perah terdiri dari biaya sewa lahan, biaya penyusutan kandang, biaya penyusutan peralatan,dan biaya keanggotaan koperasi. Biaya keanggotaan koperasi tersebut
terdiri dari biaya simpanan wajib, simpanan pokok, simpanan sukarela, dana tunjangan kesehatan anggota dan dana tunjangan kesehatan ternak.
3.1.3.2. Penerimaan Usaha Ternak Sapi Perah
Penerimaan usahatani didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani Soekartawi et al. 1986. Menurut Siregar 1990,
penerimaan usaha ternak sapi perah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penjualan susu, penjualan sapi-sapi afkir dan penjualan pedet yang
tidak digunakan untuk mengganti sapi laktasi merupakan peneriman tunai usaha ternak sapi perah. Penjualan limbah kotoran ternak sapi perah yang digunakan
untuk input usaha tani peternak, penjualan susu untuk konsumsi keluarga merupakan penerimaan tidak tunai.
3.1.3.3. Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah
Menurut Hernanto 1993, analisis pendapatan memerlukan data penerimaan revenue dan pengeluaran expenses baik yang menyangkut tetap
fixed maupun biaya operasi operating expenses. Jumlah yang dijual termasuk
yang dikonsumsi sendiri dikalikan dengan harga merupakan jumlah yang diterima atau penerimaan. Bila penerimaan dikurangi dengan biaya produksi
merupakan pendapatan. Pendapatan tunai usaha tani merupakan selisih antara penerimaan tunai usahatani dengan pengeluaran tunai usahatani Soekartawi et al.
1986. Selisih tersebut merupakan ukuran kemapuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai, sehingga dengan menghitung pendapatan usahatani
yang diterima akan membantu para pengelola usahatani dalam melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan usahatani yang dijalankannya.
Menurut Gin gin 2004, penilaian besarnya penerimaan yang dihasilkan dari setiap uang yang dikeluarkan dalam suatu kegiatan usahatani dapat digunakan
perhitungan rasio penerimaan atas biaya RC rasio. Hasil dari penghitungan rasio penerimaan atas biaya, dapat mengetahui apakah suatu kegiatan usahatani
dapat menguntungkan atau tidak dalam pelaksanaannya. Rasio penerimaan atas biaya dapat diperoleh dengan cara membagi penerimaan yang diperoleh dari
kegiatan usahatani dengan biaya usahatani yang dikeluarkan. Kegiatan usahatani dikatakan menguntungkan apabila angka dari RC rasio lebih besar dari satu,
sedangkan dikatakan tidak menguntungkan apabila angka RC rasio lebih kecil dari satu. Nilai RC rasio tersebut akan dibandingkan dengan tingkat suku bunga
bank untuk menilai usaha tersebut lebih menguntungkan tidak dengan ditabungkan di bank. Tingkat suku bunga bank saat ini sebesar 7,50 persentahun
6
. Tingkat keuntungan usaha ternak sapi perah tiap tahun yang lebih besar dari 7,50
persen merupakn usaha yang menguntungkan. Nilai RC rasio lebih dari satu artinya setiap satu rupiah yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha tani akan
menghasilkan penerimaan lebih besar dari satu rupiah, sehingga apabila RC rasio lebih kecil dari satu maka setiap satu rupiah yang dikeluarkan akan menghasilkan
penerimaan lebih kecil dari satu rupiah.
6
BI Rate. Bank Sentral Republik Indonesia. www.google.com
. 04 Maret 2009
3.1.4. Analisis Regresi Berganda