Metode Dokumentasi Metode Tes

commit to user

b. Variabel terikat

Variable terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa. 1 Definisi operasional: prestasi belajar matematika adalah hasil usaha siswa dalam proses belajar matematika yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf yang menyatakan hasil yang sudah dicapai siswa dalam periode tertentu yang datanya diperoleh dari tes prestasi belajar siswa pada materi luas dan volume bangun ruang setelah diberi perlakuan. 2 Skala pengukuran: skala interval. 3 Indikator: nilai tes prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang.

2. Metode Pengumpulan Data dan Penyusunan Instrumen

Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 206, “...,metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui daftar nama, dam nomor absen siswa. Selain itu untuk mendapatkan data tentang nilai ujian akhir semester gasal mata pelajaran matematika pada kelas X Tahun Ajaran 20082009 yang selanjutnya akan digunakan untuk uji normalitas dan uji keseimbangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Metode Tes

Suharsimi Arikunto 2002: 198 menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan. Selanjutnya dijelaskan bahwa, “Tes prestasi yaitu tes yang commit to user digunakan untuk mengukur pencapaian seorang setelah mempelajari sesuatu”. Suharsimi Arikunto,1998: 198. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar matematika siswa pada materi luas dan volume bangun ruang. Adapun langkah-langkah membuat tes terdiri dari : 1 Membuat kisi-kisi tes 2 Menyusun butir-butir tes 3 Menguji validitas isi 4 Mengadakan uji coba tes 5 Menguji konsistensi internal dan reliabilitas tes 6 Revisi butir-butir tes Analisis item butir tes : 1 Uji validitas Menurut Budiyono 2003: 58, suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Budiyono menyarankan suatu langkah yang dapat dilakukan untuk mempertinggi validitas isi, yaitu: 1 Mengidentifikasi bahan yang telah diberikan beserta tujuan instruksional. 2 Membuat kisi–kisi dari soal tes yang akan ditulis. 3 Menyusun soal tes beserta kuncinya. 4 Menelaah soal tes sebelum dicetak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas isi adalah: membuat kisi-kisi butir tes, menyusun soal-soal butir tes, kemudian menelaah butir tes. Budiyono 2003: 59 menyatakan bahwa untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui expert judgement penilaian yang dilakukan oleh para pakar. Langkah berikutnya, para penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan kisi- kisi yang ditentukan. commit to user Setelah dilakukan validasi isi dan sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diadakan uji coba tes. Pada penelitian ini uji coba tes dilakukan di MAN 1 Surakarta, pada siswa kelas X Tahun Ajaran 20082009 berdasarkan kesamaan karakteristik antara subjek uji coba dan subjek sampel penelitian. Uji coba instrumen pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan informasi mengenai sejauh mana sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tujuan uji coba ini adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang telah disusun memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik, yaitu valid dan reliabel. 2 Konsistensi Internal atau Daya Pembeda Indeks konsistensi internal sering disebut daya pembeda. Jika instrumennya berupa tes hasil belajar, maka butir yang indeks konsistensinya tinggi dapat membedakan antara anak yang pandai dan kurang pandai. Budiyono 2003: 65 mengemukakan bahwa sebuah instrumen tentu terdiri dari sejumlah butir–butir instrumen. Kesemua butir itu harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Ini berarti harus ada korelasi positif antara skor masing–masing butir tersebut. Korelasi internal masing–masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir tersebut dengan skor totalnya. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson, yaitu: r xy = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ Keterangan : r xy : koefisien konsistensi butir item ke- i n : cacah subjek yang dikenai tes instrumen X : skor butiritem ke-i Y : skor total commit to user Suatu instrumen dikatakan memiliki konsistensi internal dikatakan konsisten bila r xy ≥ 0,3 dan jika r xy 0,3 maka soal dikatakan tidak konsisten dan harus di drop dibuang. Budiyono, 2003: 65 Menurut Suharsimi Arikunto 2002:328, batas indeks konsistensi internal suatu butir soal tergantung pada banyaknya jumlah amatan, indeks konsistensi internal disajikan dalam tabel harga kritik dari r Product-Moment. Dalam penelitian ini jumlah amatan yang digunakan sebanyak 31 orang, sehingga instrumen dikatakan konsisten apabila r xy ≥ 0,355. 3 Tingkat kesukaran Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus: s J B D = Keterangan : D = Indeks kesukaran B = Banyak peserta tes yang menjawab soal benar J s = Jumlah seluruh peserta tes Suke Silverius, 1991 : 168 Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika 0,30 ≤ D 0,70. 4 Uji Reliabilitas Menurut Budiyono 2003: 65, Suatu Instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang berlainan pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 1998: 170, “Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut adalah baik.” commit to user Pada penelitian ini tes prestasi belajar yang digunakan adalah tes obyektif, dengan setiap jawaban benar diberi skor 1 dan setiap jawaban salah diberi skor 0. Sehingga untuk menghitung indeks reliabilitas tes ini digunakan rumus dari Kuder-Richardson KR–20 sebagai berikut : r 11 =         −       − ∑ 2 2 1 t i i t s q p s N N dengan: r 11 : indeks reliabilitas instrument N : cacah butir instrument p i : proporsi cacah subjek yang menjawab benar pada butir ke-i q i : 1- p i , i : 1, 2, ...N s t 2 : variansi total. Budiyono, 2003 : 69 Hasil perhitungan dari uji reliabilitas ini diinterpretasikan sebagai berikut: Besarnya nilai r Interpretasi adalah : 0,00 ≤ r 11 0,20 reliabilitas sangat rendah 0,20 ≤ r 11 0,40 reliabilitas rendah 0,40 ≤ r 11 0,60 reliabilitas cukup 0,60 ≤ r 11 0,80 reliabilitas tinggi 0,80 ≤ r 11 1,00 reliabilitas sangat tinggi Suharsimi Arikunto, 2002:258

c. Metode Angket

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGANMETODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI OPERASI HITUNG ALJABAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 3 78

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SUB POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 4 105

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL

0 3 86

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN METODE KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

4 18 99

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika topik luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar ditinjau dari sikap dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Gantiwarno.

4 30 178

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEME

0 0 19

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) yang Dimodifikasi Pada Materi Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kabupaten Ponorogo.

0 0 15

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) YANG DIMODIFIKASI PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN PONOROGO.

0 0 10

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 2 10

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA | Ardi

0 0 13