Struktur Perekonomian Kabupaten Padang Pariaman

38 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 2007 2008 2009 2010 2011 Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan Peternakan dan hasil-hasilnya Kehutanan Perikanan dengan bibit unggul yang mempunyai produktivitas tinggi. Luas areal, produksi dan sentra tanaman perkebunan di Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 8. Gambar 6 Persentase nilai PDRB per subsektor pertanian Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2007-2011 Tabel 8 Luas areal, produksi dan sentra tanaman perkebunan di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2011 No. Jenis Tanaman Luas ha Produksi ton Kecamatan Sentra 1 Karet 3.088 2.670,78 2 x 11 Kayu Tanam, Patamuan, Padang Sago 2 Kelapa 41.554 36.446,00 Sungai Geringging, IV Koto Aur Malintang, Ulakan Tapakis 3 Kulit Manis 4.528 5.783,24 V Koto Kampun Dalam, V Koto Timur, IV Koto Aur Malintang 4 Cengkeh 285 61,40 Sungai Geringging, Patamuan, Sungai Limau 5 Kopi 306 237,10 2 x 11 Kayu Tanam, Padang Sago, 2 x 11 Enam Lingkung 6 Pala 337 90,90 V Koto Kampung Dalam, IV Koto Aur Malingtang, Sungai Geringging 7 Pinang 1.351 813,80 IV Koto Aur Malintang, Batang Anai, Sungai Geringging 8 Kakao 17.894 15.539,70 V Koto Kampung Dalam, Sungai Gerinnging, VII Koto Sungai Sarik 9 Kelapa Sawit 1.370 2.352,90 IV Koto Aur Malintang, Sungai Geringging, Batang Gasan 10 Aren 41 20,30 Padang Sago, 2 x 11 Kayu Tanam, 2 x 11 Enam Lingkung Sumber : BPS Kabupaten Padang Pariaman 2012 Tahun 39

4.3.4 Perkembangan Perkebunan Kakao Rakyat di Kabupaten Padang Pariaman

Kabupaten Padang Pariaman merupakan penghasil kakao terbesar kedua di Sumatera Barat setelah Kabupaten Pasaman. Dilihat dari produktivitas, Kabupaten Padang Pariaman memiliki produktivitas kakao yang paling tinggi dibandingkan kabupaten dan kota lain di Sumatera Barat, yaitu sebesar 1,17 tonha Disbun Sumbar, 2012. Pengusahaan kebun kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman sudah dimulai beberapa tahun yang lalu. Pengusahaan kebun kakao rakyat dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman perkebunan lain seperti kelapa, kulit manis, pinang dan sebagainya. Pada mulanya masyarakat Padang Pariaman menanam kakao dengan tujuan ingin memanfaatkan ruang atau lahan yang kosong di bawah tanaman kelapa. Seiring dengan membaiknya harga kakao beberapa tahun belakangan, maka masyarakat mulai fokus mengusahakan komoditas tersebut. Hal ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah, baik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman sendiri, maupun dari Pemerintah Daerah Provinsi Sumbar melalui dinas perkebunan. Dukungan ini diwujudkan dalam bentuk bantuan bibit unggul, sarana produksi pupuk, obat-obatan, peralatan dan juga dukungan berupa bimbingan teknis tentang budi daya tanaman kakao. Produksi dan luas areal kebun kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 produksi kakao sebesar 2.624 ton dengan luas areal 7.565 ha, meningkat menjadi 15 ribu ton dengan luas areal mencapai 17 ribu ha. Peningkatan produksi seiring dengan bertambahnya luas tanaman yang menghasilkan. Produksi ini mengalami kenaikan mencapai 4 ribu ton dari tahun sebelumnya 11 ribu ton. Perkembangan produksi dan luas tanaman kakao di Kabupaten Padang Pariaman dalam lima tahun terakhir 2007- 2011 disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Produksi dan luas tanaman kakao di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2007-2011 2,624.00 5,941.50 6,992.90 11,220.00 15,539.70 7,565 15,669 15,978 17,889 17,894 - 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 16,000.00 18,000.00 20,000.00 2007 2008 2009 2010 2011 Produksi ton Luas ha Tahun