Keluarga Dukungan Keluarga Bagi Keberfungsian Sosial Penyandang Disabilitas Di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya Suprajitno, 2004:16.Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari keluarga Friedman, 1998.Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah disebut keluarga batih Soerjono, 2004:23 Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu, yaitu Soerjono, 2004: 23: a. Keluarga batih berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan keterlibatan diperoleh dalam wadah tersebut. b. Keluarga batih menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaualan hidup. c. Keluarga batih merupakan unit sosial ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan anggotanya. d. Keluarga batih merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page Khairuddin, 1985: 12, yaitu: a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan Universitas Sumatera Utara b. Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara c. Suatu sistem tata nama, termasuk perhitungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara d. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan sehingga terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak e. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimana pun tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok-kelompok keluarga. Keluarga sebagai landasan Utama dan pertama bagi anak yang memberikan berbagai macam bentuk dasar sebagai berikut : a. Di dalam keluarga yang teratur dengan baik dan sejahtera seorang anak termasuk anak dengan kecacatannya akan memperoleh latihan-latihan dalam mengembangkan sikap social yang baik dan kebiasaan berprilaku misalnya anak melakukan tugas- tugas tertentu dan mengikuti tatacara keluarganya, belajar disiplin diri dan disiplin waktu agar kelak kebiasaan disiplin sudah terbentuk dan memudahkan anak dalam pergaulan dan hubungannya dengan teman-teman, serta mendukung kelancaran perkembangan daya pikir kognitif dan prestasi disekolah. b. Didalam keluarga dan hubungan-hubungan antar anggota keluarga membentuk pola penyesuaian sebagai dasar bagi hubungan social dan interaksi social yang lebih luas. Anak akan belajar dari latihan-latihan dasar untuk mengembangkan sikap social yang baik, kebiasaan-kebiasaan bertingkah laku yang memudahkan terbentuknya perilaku positif. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian melalui keluarga maka kebutuhan fisik, intelektual, social, emosional dan kebutuhan moral anak termasuk anak dengan kecacatan dapat terpenuhi dengan baik oleh keluarganya serta lingkungannya. 2.1.2 Peran Keluarga Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga.Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat Setiadi, 2008 .Suatu keluarga terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak merupakan keluarga batin inti.Dalam keluarga besar masih ada pribadi-pribadi lain seperti nenek, kakek, paman dll.Oleh karena suatu hal kehadiran anak dengan kecacatan menyebabkan peran keluarga belum berjalan sebagaimana mestinya. Adapun peran keluarga bagi anak dengan kecacatannya : a. Sebagai Pendidik Keluarga adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya termasuk anak dengan kecacatan b. Sebagai Pelindung Keluarga melindungi anak dari perlakuan dan situasi yang dapat mengancam keselamatan maupun menimbulkan penderitaannya. c. Sebagai pemotivasi motivator Anak yang mempunyai masalah, memerlukan dorongan dan dukungan dari keluarga.Oleh karenanya, keluarga harus mampu memeberikan motivasi, agar anak memiliki semangat yang baik untuk berkembang dan menjadi lebih sejahtera. Universitas Sumatera Utara d. Sebagai Pelayan Dengan kecacatan pada anak memiliki banyak keterbatasan dan kelemahan, oleh karenanya keluarga harus memberikan pelayanan yang baik kepada anak.Pelayanan tersebut berkaitan dengan upaya memenuhi kebutuhan anak, baik yang bersifat fisik, psikis maupun social. e. Sebagai tempat Curah Hati Keluarga diharapkan menjadi tempat yang nyaman bagi anak termasuk anak dengan kecacatan dalam mencurahkan perasaan hatinya atau mengatasi masalahnya tersebut. Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Anak Cacat dalam keluarga, 2005 2.1.3 Fungsi Keluarga Bila ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 1994 mengenai penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, telah dirumuskan delapan fungsi keluarga sebagai jawaban menuju terbentuknya sumber daya pembangunan yang handal dengan ketahanan keluarga yang kuat dan mandiri yaitu : 1. Fungsi Keagamaan Dalam keluarga dan anggotanya fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemian nilai – nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan agamis yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Fungsi Sosial Budaya Fungsi ini memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotamya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam suatu Universitas Sumatera Utara kesatuan, sehingga dalam hal ini diharapkan ayah dan ibu untuk dapat mengajar dan meneruskan tradisi, kebudayaan dan sistem nilai moral kepada anaknya. 3. Fungsi Cinta Kasih Untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. 4. Fungsi Melindungi Fungsi ini menambah rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota keluarga. 5. Fungsi Reproduksi Fungsi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan dapat menunujang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan takwa. 6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesusain dengan alam kehidupan dimasa yang akan dating. 7. Fungsi Ekonomi Sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga. 8. Fungsi Pembinaan Lingkungan Agar setiap keluarga mampu menempatkan diri secara serasi, selaras, seimbang. fungsi keluarga tidak saja didalam lingkungan keluarga sendiri tetapi juga didalam masyarakat. Melihat pendapat tersebut nyata bahwa tugas dan fungsi keluarga bukan merupakan fungsi yang tunggal tapi jamak. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa tugas orang tua adalah : 1. Menstabilkan situasi keluarga: dalam arti stabilitasi situasi ekonomi rumah tangga Universitas Sumatera Utara 2. Mendidik anak 3. Pemeliharaan fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religious Ahmadi, 2002:246 Keluarga juga dikenal sebagai dasar umat manusia, karena itu keluarga sebagai fundamental bagi kehidupan masyarakat.Tidak satupun lembaga masyarakat yang lebih efektif membentuk anak secara fisik tetapi juga sangat berpengaruhi secara psikologis.Dalam usaha kesejahteraan anak ada program penting untuk anak yang terdiri dari usaha untuk meningkatkan ksejahteraan sosial anak termasuk bagi anak didalam keluarga maupun di dalam keluarga pengganti. Karena itu baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik buruknya pertumbuhan kepribadan anak Kartono, 1998 : 57. Fungsi Keluarga Menurut WHO 1978 ada lima yaitu : 1. Fungsi Biologis a. Untuk meneruskan keturunan. b. Memelihara dan membesarkan anak. c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarganya d. Memelihara dan merawat anggota keluarganya 2. Fungsi Psikologis a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga d. Memberikan identitas keluarga 3. Fungsi Sosialisasi a. Membina sosialisasi pada anak Universitas Sumatera Utara b. Membina norma – norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak c. Meneruskan nilai – nilai keluarga 4. Fungsi Ekonomi a. Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang anak dating. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua. 5. Fungsi Pendidikan a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan minat yang dimiliki. b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan arti pentingnya keluarga dalam perkembangan anak baik secara fisik maupun psikologis. 2.1.4 Reaksi Keluarga terhadap Keberadaan Anak dengan Disabilitas Ketika orang tua dan atau pihak keluarga menangkap adanya suatu gejala dan kondisi anak dengan kecacatan yang dinilai tidak sesuai dengan harapan dan tuntunan tugas perkembangan atau tidak sesuai dengan prilaku anak seusianya, maka sikap awal yang biasanya berkembang pada orang tua dan keluarga adalah marah, bingung, kecewa dan merasa bersalah sehingga sering muncul penolakan dan reaksi-reaksi lain seperti berikut ini : Universitas Sumatera Utara a. Isolasi Keluarga Keluarga cenderung menyembunyikan anaknya yang mengalami kecacatan, dan menghindarkan anaknya tersebut dari pergaulan. Dengan demikian anak dengan kecacatan menjadi terkungkung, tidak bisa berkomunikasi secara baik dengan lingkungannya b. Stigma Keluarga Keluarga sering mengalami kesulitan bicara dengan orang lain tentang anaknya, karena kecacatan sering dikaitkan dengan AIB keluarga. Kecacatan juga kerapkali dikaitkan dengan perasaan berdosa, rasa tidak layak,kekecewaan dan kemarahan. Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap kecacatan juga menambah kebingungan dan perasaan tidak berdaya. c. Gangguan Komunikasi dalam Keluarga Keberadaan anak dengan kecacatan dapat menimbulkan beban mental bagi keluarga. Hal ini dapat menimbulkan gangguan komunikasi dalam keluarga, seperti : 1. Cepat saling menyalahkan 2. Sulit mendengar 3. Penyimpangan makna 4. Irrasional, dan sebagainya d. Keterlantaran Emosi Orang tua gagal menyikapi merespon kebutuhan perkembangan emosi anak sesuai kecacatan. Universitas Sumatera Utara Pedoman ini menjadi salah satu acuan pelayanan bagi para keluarga anak dengan kecacatan, untuk meningkatkan kesejahteraan sosial anak dengan kecacatan dapat terbantu. Realisasi dari keinginan tersebut tentunya bertitik tolak pada kemampuan keluarga dan dukungan berbagai pihak agar para keluarga dapat berperan dan berfungsi secara maksimal dalam melakukan pelayanan dan Rehabilitasi Sosial bagi anak dengan kecacatan. Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Anak Cacat dalam Keluarga, 2005

2.2 Dukungan Keluarga