commit to user
B. Kerangka Berpikir
Bertolak dari tinjauan teori di atas dapat dibuat suatu kerangka pemikiran sebagai berikut :
Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang telah dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika yang dinyatakan dalam
simbol, angka, huruf yang menyatakan hasil yang sudah dicapai oleh siswa pada tiap pokok bahasan pada periode tertentu. Indikator keberhasilan siswa dalam
belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Banyak siswa yang menganggap matematika itu sulit terutama pada materi luas dan volume bangun ruang yang
membahas tentang luas permukaan dan volume bangun ruang. Untuk mencari luas permukaan dan volume benda-benda ruang diperlukan kemampuan-
kemampuan yang mendukung seperti kemampuan memahami rumus dan kemampuan menggambar benda-benda ruang. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi
mungkin disebabkan karena banyak siswa kurang aktif mengikuti proses belajar dan
hanya mengorganisir
sendiri apa
yang diperolehnya
tanpa mengkomunikasikan dengan siswa lain, padahal pada materi luas dan volume
bangun ruang memerlukan banyak diskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut. Penggunaan model pembelajaran
konvensional mungkin salah satu hal yang menyebabkan siswa kurang paham, oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran lain yang mampu mengatasi
permasalahan tersebut. Model pembelajaran sangatlah bervariasi, guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Misalnya untuk materi luas dan volume bangun ruang, materi ini bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan
semua permasalahan mengenai luas permukaan dan volume benda-benda ruang. Oleh karena itu untuk mengajarkan materi luas dan volume bangun ruang kepada
siswa diperlukan suatu model pembelajaran yang tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan individual siswa dan dapat mengarahkan siswa untuk bekerja sama dalam meyelesaikan permasalahan mengenai bangun ruang. Sehingga apabila ada
kesulitan dalam memecahkan soal, siswa dapat mendiskusikannya. Pembelajaran
commit to user
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered Heads Together merupakan salah satu model pembelajaran yang diharapkan
dapat meningkatkan penguasaan akademis siswa. Melalui model pembelajaran pengelompokan ini, selain mendapat penjelasan dari guru, siswa juga mendapat
penjelasan dari teman sekelompoknya yang lebih memahami meteri yang diberikan, sehingga siswa dapat menggali kemampuannya sendiri dan juga
bekerja sama dalam kelompok kecil. Sehingga pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered Heads
Togeher diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakn model pembelajaran
konvensional pada materi luas dan volume bangun ruang. Gaya belajar matematika adalah cara khas yang bersifat konsisten yang
dimiliki oleh setiap siswa dalam menerima atau menangkap informasi matematika. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki 1999 : 112-113
menggolongkan gaya belajar berdasarkan cara menerima informasi dengan mudah modalitas kedalam tiga tipe yaitu tipe auditorial, tipe visual, dan tipe
kinestetik. Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui oleh guru dan siswa, karena hal ini akan memudahkan bagi siswa untuk belajar dalam proses
pembelajaran. Siswa dapat belajar dengan dengan baik dan hasil belajarnya pun akan lebih baik, apabila ia mengerti tipe gaya belajarnya. Berdasarkan ciri-ciri
yang dimiliki oleh ketiga tipe gaya belajar tersebut, siswa dengan gaya belajar tipe auditorial yang mempunyai karakteristik suka berdiskusi atau tanya jawab
dan juga aktif biasanya adalah anak yang pandai. Sedangkan siswa dengan gaya belajar tipe visual yang mempunyai karakteristik mudah menerima informasi
dengan asosiasi visual atau gambar-gambar dalam memahami suatu materi biasanya mempunyai prestasi belajar yang cukup baik. Akan tetapi, siswa yang
mempunyai gaya belajar tipe kinestetik biasanya mempunyai prestasi belajar yang agak tertinggal dari siswa yang bertipe auditorial maupun visual,
dikarenakan siswa yang bertipe kinestetik memerlukan objek nyata yang dapat disentuh sebagai alat peraga untuk memahami suatu materi. Dengan kata lain,
adanya perbedaan tipe gaya belajar tersebut akan mengakibatkan perbedaan
commit to user
prestasi belajar matematika diantara siswa yang mempunyai karakteristik gaya belajar auditorial, gaya belajar visual maupun gaya belajar kinestetik.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dengan gaya belajar siswa dalam proses pembelajaran diharapkan akan menjadikan proses pembelajaran
tersebut lebih bermakna, sehingga konsep yang diajarkan dapat dengan mudah dikuasai oleh siswa. Akibatnya prestasi belajar matematika siswa akan menjadi
lebih baik. Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh ketiga tipe gaya belajar tersebut, disebutkan bahwa siswa yang mempunyai gaya belajar tipe auditorial
mempunyai karakteristik suka berdiskusi atau tanya jawab. Hal ini akan mempermudah bagi siswa yang mempunyai gaya belajar tipe auditorial dalam
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT
Numbered Heads
Together karena
praktek pembelajarannya dilakukan dengan cara berdiskusi didalam suatu kelompok-
kelompok kecil. Sehingga dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini, bagi siswa yang mempunyai gaya
belajar tipe auditorial diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada dengan model pembelajaran konvensional pada materi
luas dan vulume bangun ruang. Karakteristik siswa yang mempunyai gaya belajar tipe visual adalah mudah menerima informasi dengan asosiasi visual atau
gambar-gambar, hal ini memberikan kemudahan bagi siswa yang mempunyai gaya belajar tipe visual dalam menerima materi luas dan volume bangun ruang,
yang didalamnya menuntut siswa mempunyai kemampuan menggambarkan bangun-bangun ruang. Sehingga dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT Numbered Heads Together ini diharapkan akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik bagi siswa yang mempunyai tipe gaya belajar visual
daripada dengan model pembelajaran konvensional. Karakteristik siswa yang mempunyai gaya belajar tipe kinestetik diantaranya adalah memerlukan objek
nyata yang dapat disentuh sebagai alat peraga dalam memahami suatu materi dan tidak menyukai diskusi serta mempunyai masalah terhadap visualisasi gambar.
Karena dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang diterapkan ini tidak menggunakan alat peraga, maka didalam proses
commit to user
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered Heads Together ini tidak dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang
lebih baik bagi siswa dengan gaya belajar tipe kinestetik tersebut.
C. Hipotesis Penelitian