pengajaran moral, dan lagi mendapatkan banyak temanan yang sama seperti dirinya. Perubahan sudah mulai terlihat dari dirinya, Devi menjadi lebih menerima keadaan yang menimpa dirinya, lebih rajin ibadahnya dan perduli akan lingkungan sekitar. Dan Devi sekarang sudah belajar untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Apalagi peran panti sangat besar untuk dirinya, Staf – staf panti selalu mengajarkan hal – hal yang baik untuk semua para klien. Dan setelah Devi menyelesaikan pembinaan di panti tersebut, devi akan membuka usaha penjahitan di rumahnya dan akan segera menikah dengan kekasihnya. Universitas Sumatera Utara

5.3.3. Informan III