1 1
2 2
p p
Fm m X
m X ...... m X ............................................................5
c. MSA0,5,variabel tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
3. Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat didapat, kegiatan berlanjut ke proses inti pada analisis faktor, yaitu factoring; proses ini
akan mengekstrak satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. Menurut Suliyanto 2005, model
analisis faktor dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Analisis komponen utama Principle Component Analysis, merupakan
model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk melakukan prediksi terhadap sejumlah faktor yang akan dihasilkan.
Model Principal Components Analysis:
Syarat m ≤ p Keterangan :
F = faktor principal components
X = variabel yang diteliti
=
bobot dari kombinasi linier b. Analisis faktor umum Common Factor Analysis, model dalam analisis
faktor yang tujuannya untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti karakteristik dari variabel.
4. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam
faktor tertentu. 5. Interpretasi atas faktor yang terbentuk, khususnya member nama atas
faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap dapat mewakili variabel- variabel anggota faktor tersebut.
6. Validasi hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid.
2.11. Penelitian Terdahulu
Barus 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Preferensi Calon Konsumen terhadap Atribut Jasa Program Sarjana Penyelenggaraan
Khusus Studi Kasus Program Diploma di Kota Bogor. Tujuan penelitian
tersebut adalah 1 Mengetahui proses pengambilan keputusan calon konsumen PSMPK DMIPB, 2 Menganalisis preferensi calon konsumen
terhadap atribut jasa pendidikan PSMPK DMIPB, dan 3 Memberikan rekomendasi alternatif kebijakan dalam meningkatkan pelayanan dan
pengembangan PSMPK DMIPB. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Berdasarkan analisis faktor kelima
dimensi jasa PSMPK DMIPB diperoleh faktor yang paling dipentingkan adalah faktor tangible sebesar 0,549; reliability sebesar 0,717; responsiveness
sebesar 0,672; assurance sebesar 0,809, dan empathy sebesar 0,481. Fitriyana 2009 hasil penelitian tentang Analisis Proses Pengambilan
Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap Objek Wisata Pemancingan Fishing Valley Bogor. Tujuan penelitian tersebut adalah 1 Mengetahui
karakteristik konsumen yang mengunjungi objek wisata pemancingan Fishing Valley, 2 Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen yang
berkunjung ke objek wisata pemancingan Fishing Valley, dan 3
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen untuk berkunjung ke objek wisata pemancingan Fishing Valley. Alat analisis yang
digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Berdasarkan analisis faktor terhadap kelima dimensi jasa wisata Fishing Valley diperoleh
faktor yang paling dipentingkan adalah faktor tangible sebesar 0,655; responsiveness sebesar 0,649; reliability sebesar 0,514; assurance sebesar
0,414; dan empathy sebesar 0,514. Miftah 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Proses
Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Terhadap Restoran Gurih 7 Bogor. Tujuan penelitian tersebut adalah 1 Mengetahui karakteristik
konsumen Restoran Gurih 7, 2 Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen Restoran Gurih 7, dan 3 Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi konsumen Restoran Gurih 7. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Berdasarkan
analisis faktor dapat diketahui bahwa faktor yang paling dipentingkan adalah faktor assurance sebesar 0,742; reliability sebesar 0,698; tangible sebesar
0,697; responsiveness sebesar 0,611; dan empathy sebesar 0,567.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Perkembangan bisnis di bidang makanan terlihat di beberapa kota, salah satunya di Kota Bogor dimana jumlah restoran semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan persaingan bisnis tersebut juga semakin ketat. Rahat Café sebagai salah satu restoran yang terlibat membutuhkan
pengetahuan mengenai perilaku konsumennya untuk bertahan dalam persaingan.
Pengetahuan mengenai perilaku konsumen Rahat Café terdiri dari karakteristik konsumen, proses keputusan pembelian konsumen dan faktor-
faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen. Karakteristik konsumen Rahat Cafe sangat bervariasi. Untuk itulah Rahat Café harus terlebih dahulu
mengetahui informasi
karakteristik konsumen
secara akurat
agar mempermudah perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat
sehingga dapat meraih, mempertahankan dan meningkatkan konsumen. Sedangkan proses pengambilan keputusan pembelian meliputi pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Proses ini biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti faktor lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis. Kuesioner yang diberikan kepada konsumen memberikan informasi
mengenai karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen. Untuk menganalisis karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan
pembelian dilakukan dengan cara analisis deskriptif dan tabulasi silang. Sedangkan untuk menganalisis preferensi konsumen Rahat Café digunakan
analisis multivariat yaitu analisis faktor. Hasil yang didapatkan melalui studi perilaku konsumen diharapkan dapat digunakan oleh Rahat Café untuk
mengevaluasi kinerja dan menetapkan strategi-strategi yang sesuai dengan karakteristik konsumen yang mereka miliki.