Y = Produktivitas Sapi Perah literhariST
X
1
= Besarnya Biaya Usaha Rphari X
2
= Jumlah Pemberian Pakan Kosentrat Sapi Produksi kghariST X
3
= Jumlah Pemberian Pakan Hijauan Sapi Produksi kghariST X
4
= Masa Laktasi Sapi Produksi bulan b
= Konstanta b
1
= Koefisien regresi Biaya Usaha b
2
= Koefisien regresi Pemberian Pakan Hijauan Sapi Produksi b
3
= Koefisien regresi Pemberian Pakan Kosentrat Sapi Produksi b
4
= Koefisien regresi Masa Laktasi Sapi Produksi Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas sapi perah yang
dipelihara peternak ini diasumsikan : 1. Besarnya biaya usaha yang digunakan peternak berpengaruh positif dan
nyata terhadap produktivitas susu di tingkat peternak. 2. Jumlah pemberian pakan kosentrat sapi produksi berpengaruh psitif dan
nyata terhadap produktivitas susu di tingkat peternak. 3. Pemberian pakan hijauan sapi produksi berpengaruh positif dan nyata ter-
hadap produktivitas susu di tingkat peternak. 4. Masa laktasi sapi produksi berpengaruh negatif dan nyata terhadap
produktivitas susu di tingkat peternak.
4.5.2. Pengujian Statistik
Untuk mengevaluasi apakah model yang digunakan sudah baik atau tidak, terdapat beberapa kriteria pengujian statistik yaitu koefisien determinasi yang
disesuaikan atau R-Sq adj, uji F dan uji t. Uji F digunakan untuk melihat apakah
variabel penjelas secara bersama-sama simultan berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen Nachrowi dan Usman, 2002. Uji t merupakan suatu
pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak. Uji t digunakan untuk melihat apakah variabel penjelas secara individu
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang menunjukan besar sumbangan dari
variabel penjelas terhadap variabel respon. Semakin besar koefisien determinasi maka model semakain baik Nachrowi dan Usman, 2002. Menurut Santoso
1999, untuk regresi berganda yang mempunyai varibel bebas lebih dari dua, dianjurkan menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan atau R-Sq adj.
Koefisien determinasi yang disesuaikan berarti koefisien determinasi sudah disesuaikan dengan derajat bebas dari masing-masing jumlah kuadrat yang
tercakup didalam perhitungan koefisien determinasi Firdaus, 2004. 1. Uji t Statistik
Uji t statistik melihat hubungan atau pengaruh antara variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang digunakan : a. Jika hipotesis positif
H =
b ≤ 0 : variabel independent tidak mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan H
1
= b
0 : variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara positif dan signifikan
b. Jika hipotesis negatif H
= b
≥ 0 : variabel independent tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan
H
1
= b
0 : variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara negatif dan signifikan
Pengambilan keputusan uji t adalah : Jika t table ≥ t hitung, Ho diterima berarti variabel independen secara individual
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika t table t hitung, Ho ditolak berarti variabel independen secara individu
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 2. Uji F Statistik
Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel penjelas secara bersama- sama berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen Nachrowi dan
Usman, 2002. Hipotesis yang digunakan :
H : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= 0 tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel indipenden
terhadap variabel dependen secara bersama – sama. H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ 0 ada pengaruh yang signifikan dari variabel indipenden
terhadap variabel dependen secara bersama – sama. Pengambilan keputusan uji F adalah :
Apabila F-hitung F-tabel, maka Ho ditolak berarti secara bersama – sama variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen
Apabila F-hitung F-tabel maka Ho diterima yang berarti secara bersama – sama variabel independen secara signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.
Gambar 2. Statistik Durbin-Watson autokorelasi
positif Ragu-
ragu tidak ada
autokorelasi ragu-
ragu autokorelasi
negatif 0 D
L
D
U
2 4-D
U
4-D
L
4 3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, multikolinearitas, dan normalitas. Apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi
klasik tersebut uji t dan uji F yang dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan.
A. Multikolineritas Pengujian multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana satu atau
lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel lainya. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan
pengujian terhadap masing-masing variabel independen. Pengujian
multikolinearitas diketahui dari nilai VIF setiap prediktor. Jika nilai VIF prediktor tidak melebihi 10, maka data terbebas dari multikolinearitas.
B. Autokorelasi Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan Durbin
Watson test, dengan hipotesa sebagai berikut: a.
Jika nilai Durbin-Watson statistik D
L
, atau Durbin-Watson statistik 4- D
L
, maka terdapat autokorelasi b.
Jika nilai D
U
Durbin-Watson 4- D
U
, maka tidak terdapat autokorelasi.
c. Jika nilai D
L
≤ Durbin-Watson ≤ D
U
atau 4- D
U
≤ Durbin-Watson ≤ 4- D
L
, berarti ragu-ragu
C. Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan uji normal P-Plot. Deteksi dengan
melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
4.5.3. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah