5.6. Analisis Data
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh beberapa dukungan yang diberikan keluarga bagi keberfungsian penyandang disabilitas di Panti Sosial
Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara, yaitu :
5.6.1. Dukungan Informasi
Di Indonesia, penyandang disabilitas masih sulit mendapatkan hak – hak sebagai
warna negara seperti kesulitan menuntut ilmu di lembaga pendidikan umum, memperoleh pelayanan kesehatan yang kurang memuaskaan, kesulitan bersaing di pasar tenaga kerja atau
kesulitan menggunakan fasilitas umum yang tidak memberikan aksesibilitas. Penyandang disabilitas kerap kal mendapatkan ketidak pedulian dan pandangan miring oleh masyarakat
lainnya, hal itu sering terjadi karena sebagian besar masyarakat tidak paham bagaimana sebenarnya cara berinteraksi dengan para penyadang disabilitas. Masyarakat diluar
beranggapan bahwa dengan tidak menyapa bahkan tidak menolong penyandang disabilitas karena takut menyinggung atau tanpa sengaja menyakiti mereka.
Begitu banyak upaya sosialisasi isu disabilitas dilakukan seperti mengadakan peringatan HIPENCA Hari Internasional Penyandang Disabilitas tetapi tidak jarang hal
– hal seperti itu hanya sekedar perayaan belaka. Kegiatan
– kegiatan dilakukan sebagai contoh mengadakan pertunjukan kebolehan para penyandang disabilitas dimana agar masyarakat
diluar sana menghargai dan merasakan kekaguman terhadap para penyandang disabilitas itu sendiri.
Penerimaan keberadaan penyandang disabilitas awalnya dapat terlihat dengan dukungan yang diberika keluarganya di lungkungan rumah. Karena keluarga adalah orang
Universitas Sumatera Utara
terdekat yang selalu memberikan support kepada paea penyendang cacat untuk siap terjun dalam kehidupaan bermasyarakat. Dengan tidak menyembunyikan anggota keluarga uang
menyandang disabilitas, keluarga dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa disabilitas bukanlah suatu aib. Kesediaan keluarga mengikutsertakan anak penyandang disabilitas dalam
kehidupan bermasyarakat secara tidak langsung mendidik atau memberikan informasi kepada masyarakat tentang keadaan yang dialami oleh penyandang disabitas tersebut.
Dukungan informasi yang dapat diberikan oleh keluarga kepada penyandang disabilitas yaitu berupa :
a. Usulan
Keluarga adalah salah satu orang terdekat yang paling dipercayai oleh para penyadang disabilitas karena mereka memiliki ikatan yang paling dekat.
Penyandang disabilitas selaly merasa bahwa hidupnya hanya akan menyusahkan orang lain dan tidak dapat berbuat apapn keluarga harus
menjauhkan pikiran – pikiran seperti itu dan memberikan hal – hal positif
kepada penyandang disabilitas. b.
Saran Memberikan saran yang dikemukakan untuk dipertimbangkan oleh
penyandang disabilitas merupakan hal lain yang diberikan keluarga untuk membantu penyandang disabilitas tersebut mempermudah mereka merasakan
keberfungsian sosialnya lagi. Karena para penyadang disabilitas akan berpikir bahwa mereka masih dianggap dibutuhkan di lingkungan masyarakat.
c. Petunjuk dan informasi
Bukan saatnya bagi para penyandang disabilitas bersikap pasif tak melakukan apa
– apa. Jika meraka ingin memulihkan keberfungsian sosialnya kembali
Universitas Sumatera Utara
dan juga dapat dihargai, diterima oleh masyarakat maka penyandang disabilitas dituntut untuk membuka dirinya dan menerima informasi, petunjuk
– petunjuk atau pun informasi yang diberikan oleh keluaranya. Informasi yang diberikan oleh keluarga sedan pasti akan menjadi hal baik untuk mereka.
Dengan demikian penyandang disabilitas tidak hanya akan merasa terkucilkan tetapi mereka dapat menggunakan informasi
– informasi tersebut agar dapat memulihkan keberfungsian sosialnya.
Ada beberapa kutipan wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa informan yaitu :
“Informan pertama : saya mendapatkan saran untuk masuk ke panti ini dari keluarga saya yang bekerja di panti ini. Saya merasa saran yang diberikan oleh uwak saya itu akan
bermanfaat untuk saya ke depannya, karena uwak saya itu menjelaskan bahwa saya akan mendapatkan keterampilan kerja yang dapat diaplikasikan langsung saat saya sudah selesai
melaksanaan pembinaan di panti tersebut. Selama di panti saya selalu berkomunikasi dengan bibinya, untuk menanyakan keadaan saya dan juga perkembangan saya disana. Ibu saya di
Malaysia juga setiap ada kesempatan selalu menelepon menanyakan kabar dan menanyakan apa saja yang dilakukan di panti.
“Informan kedua : saya dulu hanya meratapi kejadian yang menimpa kepda saya. Susah buat saya menerima kecacatan ini, karena sejak lahir saya meiliki bagian tubuh yang
lengkap. Lama saya sulit untuk berkomunikasi dengan masyarakat luar. Rasa percaya diri saya tidak ada lagi bahkan untuk keluar rumah saja saya malu. Tetapi hal itu hanya
membuat keluarga saya sedih. Saya menerima banyak masukan mulai dari ibu saya mendaftarkan saya masuk pendidikan agama di perguruan tinggi swasta tetapi hanya
bertahan dua bulan karena saya malu dan susah berinteraksi dengan orang baru kemudian
Universitas Sumatera Utara
ada sepupu saya yang menawarkan untuk masuk ke Panti Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara selama 1 tahun dan disana akan dibekali keterampilan juga akan bertemu dengan
orang yang memiliki nasib yang sama dengan saya, awalnya saya sempat menolah tetapi akhirnya saya menyetujui saran tersebut dan memutuskan untuk menerima bimbingan
disana”. .”Informan ketiga ; Saya mendapatkan informasi tentang panti ini dari suami kakak
saya. Kebetulan teman dari suami kakak saya itu adalah salah satu instruktur yang mengajarkan keterampilan kepada klien penyandang disabilitas. Karena dulu saya mencoba
mencari pekerjaan kemana – mana tetapi tidak ada yang menerima dengan kondisi saya
seperti ini, jadi setelah mendapatkan saran itu saya lasngung menyetujuinya”.
Banyak aspek yang dapat keluarga berikan kepada penyandang disabilitas agar mereka memiliki kepercayaan diri dan juga membantu mereka untuk memenuhi
keberfungsian sosialnya lagi. Penyandang disabilitas harus selalu diberikan onformasi, usulan, dan saran agar mereka menerima hal positif untuk dirinya
5.6.2. Dukungan Perilaku