Karakterisasi Sifat Fungsional Analisis Karakterisasi Fisiko-Kimia dan Fungsional Tepung Jagung

43

c. Karakterisasi Sifat Fungsional

1 Sifat Amilografi Buret diberi 450 ml air akuades. Sampel sebanyak 45 g dimasukan ke dalam gelas piala kemudian dilarutkan dengan sebagian air akuades hingga terbentuk suspensi. Suspensi dimasukan ke dalam bowl amilograph dan sisa akuades digunakan untuk membilas buret kemudian dimasukan ke dalam bowl amilograph. Suhu awal diatur dengan termoregulator pada suhu 30 o C kemudian diswitch pengatur suhu berada di bawah posisi 97 o C dan mesin amilograph dinyalakan sehingga bowl amilograph berputar serta dipanaskan dengan menggunakan air. Kemudian pasang pena pencatat pada skala kertas amilogram. Mesin amilograph dimatikan ketika pasta mencapai suhu 95 o C. Perhitungan analisis amilograph dilakukan dengan rumus : Suhu awal gelatinisasi = suhu pada saat kurva mulai naik Suhu pada puncak gelatinisasi = suhu pada saat viskositas maksimum dicapai kurva mencapai puncak Suhu ditentukan berdasarkan perhitungan berikut = suhu awal + waktu dalam menit x 1.5 menit Viskositas maksimum = pada puncak gelatinisasi dinyatakan dalam Amilograph atau Brabender Unit Breakdown viscosity = viskositas maksimum- viskositas pada 95 o C setelah 10 menit Setback viscosity = viskositas pada suhu 50 o C setelah10 menit - viskositas pada suhu95 o C setelah10 menit Stabilitas selama pemanasan = viskositas pada suhu 95 o C - viskositas setelah holding 95 o C Stabilitas selama pendinginan = viskositas pada suhu 50 o C – viskositas suhu setelah holding 50 o C 44 2 Water Absorption Capacity Metode Sathe dan Salunke 1981 Absorbsi air ditentukan dengan cara sentrifugasi. Satu g contoh dicampur dengan 10 ml akuades dan diaduk 30 detik, campuran kemudian didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar, selanjutnya campuran tersebut disentrifuse dengan kecepatan 5000 rpm selama 30 menit. Absorbsi air dinyatakan dalam gg bk dan dihitung dengan rumus: Absorbsi air bb = a - b c Keterangan : a = bobot air mula-mulag b = bobot supernatan g c = bobot sampel g 3 Kelarutan dan Swelling Volume Collado and Corke 1999 dengan modifikasi Swelling volume ditentukan dengan menimbang sebanyak 0.35 g bk tepung yang kemudian ditambahkan air sebanyak 12.5 ml dalam tabung sentrifuse. Selanjutnya larutan divortex lalu dipanaskan dalam waterbath yang bersuhu 92.5 o C dan setiap 5 menit sekali divortex selama 10 menit. Selanjutnya larutan didinginkan pada air es selama 1 menit dan pada suhu 25 o C selama 15 menit. Kemudian larutan disentrifuse dengan kecepatan 3600 rpm selama 15 menit. Gel yang terbentuk diukur volumenya dan dinyatakan sebagai swelling volume dalam satuan mlg bk. Sedangkan kelarutan diperoleh dengan cara menuangkan supernatan yang dihasilkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya dan dikeringkan pada suhu 110 o C selama semalam. Kelarutan dihitung dengan rumusan sebagai berikut : Kelarutan = berat supernatan kering – berat cawan x 100 berat awal sampel bk 45

2. Analisis Fisik Mie Basah Jagung