Lokasi dan Waktu Penelitian
20 Menjaring pendapat stakeholder untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan perkebunan kakao dilakukan dengan teknik AHP melalui wawancara dan pengisian kuesioner pendahuluan dengan pendekatan
purposive sampling . Pengambilan sampel dari berbagai pihak yang terkait dengan
usaha budidaya tanaman kakao baik dari unsur pelaku utama petani kakao yang tersebar di tiap kecamatan, Distannakhut, Bappeda Padang Pariaman, Anggota
DPRD Kab. Padang Pariaman, Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan, DiskoperindagEsdm Padang Pariaman, Asosiasi Petani
Kakao Indonesia APKAI Padang Pariaman. Jumlah responden 15 orang yang dipilih secara sengaja. Kuesioner pada tahap pertama dipadukan dengan referensi
yang terkait dengan pengembangan kebun kakao akan menjadi dasar pertanyaan pada kuisioner utama untuk analisis AHP.
Kuesioner utama digunakan untuk menjaring pendapat responden guna mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan perkebunan
kakao di Kabupaten Padang Pariaman, wawancara dan pengisian kuesioner dilakukan dengan pendekatan purposive sampling dan responden sampel
ditentukan berdasarkan pertimbangan penelitian. Dalam pelaksanaan AHP jumlah responden dipilih sebanyak 5 lima orang yang mewakili masing-masing
stakeholders
tersebut diatas. Arahan pengembangan perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Padang
Pariaman disusun dengan cara mensintesiskan hasil olahan dari empat tujuan penelitian sebelumnya. Pertimbangan dalam menyusun arahan pengembangan
kebun kakao diantara menyangkut aspek biofisik, kelayakan pengusahaan kebun kakao secara finansial, pemasaran biji kakao serta pendapat stakeholders. Arahan
pengembangan kebun kakao rakyat secara aspek biofisik dibuat kedalam tiga prioritas.