skala usaha rakyat memiliki sapi sebanyak 4,23 ST dengan jumlah sapi yang berproduksi sebanyak 3,11 ST atau sebesar 75,47 persen. Rata-rata produksi susu
harian peternak skala rakyat ini sebanyak 40,97 liter dengan produktivitas sapi produksi sebanyak 13,76 literhariST.
Peternak dengan usaha skala kecil rata-rata memiliki sapi sebanyak 8,25 ST dengan jumlah sapi produksi sebanyak 4,5 ST atau 54,89 persen. Rata-rata
produksi susu harian peternak sebanyak 67,83 liter dengan produktivitas sapi produksi sebanyak 15,15 literhariST. Peternak dengan usaha skala menengah
rata-rata memiiki sapi sebanyak 19 ST dengan jumlah sapi produksi sebanyak 11 ST atau 57,89 persen. Rata-rata produksi susu harian sebanyak 220,33 liter,
produktivitas sapi yang berproduksi sebanyak 20,03 literhariST.
5.4. Karakteristik Peternak
Karakteristik responden memberikan gambaran tentang latar belakang peternak yang berhubungan dengan keterlibatan dalam mengelola usahanya.
Karakteristik tersebut meliputi, umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak dan orientasi dalam usaha ternak sapi perah. Hasil penelitian terhadap 60
peternak di Kecamatan Cigugur memberikan gambaran sebagai berikut :
5.4.1. Umur Peternak
Peternak anggota rata-rata berusia 38,33 tahun dengan sebaran usia 22 hingga 67 tahun. Peternak dengan kategori usia 15 – 35 tahun sebanyak 51,67
persen, usia 35 - 55 tahun sebesar 30 persen dan usia lebih dari 55 tahun sebesar 18,33 persen. Karakteristik peternak tersebut dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Peternak Berdasarkan Karakteristik Individu Tahun 2008 No
Karakteristik Individu Kategori
Jumlah Persentase 1
Umur 15-35 tahun
31,00 51,67
35-55 tahun 18,00
30,00 55 tahun
11,00 18,33
2 Pendidikan
SD 34,00
56,67 SLTP
16,00 26,67
SLTA 7,00
11,67 Diploma III
2,00 3,33
Sarjana 1,00
1,67 3
Pengalaman Beternak 10 tahun
6,00 10,00
10-20 tahun 45,00
75,00 20 tahun
9,00 15,00
4 Orientasi Usaha
Usaha Utama 57,00
95,00 Usaha Sampingan
3,00 5,00
Dari tabel 11 tersebut terlihat bahwa 81,67 persen peternak tergolong tenaga kerja dalam batas usia produktif yaitu 15 – 55 tahun dan hanya 18,33
persen berusia lebih dari 55 tahun yang tergolong diatas usia kerja produktif. Besarnya persentase peternak yang berada pada posisi usia produktif memberikan
peluang untuk meningkatkan jumlah ternak yang dipelihara. Menurut Sudono 1983 satu orang tenaga kerja mampu memelihara ternak sapi perah sebanyak 8
– 9 ST, dengan rata-rata kepemilikan sapi perah oleh peternak sebanyak 4,68 tabel 9 menunjukan masih terdapat peluang untuk meningkatkan populasi ternak
yang dipelihara oleh tiap peternak.
5.4.2. Tingkat Pendidikan Peternak
Ditinjau dari segi pendidikan peternak sangatlah bervariasi mulai dari tingkat Sekolah Dasar SD sampai Strata Satu S1. Secara umum, tingkat
pendidikan peternak sapi perah adalah lulusan Sekolah Dasar, yaitu sebesar 56,67 persen. Hasil penelitian menunjukan 26,67 persen peternak adalah lulusan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, 11,67 lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA, 3,33 lulusan Diploma III dan 1,67 lulusan Strata Satu S1.
Menurut Mosher 1981, pendidikan memiliki peranan penting terhadap produktivitas usaha dan merupakan faktor pelancar pembangunan pertanian,
karena dengan pendidikan petani mengenal pengetahuan, keterampilan dan cara- cara baru dalam melkukan kegiatan usahataninya. Selain pendidikan formal yang
ditempuh dibangku sekolah, pendidikan non formal yang ditempuh diluar sekolah seperti kursus, lokakarya dan penyuluhan sangat besar artinya bagi pembekalan
pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengelola usaha ternaknya. Berdasarkan pertimbangan tersebut koperasi dapat memberikan pendidikan non
formal terhadap anggotanya berupa pelatihan dan penyuluhan sehingga pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pengelolaan usahaternaknya
meningkat.
5.4.3. Pengalaman Beternak