Analisis proses pengambilan keputusan dan preferensi konsumen terhadap Wana Wisata Curug Nangka KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

(1)

WANA WISATA CURUG NANGKA KPH BOGOR

PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN

Oleh

NURDIANTI RAHAYU

H24102053

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

Konsumen terhadap Wana Wisata Curug Nangka, KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Di bawah bimbingan Mimin Aminah

Penelitian ini menganalisis tentang Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) yang dilakukan di Wana Wisata Curug Nangka (WWCN), berlokasi di Desa Sukajadi Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor dan dilakukan selama tiga bulan dari April hingga Juni 2006. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui karakteristik konsumen yang mengunjungi WWCN, (2) Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian terhadap jasa wisata WWCN, (3) Menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut WWCN, (4) Merumuskan upaya-upaya apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola WWCN dalam meningkatkan pelayanan dan pengembangkan objek wisata yang dimilikinya. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 110 responden. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Deskriptif, Analisis Faktor dan Regresi Logistik Ordinal. Pengolahan data dibantu dengan Microsoft Excel, program SPSS versi 11.5 for Windows, dan Minitab 14.

Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar pengunjung WWCN berjenis kelamin laki-laki (70.91%) dengan usia berkisar antara 15 tahun hingga 24 tahun (44.55%). Daerah asal kedatangan pengunjung WWCN mayoritas datang dari Jakarta (49.09%) dan Bogor (35.45%). Tingkat pendidikan terakhir pengunjung sebagian besar adalah lulusan SMU/SMK (41.82%). Pengunjung sebagian besar bekerja sebagai pegawai swasta (39.09%), dengan pendapatan terbanyak berada pada level B atau kelas menengah bawah (63.64%) yaitu pendapatan yang berkisar antara Rp500.000 hingga Rp2.350.000 per bulan.

Berdasarkan analisis diketahui bahwa proses pengambilan keputusan konsumen terhadap WWCN dimulai dengan tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Tujuan utama berkunjung ke WWCN adalah untuk menikmati keindahan alam. Manfaat utama yang dicari konsumen adalah hiburan. Sumber informasi konsumen mengenai WWCN didapatkan melalui teman. Suasana yang segar dan santai merupakan fokus perhatian utama konsumen pada saat mengetahui promosi tentang WWCN. Pertimbangan utama konsumen dalam memilih objek wisata yang akan dikunjungi adalah dari keindahan alam. Hal yang membuat konsumen pertama kali memutuskan berkunjung ke WWCN adalah karena lokasinya yang mudah didapat dan mereka merencanakan sebelumnya untuk melakukan kunjungan. Media yang paling mempengaruhi konsumen untuk berkunjung adalah teman. Pengaruh teman sangat terasa karena sebagian besar konsumen datang ke WWCN bersama temannya. Sebagian besar dari konsumen telah mengunjungi WWCN lebih dari satu kali dan biaya yang mereka habiskan selama berkunjung berkisar Rp50.000 sampai dengan Rp100.000. Curug (air terjun) merupakan objek wisata yang paling banyak dikunjungi oleh konsumen dan berenang dan bermain air merupakan kegiatan yang paling banyak digemari. Sebagian besar dari konsumen menyukai objek wisata dan menyatakan puas setelah berkunjung ke WWCN serta berniat untuk berkunjung kembali.

Berdasarkan metode dengan analisis faktor terbentuk lima faktor preferensi konsumen terhadap WWCN, diantaranya (1) Faktor fasilitas alam, (2) Faktor pengelolaan dan pelayanan, (3) Faktor aksesabilitas, (4) Faktor motivasi wisata, dan (5) Faktor daya tarik wisata. Sedangkan variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen terhadap tingkat kepuasan yang diolah dengan model regresi logistik ordinal terdiri dari faktor aksesabilitas, faktor motivasi wisata, faktor daya tarik wisata, dan asal kedatangan.


(3)

WANA WISATA CURUG NANGKA KPH BOGOR

PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NURDIANTI RAHAYU

H24102053

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(4)

pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan

barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya

pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang

yang bersyukur.

(QS. Ali Imran 145)

Karya kecil ini kupersembahkan untuk orang-orang yang kusayangi:

Ayahanda Dadi Sutadi Iskandar, Ibunda Yayah Setiasih,

Teh Epi, Kang Ridwan, A’ Adi, Teh Ima, Mas Rahmat, Tasya dan


(5)

iii

Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 12 Februari 1984 dari pasangan Bapak Dadi Sutadi Iskandar dan Ibu Yayah Setiasih sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan di TK Rantai Sari Sagalaherang pada tahun 1990-1991, kemudian melanjutkan pendidikan di SDN Sagalaherang III (tamat tahun 1996), SLTP Negeri 1 Panawangan (tamat tahun 1999), lalu ke SMU Negeri 1 Ciamis (tamat tahun 2002). Pada tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif mengikuti kegiatan akademik dan organisasi kemahasiswaan. Dalam kegiatan akademik, penulis mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa yang diselenggarakan dan dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI). Penulis aktif dalam kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai staff Administrasi Kesekretariatan dan Keuangan (AK2) periode 2003/2004. Selain itu, penulis berpartisipasi dalam beberapa kepanitiaan acara seperti pada seminar dan dialog interaktif Manajemen Syariah dalam Praktek, Income 2003 (Interaction among the Community of Management Departement) serta kepanitiaan yang diselenggarakan oleh BEM FEM IPB seperti panitia Kompetisi Ekonomi SMU se-Jawa dan Bali pada acara Dies Natalis III FEM. Penulis juga aktif dalam mengikuti kegiatan pelatihan dan seminar, seperi Marketing Touch, seminar Bisnis, seminar Pasar Uang dan Pasar Modal, The Agro Estate Expo 2003 Centre of Management (Com@), SPSS Training for Management dan pelatihan aplikasi multivariate menggunakan SPSS yang diselenggarakan oleh program softskill Departemen Manajemen, dan lain-lain.


(6)

iv

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah AWT, karena atas curahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Terhadap Wana Wisata Curug Nangka KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dengan setulus hati kepada semua pihak yang telah membantu dari awal hingga selesainya penyusunan skripsi ini, diantaranya kepada:

1. Ibu Ir Mimin Aminah, MM (The most important person in making this scription..) sebagai dosen pembimbing, terimakasih telah memberikan arahan, bimbingan, nasihat, serta wawasan ilmu yang begitu berharga kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, MSc dan ibu Erlin Trisyulianti, S.TP., M.Si sebagai dosen penguji pada ujian sidang skripsi. Terimakasih atas segala masukan dan arahannya kepada penulis.

3. Ayahanda Dadi Sutadi Iskandar dan Ibunda Yayah Setiasih yang tiada henti-hentinya memberikan doa, dukungan dan kasih sayang yang selalu tercurah kepada penulis. Terimakasih atas segala pemberian dan pengorbanan selama penulis menyelesaikan studi di IPB. Terimakasih juga untuk Teh Epi, Kang Ridwan, A’Adi, Teh Ima, Tasya dan Dede Ayyasy yang senantiasa memberikan do’a, nasihat, bantuan dan dukungan kepada penulis.

4. Mas Rahmat..terimakasih atas doa, dukungan, bantuan, kasih sayang, dan segala perhatian yang selalu tercurah kepada penulis. You make my life more beautiful.. Thanks for everything.. Juga buat ibu terimakasih atas do’a dan nasihatnya.

5. Teman-teman seperjungan, anet, ap, uthe dan uthie. Terimakasih buat dukungan,do’a dan kerjasamanya. Semoga apa yang telah kita lalui akan memberikan pelajaran berharga bagi masa depan.. Tetep semangat ya...!


(7)

v

6. Kemuning’s crew: nawang dan tionya, belen, ima, fitri, adik baruku ‘mimi cilik’, yani, nia, teh mpop, teh iar, maya, wini the pooh, the ade dan yang lainnya. Terimakasih buat kebersamaan dan dukungannya. (jangan lupa passwordnya ya..!)

7. Pengelola Wana Wisata Curug Nangka, Mas Yusuf, Mas Ervan, Mas Riswan, Mba Sri, Pak Wendi, Pak Edi, Pak Ece, Pak Agus, dan Pak Rahmat. Terimakasih atas segala informasi dan pemberian data yang dibutuhkan oleh penulis. Terimakasih juga kepada bapak Kepala Desa Sukajadi dan bapak Ketua RT Sukajadi atas kesediaannnya untuk diwawancara oleh penulis.

8. Semua teman-teman Manajemen ’39 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih atas kebersamaan dan kekompakkannya selama empat tahun di bangku kuliah.

9. Seluruh dosen dan staf TU Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Untuk Mas Dedi terimakasih atas saran, masukan traktiran dan izinnya untuk menggunakan komputer di lab kom. Juga buat Mas Eko terimakasih atas saran-sarannya dan mas da’a buat terimakasih traktiran seminarnya.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga semua amal kebaikannya mendapat ridho dan pahala dari Allah SWT. Amiin..

Tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadikannya lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Amiin.

Bogor, Agustus 2006


(8)

vi

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I PENDAHULUAN ... x

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

Pemasaran ... 6

Karakteristik Jasa ... 6

Perilaku Konsumen ... 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen ... 8

Pengambilan Keputusan Konsumen ... 11

Preferensi Konsumen ... 17

Pariwisata ... 18

Wana Wisata ... 20

Analisis Faktor ... 21

Regresi Logistik Ordinal ... 22

Hasil Penelitian Terdahulu ... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 25

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 25

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 27

3.4. Teknik Pengambilan Sampel... 28

3.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 29

3.5.1. Uji Reliabilitas dan Validitas ... 29

3.5.2. Analisis Deskriptif ... 32

3.5.3. Analisis Faktor ... 32

3.5.4. Regresi Logistik Ordinal ... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44


(9)

vii

4.1.4. Objek dan Kegiatan Wisata ... 45

4.1.5. Pengelolaan dan Struktur Organisasi ... 46

4.2. Karakteristik Responden ... 46

4.2.1. Jenis Kelamin ... 47

4.2.2. Usia ... 47

4.2.3. Status Pernikahan ... 49

4.2.4. Asal Kedatangan ... 49

4.2.5. Pendidikan Terakhir ... 50

4.2.6. Pekerjaan ... 51

4.2.7. Pendapatan ... 52

4.3. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 54

4.3.1. Pengenalan Kebutuhan ... 54

4.3.2. Pencarian Informasi ... 56

4.3.3. Evaluasi Alternatif ... 57

4.3.4. Pembelian ... 59

4.3.5. Evaluasi Pasca Pembelian ... 65

4.4. Analisis Variabel Wisata yang Mempengaruhi Preferensi Pengunjung ... 69

4.5. Analisis Variabel yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan ... 77

4.6. Upaya-Upaya Dalam Meningkatkan Pelayanan dan Pengembangan Objek Wisata WWCN ... 82

KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

1. Kesimpulan ... 86

2. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89


(10)

viii

No. Halaman

1. Data kunjungan wisatawan ke Wana Wisata

di Kabupaten Bogor tahun 2000-2005 ... 2

2. Tingkat kesuaian penggunaan analisis faktor dengan harga KMO. 34

3. Jenis kelamin responden ... 47

4. Usia responden ... 48

5. Status pernikahan responden ... 49

6. Asal kedatangan responden ... 50

7. Tingkat pendidikan terakhir responden ... 51

8. Pekerjaan responden ... 52

9. Pendapatan perbulan responden ... 53

10. Tujuan utama berunjung ke WWCN ... 55

11. Manfaat berkunjung ke WWCN ... 56

12. Sumber informasi pengunjung mengenai WWCN ... 57

13. Fokus perhatian pengunjung dalam promosi WWCN ... 57

14. Pertimbangan pengunjung dalam memilih suatu tempat wisata .... 58

15. Prioritas utama WWCN sebagai tempat pilihan untuk berwisata ... 59

16. Alasan berkunjung ke WWCN ... 60

17. Cara memutuskan untuk berkunjung ke WWCN ... 60

18. Sumber utama yang mempengaruhi untuk berkunjung ke WWCN 61

19. Tanggapan pengunjung terhadap kelancaran arus lalu lintas ... 61

20. Alat transportasi yang digunakan pengunjung WWCN ... 62

21. Teman berkunjung ke WWCN ... 63

22. Frekuensi berkunjung ke WWCN ... 63

23. Biaya selama melakukan kunjungan ke WWCN ... 64

24. Objek yang dikunjungi di WWCN ... 64

25. Kegiatan wisata yang dilakukan pengunjung WWCN ... 65

26. Tingkat kesukaan pengunjung terhadap objek WWCN ... 66

27. Tingkat kepuasan pengunjung WWCN ... 67

28. Niat melakukan kunjungan ulang ke WWCN ... 67

29. Kesediaan pengunjung untuk menyarankan berkunjung dan mempromosikan WWCN kepada orang lain ... 68

30. Pengaruh kenaikan harga tiket terhadap keinginan untuk tetap berkunjung ke WWCN ... 68

31. Toleransi kenaikan harga tiket untuk memasuki WWCN ... 79

32. Hasil analisis KMO dan Bartlett's Test ... 70

33. Lima faktor utama hasil analisis faktor ... 73

34. Dugaan parameter dengan model reduksi ... 79

35. Nilai rasio odds untuk model Regresi Logistik Ordinal ... 79


(11)

ix

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ... 8

2. Model pemrosesan kognitif pengambilan keputusan konsumen... 11

3. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan konsumen... 12

4. Komponen dasar proses evaluasi alternatif ... 15

5. Alus kerangka pemikiran penelitian ... 26


(12)

x

2. Uji validitas dan reliabilitas ... 92

3. Anti Image Matriks ... 95

4. Total Variance Explained ... 97

5. Communalities ... 98

6. Component Matrix ... 99

7. Rotated Component Matrix ... 100

8. Score Factor ... 101

9. Ordinal Logistic Regression ... 104

10. Pembentukan variabel boneka (Dummy Variabel) ... 106


(13)

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai suatu negara kepulauan terletak di khatulistiwa dengan iklim tropis memiliki kekayaan lingkungan alam berupa sumber daya alam hayati dan non-hayati yang harus dilindungi, dipelihara dan dilestarikan secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Semua potensi tersebut merupakan modal bagi pembangunan nasional Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang ditunjang dengan pembangunan pada semua sektor.

Pariwisata adalah salah satu sektor potensial yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dimana keberadaannya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nasional untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 bab II pasal 3 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Salah satu sektor pariwisata yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah wisata alam hutan. Wisata alam hutan atau wana wisata diartikan sebagai hutan yang mencakup bagian daratan maupun lautan terutama dapat dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (Atmajaya, 2002). Pengelolaan objek wisata alam hutan ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk memanfaatkan fungsi hutan secara optimal, serba guna dan lestari dengan tetap mempertahankan aspek konsevasi, keserasian dan keseimbangan lingkungan serta tidak merubah bentuk aslinya (Perum Perhutani, KPH Bogor).

Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Jawa Barat yang memiliki beberapa lokasi yang dijadikan sebagai objek wisata berupa wisata alam hutan atau wana wisata. Terdapat lima lokasi wana wisata (WW) di Kabupaten Bogor yang pengelolaannya berada di bawah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Wana wisata tersebut diantaranya Wana Wisata Curug Cilember, Wana Wisata Curug


(14)

Nangka (WWCN), Wana Wisata Bumi Perkemahan Sukamantri, Wana Wisata Bumi Perkemahan Gunung Bunder, dan Wana Wisata Penangkaran Rusa (Perum perhutani, KPH Bogor). Kelima lokasi tersebut merupakan objek wisata yang memiliki daya tarik dan banyak diminati oleh pengunjung untuk menikmati keindahan alam yang ada.

Konsep pemasaran menitikberatkan kepada apa yang diinginkan konsumen dapat dipenuhi oleh produsen. Selain itu untuk menunjang keberhasilan suatu usaha, maka konsumen memegang peranan yang sangat penting. Dengan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen maka perusahaan akan mampu memasarkan produknya dengan baik bahkan mampu mempertahankan loyalitas konsumennya. Oleh karena itu penelitian perilaku konsumen khususnya mengenai proses pengambilan keputusan serta preferensinya perlu dilakukan untuk mendukung efisiensi pemasaran suatu produk, dalam hal ini adalah pemasaran produk jasa wisata.

1.2. Perumusan Masalah

Salah satu faktor yang sangat berperan dalam eksistensi suatu objek wisata adalah pengunjung. Dewasa ini tidak sedikit masyarakat yang ingin mencari kesenangan di objek wisata alam terbuka (out door recreation) dengan menikmati udara segar, pemandangan indah dan suasana alam yang nyaman. Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) merupakan salah satu objek wisata alam hutan yang terdapat di Kabupaten Bogor yang memiliki daya tarik berupa pesona alam yang indah. Objek wisata ini telah dikembangkan sejak tahun 1990 dan dikelola oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Pembangunan objek wisata ini tidak semata-mata ditujukan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan, tetapi dimaksudkan pula sebagai sarana pembinaan masyarakat agar lebih mencintai alam dan lingkungannya. (Perum Perhutani, KPH Bogor).

Inovasi dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar tetap mampu bersaing dengan objek wana wisata lainnya sangat diperlukan oleh WWCN. Kompetisi untuk dapat menarik minat pengunjung tidak dapat diabaikan karena di Bogor terdapat beberapa objek wana wisata yang menjadi pesaing WWCN. Objek wana wisata tersebut beserta


(15)

banyaknya jumlah pengunjung dapat dilihat pada Tabel 1. Dari data pada Tabel 1 tersebut jika diurutkan berdasarkan banyaknya pengunjung, pada tahun 2001-2005 WWCN menempati urutan kedua setelah WW Curug Cilember.

Tabel 1. Data Kunjungan Wisatawan ke Wana Wisata Di Kabupaten Bogor tahun 2001-2005

Lokasi

Tahun

WW Curug Cilember

WW Curug Nangka

WW Curug Buper Sukamantri

WW Buper Gn. Bunder

WW

Penangkaran Rusa 2001 67.279 34.706 6.356 2.877 - 2002 76.391 25.994 7.410 9.926 - 2003 83.732 27.339 9.740 19.377 - 2004 104.225 69.651 7.900 39.303 679 2005 121.860 87.723 6.674 46.298 2.008 Sumber: Kesatuan Pemangkuan Hutan Bogor

Peningkatan pengambilan keputusan untuk berwisata merupakan gejala yang menggembirakan. Akan tetapi perkembangan objek wisata lain baik yang sejenis maupun bukan, akan menyebabkan persaingan konsumen semakin ketat. Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa dibandingkan dengan objek wisata yang menjadi pesaing utama WWCN yaitu WW Curug Cilember, maka banyaknya pengunjung WWCN masih berada di bawah jumlah pengunjung WW Curug Cilember. Pada tahun 2002 jumlah pengunjung WWCN mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun berikutnya jumlah pengunjung mengalami kenaikan, dan kenaiknnya cukup pesat pada tahun 2005. Meskipun jumlah pengunjung WWCN meningkat, tetapi jumlahnya masih tetap berada di bawah pesaingnya. Hal ini seharusnya menjadi pendorong bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan dan pembenahan yang diperlukan.

Dalam menentukan keberhasilan suatu usaha, perusahaan sebagai pemasar pada umumnya sepakat bahwa konsumen memainkan peranan yang penting. Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya, dan bagaimana ia mengambil keputusan sehingga pemasar dapat memproduksi barang dan jasa


(16)

yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Setiadi (2003) menyatakan bahwa pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Disamping itu para pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Dengan mengerti berbagai partisipan dalam proses pembelian dan pengaruh-pengaruh utama dalam pembelian mereka, para pemasar dapat merancang program pemasaran yang lebih efektif. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga mau membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar.

Berdasarkan uraian diatas, maka hal yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik konsumen yang mengunjungi WWCN ? 2. Bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian terhadap jasa

WWCN ?

3. Bagaimana preferensi konsumen terhadap atribut WWCN ? 4. Variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan? 5. Upaya-upaya apakah yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola

WWCN untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan objek wisata yang dimilikinya?

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik konsumen yang mengunjungi WWCN. 2. Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian terhadap jasa

WWCN.

3. Menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut WWCN.

4. Merumuskan variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan.

5. Merumuskan upaya-upaya apa yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola WWCN untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan objek wisata yang dimilikinya.


(17)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengelola tempat wisata, khususnya pengelola WWCN untuk mengembangkan tempat wisatanya sehingga dapat menarik minat pengunjung lebih banyak ke tempat tersebut.

2. Bagi penulis sebagai salah satu sarana pengembangan wawasan dan pengalaman dalam menganalisis preferensi dan proses pengambilan keputusan konsumen terhadap suatu objek wana wisata alam.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah penulis paparkan, maka penelitian ini difokuskan pada:

1. Penelitian mengenai analisis proses pengambilan keputusan dan preferensi konsumen/pengunjung terhadap WWCN.

2. Responden adalah pengunjung yang datang ke objek WWCN dengan sasaran pengunjung berusia 15 tahun ke atas. Jumlah responden sebanyak 110 orang yang diambil dari aturan umum analisis faktor yaitu lima kali jumlah variabel. Jumlah variabel dalam penelitian ini sebanyak 21 variabel.


(18)

2.1. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002).

Menurut American Marketing Association dalam Kotler (2002) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide, jasa-jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya.

Menurut Boyd, Walker dan Larecce (2000) pemasaran sebagai suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

2.2. Karakteristik Jasa

Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran yaitu terdiri dari intangible (tidak berwujud), inseparability (tidak terpisahkan), variability (bervariasi), perishability (mudah lenyap). Keempat karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (Kotler, 2002)

1). Intangible (Tidak Berwujud)

Tidak seperti halnya produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, para pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai mutu jasa dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol dan harga yang mereka lihat.


(19)

2). Inseperability (Tidak Terpisahkan)

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan. Jika seseorang memberikan pelayanan, maka penyedianya merupakan bagian dari jasa itu.

3). Variability (Bervariasi)

Jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu diberikan. Perusahaan dapat melakukan tiga langkah dalam pengendalian mutu. Pertama adalah melakukan investasi untuk menciptakan prosedur perekrutan dan pelatihan yang baik. Kedua adalah menstandarisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi. Ketiga adalah memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan melakukan belanja perbandingan.

4). Perishability (Mudah lenyap).

Suatu jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang mudah lenyap tidak akan jadi masalah apabila permintaan tetap. Masalah akan timbul apabila permintaan akan jasa berfluktuatif.

2.3. Perilaku Konsumen

Pemahaman mengenai perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara orang yang mungkin melakukan perannya sebagai konsumen, tetapi dalam prakteknya cenderung mengarah pada perlaku yang berhubungan dengan mencari, membeli dan menggunakan produk dan jasa. Konsumen mungkin diperlakukan sebagai suatu kelompok, segmen pasar khusus, diidentifikasi dengan karakteristik demografi dan diasumsikan memiliki sikap dan perilaku yang umum. Individu sebagai suatu alternatif, pandangan subjektif yang dapat membentuk pola keteladanan dalam karakter seseorang (Johns dan Pine, 2002).

Menurut Engel. J. F. et al (1994), pengertian dari perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Sedangkan Schiffman dan Kanuk (1999) memberikan definisi perilaku konsumen:


(20)

”The term consumer behavior refers to the behavior that consumers display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products and services that they expect will satisfy their needs.”

Dapat diartikan bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Berbagai keputusan mengenai aktivitas seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari. Perilaku konsumen berusaha memahami bagaimana konsumen mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa. Selain itu, disiplin perilaku konsumen juga berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil keputusan dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut (Sumarwan, 2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ( Kotler, 1997)

Menurut Setiadi (2003) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Penjelasan dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

KEBUDAYAAN: ƒ Budaya

ƒ Sub-budaya ƒ Kelas Sosial

SOSIAL: ƒKelompok

Referensi ƒKeluarga ƒPeran dan

Status

PRIBADI: ƒUmur dan

Siklus Kehidupan ƒPekerjaan ƒGaya Hidup

ƒKepribadian PSIKOLOGIS: ƒ Motivasi ƒ Persepsi ƒ Pembelajaran ƒKepercayaan dan Tingkah Laku Pembeli


(21)

1). Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya - sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan ras, dan area geografis. Kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2). Sosial

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap maupun perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah kelompok primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan seperti teman, keluarga, tetangga, dan teman sejawat. Kelompok-kelompok sekunder yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan. Kelompok yang seseorang ingin menjadi anggotanya disebut kelompok aspirasi.

Suatu kelompok disasosiatif (memisahkan diri) adalah sebuah kelompok yang nilai atau perilakunya tidak disukai oleh individu. Keluarga mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap perilaku dan motivasi pembeli. Keluarga mempunyai sumber nilai, sikap, tingkah laku, dan aspirasi bagi anggotanya (Sumarwan, 2004). Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya baik keluarga, klub, maupun organisasi. Posisi seseorang dalam kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

3). Pribadi

Usia dan tahap daur hidup, pekerjaan dan situasi konsumen, gaya hidup, dan kepribadian termasuk faktor pribadi yang mempengaruhi


(22)

konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan (Kotler, 1997). Konsumsi seseorang dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Menurut Sumarwan (2004) jenis pekerjaan dan situasi ekonomi mempengaruhi konsumen dalam hal selera terhadap produk atau merek. Pekerjaan dan situasi ekonomi menentukan besarnya pendapatan yang dimiliki seseorang sehingga menggambarkan daya beli orang tersebut, yang akhirnya akan menggambarkan banyaknya jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya.

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. 4). Psikologis

Faktor psikologis meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan, dan sikap konsumen. Motivasi timbul disebabkan adanya kebutuhan dan keinginan yang dirasakan konsumen. Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini (Setiadi, 2003). Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu dinamakan kepercayaan dan sikap.

2.5. Pengambilan Keputusan Konsumen

Suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan di antara dua atau lebih pilihan alternatif tindakan (perilaku). Pemasar biasanya tertarik pada perilaku pembelian konsumen, terutama pilihan merek mana yang akan dibeli. Selain itu juga pemasar perlu memperhatikan bahwa konsumen juga


(23)

membuat beberapa keputusan sehubungan dengan perilaku tidak membeli (Peter dan Olson, 2000).

Gambar 2. Model Pemrosesan Kognitif Pengambilan Keputusan Konsumen (Peter dan Olson, 2000)

Gambar 2 memperlihatkan bahwa di dalam model pengambilan keputusan konsumen semua aspek pengaruh dan kondisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan, yang diaktifkan dari ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat dalam penerjemahan informasi baru di lingkungan. Inti dari proses pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Keinginan

Exposure pada Informasi Lingkungan

Ingatan

Perilaku Perhatian Pemahaman

Pengetahuan, Arti, Dan Kepercayaan

Proses Pengintegrasian

Sikap dan Keinginan Pengambilan

keputusan Proses Interpretasi

Pengetahuan, Arti dan Kepercayaan


(24)

berperilaku adalah suatu rencana (kadangkala disebut sebagai rencana keputusan) untuk terlibat dalam beberapa perilaku.

Gambar 2 menjelaskan bahwa semua perilaku sengaja (voluntary) dilandaskan pada keinginan yang dihasilkan ketika konsumen secara sadar memilih salah satu diantara tindakan alternatif yang ada. Ini tidak berarti bahwa suatu proses pengambilan keputusan sadar harus muncul setiap saat perilaku tersebut dinyatakan. Beberapa perilaku sadar dapat berubah menjadi kebiasaan. Perilaku tersebut didasarkan pada keinginan yang tersimpan diingatan yang dihasilkan oleh proses pengambilan masa lampau. Ketika diaktifkan, keinginan atau rencana keputusan yang telah terbentuk sebelumnya ini secara otomatis mempengaruhi perilaku. Akhirnya, beberapa perilaku tidak dilakukan secara sengaja dan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Peter dan Olson, 2000).

Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli, tidak dapat muncul begitu saja melainkan melalui suatu tahapan tertentu. Menurut Engel. J. F. et al (1994) proses dalam pengambilan keputusan konsumen terdiri dari lima tahapan. Kelima tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan Konsumen (Engel. J. F. et al)

Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut: 1). Pengenalan Kebutuhan

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Dalam proses pengenalan kebutuhan, konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi alternatif

Pembelian


(25)

aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Timbulnya kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal yaitu kebutuhan dasar seseorang seperti rasa lapar, haus dan lain-lain yang akan timbul dan menjadi dorongan untuk memenuhi dorongan tersebut. Selain itu kebutuhan juga berasal dari rangsangan eksternal. Segera setelah konsumen tergerak oleh suatu stimulus, maka kemungkinan ia akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi (Kotler, 1997).

Menurut Sumarwan (2004) kebutuhan harus diaktifkan (activated) terlebih dahulu sebelum ia bisa dikenali (recognized). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan (need activation), yaitu waktu, perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, dan pengaruh pemasaran. 2). Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya (internal) dan mencari informasi dari luar (eksternal). Dalam pencarian internal, informasi yang dicari meliputi berbagai produk dan merek yang dianggap bisa memecahkan masalahnya atau memenuhi kebutuhannya.

Konsumen mungkin cukup sampai pada pencarian internal jika apa yang dicari telah dipenuhi. Jika tidak, konsumen akan berlanjut ke tahap pencarian eksternal. Konsumen mungkin juga mengkombinasikan antara pencarian internal dan eksternal agar informasi yang diperolehnya mengenai produk dan merek menjadi sempurna dan meyakinkan. Pencarian ekternal adalah proses pencarian informasi mengenai produk dan merek, pembelian maupun konsumsi kepada lingkungan konsumen. Konsumen akan bertanya kepada teman, saudara atau tenaga penjual. Selain itu, konsumen akan membaca kemasan, surat kabar, majalah konsumen, melihat dan mendengar berbagai iklan produk (Sumarwan, 2004).


(26)

Tahap pencarian informasi dipengaruhi oleh faktor lain yaitu situasi pencarian, ciri-ciri produk/jasa dan konsumen itu sendiri. Tekanan waktu merupakan salah satu sumber pengaruh situasi. Situasi yang mendesak menuntut sedikit waktu untuk melakukan pencarian ekstensif dan teliti. Pencarian ekstensif akan dilakukan apabila konsumen merasakan adanya perbedaan ciri-ciri produk/jasa di antara merek-merek yang ada. Terakhir, pengetahuan, keterlibatan, kepercayaan, sikap, serta karakteristik demografi merupakan karakteristik konsumen yang mempengaruhi pencarian informasi (Engel. J. F. et al, 1995).

3). Evaluasi Alternatif

Kriteria yang digunakan konsumen selama pengambilan keputusan akan tergantung pada beberapa faktor, diantaranya: 1) Pengaruh situasi, 2) Kesamaan alternatif-alternatif pilihan, 3). Motivasi, 4) Keterlibatan, 5) Pengetahuan (Engel. J. F. et al, 1995). Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dimana kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional (Setiadi, 2003).

Evaluasi alternatif merupakan suatu proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih oleh konsumen. Pada tahap evaluasi konsumen harus: 1). Menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai alternatif, 2). Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan, 3). Menilai kinerja dan alternatif yang dipertimbangkan dan 4). Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Tahapan evaluasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.


(27)

Gambar 4. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif (Engel. J. F. et al, 1995)

4). Pembelian

Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih dan mungkin penggantinya jika diperlukan, maka ia akan melakukan pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara pembayarannya (Sumarwan, 2004). Menurut Setiadi (2003) terdapat dua faktor yang mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang. Kedua, tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli. Proses pembelian produk dan jasa yang dilakukan konsumen dapat digolongkan ke dalam tiga macam yaitu sebagai berikut (Engel. J. F. et al, 1994):

1) Pembelian yang Terencana Sepenuhnya

Dalam proses pembelian produk dan jasa ini, konsumen menginvestasikan waktu dan energi dalam mendapatkan produk

Menentukan kriteria evaluasi

Memutuskan alternatif evaluasi

Menilai kinerja dan alternatif

Memilih dan menerapkan kaidah akhir


(28)

dalam proses pembelian yang terencana sepenuhnya. Konsumen biasanya lebih menentukan pilihan produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan.

2). Pembelian yang Separuh Terencana

Konsumen sering kali mengetahui produk yang akan dibeli, namun konsumen masih tidak mengetahui secara pasti merek yang akan dibeli.

3). Pembelian yang Tidak Terencana

Konsumen seringkali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih dahulu. Pembelian yang tidak terencana disebut juga pembelian berdasarkan impuls. Pembelian terjadi ketika konsumen mengalami desakan yang mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut dengan segera

5). Hasil

Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan. Menurut Sumarwan (2004) di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Dalam tahap proses keputusan pembelian, hal ini dinamakan hasil atau evaluasi alternatif pasca pembelian atau pasca konsumsi. Hasil dari proses evaluasi pasca konsumsi adalah konsumen merasa puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk atau merek yang telah dilakukannya. Setelah mengkonsumsi suatu produk satu jasa, konsumen akan merasa puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya perasaan tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut.

2.6. Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada (Kotler, 1997). Menurut Nicholson (2001) suatu


(29)

konsep preferensi menyatakan bahwa jika seseorang mengatakan dia lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi di bawah A tersebut disukai daripada kondisi di bawah pilihan B. Hubungan preferensi konsumen biasanya diasumsikan memiliki dua sifat dasar (properti), yaitu Nicholson (2001):

1. Kelengkapan (Completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang harus selalu harus bisa menspesifikan apakah:

a. A lebih suka daripada B b. B lebih suka daripada A c. A dan B sama-sama disukai

Dengan properti ini tiap orang diasumsikan tidak pernah bingung dalam menentukan pilihan, sebab mereka tahu mana yang baik dan mana yang buruk, dan dengan demikian selalu bisa menjatuhkan pilihan di antara dua alternatif.

2. Transitivitas (Transitivity)

Jika seorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian seseorang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya yang saling bertentangan. Properti di atas mengasumsikan bahwa konsumen selalu dapat membuat peringkat atas semua situasi dan kondisi mulai dari hal yang paling disukai hingga hal yang paling tidak disukai.

Preferensi konsumen dipengaruhi oleh karakteristik konsumen. Karakteristik konsumen adalah sifat-sifat yang membedakan konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya. Menurut Irawan dan Wijaya (1996), perbedaan tersebut meliputi 6 O, yaitu :

1. Object (Apa yang Dibeli)

Berdasarkan produk atau barang apa yang dibeli dapat digabungkan ke dalam barang konsumsi dan barang industri.


(30)

2. Objective (Mengapa Membeli)

Tujuan konsumen membeli produk dipengaruhi oleh faktor, diantaranya faktor sosial, ekonomi dan psikologis.

3. Occupant (Siapa Konsumen)

Konsumen dapat dibedakan berdasarkan umur, pendapatan, tingkat pendidikan, mobilitas, selera dan sebagainya. Perbedaan masing-masing konsumen perlu dipelajari guna mengembangkan produk agar sesuai kebutuhan konsumen.

4. Occasion (Kapan Membeli)

Strategi pemasaran harus menyesuaikan dengan perbedaan tingkat pemakaian, yaitu pemakaian sering, ringan atau jarang. Tingkat pemakaian akan berbeda pada masing-masing konsumen.

5. Operation (Bagaimana Membeli)

Pembelian bukanlah hanya satu tindakan saja bagi konsumen, melainkan terdiri dari beberapa tindakan yang meliputi keutusan tentang jenis produk, bentuk, merek, jumlah penjual, waktu dan cara pembayaran. Hal ini banyak dipengaruhi oleh kebiasaan konsumen. 6. Organization (Siapa yang Terlibat dalam Pembelian)

Salah satu tugas bagian pemasaran adalah menentukan siapa yang mengambil keputusan dalam membeli suatu barang dan jasa. Pemasar perlu mengetahui berbagai peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian, yang mencakup pengambil inisiatif (initiator), pemberi nasehat (influencer), pengambil keputusan pembelian (decider), pelaku pembelian (buyer), dan pengguna produk (user).

2.7. Pariwisata

Undang-Undang no. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan mendefinisikan pariwisata sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Wisata terbagi ke dalam dua jenis, yaitu wisata alam dan wisata terbatas. Wisata alam adalah kegiatan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela, bersifat sementara, untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam. Sedangkan wisata terbatas


(31)

adalah wisata alam yang kegiatannya terbatas pada mengunjungi, melihat dan menikmati keindahan alam.

Menurut Yoeti (1996) pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (bisnis) atau mencari nafkah di tempat wisata, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan lainnya.

Suyitno (2001) membuat suatu kesimpulan bahwa wisata berbeda dengan perjalanan dalam hal:

- Pemakaian waktu yang relatif cepat

- Melibatkan komponen wisata seperti objek wisata, toko cinderamata - Wisata dilakukan dengan mengunjungi objek dan atraksi wisata

daerah.

- Tujuan wisata untuk mendapatkan kesenangan. - Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan Suyitno (2001) memberikan batasan produk wisata, yaitu:

1). Tidak berwujud (intangible) dalam arti wisata hanya memberikan kesan atau pengalaman kepada wisatawan.

2). Wisata tidak dapat diukur secara kuantitatif (unmeasurable), pengukuran melalui kelas wisata, seperti deluxe, standard, economy, atau berdasar budget.

3). Wisata merupakan produk yang tidak tahan lama dan mudah kadaluarsa (perishable) serta masa jual terbatas.

4). Tidak dapat disimpan (unstorable)

5). Melibatkan konsumen (wisatawan) dalam proses produksinya. 6). Proses produksi dan konsumsi terjadi dalam waktu yang sama.

2.8. Wana Wisata

PT Perhutani aktif mengembangkan sektor kepariwisataan dengan memanfaatkan nilai estetika hutan. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk mengoptimalkan fungsi hutan. Dengan tidak meninggalkan asas perlindungan dan kelestarian alam, lokasi objek wisata dikembangkan menjadi objek wisata hutan yang disebut wana wisata.


(32)

Menurut Surat Edaran Direksi Perum Perhutani No. 034.7/Dir tanggal 5 Nopember 1980 tentang Pedoman Pengembangan Wana Wisata mendefinisikan wana wisata sebagai objek-objek wisata alam yang lokasinya di dalam kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Pembangunan dan pengembangan wana wisata dilakukan oleh Perum Perhutani. Wana wisata yang dikembangkan oleh Perum Perhutani pada dasarnya dapat dibagi dalam dua macam diantaranya 1) Wana wisata bermalam yaitu dalam hal ini berupa Bumi Perkemahan. 2) Wana wisata tak bermalam (day recreation) yaitu lapangan terbuka dengan sekedar fasilitas antara lain bangku piknik (Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kepariwisataan Perum Perhutani, 1994).

Terdapat beberapa kegiatan lain yang dapat dilakukan di tempat wana wisata, antara lain: (Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kepariwisataan Perum Perhutani, 1994)

1). Lintas Jalan Kaki, yaitu suatu jalur jalan selebar kurang lebih 2 meter untuk jalan kaki yang tidak sukar sehingga orang dapat jalan dengan santai selama lebih kurang 1.5 jam.

2). Lintas Hutan Indah, yaitu jalur jalan kaki yang disediakan dengan tujuan untuk menikmati, mempelajari, mengkaji keindahan alam, fenomena alam, flora, fauna dan sebagainya yang terdapat di kanan kiri jalur setapak dalam hutan.

3). Penangkaran Rusa, yaitu pembiakan rusa di alam bebas dalam rangka pelestariannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rekreasi, dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

4). Perlindungan Jurang, yaitu usaha pengawetan tanah serta memperbaiki keseimbangan lingkungan dengan cara penutupan tanah/jurang oleh vegetasi hutan untuk melindungi tanah dari bahaya erosi dan lain-lain. Sebagai salah satu komponen wisata terdapat beberapa kelebihan dari wana wisata yaitu sifatnya yang alami, udara yang bersih dan sejuk, objek yang menarik dan luas serta beberapa kelebihan lain. Kelebihan ini menjadikan wana wisata mempunyai prospek yang baik dimasa mendatang


(33)

Menurut Atmajaya (2002), hutan wisata alam didefinisikan sebagai hutan yang mencakup bagian daratan maupun lautan terutama yang dapat dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (out-bond), dengan kriteria sebagai berikut:

1) Memiliki keadaan alam yang menarik dan indah. 2) Memenuhi kebutuhan untuk rekreasi.

3) Berdekatan dengan zona pemukiman. 4) Memiliki jenis-jenis satwa baru.

5) Cukup luas dan keadaan lapangan tidak membahayakan.

2.9. Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan salah satu teknik interdependen metrik dalam analisis multivariat. Teknik interdependen merupakan teknik yang mencoba untuk membagi suatu variabel menjadi beberapa kelompok atau untuk memberi arti pada kelompok variabel. Analisis multivariat didefinisikan sebagai metode aplikasi yang berhubungan dengan sejumlah besar hasil pengukuran atas sebuah objek dalam satu atau lebih sampel yang simultan (Wibisono, 2000).

Metode analisis faktor pertama kali digunakan oleh Charles Spearman untuk memecahkan masalah psikologi dalam tulisannya pada American Journal of Psichology pada tahun 1904 mengenai penetapan dan pengukuran intelektual. Analisis faktor menganalisis sejumlah variabel dari suatu pengukuran atau pengamatan yang dititikberatkan pada teori dan kenyataan yang sebenarnya dan menganalisis interkolesasi (hubungan) antar variabel tersebut untuk menetapkan apakah variasi-variasi yang tampak dalam variabel tersebut berasal atau berdasarkan sejumlah faktor dasar yang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah variasi yang ada pada variabel. Selain itu Wibisono (2002) menambahkan bahwa analisis faktor dapat menyederhanakan hubungan yang beragam dan kompleks pada set data atau variabel amatan dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling berhubungan atau mempunyai korelasi pada suatu struktur data yang baru yang mempunyai set faktor yang lebih kecil.


(34)

2.10. Ordinal Logistic Regression

Analisis regresi logistik digunakan untuk memeriksa hubungan antara peubah respon yang biasanya terdiri atas data kualitatif, yaitu peubah berskala nominal atau ordinal dengan peubah-peubah penjelas yang bisa terdiri dari data kualitaif atau kuantitatif. Peubah respon dalam regresi logistik dapat dalam bentuk dikhotom (biner) maupun polytomous (ordinal atau nominal). Jika kategori dari peubah respon menunjukkan suatu peringkat maka analisis yang dipergunakan adalah regresi logistik ordinal, sedangkan jika kategori peubah respon tidak menunjukkan peringkat maka disebut regresi logistik nominal (Hosmer & Lameshow, 1989).

Menurut Aldrich & Nelson dalam Thoha (2003) asumsi yang mendasari model regresi logistik multirespon adalah sebagai berikut:

1) Ada sejumlah N pengamatan dengan K peubah penjelas. 2) Peubah tak bebas memiliki M kategori dengan M>1.

3) Peubah tak bebas diukur sebagai banyaknya respon yang masuk ke dalam kategori tertentu.

4) Respon saling bebas di dalam dan antar pengamatan.

2.11. Hasil Penelitian Terdahulu

Prasetia (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Preferensi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke Taman Bunga Nusantara Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tujuan dari penelitiannya adalah untuk: 1). Mengetahui karakteristik dan proses pengambilan keputusan kunjungan ke Taman Bunga , 2). Preferensi pengunjung terhadap atribut agrowisata Taman Bunga Nusantara. 3). Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke Taman Wisata. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Thrustone, metode regresi logistik, dan metode analisis deskriptif. Setelah dilakukan pengolahan data maka diperoleh bahwa atribut yang paling dipentingkan oleh pengunjung Taman Bunga Nusantara adalah kelengkapan fasilitas yang ada di Taman Bunga Nusantara. Fasilitas yang ada berpengaruh nyata terhadap keputusan untuk berkunjung kembali ke Taman Bunga Nusantara dengan peluang


(35)

sebesar 48,380 kali dibandingkan dengan pengunjung yang tidak berkunjung kembali.

Mahfudz (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Wisata Alam Pantai Anyer. Tujuan dari penelitian tersebut adalah 1). Menganalisis perilaku dan proses keputusan konsumen dalam pembelian jasa wisata alam Pantai Anyer. 2). Menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut wisata alam Pantai Anyer. 3). Rekomendasi alternatif kebijakan dalam meningkatkan pelayanan dan pengembangan. objek wisata Pantai Anyer. Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data penelitian tersebut adalah analisis deskriptif dengan analisis tabulasi silang (uji chi-kuadrat) untuk melihat keterkaitan antara karakteristik demografi dengan perilaku konsumen wisata alam Pantai Anyer. Selain itu digunakan analisis Thrustone untuk melihat peringkat kepentingan atribut wisata Pantai Anyer. Hasil tabulasi silang dengan uju chi-kuadrat didapat variabel-variabel yang berhubungan antara lain pendapatan dengan biaya transportasi, tingkat pendidikan dengan biaya transportasi, status pernikahan dengan teman berkunjung, tingkat pendidikan dengan sumber informasi. Dari hasil analisis Thrustone, urutan peringkat kepentingan atribut wisata alam pantai anyer antara lain (1). Kenyamanan, (2). Kebersihan, (3). Harga, (4). Lokasi Wisata, (5). Pelayanan Wisata, (6). Kelengkapan Fasilitas. (7). Manfaat yang Diperoleh, (8). Karyawan/Pemandu Wisata, (9). Promosi.

Sunaryo (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, Bogor, Jawa Barat. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, dan Important Performance Analysis. Hasil dari analisis tingkat kepentingan menunjukan bahwa udara yang segar merupakan atribut yang dinilai paling penting oleh konsumen, sedangkan atribut yang relatif paling tidak penting menurut konsumen adalah pemandu wisata. Harga merupakan atribut kedua yang paling tidak dipentingkan oleh konsumen. Luas areal perkebunan merupakan atribut yang menggunakan ketidakpuasan yang paling kecil, sedangkan kebersihan


(36)

merupakan atribut yang menimbulkan ketidakpuasan paling besar. Atribut-atribut yang harus menjadi prioritas utama untuk diperbaiki kinerjanya adalah kebersihan, toilet, dan fasilitas areal teawalk yang juga terletak pada Kuadran I. Sarana peribadatan, kenyamanan, keamanan, lokasi parkir, dan keindahan alam merupakan atribut-atribut yang perlu dipertahankan kinerjanya (Kuadran II). Atribut yang terlalu berlebihan kinerjanya adalah atribut luas areal perkebunan (Kuadran III). Sedangkan atribut-atribut yang memiliki tingkat kepentingan di bawah rata-rata dan kinerja perusahaanpun di bawah rata-rata juga sehingga menjadi prioritas terakhir adalah fasilitas kedai teh dan kualitas tehnya, paket wisata, jalur teawalk, harga tiket, promosi, dan pemandu wisata, (Kuadran IV).


(37)

3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

Fokus penelitian dalam analisis proses pengambilan keputusan pembelian dan preferensi konsumen terhadap Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) ini adalah konsumen pariwisata atau pengunjung yang datang ke tempat wisata tersebut. Konsumen adalah pihak yang menentukan kualitas jasa. Oleh karena itu pemasar harus mengetahui sampai sejauh mana kebutuhan konsumen yang perlu dipenuhi oleh pemasar tersebut.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberadaan suatu wisata adalah pengunjung. Begitu pula dengan Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) dalam mempertahankan eksistensinya sangat dipengaruhi oleh jumlah pengunjung yang datang. Oleh karena itu sangat penting bagi pemasar untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari pengunjung tersebut agar perusahaan mendapatkan informasi yang akurat tentang pengunjung. Dalam setiap konsumsinya, konsumen cenderung melalui beberapa tahapan proses dalam pengambilan keputusan terlebih dahulu untuk mencapai kepuasan yang maksimum. Tahapan yang dilalui konsumen dalam proses keputusan pembeliannya tersebut diantaranya adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian serta pasca pembelian atau hasil. Dalam menelaah proses tersebut digunakan analisis deskriptif. Pengunjung WWCN sebagai pemasar pariwisata memiliki penilaian

tersendiri terhadap atribut-atribut WWCN. Untuk menganalisis preferensi pengunjung terhadap atribut WWCN digunakan analisis multivariat yaitu analisis faktor. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap atribut-atribut jasa wisata WWCN. Selain itu juga dilakukan analisis model regresi logistik ordinal untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung. Setelah dilakukan analisis mengenai proses pengambilan keputusan konsumen serta preferensi terhadap WWCN, maka akan membantu pemasar dalam mengembangkan tempat wisata tersebut.


(38)

Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian Objek Wisata

Wana Wisata Curug Nangka

Karakteristik Pengunjung: a. Jenis Kelamin b. Asal

c. Usia d. Pendidikan e. Status f. Pekerjaan g. Pengeluaran

Proses Pengambilan Keputusan: a.Pengenalan

Kebutuhan b.Pencarian

Informasi c.Evaluasi

Alternatif d.Pembelian e.Hasil

Preferensi Pengunjung Terhadap Atribut Tempat

Wisata

Pengembangan Wana Wisata Curug Nangka

Analisa Deskriptif

Analisis Faktor

Ordinal Logistic Regression Atribut-atribut Tempat

Wisata Sumber Daya Alam


(39)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai ”Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Terhadap Wana Wisata Curug Nangka KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten” ini dilaksanakan di Wana Wisata Curug Nangka KPH Bogor yang berlokasi di wilayah perbatasan antara Desa Sukajadi Kecamatan Tamansari dan Desa Gunung Malang Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yang didasarkan atas pertimbangan bahwa WWCN merupakan salah satu objek wisata di kabupaten Bogor yang memiliki potensi wisata yang cukup besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut berupa daya tarik, seperti pemandangan alam yang indah, adanya objek wisata curug, area bumi perkemahan, tegakan pinus, kegiatan-kegiatan wisata dan sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai dengan Juni 2006.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan (observasi), hasil penyebaran kuesioner kepada responden/pengunjung dan wawancara kepada pengunjung, manajemen perusahaan maupun masyarakat serta tokoh masyarakat setempat. Observasi merupakan pengumpulan data primer dengan mengamati langsung perilaku dan kegiatan konsumen/pengunjung selama berkunjung ke lokasi WWCN. Kuesioner yang diberikan kepada pengunjung dapat berupa pertanyaan terbuka maupun pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka berupa pertanyaan yang diberikan dengan memberikan kebebasan jawaban dari responden, sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang telah disediakan alternatif jawabannya. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak pengelola WWCN dan masyarakat serta tokoh masyarakat setempat.

Untuk data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan. Metode ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi umum lokasi penelitian. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara


(40)

mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah buku-buku, brosur-brosur, dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian. Selain itu, data sekunder pada penelitian ini diperoleh internet serta kantor-kantor yang berhubungan dengan penelitian, seperti Perum Perhutani/ Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor serta dari hasil penelitian yang relevan dengan topik penelitian.

3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam metode purposive sampling sampel yang akan dipilih didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih didasarkan pada kesediaaan responden/pengunjung untuk mengisi kuesioner serta berdasarkan pada kemampuan responden tersebut untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner.

Jumlah sampel yang dibutuhkan dihitung berdasarkan aturan umum dalam analisis faktor yaitu jumlah observasi empat sampai lima kali jumlah variabel (Wibisono, 2000). Variabel atau atribut yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 21 buah sehingga jumlah contoh ideal yang diperlukan sebanyak 105 (5 x 21 = 105). Jumlah riil dari sampel dibulatkan menjadi 110 responden.

Berdasarkan buku pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) tahun 2003 yang dikeluarkan oleh Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan bahwa variabel kriteria penilaian dan pengembangan dari Objek dan Daya Tarik Wisata Alam adalah: (modifikasi)

1). Daya Tarik

- Keindahan Alam

- Keunikan Sumber Daya Alam

- Banyaknya jenis sumber daya alam yang menonjol

- Jenis kegiatan wisata alam (tracking, mendaki, rafting, camping, pendidikan, religius, hiking, canoeing, mancing).


(41)

- Kebersihan lokasi - Keamanan kawasan 2). Kadar Hubungan/Aksesabilitas

- Kondisi dan jarak jalan darat dari ibu kota propinsi - Waktu tempuh dari ibu kota propinsi

- Frekuensi kendaraan dari pusat informasi ke objek wisata 3). Pengelolaan dan pelayanan

- Pengelolaan

- Kemampuan berbahasa - Pelayanan pengunjung 4). Iklim

- Pengaruh iklim terhadap waktu kunjungan 5). Sarana dan Prasarana penunjang

- Sarana (rumah makan, sarana wisata tirta, sarana wisata budaya, sarana angkutan umum, kios cenderamata).

- Prasarana (jalan, jembatan, areal parkir, jaringan listrik, jaringan air minum, jaringan telepon, jaringan drainase/saluran, sistem pembuangan limbah, dermaga, helipad)

6). Ketersediaan air bersih

- Jarak lokasi air bersih terhadap lokasi objek - Kelayakan dikonsumsi

- Ketersediaan 7). Pengaturan pengunjung

- Kenyamanan 8). Pemasaran

- Tarif/harga terjangkau

- Sarana penyampaian informasi

- Promosi

3.5. Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1. Uji Reliabilitas dan Validitas

Tahap awal dalam pengolahan data adalah menguji validitas dan reliabilitas setiap pertanyaan dalam kuesioner. Sifat skala yang


(42)

digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal. Sedangkan metode skala yang digunakan adalah skala likert. Dalam skala likert kemungkinan jawaban tidak hanya sekedar ’penting’ dan ’tidak penting’ saja melainkan terdapat kemungkinan beberapa jawaban dengan kisaran bobot antara satu sampai lima. Untuk pernyataan ’sangat penting’ diberi bobot nilai 5, bobot 4 untuk menyatakan ’penting’, bobot 3 untuk menyatakan ’cukup penting’. Pernyataan ’tidak penting’ diberi bobot 2, dan untuk menyatakan ’sangat tidak penting’ diberi bobot 1.

Uji validitas adalah pernyataan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2002). Alford dan Engelland (2004) mengemukakan bahwa persoalan mengenai pengukuran validasi dalam pemasaran dimaksudkan untuk mengevaluasi secara kritis penggunaan standar pada saat ini untuk pengukuran suatu penelitian. Pengukuran yang tidak valid dapat merusak kesesuaian dari pemahaman penelitian untuk suatu peristiwa yang menarik, hasil dari penemuan yang mempunyai penggunaan yang minimal dan menambah sesuatu yang kurang berharga untuk penelitian yang berada di sekeliling kita. Pengujian validitas kuesioner menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson yaitu dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 11.5 for Windows.

Rumus dari korelasi product moment yaitu: r = n(

Σ

XY ) – (

Σ

X

Σ

Y)

[ n

Σ

X – (

Σ

X ) ][ n

Σ

Y – (

Σ

Y)] Dimana:

X adalah skor pertanyaan Y adalah skor total

Tingkat kevalidan kuesioner dapat terlihat dari perbandingan r hitung dengan r tabel. Jika diperoleh nilai r hitung lebih kecil dari r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid. Suatu pertanyaan dinyatakan


(43)

valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel. Sehingga keseluruhan variabel dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan pengukuran konsistensi semua alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2002). Reliabilitas menunjukkan suatu hasil pengukuran relatif konstan apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Alat ukur yang digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas ini adalah dengan analisis Cronbach’s Alpha (Umar, 2002). Analisis ini dipergunakan untuk instrumen yang berupa rentangan antara 1-5.

Rumus pengujian reliabilitas dengan menggunakan analisis Cronbach’s Alpha adalah:

r11 = k 1 –

Σ

σ2b

k – 1 σt

Dimana:

r11 adalah reliabilitas instrumen

k adalah banyak butir pertanyaan

σ2

t adalah ragam total

Σ

σ2

b adalah jumlah varians butir

Rumus untuk mencari nilai ragam adalah (Umar, 2002): (

Σ

X)2

Σ

X2 – n

σ2

=

n Di mana:

σ2 adalah ragam

n adalah jumlah contoh (responden)

X adalah nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan).


(44)

3.5.2. Analisis Deskriptif

Analisis selanjutnya adalah analisis proses pengambilan keputusan konsumen dilakukan analisis deskriptif. Studi deskriptif bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan serta mencoba untuk mencari suatu uraian yang menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan (Suprapto, 1991).

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik umum dan proses pengambilan keputusan konsumen untuk berkunjung ke WWCN. Karakteristik dan proses pengambilan keputusan konsumen tersebut diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang berkunjung ke WWCN yang ditabulasikan dalam kerangka tabel yang telah dipersiapkan. Pada analisis ini jawaban yang sama dikelompokkan dan dipresentasikan.

Karakteristik umum yang dilihat meliputi jenis kelamin, status perkawinan, asal, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan rata-rata pendapatan RT/keluarga per bulan. Sedangkan analisis mengenai proses pengambilan keputusan konsumen untuk berkunjung ke WWCN meliputi pengenalan kebutuhan pengunjung, pencarian informasi yang dilakukan pengunjung terhadap tempat wisata yang dikunjungi, evaluasi alternatif, hasil, dan pasca pembelian pengunjung terhadap tempat wisata (WWCN).

3.5.3. Analisis Faktor

Analisis yang digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap WWCN adalah analisis faktor. Pengolahan analisis faktor ini dibantu dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 11.5 for Windows. Secara matematis, analisis fakor menyerupai analisis regresi berganda dalam hal adanya kombinasi linear yang diperlihatkan setiap variabel pada faktor-faktor yang mendasarinya. Perbedaannya adalah dalam analisis regresi berganda dikenal dengan adanya dependent variabel (variabel tak bebas) dan independent variabel (variabel bebas) dimana analisis faktor adalah teknik yang bersifat interdependensi. Metode


(45)

interdependensi adalah teknik yang mencoba untuk membagi suatu variabel menjadi beberapa kelompok atau untuk memberi arti pada sekelompok variabel (Wibisono, 2000).

Menurut Cooper (1998) analisis faktor merupakan deskripsi umum bagi beberapa teknik perhitungan tertentu dimana semua teknik tersebut bertujuan untuk mereduksi (menurunkan) jumlah variabel menjadi jumlah yang mudah ditangani dan memiliki karakteistik pengukuran yang tumpang tindih. Dalam penelitian ini, analisis faktor digunakan untuk menentukan variabel jasa dari wana wisata yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih objek wisata.

Ada beberapa teknik analisis interdependensi variabel yang dapat dimasukkan dalam analisis faktor, yaitu (Wibisono, 2000): 1. Analisis Komponen Utama (Principle Component Analysis)

Merupakan teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu kombinasi linear dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak mungkin jumlah variasi variabel awal yang mungkin.

2. Analisis Faktor Umum (Common Factor Analysis)

Merupakan model faktor yang digunakan untuk mengidentifikasikan sejumlah dimensi dalam data (faktor) yang tidak mudah untuk dikenali.

Proses dasar dari analisis faktor adalah sebagai berikut: (Santoso, 2002)

1). Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis

2). Menguji variabel-variabel yang akan ditentukan, dengan menggunakan metode Barlett test of sphericity. Untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor, digunakan metode

Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). KMO merupakan indeks

pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial (Wibisono, 2000). Menurut Kaiser dalam Wibisono (2000) tingkat kesesuaian harga KMO


(46)

dijelaskan pada Tabel 2. Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) syarat minimum untuk besarnya nilai MSA adalah sebesar 0.5.

Tabel 2. Tingkat kesuaian penggunaan analisis faktor dengan harga KMO

Harga KMO

Tingkat kesesuaian penggunaan analisis faktor

0.9 Sangat memuaskan

0.8 Memuaskan

0.7 Harga Menengah

0.6 Cukup

0.5 Kurang memuaskan

< 0.5 Dapat diterima

3). Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.

4). Melalukan proses Factor Rotation atau rotasi pada faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu.

Beberapa metode Rotasi adalah:

ƒ Orthogonal Rotation, adalah dengan memutar sumbu 900

ke kanan. Proses rotasi dengan metode Orthogonal dapat dibedakan menjadi Quartimax, Varimax, dan Equimax.

ƒ Oblique Rotation, adalah memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 900. Proses rotasi dengan metode Oblique dapat dibedakan menjadi Oblimin, Promax, Orthoblique, dan lain-lain.

5). Interpretasi atas faktor yang terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut. Menurut Wibisono (2000) tahapan dalam interpretasi adalah (1).


(47)

Dimulai dari variabel pada urutan pertama dengan menggerakan faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap baris untuk mencari bilangan yang nilai mutlak paling besar dalam baris tersebut. (2) Mengetahui variabel-variabel mana yang masuk dalam suatu faktor. (3) Mengulang point (1) dan (2) sehingga semua variabel telah tercakup dalam faktor-faktor hasil ekstraksi. (4) Mengevaluasi bila terdapat variabel yang tidak memiliki bobot yang signifikan untuk mengetahui relevansi variabel dalam penelitian yang dilakukan.

6). Validasi atas faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Validasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti (1) Membagi sampel awal menjadi dua bagian, kemudian membandingkan hasil faktor sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid. (2) Dengan menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan cara Struktural Education Modelling.

3.5.4. Regresi Logistik Ordinal

Setelah diketahui preferensi konsumen terhadap WWCN yang dianalisis dengan analisis faktor, maka tahap pengolahan selanjutnya adalah merumuskan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap tingkat kepuasan dengan menggunakan model analisis regresi logistik ordinal, dimana dalam pengolahannya dibantu dengan program Minitab 14. Analisis regresi logistk digunakan untuk memeriksa hubungan antara peubah respon yang terdiri dari data kategorik dengan peubah penjelas yang terdiri dari data kategorik atau numerik. Peubah respon dalam regresi logistik dapat berskala biner, nominal, atau ordinal.

Menurut Agresti (1990) dalam menggunakan regresi logistik yang bersakala ordinal digunakan cara yaitu dengan membentuk fungsi logit dari peluang kumulatif atau model peluang logistik kumulatif Fj(x) sebagai berikut:


(48)

Fj(x) = P (Y≤j|x)

Fj(x) = л1(x) + л2(x) + ... + лj(x)

Dengan: J = 1, 2, ... , k-1

Л = Peluang kategori ke-j

Fj = Peluang kumulatif kategori ke-j Logit kumulatif didefinisikan dengan: gj(x) = logit [Fj(x)]

= log

= log

Setelah terbentuk fungsi logit maka dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood) dibuat model linear dalam parameter-parameternya sebagai berikut:

g1(x) = αj + β’x ...(1)

dimana:

g1(x) = konstanta kejadian ke-j

x = vektor covariate dari faktor

β = vektor koefisien penduga

Adapun model dari regresi logistik ordinal adalah sebagai berikut: g1(x) = αj - β’x ...(2)

Asumsi yang mendasari model regresi tersebut adalah ragam dari sisaan bernilai satu (α2 = 1). Rumus dari ragam sisaan adalah sebagai berikut:

σ2 = 2 (Nk – N – p) dengan:

σ2

= ragam sisaan 2

= nilai khi kuadrat

N = banyaknya peubah penjelas Fj(x) 1- Fj(x)

л1(x) + ... + лj(x)


(1)

10. Kegiatan wisata apa saja yang Anda lakukan selama berkunjung ke WWCN? a. Berkemah d. Outbond

b. Fotografi e. Bermain air dan berenang c. Piknik atau rekreasi f. Hiking

V. Evaluasi Pasca Pembelian

1. Apakah anda benar-benar menyukai objek wisata di WWCN? a. Sangat suka b. Suka c. Biasa saja d. Tidak suka e. Sangat tidak suka

2. Apakah Anda merasa puas setelah berkunjung ke WWCN?

a. Sangat puas b. Puas c. Biasa d. Tidak puas e. Sangat tidak puas

3. Setelah berkunjung ke WWCN, apakah anda akan berkunjung lagi? a. Ya b. Tidak

4. Setelah anda berkunjung ke WWCN, apakah anda menyarankan untuk berkunjung dan mempromosikan WWCN kepada orang lain?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anda pernah mengunjungi tempat wisata lain selain WWCN? a. Ya b. Tidak

Jika jawaban anda ”Ya”, silahkan lanjutkan ke pertanyaan no. 6 dan jika tidak silahkan lanjutkan pada pertanyaan no. 11

6. Tempat wisata yang pernah Anda kunjungi:

Ya Tidak Biaya Masuk/org a. WW Curug Cilember (Cisarua) ...

b. WW Curug Buper Sukamantri (Tmn Sari) ... c. WW Curug Gn. Bunder (Pamijahan) ... d. WW Penangkaran Rusa (Cariu) ...

e. WW Curug Luhur (Ciampea) ... f. Taman Wisata Alam Gunung Pancar ...

(Bukit Sentul)

7. Dari pilihan objek wisata di atas, lokasi manakah yang menjadi prioritas untuk anda kunjungi? (Jawaban boleh lebih dari satu dan mohon diurutkan)

... ... 7. Apakah alasan anda memilih objek wisata yang menjadi prioritas pertama Anda?

a. Lokasi yang mudah didapat b. Harga c. Keindahan Alam d. Kenyamanan e. Pelayanan

Lainnya...

9. Berapa lama waktu yang anda tempuh untuk menuju lokasi wisata tersebut?...jam. Biaya transportasi Pulang Pergi (PP)/orang sebesar Rp...

10. Menurut pendapat anda, apa keunggulan objek wisata tersebut dibandingkan dengan objek WWCN? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Lokasi yang mudah didapat b. Harga c. Keindahan Alam d. Kenyamanan e. Pelayanan

Lainnya... 11. Jika harga tiket untuk memasuki WWCN mengalami kenaikan, maka Anda:

a. Akan tetap mengunjungi WWCN


(2)

12. Jika pada pertanyaan no 11 di atas Anda menjawab dengan jawaban pada butir a, maka berapakah kisaran harga tiket yang wajar menurut Anda?

a. Rp. 3000 – Rp. 3500 c. Rp. 4000 – Rp. 4500 b. Rp. 3500 – Rp. 4000 d. Rp. 5000 – Rp. 5500

BAGIAN II

Petunjuk: Mohon diisi dengan memberi tanda (√) pada pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat Anda.

5 = Sangat Penting 2 = Tidak Penting

4 = Penting 1 = Sangat Tidak Penting

3 = Cukup Penting

No Atribut Wisata Alam Tingkat Kepentingan 5 4 3 2 1

1. Keindahan Alam

2. Keunikan Sumber Daya Alam

3. Banyaknya jenis sumber daya alam (flora, fauna, dll)

4.. Jenis kegiatan wisata alam

5. Kebersihan lokasi

6. Kondisi dan jarak jalan dari pusat kota (Bogor)

7. Waktu tempuh dari pusat kota (Bogor) ke lokasi wisata

8. Frekuensi kendaraan dari pusat informasi ke objek wisata

9. Pengelolaan kawasan wisata

10. Kemampuan berbahasa pengelola 11. Pelayanan kepada pengunjung

12. Pengaruh musim (kemarau/hujan) terhadap keinginan berkunjung

13. Sarana dan prasarana (Rumah Makan, Jalan, Areal Parkir, angkutan umum, jembatan, dll)

14. Keamanan lokasi objek wisata

15. Jarak lokasi sumber air bersih terhadap objek

16. Kelayakan air untuk dikonsumsi

17. Ketersediaan air

18. Kenyamanan lokasi

19. Tarif/harga tiket masuk 20. Sarana penyampaian informasi

21. Promosi


(3)

108

Lampiran 11. Kuesioner Penelitian Kepada Pengunjung KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP WANA WISATA CURUG NANGKA KPH BOGOR PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN

No. Responden :

Hari/Tanggal :

Lokasi :

Bapak/Ibu/Saudara/i yang terhormat,

Saya bernama Nurdianti Rahayu, mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB sedang melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten”. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar agar informasi ilmiah yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan dan tercapainya hasil yang diinginkan. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis.

Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i saya ucapkan terima kasih.

BAGIAN I

Nama :

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Usia :

Status : Menikah/Belum Menikah Asal (Bogor, Jakarta, dll) :

Pendidikan Terakhir : a) SD/SLTP c) Diploma b) SMU/SMK d) S1

c) Diploma e) S2

f) S3

Pekerjaan : a) Mahasiswa e) Pegawai Negeri

b) Pelajar f) Pedagang

c) Pegawai Swasta g) Petani d) Wiraswasta Lain-lain:... Rata-rata pendapatan keluarga/RT anda per bulan:

a. Kurang dari Rp. 200.000 e. Rp. 2.350.000 – Rp. 3.500.000 b. Rp. 200.000 - Rp. 500.000 f. Rp. 3.500.000 – Rp. 5.000.000 c. Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 g. Diatas Rp.5000.000

d. Rp. 1.000.000 - Rp. 2.350.000

Petunjuk Umum : Isilah/berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih. I. Pengenalan Kebutuhan

1. Tujuan utama Anda berkunjung ke lokasi WWCN adalah: a. Menikmati keindahan alam e. Menginap


(4)

b. Menikmati flora dan fauna f. Olahraga

c. Mengisi waktu luang g. Lainnya... d. Rekreasi

2. Manfaat utama apa yang Anda cari dari kegiatan yang anda pilih:

a. Kesehatan b. Hiburan e.Lainnya: ... c. Status Sosial d. Pengetahuan

II. Pencarian Informasi

1. Dari mana Anda tahu tentang WWCN?

a. Media elektronik (televisi dan radio) d. Papan reklame b. Media massa (koran, majalah, bulletin, dsb) e. Guru atau dosen c. Cerita dari orang (keluarga atau teman)

2. Jika Anda mendengar/melihat promosi mengenai WWCN, maka yang menjadi fokus perhatian Anda adalah:

a. Pemandangan yang lepas dan indah e. Fasilitasnya b. Suasananya yang segar dan santai f. Aksesabilitasnya c. Flora dan fauna g. Biayanya yang murah d. Nilai pengetahuan dan penelitian h. Lain-lain:………

III. Evaluasi Alternatif

1. Pertimbangan utama apa yang Anda gunakan dalam memilih objek wisata yang akan dikunjungi?

a. Lokasi yang mudah didapat c. Harga e. Keindahan Alam b. Kenyamanan d. Pelayanan f. Lainnya... 2. Ketika Anda dihadapkan pada berbagai pilihan objek wisata, apakah WWCN akan

menjadi prioritas pilihan Anda?

a. Ya b. Tidak IV. Keputusan Pembelian

1. Hal-hal apakah yang membuat Anda pertama kali memutuskan untuk mencoba berkunjung ke WWCN?

a. Lokasi yang mudah dicapai d. Objek wisata yang terkenal b. Dekat dengan tempat tinggal e. Nyaman

c. Pelayanan yang memuaskan f. Lainnya: ... 2. Cara memutuskan untuk mengunjungi WWCN:

a. terencana (sudah direncanakan dari rumah)

b. mendadak (niat berkunjung terjadi ketika di jalan/melewati daerah WWCN) 3. Siapakah yang mempengaruhi Anda berkunjung ke WW Curug Nangka?

a. Diri sendiri c. Keluarga e. Media Iklan b. Teman d. Lainnya:………

4. Apakah kondisi lancar tidaknya arus lalu lintas mempengaruhi keinginan Anda untuk berkunjung ke WWCN?

a. Ya b. Tidak

5. Untuk mencapai lokasi WW Curug Nangka, kendaraan apa yang Anda gunakan? a. Bus c. Mobil pribadi e. Angkutan kota b. Sepeda motor d. Kendaraan sewaan f. Lainnya :... 6. Bersama siapakah biasanya Anda berkunjunga ke WWCN?

a. Keluarga c. Teman-teman e. Pasangan b . Sendiri d. Lainnya:... 7. Berapa kali Anda berkunjung ke kawasan ini?

a. pertama kali c. 3 kali e. Lebih dari 4 kali b. 2 kali d. 4 kali


(5)

110

8. Berapa besar pengeluaran yang anda keluarkan selama berkunjung ke WWCN? a. ≤ 25 ribu c. 50 ribu-100 ribu e. 150 ribu-200 ribu

b. 25 ribu-50 ribu d. 100 ribu-150 ribu f. ≥ 200 ribu 9. Objek apa saja yang anda kunjungi/ikuti selama berada di WWCN? a. Curug

b. Bumi Perkemahan

10. Kegiatan wisata apa saja yang Anda lakukan selama berkunjung ke WWCN? a. Berkemah d. Outbond

b. Fotografi e. Bermain air dan berenang c. Piknik atau rekreasi f. Hiking

V. Evaluasi Pasca Pembelian

1. Apakah anda benar-benar menyukai objek wisata di WWCN?

a. Sangat suka b. Suka c. Biasa saja d. Tidak suka e. Sangat tidak suka

2. Apakah Anda merasa puas setelah berkunjung ke WWCN?

a. Sangat puas b. Puas c. Biasa d. Tidak puas e. Sangat tidak puas

3. Setelah berkunjung ke WWCN, apakah anda akan berkunjung lagi? a. Ya b. Tidak

4. Setelah anda berkunjung ke WWCN, apakah anda menyarankan untuk berkunjung dan mempromosikan WWCN kepada orang lain?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anda pernah mengunjungi tempat wisata lain selain WWCN? a. Ya b. Tidak

Jika jawaban anda ”Ya”, silahkan lanjutkan ke pertanyaan no. 6 dan jika tidak silahkan lanjutkan pada pertanyaan no. 11

6. Tempat wisata yang pernah Anda kunjungi:

Ya Tidak Biaya Masuk/org a. WW Curug Cilember (Cisarua) ... b. WW Curug Buper Sukamantri (Taman Sari) ... c. WW Curug Gn. Bunder (Pamijahan) ... d. WW Penangkaran Rusa (Cariu) ... e. WW Curug Luhur (Ciampea) ... f. Taman Wisata Alam Gunung Pancar ...

(Bukit Sentul)

7. Dari pilihan objek wisata di atas, lokasi manakah yang menjadi prioritas untuk anda kunjungi? (Jawaban boleh lebih dari satu dan mohon diurutkan)

... ... 7. Apakah alasan anda memilih objek wisata yang menjadi prioritas pertama Anda?

a. Lokasi yang mudah didapat b. Harga c. Keindahan Alam d. Kenyamanan e. Pelayanan

Lainnya... 9. Berapa lama waktu yang anda tempuh untuk menuju lokasi wisata

tersebut?...jam. Biaya transportasi Pulang Pergi (PP)/orang sebesar Rp...

10. Menurut pendapat anda, apa keunggulan objek wisata tersebut dibandingkan dengan objek WWCN? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Lokasi yang mudah didapat b. Harga c. Keindahan Alam d. Kenyamanan e. Pelayanan


(6)

11. Jika harga tiket untuk memasuki WWCN mengalami kenaikan, maka Anda: a. Akan tetap mengunjungi WWCN

b. Tidak akan mengunjungi kembali WWCN

12. Jika pada pertanyaan no 11 di atas Anda menjawab dengan jawaban pada butir a, maka berapakah kisaran harga tiket yang wajar menurut Anda?

a. Rp. 3000 – Rp. 3500 c. Rp. 4000 – Rp. 4500 b. Rp. 3500 – Rp. 4000 d. Rp. 5000 – Rp. 5500

BAGIAN II

Petunjuk: Mohon diisi dengan memberi tanda (√) pada pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat Anda.

5 = Sangat Penting 2 = Tidak Penting

4 = Penting 1 = Sangat Tidak Penting

3 = Cukup Penting

No Atribut Wisata Alam Tingkat Kepentingan

5 4 3 2 1 1. Keindahan Alam

2. Keunikan Sumber Daya Alam

3. Banyaknya jenis sumber daya alam (flora, fauna, dll)

4.. Jenis kegiatan wisata alam

5. Kebersihan lokasi

6. Kondisi dan jarak jalan dari pusat kota (Bogor)

7. Waktu tempuh dari pusat kota (Bogor) ke lokasi wisata

8. Frekuensi kendaraan dari pusat informasi ke objek wisata

9. Pengelolaan kawasan wisata 10. Kemampuan berbahasa pengelola 11. Pelayanan kepada pengunjung 12. Pengaruh musim (kemarau/hujan)

terhadap keinginan berkunjung

13. Sarana dan prasarana (Rumah Makan, Jalan, Areal Parkir, angkutan umum, jembatan, dll)

14. Keamanan lokasi objek wisata 15. Jarak lokasi sumber air bersih

terhadap objek

16. Kelayakan air untuk dikonsumsi

17. Ketersediaan air

18. Kenyamanan lokasi

19. Tarif/harga tiket masuk 20. Sarana penyampaian informasi

21. Promosi