Penelitian Terdahulu Analysis and development direction of smallholder cocoa plantation in Padang Pariaman Regency, West Sumatra Province

18 Gambar 2 Peta lokasi penelitian Menentukan lokasi yang berpotensi untuk pengembangan perkebunan kakao berdasarkan aspek biofisik dan ketersediaan lahan menggunakan peta satuan lahan land unit, peta penggunaan lahan eksisting, peta RTRWK, peta penunjukkan kawasan hutan, peta administrasi, kriteria kesesuaian lahan tanaman kakao dan data curah hujan. Data diperoleh dari Bappeda Kabupaten Padang Pariaman, Distannakhut Padang Pariaman, Stasiun Klimatologi Sicincin, Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian BBSDLP. Data yang digunakan untuk analisis kelayakan finansial adalah biaya bibit kakao, upah dan pemakaian tenaga kerja, sarana produksi, harga jual biji kakao serta produksi kakao dalam satuan hektar. Data diperoleh melalui wawancara dan kuesioner dengan petani. Pengambilan petani sampel dilakukan secara purposive. Setelah dilakukan evaluasi kesesuaian lahan aktual pada lahan yang tersedia, maka sampel diambil pada tiap kecamatan yang kelas kesesuaian lahan paling luas. Petani sampel adalah petani yang memiliki curahan kerja utama pada usaha tani kakao dan kebun kakao tersebut telah berproduksi. Banyaknya sampel yang diambil yaitu sebanyak 20 orang per nagari sampel. Nagari yang dijadikan sampel adalah Nagari Pilubang di Kecamatan Sungai Limau dan Nagari Kuranji Hulu di Kecamatan Sungai Geringging. Analisis rantai dan margin tata niaga serta integrasi pasar dalam rantai pemasaran biji kakao menggunakan data harga kakao di tingkat petani, harga kakao ditiap simpul rantai pemasaran biji kakao. Pedagang kakao yang dijadikan sampel meliputi pedagang pengumpul tingkat nagari 2 orang, tingkat kecamatan 2 orang dan tingkat kabupaten 2 orang. Penentuan pedagang yang dijadikan responden dilakukan secara purposive dengan tujuan untuk menghindari pengambilan sampel yang tidak tepat. Tabel 3 Tujuan, jenis dan sumber data, teknik analisis data dan output yang diharapkan : No. Tujuan Jenis Data Sumber Data Teknik Analisis Output yang diharapkan 1. Menentukan lokasi berpotensi untuk pengembangan perkebunan kakao secara biofisik dan ketersediaan lahan  Peta penggunaan lahan land use eksisting  Peta satuan lahan land unit Kabupaten Padang Pariaman  Peta Administrasi Kabupaten Padang Pariaman  Peta kawasan hutan  Kriteria kesesuaian lahan kakao  Peta RTRWK Padang Pariaman  Data curah hujan  Balai Besar Sumber daya Lahan Pertanian BBSDLP  Distannakhut Kab. Padang Pariaman  Bappeda Kab. Padang Pariaman  Stasiun Klimatologi Sicincin Padang Pariaman Analisis spasial dengan Metode Sistem Informasi Geografis SIG Diketahuinya wilayah yang berpotensi untuk pengembangan perkebunan kakao rakyat berdasarkan aspek biofisik dan ketersediaan lahan 2. Menganalisis kelayakan finansial pengusahaan kebun kakao rakyat pada tiap kelas kesesuaian lahan Usahatani perkebunan kakao rakyat harga dan jumlah bibit, upah dan jumlah tenaga kerja, harga dan jumlah sarana produksi, harga jual biji kakao dan produksi kakao dalam satuan ha Kuesioner dan wawancara dengan petani kakao NPV, Net BC,IRR, analisis sensitivitas, payback period Diketahuinya kelayakan pengusahaan kebun kakao rakyat secara finansial pada tiap kesesuaian lahan 3. Menganalisis rantai dan margin pemasaran serta integrasi pasar komoditas kakao di Kabupaten Padang Pariaman Harga biji kering kakao di tingkat petani, harga biji kering kakao ditiap simpul rantai pemasaran biji kakao.  Kuesioner dan wawancara dengan petani dan pedagang pengumpul ditiap simpul rantai pemasaran biji kakao.  Distannakhut Kab. Padang Pariaman Analisis rantai dan margin pemasaran serta analisis integrasi pasar Diketahuinya tingkat efisiensi margin tataniaga dan keterpaduan pasar komoditas kakao di Kabupaten Padang Pariaman 4. Mengidentifikasi pendapat stakeholders tentang faktor yang mempengaruhi pengembangan perkebunan kakao rakyat di Kab. Padang Pariaman Hasil wawancara dan kuesioner Stakeholders Analytical Hierarchy Proses AHP Diketahui pendapat stakeholders terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan perkebunan kakao rakyat 5. Menyusun arahan pengembangan kebun kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman Hasil olahan empat tujuan sebelumnya Empat tujuan sebelumnya Sintesis Arahan pengembangan perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman 19 20 Menjaring pendapat stakeholder untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan perkebunan kakao dilakukan dengan teknik AHP melalui wawancara dan pengisian kuesioner pendahuluan dengan pendekatan purposive sampling . Pengambilan sampel dari berbagai pihak yang terkait dengan usaha budidaya tanaman kakao baik dari unsur pelaku utama petani kakao yang tersebar di tiap kecamatan, Distannakhut, Bappeda Padang Pariaman, Anggota DPRD Kab. Padang Pariaman, Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan, DiskoperindagEsdm Padang Pariaman, Asosiasi Petani Kakao Indonesia APKAI Padang Pariaman. Jumlah responden 15 orang yang dipilih secara sengaja. Kuesioner pada tahap pertama dipadukan dengan referensi yang terkait dengan pengembangan kebun kakao akan menjadi dasar pertanyaan pada kuisioner utama untuk analisis AHP. Kuesioner utama digunakan untuk menjaring pendapat responden guna mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan perkebunan kakao di Kabupaten Padang Pariaman, wawancara dan pengisian kuesioner dilakukan dengan pendekatan purposive sampling dan responden sampel ditentukan berdasarkan pertimbangan penelitian. Dalam pelaksanaan AHP jumlah responden dipilih sebanyak 5 lima orang yang mewakili masing-masing stakeholders tersebut diatas. Arahan pengembangan perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman disusun dengan cara mensintesiskan hasil olahan dari empat tujuan penelitian sebelumnya. Pertimbangan dalam menyusun arahan pengembangan kebun kakao diantara menyangkut aspek biofisik, kelayakan pengusahaan kebun kakao secara finansial, pemasaran biji kakao serta pendapat stakeholders. Arahan pengembangan kebun kakao rakyat secara aspek biofisik dibuat kedalam tiga prioritas.

3.3 Teknik Analisis Data

3.3.1 Penentuan Lokasi yang Berpotensi untuk Pengembangan Perkebunan

Kakao Berdasarkan Aspek Biofisik dan Ketersediaan Lahan Penentuan lokasi yang berpontensi berdasarkan aspek biofisik dan ketersediaan lahan menggunakan analisis spasial dengan metode sistem informasi geografis SIG. Analisis diawali dengan menentukan wilayah yang tersedia untuk pengembangan perkebunan kakao dengan cara mengoverlay peta penggunaan lahan eksisting, peta penunjukan kawasan hutan, peta RTRWK Padang Pariaman dan peta administrasi maka akan diperoleh wilayah yang tersedia untuk pengembangan perkebunan kakao. Wilayah yang tersedia belum tentu berpotensi atau sesuai untuk pengembangan tanaman kakao. Langkah selanjutnya, peta wilayah yang tersedia dioverlay dengan peta kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kakao, sehingga diperoleh wilayah yang berpotensi sesuai dan tersedia untuk pengembangan perkebunan kakao. Penentuan kesesuaian lahan aktual tanaman kakao, dengan menggunakan peta satuan lahan land unit dan karakteristiknya dipadukan dengan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kakao. Peta kesesuaian lahan aktual tanaman kakao dalam penelitian ini dengan merujuk pada analisis kesesuaian lahan