Peranan Subsektor Perkebunan Komunikasi 18,23

39

4.3.4 Perkembangan Perkebunan Kakao Rakyat di Kabupaten Padang Pariaman

Kabupaten Padang Pariaman merupakan penghasil kakao terbesar kedua di Sumatera Barat setelah Kabupaten Pasaman. Dilihat dari produktivitas, Kabupaten Padang Pariaman memiliki produktivitas kakao yang paling tinggi dibandingkan kabupaten dan kota lain di Sumatera Barat, yaitu sebesar 1,17 tonha Disbun Sumbar, 2012. Pengusahaan kebun kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman sudah dimulai beberapa tahun yang lalu. Pengusahaan kebun kakao rakyat dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman perkebunan lain seperti kelapa, kulit manis, pinang dan sebagainya. Pada mulanya masyarakat Padang Pariaman menanam kakao dengan tujuan ingin memanfaatkan ruang atau lahan yang kosong di bawah tanaman kelapa. Seiring dengan membaiknya harga kakao beberapa tahun belakangan, maka masyarakat mulai fokus mengusahakan komoditas tersebut. Hal ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah, baik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman sendiri, maupun dari Pemerintah Daerah Provinsi Sumbar melalui dinas perkebunan. Dukungan ini diwujudkan dalam bentuk bantuan bibit unggul, sarana produksi pupuk, obat-obatan, peralatan dan juga dukungan berupa bimbingan teknis tentang budi daya tanaman kakao. Produksi dan luas areal kebun kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 produksi kakao sebesar 2.624 ton dengan luas areal 7.565 ha, meningkat menjadi 15 ribu ton dengan luas areal mencapai 17 ribu ha. Peningkatan produksi seiring dengan bertambahnya luas tanaman yang menghasilkan. Produksi ini mengalami kenaikan mencapai 4 ribu ton dari tahun sebelumnya 11 ribu ton. Perkembangan produksi dan luas tanaman kakao di Kabupaten Padang Pariaman dalam lima tahun terakhir 2007- 2011 disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Produksi dan luas tanaman kakao di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2007-2011 2,624.00 5,941.50 6,992.90 11,220.00 15,539.70 7,565 15,669 15,978 17,889 17,894 - 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 16,000.00 18,000.00 20,000.00 2007 2008 2009 2010 2011 Produksi ton Luas ha Tahun 40 Perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman paling luas terdapat di Kecamatan V Koto Kampung Dalam dan Kecamatan Sungai Geringging, masing seluas 3.175 ha 17,73 dan 2.411 ha 13,46. Areal kebun kakao paling sedikit terdapat di Kecamatan Nan Sabaris yaitu seluas 464 ha 2,59. Perkembangan luas areal tanaman kakao per kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman tahun 2012 tertera pada Tabel 9. Tabel 9 Perkembangan luas areal tanaman kakao per kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman tahun 2012 No Kecamatan Luas Areal ha TBM TM TR Jumlah 1 Batang Anai 235 314 226 775 2 Lubuk Alung 342 477 328 1.147 3 Sintoga 184 278 177 639 4 Ulakan Tapakis 204 99 196 499 5 Nan Sabaris 90 365 9 464 6 2 x 11 Enam Lingkung 3 519 - 522 7 VI Lingkung 419 845 21 1.285 8 2 x 11 Kayu Tanam 275 599 18 892 9 VII Koto Sei Sarik 92 1.141 41 1.274 10 Patamuan 285 739 26 1.050 11 Padang Sago 207 511 14 732 12 V Koto Kp Dalam 425 2.675 75 3.175 13 V Koto Timur 265 765 21 1.051 14 Sungai Limau 185 519 17 721 15 Batang Gasan 145 389 14 548 16 Sungai Geringging 500 1.869 42 2.411 17 IV Koto Amal 195 512 19 726 Jumlah 4.051 12.616 1.244 17.911 Sumber : Distannakhut Kab. Padang Pariaman 2012

4.3.5 Karakteristik Usahatani Kakao Rakyat di Kabupaten Padang Pariaman

Menurut hasil wawancara dan kuesioner dengan petani di lapangan diperoleh informasi bahwa, petani kakao di Kabupaten Padang Pariaman rata-rata mengusahakan kebun kakao rata seluas 1,6 ha, walaupun ada beberapa orang petani yang mempunyai lahan cukup luas yaitu mencapai 4 ha. Petani umumnya menanam bibit varietas lokalasal biji, mana yang menurut mereka pohon kakao yang lebih baik maka buah dari pohon kakao tersebut yang dikembangkan ditanam. Beberapa tahun terakhir petani sudah memperoleh bibit unggul dari instansi-instansi terkait. Bibit unggul yang mereka peroleh berupa bibit yang digunakan untuk sambung pucuk dan sambung samping. Bibit sambung pucuk dan sambung samping didapatkan petani dari dinas pertanian atau penangkar bibit yang dibina oleh Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Padang Pariaman. Selain dari Dinas Pertanian Kabupaten Padang Pariaman, petani juga memperoleh bantuan bibit dari Dinas Perkebunan Sumatera Barat. Karakteristik